Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

RSUD Hj. ANNA LASMANAH KABUPATEN BANJARNEGARA

I. Umum
1. Rumah Sakit sebagai tempat penyembuhan orang sakit, menyediakan
obat-obatan yang secara umum mengandung bahan kimia tertentu.
2. Bahan kimia dalam obat tidak seluruhnya aman bagi tubuh dan
lingkungan.
3. Bahan kimia yang mengandung zat berbahaya harus dikelola dengan
baik agar tidak membahayakan pasien, staf dan pengunjung RS serta
lingkungan.
4. Pihak-pihak yang terkait dengan bahan berbahaya dan beracun harus
mengetahui tata cara pengelolaannya.

II. Dasar
Sebagai dasar ditetapkannya panduan bahanberbahaya dan beracun (B3)
adalah peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan sebagai
berikut :
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang RI No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan B3
5. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun.
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 472 Tahun 1996 Tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1244/MENKES/SK/XII/1994
Tentang Pedoman Keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008
Tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan
Beracun.

III. Tujuan
Panduan ini disusun agar bahan beracun dan berbahaya dari rumah sakit
tidak menimbulkan dampak buruk bagi pasien, karyawan dan pengunjung
Rumah Sakit serta lingkungan sekitar.

IV. Pengertian- Pengertian


1. Bahan beracun dan berbahaya (B3) adalah bahan yang karena sifat dan
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan

1
hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.
2. Bahan berbahaya adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan
kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak langsung,
yang mempunyai sifat racun karsinogenik, teratogenik, mutagenik,
korosif dan iritan (Permenkes No.472 tahun 1996).
3. Bahan berbahaya dan beracun dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
mudah meledak, pengoksidasi, sangat mudah menyala, mudah menyala,
amat sangat beracun, beracun, berbahaya, korosif, bersifat iritasi,
berbahaya bagi lingkungan, karsinogenik, teratogenik (mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio), mutagenik.
4. Bahan kimia beracun (toksik) adalah bahan kimia yang dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan
kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, terhirup,
atau terkena kulit.
5. Bahan kimia korosif adalah bahan yang terkena reaksi kimia dapat
mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau
bahan lain
6. Bahan mudah terbakar adalah bahan kimia yang sudah bereaksi
dengan oksigen dan menimbulkan kebakaran.
Reaksi kebakaran yang sangat cepat juga dapat menimbulkan ledakan.
Jenis bahan kimia mudah terbakar dapat digolongkan menjadi tiga
subgolongan, yakni :
a. Zat padat mudah terbakar
Zat padat mudah terbakar adalah : bahan padat yang tidak mudah
meledak, dapat menimbulkan kebakaran karena gesekan, absorpsi
uap, perubahan kimia yang spontan dan penyimpanan panas selama
proses. Pada umumnya zat padat lebih sukar terbakar dibandingkan
dengan zat cair, tetapi zat padat berupa serbuk halus lebih mudah
terbakar dari pada zat cair atau gas. Contoh yang termasuk golongan
ini adalah belerang, fosfor, hibrida logam, logam alkali, dan lain –
lain.
b. Zat cair mudah terbakar
Zat cair yang mudah terbakar adalah : bahan cair yang mudah
menguap dan uapnya medah terbakar pada suhu di bawah 25.5C.
Golongan ini paling banyak dijumpai di industri dan di laboratorium
dan dikenal sebagai pelarut organik. Contohnya adalah : eter,
alkohol, aseton, benzena, heksan dan lain-lain. Pelarut tersebut pada
suhu kamar dapat menghasilkan uap yang jika bereaksi dengan
udara pada perbandingan tertentu, dapat terbakar oleh adanya api
atau loncatan listrik.
c. Gas mudah terbakar

2
Yang termasuk golongan ini adalah gas yang amat mudah terbakar
dan sering menimbulkan ledakan. Contohnya adalah gas alam untuk
bahan bakar, hidrogen, asetilen, etilen oksida dan sebagainya.
7. Bahan Kimia Mudah Meledak
Di bawah ini disebutkan beberapa contoh bahan kimia yang mudah
meledak.
a. Azida
Apabila azida bereaksi dengan tembaga, misalnya dalam pipa
pembuangan atau keran air, maka tembaga azida akan menimbulkan
ledakan hebat jika terkena benturan ringan.
b. Asam perklorat
Jika dibiarkan mengering pada permukaan meja yang terbuat dari
kayu, batu bata atau kain, akan meledak dan menimbulkan
kebakaran jika terkena benturan.
c. Asam pikrat dan garamnya
Akan terbakar oleh panas atau benturan.
8. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation Agents)
Merupakan bahan kimia, yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi
dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran
bahan lainnya.
9. Bahan Kimia Yang Reaktif Terhadap Air(Water Sentive Substance)
Merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air dan
menghasilkan panas serta gas yang mudah terbakar.
10. Bahan Kimia Yang Reaktif Terhadap Asam (Acid Sentive Substance)
Merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi dengan asam dan
menghasilkan panas serta gas yang mudah terbakar, atau gas yang
beracun daan korosif.
11. Gas Bertekanan(Compressed Gases)
Merupakan gas yang disimpan di bawah tekanan, baik gas yang
ditekan, maupun gas cair atau yang dilarutkan dalam pelarut di bawah
tekanan
12. Bahan Radioaktif(Radioaktive Substance)
Merupakan bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan
sinar radioaktif dengan aktivitas lebih besar dari 2.10-3
microcuric/gram.
13. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3
14. Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain
klasifikasi dan jenis B3
15. Pengelolaan B3 adalah kegiatan menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3
16. Penyimpanan B3 adalah tehnik kegiatan penempatan B3 untuk
menjaga kualitas dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif

3
B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan mahluk hidup
lainnya

V. Penanganan Bahan Beracun dan Berbahaya


1. Penyimpanan bahan kimia
Penyimpanan bahan kimia perlu memperhatikan kemungkinan hal-hal
berikut :
a. Pengaruh panas/api : kenaikan suhu akan meyebabkan terjadinya
reaksi atau perubahan kimia. Disamping itu, percikan api
memungkinkan terbakarnya bahan yang mudah terbakar.
b. Pengaruh kelembaban : Zat hidroskopis mudah menyerap uap air
dari udara dan reaksi hidrasi yang eksotermia akan menimbulkan
panas di dalam ruang penyimpanan.
c. Interaksi dengan wadah : bahan kimia tertentu dapat berinteraksi
dengan wadahnya dan akan menimbulkan kebocoran kerusakan.
d. Interaksi antar bahan : kemungkinan interaksi antar bahan dapat
menimbulkan ledakan, kebakaran, atau timbulnya gas yang
berbahaya.
2. Syarat penyimpanan bahan kimia:
a. Bahan beracun :
 ruangannya dingin dan berventilasi
 jauhkan dari bahaya kebakaran
 jauhkan dari bahan yang mungkin bereaksi
 di tempat penyimpanan disediakan alat pelindung diri, misalnya
pakaian kerja, masker dan sarung tangan
b. Bahan korosif :
 Ruangannya dingin dan berventilasi
 Wadahnya tertutup dan berlabel
 Jauhkan dari bahan beracun
Zat tersebut dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat
beracun, menghasilkan uap/gas beracun. Contoh : asam, anhidrida
asam, dan alkali.
c. Bahan mudah terbakar :
 Ruangannya dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari sumber api atau panas, termasuk loncatan api
listrik dan bara rokok
 Di tempat penyimpanan tersedia alat pemadam kebakaran
 Jauhkan dari bahan oksidator
Contoh : benzena, aseton, eter, heksana
d. Bahan mudah meledak :
 Ruangannya dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari panas dan api

4
 Jauhkan dari bahan yang mudah terbakar
 Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis
Contoh : amoniumnitrat, nitrogliserin, trinitrotoluen (TNT),
natrium azida, asam perklorat.
e. Bahan oksidator :
 Ruangannya dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api
listrik dan bara rokok
 Jauhkan dari bahan cair mudah terbakar atau zat reduktor
Catatan : pemadam kebakaran kurang bermanfaat karena zat
oksidator dapat menghasilkan oksigen sendiri
Contoh : perklorat, permanganat, peroksida organik
f. Bahan reaktif terhadap air
 Ruangannya dingin, kering, dan berventilasi
 Jauhkan dari sumber nyala api dan panas
 Bangunannya kedap air
 Tersedia pemadam kebakaran tanpa air, misalnya CO2
Contoh : natrium, hidrida, karbit, nitrida
g. Bahan reaktif terhadap asam
 Ruangannya dingin dan berventilasi
 Jauhkan dari sumber api, panas dan asam
 Ruang penyimpanan perlu dirancang agar tidak memungkinkan
terbentuknya kantung hidrogen
 Tersedia alat pelindung diri seperti kacamata, pakaian kerja dan
sarung tangan
Contoh : natrium, hidrida, sianida
Pada umumnya gas tersebut dengan asam akan menghasilkan
gas yang mudah terbakar atau beracun
h. Gas bertekanan
 Disimpan dalam keadaan tegak dan terikat
 Ruangannya dingin dan tidak terkena sinar matahari langsung
 Jauhkan dari api dan panas
 Jauhkan dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katup
 Pisahkan gas mudah terbakar dari gas bersifat oksidator
i. Bahan radioaktif
 Disimpan dalam ruang yang ada sistem ventilasi
 Tembok ruangan penyimpanan dilapisi zat anti radiasi
 Ruang tempat penyimpanan dipasang tanda radiasi yang
ditempatkan secara jelas/mencolok dipintu masuk dan ditempat
bekerja dengan bahan radioaktif

5
VI. SIMBOL
A. Bentuk dasar, ukuran dan bahan
Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga
membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepibelah
ketupat tebal berwarna merah (lihat gambar A).Simbol yang dipasang
pada kemasan disesuaikan denganukuran kemasan.Sedangkan simbol
pada kendaraanpengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3
minimalberukuran 25 cm x 25 cm.

Gambar A: bentuk dasar symbol


Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air,goresan dan
bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di
kendaraan pengangkut bahanberbahaya dan beracun harus dengan cat
yang dapat berpendar(fluorenscence).
B. Jenis simbol B3
Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3yang
terdiri dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakanyaitu:
1. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak(explosive),
sebagaimana gambar 1.

Gambar 1 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudahmeledak


(explosive).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar bom meledak (explosive/explodedbomb) berwarna
hitam. Simbol ini menunjukkan suatubahan yang pada suhu dan
tekanan standar (25 oC, 760mmHg) dapat meledak dan
menimbulkan kebakaran ataumelalui reaksi kimia dan/atau fisika
dapat menghasilkangas dengan suhu dan tekanan tinggi yang
dengan cepatdapat merusak lingkungan di sekitarnya.
2. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi
(oxidizing),sebagaimana gambar 2.

6
Gambar 2 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifatpengoksidasi
(oxidizing).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Gambar
simbol berupa bola api berwarna hitam yangmenyala. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang dapatmelepaskan banyak panas
atau menimbulkan api ketikabereaksi dengan bahan kimia lainnya,
terutama bahanbahanyang sifatnya mudah terbakar meskipun
dalamkeadaan hampa udara.
3. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala(flammable),
sebagaimana gambar 3.

Gambar 3 : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudahmenyala


(flammable)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Gambar
simbol berupa gambar nyala api berwarna putihdan hitam. Simbol
ini menunjukkan suatu bahan yangmemiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya danterbakar
karena kontak dengan udara pada temperatureambien;
b. Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengansumber
nyala api;
c. Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanannormal;
d. Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalamjumlah
yang berbahaya, jika bercampur atau kontakdengan air atau
udara lembab;
e. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah0°C dan
titik didih lebih rendah atau sama dengan 35°C;
f. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0°C –21°C;

7
g. Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24%volume
dan/atau pada titik nyala (flash point) tidak lebihdari 60°C
(140°F) akan menyala apabila terjadi kontakdengan api, percikan
api atau sumber nyala lain padatekanan udara 760 mmHg.
Pengujiannya dapatdilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
h. Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar(25°C dan
760 mmHg) dengan mudah menyebabkanterjadinya kebakaran
melalui gesekan, penyerapan uapair atau perubahan kimia secara
spontan dan apabilaterbakar dapat menyebabkan kebakaran yang
terusmenerus dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujian”Seta
Closed Cup Flash Point Test”-nya menunjukkantitik nyala kurang
dari 40°C;
i. Aerosol yang mudah menyala;
j. Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
k. Peroksida organik.
4. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic),sebagaimana
gambar 4.

Gambar 4 : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol
berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang.Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memilikikarakteristik sebagai
berikut:
a. Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkankeracunan
atau sakit yang cukup serius apabila masukke dalam tubuh
melalui pernafasan, kulit atau mulut.Penentuan tingkat sifat
racun ini didasarkan atas ujiLD50 (amat sangat beracun, sangat
beracun danberacun);dan/atau
b. Sifat bahaya toksisitas akut.
5. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya
(harmful),sebagaimana gambar 5.

8
Gambar 5 : Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya(harmful)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol
berupa gambar silang berwarna hitam.Simbol iniuntuk
menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan,cairan ataupun gas
yang jika terjadi kontak atau melaluiinhalasi ataupun oral dapat
menyebabkan bahaya terhadapkesehatan sampai tingkat tertentu.
6. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant),sebagaimana
gambar 6.

Gambar 6 : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol
berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbolini menunjukkan
suatu bahan yang memiliki karakteristiksebagai berikut:
a. Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secaralangsung
dan/atau terus menerus dengan kulit atauselaput lendir dapat
menyebabkan iritasi atauperadangan;
b. Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karenapaparan
tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan,mengantuk atau
pusing;
c. Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksialergi pada
kulit; dan/atau
d. Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapatmenyebabkan
iritasi serius pada mata.
7. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive),sebagaimana
gambar 7.

9
Gambar 7 : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol
terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif.Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memilikikarakteristik sebagai
berikut:
a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b. Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng bajaSAE 1020
dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengantemperatur
pengujian 55°C; dan/atau
c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3bersifat asam
dan sama atau lebih besar dari 12,5 untukB3 yang bersifat basa.
8. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagilingkungan
(dangerous for environment), sebagaimanagambar 8.

Gambar 8 : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagilingkungan


(dangerous for the environment)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol
berupa gambar pohon dan media lingkunganberwarna hitam serta
ikan berwarna putih.Simbol ini untukmenunjukkan suatu bahan
yang dapat menimbulkanbahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia
ini dapatmerusak atau menyebabkan kematian pada ikan
atauorganisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang
dapatditimbulkan, seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC
=Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnyaPCBs =
Polychlorinated Biphenyls).
9. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik,teratogenik dan
mutagenik (carcinogenic, tetragenic,mutagenic), sebagaimana gambar

10
Gambar 9 : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik,teratogenik dan
mutagenik (carcinogenic, tetragenic,mutagenic).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol
berupa gambar kepala dan dada manusia berwarnahitam dengan
gambar menyerupai bintang segi enamberwarna putih pada dada.
Simbol ini menunjukkanpaparan jangka pendek, jangka panjang
atau berulangdengan bahan ini dapat menyebabkan efek
kesehatansebagai berikut:
a. karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
b. teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat
mempengaruhipembentukan dan pertumbuhan embrio;
c. mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkanperubahan
kromosom yang berarti dapat merubahgenética;
d. toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
e. toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
f. gangguan saluran pernafasan.
10. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa
gasbertekanan (pressure gas), sebagaimana gambar 10.

Gambar 10 : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol
berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam.Simbol ini untuk
menunjukkan bahaya gas bertekananyaitu bahan ini bertekanan
tinggi dan dapat meledak bilatabung dipanaskan/terkena panas
atau pecah dan isinyadapat menyebabkan kebakaran.
C. Ketentuan pemasangan simbol

11
1. Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuansebagai
berikut:
a. Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapatmenempel
dengan baik pada kemasan, mudahpenggunaannya, tahan
lama, tahan terhadap air dantahan terhadap tumpahan isi
kemasan B3;
b. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengankarakteristik
bahan yang dikemasnya atau diwadahinya;
c. Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidakterhalang
oleh kemasan lain dan mudah dilihat;
d. Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan digantidengan
simbol lain sebelum kemasan dikosongkan dandibersihkan dari
sisa-sisa bahan berbahaya danberacun; dan
e. Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akandipergunakan
kembali untuk mengemas B3 harus diberilabel “KOSONG”.
2. Simbol pada kendaraan pengangkut B3.Simbol yang dipasang pada
kendaraan pengangkut B3harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapatmenempel
dengan baik pada alat angkut/kendaraan,mudah
penggunaannya, dan tahan lama;
b. Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yangsesuai
dengan klasifikasi B3 yang diangkutnya;
c. Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cmatau
lebih besar, sebanding dengan ukuran alat angkutyang
digunakan;
d. Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air,hujan,
dan/atau bahan kimia yang mungkinmengenainya (misalnya
bahan plastik, kertas, atau platlogam) serta menggunakan
bahan warna simbol yangdapat berpendar (flourenscence);
e. Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkutserta
harus dapat terlihat dengan jelas dari jarak lebihkurang 30
meter; dan
f. Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan symbollain
sebelum muatan B3 dikeluarkan dan alat angkutyang
digunakan dibersihkan dari sisa B3 yang tertinggal.
3. Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengansimbol
dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a. Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapatmenempel
dengan baik pada tempat penyimpanankemasan B3, mudah
penggunaannya dan tahan lama.Simbol juga terbuat dari bahan
yang tahan terhadap air,goresan dan bahan kimia yang

12
mungkin mengenainya(misalnya bahan plastik, kertas, atau plat
logam);
b. Simbol dipasang pada bagian luar tempat
penyimpanankemasan B3 yang tidak terhalang;
c. Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3yang
disimpannya; dan
d. Ukuran minimum simbol yang dipasang adalah 25 cm x25 cm
atau lebih besar, sehingga tulisan pada symboldapat terlihat
jelas dari jarak 20 meter.

VII.LABEL
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara
lainklasifikasi dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut
dilakukandalam kegiatan pengemasan B3. Label berfungsi untuk
memberikaninformasi tentang produsen B3, identitas B3 serta kuantitas
B3.Label harus mudah terbaca, jelas terlihat, tidak mudah rusak,
dantidak mudah terlepas dari kemasannya.
A. Bentuk, warna dan ukuran.
Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran
disesuaikandengan kemasan yang digunakan, ukuran
perbandingannyaadalah panjang : lebar = 3:1, dengan warna dasar
putih dantulisan serta garis tepi berwarna hitam, sebagaimana
gambar 11.

Nama B3/Nama Dagang Nama B3


(Komposisi,
No.CAS/No UN).
Produsen

Kata Peringatan
Informasi tindakan
penanganan
Pernyataan Bahaya:
Keterangan tambahan
- klasifikasi B3
- fisik, kesehatan dan
Identitas Pemasok lingkungan

Gambar 11. Label B3

13
B. Pengisian label B3.
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak
mudahterhapus dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label
wajib dicantumkan informasi minimal sebagai berikut :
No Jenis Informasi Penjelasan Pengisian
1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahankimia.
Komposisi, Komposisi atau formulasi
No.CAS/No bahankimia.
UN; Informasi lengkap
Produsen mengenaipenghasil.
2 Disesuaikan dengan klasifikasi B3
Simbol

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau“awas”


sesuai dengan tingkatresiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebihdetil
- klasifikasi B3. sesuai dengan klasifikasi B3.
- fisik, Misal: sangat mudah menyala,sangat
kesehatan,lingkunga beracun, karsinogenik, danlain-lain.
n.
5 Informasi Prosedur penanganan kecelakaandan
Penanganan: darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenaipemasok

C. Pemasangan label B3.


Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol danharus
terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang padawadah yang
akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebihbesar. Contoh
pemasangan simbol dan label padakemasan/wadah, sebagaimana
gambar 12.

14
Simbol Simbol

Label Label

Gambar 12.Contoh pemasangan simbol dan label.


1. .
VIII.Penanggulangan terhadap kontaminasi B3
A. Kontaminasi zat radioaktif
Resiko kontaminasi zat radioaktif dapat terjadi jika petugas laboratorium
tertumpah oleh larutan zat radioaktif atau debunya terhirup.Zat
radioaktif sangat sulit dikeluarkan dari dalam tubuh dengan cepat,
karena itu setiap petugas harus berusaha mencegah masuknya zat
radioaktif ke dalam tubuhnya.Petugas harus bekerja sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan, termasuk menggunakan pakaian
pelindung diri yang sesuai. Jika terjadi kontaminasi radiasi, lakukanlah
hal dibawah ini :
1. Periksa apakah orang tersebut terluka.Bila terluka segera berikan
pertolongan pertama.
2. Hilangkan kontaminasi.
Cari lokasi kontaminasi pada permukaan tubuh dengan monitor
radiasi. Cuci bagian tubuh tersebut dengan sebaik mungkin dengan
sabun.Jika rambut terkontaminasi, cucilah rambut di bak cuci agar
zat radioaktif tidak masuk ke dalam mulut.Lakukanlah pemeriksaan
ulang untuk melihat ada tidaknya residu kontaminan yang
tertinggal.Jika masih ada residu, pencucian diulangi. Jika seluruh
tubuh terkontaminasi lakukan tindakan berurut di bawah ini :
a. Buka pakaian pelindung dan cuci rambut di bak cuci
b. Cuci seluruh tubuh dengan sabun di bawah pancuran air
c. Pantau residu kontaminan. Jika masih ada kontaminasi,
pencucian diulang sampai bersih.
B. Kontaminasi bahan kimia
Untuk mencegah bahaya yang lebih luas terhadap tumpahan bahan
kimia, maka perlu informasi mengenai cara penanganan yang benar bila
ada tumpahan bahan kimia. Informasi ini hendaknya dibuat dalam

15
bentuk bagan sederhana yang diletakkan di ruang Laboratorium. Selain
itu harus tersedia peralatan untuk menangani keadaan tersebut seperti :
1. Pakaian pelindung diri, sarung tangan karet, sepatu boot karet
2. Sekop dan pengumpul debu
3. Forsep untuk untuk mengambil pecahan gelas
4. Bulu ayam, kain lap dan kertas pembersih
5. Ember
6. Abu soda atau natrium bikarbonat untuk menetralkan asam
7. Pasir
8. Deterjen yang tidak mudah terbakar
Jika terjadi tumpahan asam dan bahan korosif, netralkan dengan abu
soda atau natrium bikarbonat. Sebaliknya, jika yang tumpah berupa zat
alkalis taburkan pasir di atasnya. Tindakan di bawah ini harus
dilakukan jika terdapat tumpahan bahan kimia berbahaya :
1. Beritahu petugas keamanan, dan jauhkan petugas yang tidak
berkepentingan dari lokasi kejadian
2. Upayakan pertolongan bagi petugas laboratorium yang cedera
3. Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan mudah terbakar,
segera matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan ruangan
yang berdekatan
4. Matikan peralatan listrik yang mengeluarkan bunga api
5. Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah
6. Nyalakan kipas angin penghisap (exhaust fan ) jika aman untuk
dilakukan
C. Penanganan terhadap gas bertekanan dan gas dalam bentuk cair
Ruang laboratorium yang berisi tabung gas mudah terbakar harus diberi
label peringatan pada pintunya. Pada tabung yang berisi gas mudah
terbakar diberi simbol/label gas mudah terbakar. Hindari penempatan
lebih dari satu tabung gas mudah terbakar dalam satu ruang pada saat
yang sama. Tabung gas cadangan harus disimpan dalam ruang yang
berjarak cuckup jauh dari ruang laboratorium. Ruang penyimpanan
harus dikunci dan diberi tanda pada pintunya. Tabung gas bertekanan
harus diikat /ditambat pada dinding atau meja kerja dengan kokoh agar
tidak mudah terlepas. Jangan letakkan tabung gas bertekanan dan gas
dalam bentuk cair dekat radiator, sumber api, peralatan listrik yang
mengeluarkan bunga api atau di bawah sinar matahari. Katup tekanan
tinggi utama harus dimatikan jika tabung gas tidak digunakan atau
tidak ada orang dalam ruangan. Tabung gas bertekanan harus diangkat
dengan trolley dan dilengkapi dengan penutupnya pada saat dibawa.
Setiap tabung gas ditandai dengan warna tersendiri. Reservoar dan
instalasi untuk masing-masing gas harus memiliki warna yang sama.

16
X. Penutup
Demikian Panduan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun ini
disusun agar menjadi acuan bagi RS dalam mengelola B3 agar tidak
menimbulkan dampak bagi masyarakat dan lingkungan.

17
Panduan

B3 Bahan Kimia Rumah Sakit

RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara

2016

18

Anda mungkin juga menyukai