1. Materi
Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas diberikan kepada
klien dengan berpedoman pada kode etik keperawatan. Kode etik
mencerminkan penerapan beberapa prinsip etik yang harus dipatuhi
oleh perawat ketika melakukan praktik antara lain: justice,
autonomy, beneficence, non-maleficence, veracity, confidentiality.
2. Referensi
Riasmini et all. 2017. Panduan asuhan keperawatan individu,
keluarga dan komunitas dengan modifikasi NANDA, ICPN, NOC
dan NIC di Puskesmas dan masyarakat. Jakarta: IPKKI
3. Contoh Soal
Kasus
Pemerintah melalui Puskesmas melakukan kegiatan imunisasi
difteri kepada kelompok anak-anak yang rentan terjangkit wabah
difteri. Perawat memberikan penjelasan kepada anak dan orang
tuanya tentang bahaya penyakit difteri dan pentingnya imunisasi
untuk mencegahnya. Akan tetapi beberapa orang tua tetap
bersikukuh menolak untuk mengimunisasikan anaknya dengan
berbagai alasan.
Pertanyaan soal
Apakah tindakan perawat yang tepat pada kasus tersebut?
Pilihan Jawaban
A. Meminta orang tua memikirkan kembali dampak keputusannya
B. Meminta orang tua menandatangani pernyataan penolakan
C. Memaksa orang tua untuk mengimunisasikan anaknya
D. Menakuti-nakuti orang tua tentang dampak penolakan
E. Mengimunisasi anak tanpa sepengetahuan orang tua
Kunci Jawaban :
B. Meminta orang tua menandatangani pernyataan penolakan
4. Pembahasan
Meminta orang tua menandatangani pernyataan penolakan setelah
pemberian informasi tentang bahaya penyakit difteri dan
pentingnya imunisasi untuk mencegahnya, merupakan bentuk
penghormatan terhadap prinsip otonomi klien dalam menentukan
keputusan tanpa paksaan dari perawat dalam menerima atau
menolak tindakan imunisasi.
1. Materi
Faktor risiko kejadian diare pada komunitas:
a) Lingkungan: sanitasi lingkungan dan kebersihan perorangan
b) Agen: Kontaminasi makanan dan lingkungan oleh agen
penyebab diare seperti bakteri, virus, parasit
c) Perilaku: kebiasaan tidak mencuci tangan, mengkonsumsi
makanan yang tidak higienis.
2. Referensi
Riasmini et all. 2017. Panduan asuhan keperawatan individu,
keluarga dan komunitas dengan modifikasi NANDA, ICPN, NOC
dan NIC di Puskesmas dan masyarakat. Jakarta: IPKKI
3. Contoh Soal
Kasus
Hasil pengkajian kesehatan pada kelompok balita di sebuah
wilayah RW didapatkah data: kejadian diare 35% pada satu bulan
terakhir. Anak terbiasa makan makanan yang dimasak di rumah,
cara penyajian makanan tertutup, dan selama ini penduduk
menggunakan sumber air dari PDAM.
Pertanyaan soal
Apakah faktor risiko yang tepat dikaji lebih lanjut pada kasus?
Pilihan Jawaban
A. Kepercayaan ibu tentang masalah kesehatan
B. Norma dan nilai keluarga terhadap kesehatan
C. Pengetahuan ibu tentang tanda dan gejala penyakit
D. Fasilitas kesehatan yang biasa digunakan oleh warga
E. Perilaku cuci tangan memakai sabun sebelum makan
Kunci Jawaban :
D. Perilaku cuci tangan memakai sabun sebelum makan
4. Pembahasan
Data tentang agen dan lingkungan sebagai factor risiko kejadian
diare sudah terkaji. Oleh sebab itu data focus yang perlu
dieksplorasi lebih lanjut oleh perawat adalah terkait perilaku
kesehatan, yaitu perilaku cuci tangan memakai sabun sebelum
makan.
1. Definisi :
Perilaku kesehatan cenderung beriko adalah hambatan mengubah
gaya hidup/perilaku untuk memperbaiki status kesehatan.
2. Penyebab
a. Kurang terpaparnya informasi
b. Pemilihan gaya yang tidak sehat
c. Ketidak adekuatan dukungan social
d. Self efficacy yang rendah
e. Status sosial ekonomi rendah
f. Stressor berlebihan
3. Referensi
Tim Pokja SKDI DPP PPNI. 2017. Standart diagnosis eperawatan
Indonesia: Definisi dan indicator diagnostic. Jakarta : PPNI
4. Contoh Soal
Kasus
Hasil pengkajian pada kelompok remaja di sebuah SMP didapatkan
data 73,0% mengaku telah memiliki pacar, 48,8% kurang paham
bahaya seks bebas, dan 65,7% belum tahu bahwa berhubungan
intim yang dilakukan sekali saja dapat menimbulkan kehamilan.
Sebanyak 32,9% remaja mengatakan bahwa memiliki pacar adalah
ciri dari remaja gaul.
Pertanyaan soal
Apakah diagnosis keperawatan komunitas yang tepat pada kasus?
Pilihan jawaban
A. Defisiensi kesehatan komunitas
B. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
C. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
D. Kurang pengetahuan tentang perilaku seksual
E. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
Kunci Jawaban :
B. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
5. Pembahasan
Berpacaran merupakan perilaku berisiko menimbulkan masalah
kesehatan pada kelompok remaja. Upaya merubah perilaku
berpacaran pada kasus tersebut, dapat terhambat oleh beberapa
factor yaitu kurangnya pengetahuan konsep kehamilan dan persepsi
yang salah tentang tumbuh kembang yang sehat pada masa remaja.
1. Materi
Perencanaan merupakan proses menyusun intervensi penyelesaian
masalah kesehatan yang dialami kelompok/komunitas. Tahapan
menyusun intevensi keperawatan komunitas antara lain: a)
menentukan tujuan perawatan yang diharapkan dan disertai denagn
kriteria hasil yang terukur; b) menentukan intervensi keperawatan
komunitas. Intervensi keperawatan menurut Model Community as
Partner (Anderson & McFarlane, 2011) dapat disusun dengan
pendekatan prevensi primer, sekunder dan tersier.
2. Referensi
Anderson, E. T., & McFarlane, J. (2011). Community as partner:
Theory and practice in nursing (6th ed). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Riasmini et all. 2017. Panduan asuhan keperawatan individu,
keluarga dan komunitas dengan modifikasi NANDA, ICPN, NOC
dan NIC di Puskesmas dan masyarakat. Jakarta: IPKKI
3. Contoh Soal
Kasus
Hasil pengkajian pada posyandu di wilayah RW didapatkan data
angka kunjungan Balita sebesar 95%. Seluruh Balita tersebut telah
menerima imunisasi dasar sesuai program, memiliki trend positif
pertambahan berat badan dalam 3 bulan terakhir. Kader kesehatan
menjalankan peran dan fungsinya secara aktif.
Pertanyaan soal
Apakah intervensi keperawatan yang tepat pada kasus?
Pilihan Jawaban
A. Monitoring kebijakan kesehatan
B. Konseling masalah kesehatan
C. Skrining masalah kesehatan
D. Manajemen kasus penyakit
E. Rujukan kesehatan
Kunci Jawaban :
A. Monitoring kebijakan kesehatan
3. Pembahasan
Kelompok Balita di wilayah RW tersebut memiliki ciri-ciri sebagai
komunitas yang sehat sehingga intervensi keperawatan komunitas
ditujukan untuk mempertahankan dan mempromosikan status
kesehatan melalui prevensi primer. Monitoring kebijakan kesehatan
merupakan bagian dari prevensi primer.
1. Materi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan disusun untuk membantu komunitas mencapai tujuan yang
diharapkan.Tujuan dari implementasi keperawatan adalah untuk
membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping.
2. Referensi
Riasmini et all. 2017. Panduan asuhan keperawatan individu,
keluarga dan komunitas dengan modifikasi NANDA, ICPN, NOC dan
NIC di Puskesmas dan masyarakat. Jakarta: IPKKI
3. Contoh Soal
Hasil pengkajian kesehatan di wilayah desa didapatkan : angka
bebas jentik rumah tangga sebesar 58%, penduduk pernah menditas
DBD 25%, melakukan gerakan 3 M hanya sebatas lingkungan saja
terdapat 42%. Hasil wawancara dengan kader jumantik didapatkan
gerakan PSN dilakukan ketika ada kasus DBD.
Pertanyaan soal
Apakah tindakan keperawatan pada prevensi primer pada kasus?
Pilihan Jawaban
A. Kemitraan
B. Pemberdayaan
C. Proses kelompok
D. Intervensi Profesional
E. Pendidikan Kesehatan
Jawaban
E. Pendidikan kesehatan
3. Pembahasan
Implementasi komunitas pada level pencegahan primer pada
adalah pendidikan kesehatan. Data-data yang mendudukung pada
kasus memberikan gambaran komunitas kurang memahami
terhadap penyakit DBD sehingga keterlibatan masayarakat dalam
pencegahan terhadap penyakit DBD sangat kurang dan hanya
bersifat sporadic jika ada kasus. Pendidikan kesehatan merupakan
implementasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
kepada masayarakat tentang DBD sehingga muncul upaya
preventif di masyarakat.