Anda di halaman 1dari 1

De-Soekarnoisasi adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah Orde Baru di bawah

Jenderal Soehartountuk memperkecil peranan dan kehadiran Soekarnodalam sejarah dan dari ingatan
bangsa Indonesiajuga untuk menghilangkan pengkultusan dirinya.

Langkah-langkah tersebut dilakukan antara lain dengan jalan mengganti nama Soekarno yang diberikan
pada berbagai tempat atau bangunan di Indonesia. Misalnya, Stadion Gelora Bung Karnodiubah menjadi
Stadion Utama Senayan, kota Soekarnopura (sebelumnya bernama Hollandia) diubah namanya
menjadi Jayapura, dan Puncak Soekarno diubah namanya menjadi Puncak Jaya. Selain itu, pada saat
Soekarno meninggal, keinginannya untuk dikebumikan di Istana Batu Tulis, Bogor tidak dipenuhi oleh
pemerintah. Sebaliknya, Soekarno dikebumikan di Blitar, tempat tinggal kedua orang tua beserta
kakaknya, Ibu Wardojo.

Upaya-upaya lain yang lebih fundamental dilakukan dengan memperkecil peranan Soekarno dalam
mencetuskan Pancasila serta tanggal kelahiran pemikiran yang kemudian dijadikan ideologi nasional
pada 1 Juni 1945. Nugroho Notosusanto, yang merupakan sejarawan resmi Orde Baru dan yang sangat
dekat dengan militer, mengajukan pendapat bahwa tokoh utama yang mencetuskan Pancasila bukanlah
Bung Karno, melainkan Mr. Mohammad Yamin, pada tanggal 29 Mei 1945. Pendapat resmi inilah yang
selalu dipegang selama masa Orde Baru, dan dicoba ditanamkan lewat program Pedoman Penghayatan
dan Pengalaman Pancasila (P4).

Anda mungkin juga menyukai