Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

RESIKO JATUH PADA LANSIA

Pokok Bahasan :Resiko Jatuh Pada Lansia


Sub Pokok Bahasan :Cara Pencegahan Jatuh Pada Lansia
Sasaran : Klien Nenek .S dan keluarga di Sukajadi, Bandung
Hari/Tanggal : Jumat, 06 September 2019
Jam : 09.00 – 09.25 WIB
Waktu Pertemuan : 25 menit
Penyaji : 1. Nur Aini
2. Tri Utami
3. Annisa Nurul
4. Dhia Oryza
5. Neliana Rizky
6. Puspa Khoerun Nisa
7. Dedi Nugraha
Tempat : Rumah Kediaman Nenek .S

TUJUAN
A. Umum
Pada akhir proses penyuluhan pendidikan kesehatan tentang pencegahan jatuh
pada lansia selama 8 menit, diharapkan klien mampu memahami dan selanjutnya
melaksanakan cara menghindari resiko jatuhdan melakukanpencegahan jatuh.
B. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pencegahan jatuh lansia selama 1 x 8
menit diharapkan sasaran mampu :

a. Menjelaskan pengertian jatuh.


b. Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh.
c. Menyebutkan akibat jatuh.
d. Menyebutkan cara pencegahan jatuh.

1
e. Melakukan pencegahan jatuh.

I. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
II. MEDIA
a. Leaflet

III. SETTING TEMPAT


1) Peserta (klien) duduk di kursi ruangan tamu.
2) Penyuluh duduk di kursi ruangan tamu di hadapannya.

IV. KEGIATAN PENYULUHAN

No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN KLIEN

1. 5 Pembukaan :
Menit  Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan diberikan  Memperhatikan

2. 10 Pelaksanaan :
Menit  Menjelaskan pengertian jatuh  Memperhatikan
 Menjelaskan faktor resiko penyebab jatuh  Memperhatikan
 Menjelaskan cara pencegahan jatuh  Memperhatikan
 Menjelaskan cara menolong lansia yang jatuh  Memperhatikan
 Mendemonstrasikan cara pencegahan jatuh  Memperhatikan

3. 5 Evaluasi :
Menit  Menanyakan kepada klien tentang materi yang  Menjawab pertanyaan
telah diberikan
 Memberikan reinforcement kepada klien jika  Memperhatikan
dapat menjawab pertanyaan

4. 5 Terminasi :
 Menyimpulkan materi penyuluhan bersama  Mendengarkan

2
Menit peserta
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

Total
25 menit

V. SUMBER / REFRENSI
1. Anonim. 2012. Mudah Jatuh pada Lansia.http://http://pinadepin.blogspot.com .
Diakses tanggal 23 Agustus 2012.
2. Turana, Yuda. 2009. Menghindari Resiko Jatuh Pada Lansia.
http://http://www.medikaholistik.com . Diakses tanggal 23 Agustus 2012.
3. Craven & Hinrle. 2000. Pain perception and Management Fundamentals of
nursing: Human health and function (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott.
4. Kozier & Erb. 2004. Pain Management Fundamentals of nursing: Concepts,
process, and practice (7th ed.). New Jersey: Pearson prentice hall.
5. Sani, P. A. 2016. Materi Kuliah: Pencegahan Jatuh pada Lansia. PSIK FK Unud.
6. Taylor, Lillis, & Le Mone. 1997. Comfort Fundamentals of nursing: The art &
Science of nursing care (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott

VI. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan klien terlaksana dengan baik berupa kontrak waktu, topik, dan tempat
b. Persiapan alat bantu dan media yang digunakan untuk pendidikan kesehatan

2. Evaluasi Proses
a. Klien mampu mengikuti pendidikan kesehatan dengan baik sampai selesai
b. Klien kooperatif dalam mengikuti pendidikan kesehatan
c. Klien dapat bekerjasama dengan perawat
d. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan baik
e. Lingkungan mendukung dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan

3. Evaluasi Hasil
a. Evaluasi Kognitif

3
Menanyakan kepada pasien dan keluarga klien :
1) Coba jelaskan pengertian jatuh?
2) Sebutkan faktor resiko penyebab jatuh?
3) Sebutkan cara mencegah jatuh?
4) Sebutkan cara menolong lansia yang jatuh?

PENILAIAN
No Keterampilan Skor

0 1 2

1 Menjelaskan pengertian jatuh

2 Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh

3 Menyebutkan cara mencegah jatuh

4 Menyebutkan cara menolong lansia yang jatuh

Keterangan :
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tapi tidak sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna

4
LAMPIRAN

1. Defenisi
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang
melibatkan seseorang mendadak terbaring atau terduduk di lantai atau tempat yang
lebih rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben, 1996).
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di
dalamnya misalnya kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan
dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata tersandung
benda-benda, penglihatan kurang terang dan sebagainya.
2. Faktor – Faktor Lingkungan yang Sering Dihubungan dengan Kecelakaan pada
Lansia
Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:
a. Faktor Intrinsik Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan
berbagai penyakit seperti Stroke dan TIA yang mengakibatkan kelemahan
tubuh, Parkinson yang mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun Depresi
yang menyebabkan lansia tidak terlalu perhatian saat berjalan. Gangguan
penglihatan pun seperti misalnya katarak meningkatkan risiko jatuh pada
lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan menyebabkan syncope yang
sering meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Jatuh dapat juga disebabkan oleh
dehidrasi. Dehidrasi bisa disebabkan oleh diare, demam, asupan cairan yang
kurang atau penggunaan diuretik yang berlebihan.

b. Faktor ekstrinsik Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua
atau tergeletak di lantai, tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang
rendah dan tempat berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang,
lantai tidak datar, licin atau menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik,
keset yang tebal/menekuk pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin
atau mudah tergeser, lantai licin atau basah, penerangan yang tidak baik (kurang
atau menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara
penggunaannya.

5
3. Pencegahan Jatuh
Pencegahan dilakukan berdasarkan faktor risiko apa yang dapat menyebabkan
jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang diderita,
pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan,
gangguan visual, ataupun faktor lingkungan. Dibawah ini akan di uraikan beberapa
metode pencegahan jatuh pada orang tua
a. Latihan fisik Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan
meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi,
dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan. Latihan fisik juga bisa
mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang
melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah
berjalan kaki.

b. Managemen obat-obatan Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik


diantaranya:

1) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat

2) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan

3) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama


sedatif dan tranquilisers

4) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas
indikasi klinis kuat

5) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan

c. Modifikasi lingkungan.
1) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk

menghindari pusing akibat suhu.

2) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam

jangkauan tanpa harus berjalan dulu.

3) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.

6
4) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.

5) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.

6) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan

untuk daerah tangga.

7) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang

biasa untuk melintas.

8) Gunakan lantai atau keramik yang tidak licin

9) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari


tersandung.
10) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di
kamar mandi.

d. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia, misalnya:

1)Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.

2) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.

3) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.

4) Hindari olahraga berlebihan.

e. Alas Kaki

1) Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:

2) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar

3)Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga
keseimbangan

4)Pakai sepatu yang antislip

f. Alat Bantu Jalan

1) Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan


difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang

7
mendasarinya. Penggunaan alat bantu jalan memang membantu meingkatkan
keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan
kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak
menggunakan roda., karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah
direkomendasikan secara individual.

g. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.

h. Hip protektor : terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.

i. Memelihara Kekuatan Tulang

1) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan


densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang tua

2) Berhenti merokok

3) Hindari konsumsi alcohol

4) Latihan fisik 5) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator


reseptor estrogen

6) Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.

4. Cara menolong lansia yang jatuh


a. Cara bangun setelah jatuh tanpa penolong Cara yang dapat dilakukan lansia setelah

jatuh jika masih bangun adalah

• Mengangkat badan dengan bantuan siku

• Mengangkat tubuh lagi dengan bantuan lutut dan kedua lengan lurus

• Pegang permukaan kursi atau benda untuk membantu berdiri

• Hadapkan tubuh ke kursi untuk berdiri

• Putar badan pelan pelan dan duduk di kursi Cara yang dapat dilakukan lansia

setelah jatuh jika lansia tidak bisa bangun adalah sebagai berikut:

• Menarik perhatian dengan memukul benda atau membunyikan alarm atau

menelpon jika bisa.

8
• Temukan bantal/guling/pakaian yang digulung dan letakkan dibawah kepala

• Untuk menjaga kehangatan, selimuti badan dengan pakaian, taplak atau kain

yang ada di sekitar.

• Untuk menjaga pergerakan, ubah posisi untuk menghindari tekanan pada

luka, gerakkan sendi untuk menghindari kekakuan dan meningkatkan

sirkulasi.

b. Cara bangun yang benar setelah jatuh dengan penolong

1)Tenangkan lansia dan biarkan lansia tetap berbaring sambal anda memeriksa apakah

ada cedera. Tanyakan kepada lansia apakah bisa bergerak.

2)Tempatkan dua buah kursi yang saling berhadapan di dekat lansia. Jika lansia bisa

bergerak, bantu lansia dengan lembut bergeser ke samping.

3)Bantu lansia berpegang pada kursi dihadapannya. Arahkan lansia untuk mengangkat

badannya dengan bertopang pada lututnya.

4)Arahkan lansia untuk mengangkat badannya setengah berdiri bertopang pada kedua

tangannya di kursi dihadapannya. Dekatkan kursi di belakang lansia kearahnya.

5) Persilahkan lansia untuk duduk dengan tenang. Jangan meninggalkan lansia

sebelum anda memastikan tidak ada cedera

Anda mungkin juga menyukai