Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENYEBAB TERJADINYA LIKUIFAKSI

Mata Kuliah : Mekanika Tanah II

Dosen Pengampu : Susy Sri Handayani, ST.MT


Asisten Dosen : M. Nurgusyanto, ST

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Andre Riswanda Putra : 1722201014


2. Galih Prayoga : 1722201020

3. M. Idris Gunawan : 1722201016

4. Reni Wahyuni. R : 1722201010

5. Ridho Rahmadi : 1722201008

6. Seri Wahyuni : 1722201003

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUMAI


T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya Kami
masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. dimana makalah ini
merupakan salah satu dari tugas mata kuliah Mekanika Tanah II.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Likuifaksi. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini, semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kita. Amin.

Dumai, Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................

Daftar Isi ...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................

1.3 Tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Tanah ..............................................................................................

2.2 Pengertian Likuifaksi ....................................................................................

2.3 Penyebab Likuifaksi ....................................................................................

2.4 Dampak Likuifaksi .......................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................

3.2 Saran ...........................................................................................................

Daftar Pusataka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peristiwa pencairan tanah pada saat terjadinya gempa atau yang dikenal dengan
peristiwa likuifaksi, yaitu yang secara geoteknik didefinisikan sebagai kehilangan kuat geser
tanah akibat naiknya tekanan air pori yang akan mengakibatkan keruntuhan atau kehancuran
struktur yang berdiri diatasnya. Peristiwa tersebut secara visual tampak dengan munculnya
lumpur pasir dipermukaan tanah, atau rembesan air melalui rekahan tanah atau bahkan dalam
bentuk tenggelamnya struktur diatas permukaan tanah.

Likuifaksi terjadi di tanah jenuh, yaitu tanah dimana ruang antara partikel
individu benar-benar penuh dengan air. Air ini memberikan suatu tekanan pada partikel tanah
yang mempengaruhi seberapa erat partikel itu sendiri ditekan bersamaan. Sebelum gempa,
tekanan air relatif rendah. Namun, getaran gempa dapat menyebabkan tekanan air meningkat
ke titik dimana partikel tanah dengan mudah dapat bergerak terhadap satu sama lain.
Likuifaksi menyebabkan kerugian dalam skala kecil hingga masif, dimana pada umumnya
terjadi kerusakan struktural pada bangunan-bangunan keruntuhan yang memakan korban
jiwa.

1.2 Rumusan masalah

a. Mengapa likuifaksi bisa terjadi?


b. Fenomena likuifaksi?
c. Dampak likuifaksi terhadap bangunan?

1.3 Tujuan

Dalam makalah ini di harapkan pembaca mengetahui :

a. Proses terjadinya likuifaksi.


b. Dampak likuifaksi yang terjadi terhadap bangunan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Tanah


Perlu kita ketahui bersama, bahwa komponen tanah yang kita jadikan tempat berpijak dan
mendirikan bangunan terdiri dari 3 unsur, yaitu partikel tanah, air dan udara. Setiap jenis tanah
memiliki komposisi partikel tanah, air, dan udara yang berbeda. Pernah mendengar istilah tanah
padat atau tanah lepas? Istilah tanah padat itu adalah kata lain dari komposisi partikel tanah
yang jauh lebih besar dari air dan udara nya. Istilah tanah lepas adalah kata lain dari
komposisi partikel tanah tidak jauh berbeda dengan air dan udara. Itulah pada umumnya
mengapa istilah tanah dipadatkan dilakukan dengan cara menggilas atau menekan tanah,
supaya air dan udara keluar dari tanah, sehingga yang tersisa hanyalah murni partikel tanah
saja.

Sederhananya, tanah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu tanah berbutir halus


(lempung/liat/clay) dan tanah berbutir kasar (pasir/sand). Tanah lempung adalah mineral
mikroskopok yang memiliki ikatan kimia berupa kohesi diantara partikel-partikelnya,
sedangkan tanah pasir merupakan butiran-butiran hasil kikisan batuan beku atau sedimen.
Berbeda dengan tanah lempung, tanah pasir umumnya tidak memiliki kandungan mineral
yang memiliki kohesi, sehingga berbentuk butiran-butiran yang relatif besar. Dalam
hubungannya dengan kekuatan tanah, jenis tanah lempung mengandalkan kohesi sebagai
parameter kekuatannya, sedangkan tanah pasir mengandalkan bidang kontak antara butiran-
butiran pasir atau ilmiahnya dikenal dengan sudut geser tanah.
Semakin kecil jarak butiran-butiran tanah pada tanah lempung, maka akan semakin
besar kohesi, karena jarak antar partikel berbanding terbalik dengan kohesi. Begitu pula
dengan tanah pasir, semakin kecil jarak butiran-butiran tanah, maka akan memperbesar
bidang kontak antara partikel-partikel tanah. Cara kita memperkecil jarak butiran tanah
adalah dengan memadatkan tanah, dengan cara dikompres/ditekan atau dengan cara diberi
getaran (khusus tanah pasir).
2.2 Pengertian Likuifaksi

Likuifaksi atau Pencairan tanah adalah fenomena yang terjadi ketika tanah yang jenuh
atau agak jenuh kehilangan kekuatan dan kekakuan akibat adanya tegangan, misalnya getaran
gempa bumi atau perubahan ketegangan lain secara mendadak, sehingga tanah yang padat
berubah wujud menjadi cairan atau air berat.
Menurut Seed et al (1975), likuifaksi adalah proses perubahan kondisi tanah pasir
yang jenuh air menjadi cair akibat meningkatnya tekanan air pori yang harganya menjadi
sama dengan tekanan total oleh sebab terjadinya beban dinamik, sehingga tegangan efektif
tanah menjadi nol. Likuifaksi hanya terjadi pada tanah jenuh, sehingga kedalaman muka air
tanah akan mempengaruhi kerentanan terhadap likuifaksi. Kerentanan terhadap likuifaksi
akan menurun dengan bertambah dalamnya muka air tanah, dan pengaruh likuifaksi secara
langsung dapat diamati dilapangan dimana muka air tanah berada beberapa meter dari
permukaan tanah. Fenomena likuifaksi terjadi seiring terjadinya gempa bumi. Secara visual
peristiwa likuifaksi ini ditandai munculnya lumpur pasir di permukaan tanah berupa
semburan pasir (sand boil), rembesan air melalui rekahan tanah atau bisa juga dalam bentuk
tenggelamnya struktur bangunan di atas permukaan, penurunan muka tanah dan perpindahan
lateral.

2.3. Penyebab Likuifaksi

Mengapa bisa terjadi likuifaksi? Telah kita bahas sebelumnya bahwa likuifaksi pada
umumnya terjadi pada tanah pasir lepas yang jenuh air, setidaknya ada 4 hal yang menjadi
syarat terjadinya likuifasi, yaitu :

1. Tanah pasir dengan kepadatan rendah (tanah pasir lepas)


2. Bentuk butiran tanah/pasir yang seragam
3. Jenuh air (muka air tinggi)
4. Gempa (umumnya dengan skala > 6)

Gempa menjadi pemicu terjadinya likuifaksi. Saat terjadi gempa, bumi bergetar, dan saat
daerah dengan jenis pasir lepas dan jenuh air mengalami getaran, air yang mengisi pori-pori
antar partikel pasir akan berusaha menekan kesegala arah ( tegangan air pori meningkat) dan
mendorong partikel-partikel pasir menjadi lebih renggang hingga gaya kontak antara partikel-
partikel pasir menjadi hilang. Hal inilah yang akan kita lihat sabagai pencairan tanah /
likuifaksi.
2.4 Dampak Likuifaksi

Dampak yang akan terjadi jika sebuah area terkena pencairan tanah atau likuifaksi,
ada beberapa dampak yang akan dirasakan diantaranya adalah :

 Tanah bergeser, khususnya rumah dan bangunan yang ada diatasnya akan roboh atau
ikut bergeser
 Permukaan tanah menjadi turun dan membuat perbedaan permukaan (akhirnya area
tersebut akan seperti bukit ada yang turun dan naik permukaannya)

 Material diatas tanah dapat hanyut semua

Jika mengamati proses terjadinya Likuifaksi sebenarnya mudah, namun permasalahan


utamanya adalah likuifaksi ini tidak dapat dideteksi dulu berbeda dengan tsunami yang bisa
dideteksi menggunakan alat. Likuifaksi sangat bergantung pada getaran dan juga gempa,
sehingga anda tidak bisa menilai bahwa gempa tersebut bisa menyebabkan pencairan tanah
atau tidak.
Namun hal jelasnya bahwa fenomena gempa bumi yang terjadi di zona dengan tanah
yang mengandung air tinggi sangat beresiko untuk terjadi likuifaksi. Biasanya fenomena ini
terjadi untuk tanah yang dekat dengan laut atau pantai. Bisa juga terjadi gempa di area yang
kaya akan air dan juga tanahnya berpasir. Maka likuifaksi bisa terjadi begitu saja.
Menurut Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada menjelaskan bahwa Likuifaksi
terbagi menjadi dua jenis, yaitu semburan air yang ada dari dalam tanah keluar memancar
layaknya air mancur dan merusak struktur tanah sekaligus. Bisa juga kejadian lapisan pasir
yang terbawa gempa sangat kuat sehingga air yang ada terperas dan mengalir membawa
lapisan tanah. Kejadian ini juga sama halnya dengan likuifaksi pertama, sama-sama akan
menghanyutkan tanah. Untuk itu Likuifaksi memang sangat bahaya, karena sifatnya seperti
banjir ditambah dengan kandungan tanah. Jika ada yang terhanyut maka akan sulit
menyelamatkan diri karena bukan di air jernih atau air biasa. Namun bersamaan dengan
struktur tanah dan bangunan lainnya yang ikut hanyut.
Bagaimana mengangani likuifaksi ? sebenarnya fenomena ini tidak bisa ditangani,
BMKG sendiri hanya bisa memberi peringatan akan bahaya tsunami atau tidak setelah gempa
atau likuifaksi. Anda bisa membenahi dan kembali menata area yang terkena pencairan tanah
jika gempa sudah benar-benar selesai dan juga pergerakan tanah sudah tidak ada kembali.
Selain itu, anda harus menunggu tanah kembali untuk solid jika ingin membangun bangunan
di area bekas terkena likuifaksi. Namun hal ini akan memakan waktu tahunan, agar tanah bisa
kembali kuat dan solid lagi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://www.keselamatankeluarga.com/pengertian-penyebab-dan-dampak-likuifaksi/

https://www.buwanacare.com/pengertian-likuifaksi-penyebab-dan-bahayanya/

Anda mungkin juga menyukai