Gallery:
Print Options:
Images
Multimedia
Embedded Content
Comments
Batalkan Print
Bahasa-bahasa
Learning English
Cari
Cari
Program Radio
Program TV
Beranda
Video
AS
Indonesia
Dunia
Gaya Hidup
Olahraga
Iptek
Foto
Topik Hangat
o Asian Games
o Indonesia Votes 2019
o Indonesia di Amerika
o Let's Learn English
Log Masuk/ Daftar
Lebih banyak
o Learning English
Indonesian TV CH3
o Indonesian TV CH3
Episode terbaru
o Mendatang
04:15 - 04:29
Laporan VOA
04:30 - 04:59
08:00 - 08:29
Indonesian TV CH5
o Indonesian TV CH5
Episode terbaru
o Mendatang
06:00 - 06:30
Dunia Kita
Program TV lainnya
o Laporan VOA
o Dunia Kita
o Warung VOA
o Apa Kabar Amerika
o Kilas VOA
o Liputan Berita VOA
o Liputan Feature VOA
o VOA Trending Topic
o Liputan Diaspora VOA
o Sapa Dunia
o Audio siaran langsung
Program Terbaru
o Mendatang
17:00 - 17:05
18:00 - 18:05
VOA Headline News
18:30 - 19:30
Siaran Petang
Cari
Cari
Sebelumnya Berikutnya
Breaking News
Sebelumnya Berikutnya
Siaran langsung
Indonesia
Ghita Intan
Seorang warga memeriksa kerusakan akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi
Tengah, Indonesia, Sabtu, 29 September 2018. (Foto: dok).
Teruskan
Lihat komentar
JAKARTA —
Sutopo menjelaskan bahwa jumlah korban tersebut merupakan korban yang ada di
kota Palu dikarenakan gempa bumi dan tsunami. Sedangkan jumlah korban yang ada
di Kabupaten Donggala saat ini belum bisa diketahui karena akses komunikasi yang
masih terputus. Menurutnya, belum semua daerah yang terdampak gempa bumi dan
tsunami bisa terjangkau oleh tim SAR gabungan dikarenakan akses yang sulit dilalui.
Akibat gempa dan tsunami tersebut, berbagai bangunan berupa rumah dan fasilitas
umum di kota Palu dan Kabupaten Donggala pun rusak berat, seperti pusat
perbelanjaan terbesar di kota Palu Mall Tatura di jalan Emy Saelan ambruk, lalu
Jembatan Kuning yang merupakan ikon kota Palu pun dalam kondisi hancur.
BACA JUGA:
Selain itu, kata Sutopo beberapa jalur jalan pun rusak, seperti jalan Trans Palu-Poso-
Makassar kondisinya lumpuh karena tertutup longsor dan ambles oleh gempa. Aliran
listrik pun padam dikarenakan tujuh gardu induk PLN di Palu dan Donggala.
“Saat ini baru dua gardu induk yang baru dihidupkan kembali. Oleh karena itu fokus
penanganan saat ini selain pencarian , penyelamatan pertolongan korban, juga
prioritas kita juga menormalkan listrik dan komunikasi agar koordinasi mudah
dilakukan,” terang Sutopo.
“Kemudian bandara, ada beberapa bandara kecil yang ada di Sulawesi Tengah dan
sekitarnya yang bisa normal digunakan, Bandara Mamuju, Toli-Toli, Bandara Poso,
Bandara Luwuk bangai, kondisi nya masih bisa digunakan, tapi karena
panjang runway terbatas, pesawat besar tidak bisa dilakukan, sedangkan Bandara Palu
mengalami beberapa kerusakan,”paparnya.
Akibat gempa ini, menurut Sutopo, Kementerian Dalam Negeri telah mengirimkan
surat kawat kepada Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah, Kota Palu dan Kabupaten
Donggala, untuk segera dikeluarkan surat pernyataan tanggap darurat. Hal ini untuk
memudahkan akses berupa pengerahan personil, penggunaan anggaran, penggunaan
peralatan dan sebagainya.
Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti
Kementerian/Lembaga yang terkait, NGO, untuk melakukan kajian cepat dampak
penanganan gempa.
“BNPB terus melakukan koordinasi dengan menteri terkait, dengan NGO , melakukan
kaji cepat dampak penanganan gempa, kemudian menuju ke lokasi kurang dari 24
jam, menyiapkan portal peta GAS untuk sharing bersama sehingga seluruh K/L.
NGO, bisa menggunakan peta dan seluruh informasi dengan seksama,” jelasnya.
Adapun kebutuhan mendesak pada saat ini adalah perbaikan aliran listrik dan jalur
komunikasi, sehingga koordinasi dengan cepat dapat dilakukan. Selain itu kebutuhan
lainnya terkait penanganan darurat pun sangat dibutuhkan saat ini.
“Makanan siap saji , makanan untuk bayi anak, personil evakuasi SAR , tenda, terpal,
selimut ,RS lapangan, tenaga medis, obat-obatan , dan air besih. Ini kebutuhan
mendesak yang kita butuhkan,” Papar Sutopo
Penyebab Tsunami
Sutopo menjelaskan setelah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak seperti ITB,
LIPI dan BPPT ada dua penyebab tsunami setinggi 0,5 meter-6 meter yang terjadi di
Kota Palu dan Kabupaten Donggala tersebut. Pertama dikarenakan adanya longsoran
sedimen dasar laut di kedalaman 200-300 meter di Teluk Palu.
Yang kedua, penyebab tsunami tersebut adalah disebabkan oleh gempa lokal,
meskipun tinggi tsunami tidak sebesar akibat longsoran bawah laut.
Sutopo menambahkan bahwa memang daerah Palu dan Donggala Sulawesi Tengah ini
merupakan daerah rawan tinggi terjadinya gempa bumi dan tsunami karena barada
pada jalur sesar Palukoro. Dia menjelaskan dalam sejarahnya daerah tersebut pernah
mengalami gempa-gempa yang mematikan diikuti oleh tsunami dan menimbulkan
korban. Yaitu pada tahun 1927, 1968 dan sebagainya. [gi/em]
Opini Anda
Tunjukkan komentar
Terkait
Demokrat Raih Kemenangan di DPR, Kongres Terbelah
o 2
o 3
o 4
o 5
Video Terbaru
Laporan Langsung VOA untuk iNewsTV: Pemilu Paruh Waktu AS
Lihat juga
AS
AS
Imigran Bangladesh Dihukum atas Serangan Kereta Bawah Tanah New York
Dunia
Back to top
Ikuti Kami
o
o
o
o
o
o
o
Berlangganan
o RSS
o Podcast
o Buletin
Aplikasi Mobile
o VOA iOS Apple
o VOA Android Google
o Tentang VOA App
Topik Hangat
o Pemilu AS 2016
o Gerakan ISIS
o Indonesia di Amerika
Topik Berita
o Amerika Serikat
o Indonesia
o Dunia
o Gaya Hidup
o Kesehatan
o Olahraga
o Iptek
Video
o Laporan VOA
o Dunia Kita
o Warung VOA
o Apa Kabar Amerika
o Kilas VOA
o VOA Pop News
o Liputan Berita VOA
o Liputan Diaspora VOA
Audio
o VOA Headline News
o Siaran Pagi
o Siaran Petang
o VOA Executive Lounge
o VOA Gondangdia
o Program Radio
Tentang Kami
o Tentang Kami
o Kesempatan Kerja
o PPIA-VOA Fellowship
o Privacy Policy
o Afiliasi
o Daftar Program
o VOA English News
o VOA Public Relations
Blog
o My Year at VOA
o America Now
Kontak Kami
o Klik di Sini
XS
SM
MD
LG