Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Struktur dan Fungsi Organel Sel

DOSEN PENGAMPU
Dra.Emita Sabri,MS

Disusun Oleh :
Ibrahim Amin (191201147)
Kelas :
HUT 1B
Mata Kuliah :
Biologi
Prodi Kehutanan
Fakultas Kehutanan
Universitas Sumatera Utara
T.A 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Makhluk hidup merupakan struktur kompleks dari kehidupan. ada yang uni seluler (bersel satu) dan juga ada
multiseluler (bersel banyak) pada tumbuhan ataupun hewan. Sel merupakan unit terkecil atau unit dasar makhluk
hidup baik secara stuktural maupun fungsional. Hal ini berarti bahwa secara structural, sel merupakan penyusun
makhluk hidup, baik mahkluk bersel satu maupun bersel banyak. Selain itu, setiap sel melakukan aktivitas
kehidupan. untuk menjaga kelangsungan aktivitasny, setiap selmempunyai struktur dan fungsi yang jelas. Sebuah
sel mempunyai tiga bagian utama yaitu membrane sel (selaput plasma), sitoplasma, dan organel-organel sel.
Sementara itu, nucleus atau inti sel merupakan organel terbesar. Sel memiliki bentuk dan ukuran yang
bervariasi.bentuk sel biasanya sesuai dengan fungsinya. Ukuran sel pada umumnya sangat kecil dan hanya dapat
dilihat dengan mikroskop.
Struktur sel dibagi menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik. Setiap organisme tersusun dari salah satu
tipe struktur sel tersebut, yaitu prokariotik atau eukariotik. Pada dasarnya, struktur penyusun sel pada tumbuhan
dan hewan adalah sama. Namun ada beberapa organel sel yang terdapat pada tumbuhan namun tidak ditemukan
pada sel hewan, dan sebaliknya.
Mempelajari dan mengetahui tentang sel serta struktur bagian-bagian didalamnya dapat mendorong kita
agar lebih mencintai diri kita. Sel tersusun dari bagian inti yaitu membran plasma, nukleus, dan sitoplasma. Di
dalam sitoplasma terdapat organel-organel sel yang masing- masing memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda
tetapi saling berhubungan. Organel- organel sel itu diantaranya: retikulum endoplasma, ribosom, kompleks golgi,
mitokondria, badan mikro, plastida, lisosom, sitoskeleton, mikrofilamen, mikrotubul, dan filamen antara. Selain itu
ada organel yang tidak dimiliki hewan tapi tidak dimiliki oleh tumbuhan dan sebaliknya. Misalnya, dinding sel,
vakuola, dan sentriol.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian-Bagian Sel dan Fungsinya

- Bagian hidup (komponen protoplasma), terdiri atas inti dan sitoplasma termasuk cairan dan struktur sel seperti :
mitokondria, badan golgi, dll
- Bagian mati (inklusio), terdiri atas dinding sel dan isi vakuola mari kita bahas masing-masing bagian satu per satu.
I. Membran Plasma
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel membungkus
organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan
keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid
bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson pada tahun
1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid
yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak
beraturan yang menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang dinamis dimana
komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi
semipermanen Komponen penyusun membran sel antara lain adalah phosfolipids, protein, oligosakarida,
glikolipid, dan kolesterol.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul
yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO 2, O2), dan molekul polar yang sangat
kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan
substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu
lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu
melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme
khusus.
II. Nukleus
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik. Organel ini mengandung
sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom
bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk
genom inti sel. Nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam sel. Nucleus berdiameter sekitar 10 μm.
Nucleus biasanya terletak di tengah sel dan berbentuk bulat atau oval.
Pada umumnya sel organisme berinti tunggal, tetapi ada juga yang memiliki lebih dari satu inti. Berdasar
jumlah nucleus, sel dapat dibedakan sebagai berikut.
1). Sel mononukleat (berinti tunggal), misalnya sel hewan dan tumbuhan.
2). Binukleat (inti ganda), contohnya Paramecium.
3). Multinukleat (inti banyak), misalnya Vaucheria (sejenis alga) dan beberapa jenis jamur. Di dalam
nucleus terdapat matriks yang disebut nukleoplasma, nukleoulus, RNA, dan kromosom. Kromosom tersusun atas
protein dan DNA. Setiap nucleus tersusun atas beberapa bagian penting sebagai berikut.
a). Membrane Nucleus (selaput inti)
Selaput inti merupakan bagian terluar inti yang memisahkan nukleoplasma dengan sitoplasma. Selaput
inti terdiri atas dua membrane (bilaminair), setiap lapis merupakan lapisan bilayer. Ruang antara membrane
disebut perinuklear atau sisterna. Pada membrane ini terdapat porus yang berfungsi untuk pertukaran molekul
dengan sitoplasma. Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dibedakan dua tipe sel yaitu sel prokariotik (tidak
memiliki selaput inti) dan seleukariotik (memiliki selaput inti).
b). Nukleoplasma
Nukleoplasma adalah cairan inti (karyotin) yang bersifat transparan semisolid(kental). Nukleoplasma
mengandung kromatin, granula, nucleoprotein, dan senyawa kimia kompleks. Pada saat pembelahan sel, benang
kromatin menebal dan memendekserat mudah menyerap zat warna (disebut kromosom). Benang kromatin
tersusun atas protein dan DNA. Di dalam benang DNA inilah tersimpan informasi kehidupan. DNA akan
mentranskripsi diri( mengkopi diri) menjadi RNA yang selanjutnya akan dikeluarkan ke sitoplasma.
c). Nukleolus
Nukleolus atau anak inti tersusun atas fosfoprotein, orthosfat, DNA, dan enzim. Nucleolus terbentuk pada
saat terjadi proses transkripsi (sintesis RNA) di dalam nucleus. Jika transkripsi berhenti, nucleolus menghilang atau
mengecil. Jadi, nucleolus bukan merupakan organel yang tetap.
.
III. Sitoplasma (Plasma Sel)
Fungsi utama kehidupan berlangsung di sitoplasma. Hampir semua kegiatan metabolisme berlangsung di
dalam ruangan berisi cairan kental ini. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel yang melayang-layang dalam
cairan kental (merupakan koloid, namun tidak homogen) yang disebut matriks. Organellah yang menjalankan
banyak fungsi kehidupan: sintesis bahan, respirasi (perombakan), penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang.
Sebagian besar proses di dalam sitoplasma diatur secara enzimatik.
Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, kecuali di dalam inti dan organel sel. Khusus
cairan yang terdapat di dalam inti sel dinamakan nukleoplasma. Sitoplasma bersifat koloid, yaitu tidak padat dan
tidak cair. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air yang berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai
media terjadinya reaksi kimia sel.
Disamping air di dalamnya terlarut banyak molekul-molekul kecil, ion dan protein. Ukuran partikel terlarut
antara 0,001-0,1 µm dan bersifat transparan. Koloid sitoplasma dapat berubah dari sol ke gel begitu sebaliknya. Sol
terjadi jika konsentrasi air tinggi, sedang gel saat konsentrasi air rendah.
Sitoplasma merupakan plasma yang terdapat di dalam sel dan di luar nucleus; atau dengan perkataan lain,
sitoplasma merupakan plasma yang terletak di antara membran plasma dan nucleus. Sitoplasma yang berada di
dalam nucleus disebut nukleoplasma. Pada sel tumbuhan, sitoplasma dibedakan menjadi dua, yaitu yang
berbatasan dengan selaput plasma disebut ektoplasma dan yang di bagian dalam disebut endoplasma. Ektoplasma
lebih jernih dan kompak. Pada sel hewan ektoplasma berupa selaput plasma itu sendiri. Endoplasma sel tumbuhan
banyak mengandung plastida (zat warna).
IV. Organel Sel
Organel adalah struktur dengan ukuran mikro yang tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Oleh karena itu,
organel merupakan struktur submikroskopik yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop electron. Organel
mempunyai struktur dan fungsi yang khusus. Ada beberapa organel yang dipunyai baik hewan maupun tumbuhan.
Organel tersebut adalah: reticulum endoplasma (RE), ribosom, kompleks golgi, mitokondria, dan badan mikro.
Organel lain yang hanya dimiliki tumbuhan, misalnyadinding sel, plastida dan vakuola, sedangkan organel yang
hanya dimiliki oleh hewan adalah lisosom, sentriol (terbentuk dari beberapa mikrotubul), dan mikrofilamen.
Mikrotubul dan mikrofilamen merupakan penyusun sitoskeleton. Sitoskeleton merupakan organel sel berupa
jalinan benang yang menyebar dalam sitoplasma. Stuktur dan fungsi organel akan dibicarakan berikut ini satu per
satu.
A. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah suatu kumpulan kantung seperti membran berbentuk pipa, gelembung dan
kantung pipih yang meluas dalam sitoplasma sel eukariot. Retikulum endoplasma dibagi dua kategori yaitu retikul
endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus. Kedua macam retikulum endoplasma ini menyusun suatu
sistem membran yang melingkupi suatu ruang. Bagian dalam membran disebut dengan luminal atau ruang sisterna
(cisternal space) dan daerah diluar membran yang disebut ruang sitosolik (cytololic space) Perbedaan morofologi
antara retikulum endplasma kasar dan halu terletak apa ada tidaknya ribosom yang terikat pada membran yang
berhadapan dengan ruang sitosolik. Retikulum endoplasma kasar merupakan organel berbatas membran yang
terusun dari suatu kantong pipih yang disebut dengan sisterna. Sedangkan komponen membran dari retikulum
endoplasma halus berbentuk tubular.
Perbedaan jumlah antara kedua jenis retikulum endoplasma ditentukan oleh jenis sel. Sebagai contoh, sel
yang mensekresi protein dalam jumlah besar seperti sel pancreas, kelenjar ludah mempunyai retikulum
endoplasma yang banyak. Kalau dilihat secara menyeluruh, retikulum endoplasma kasar dan halus dibedakan tidak
hanya berdasarkan ada tidaknya ribosom pada membrannya tetapi juga pada susunannya dalam sitoplasma.
Retikulum endoplasma kasar tampak berupa saluran panjang, berjajar melengkung teratur, sedangkan retikulum
endoplasma halus berupak pembuluh (tubuler) atau gelembung (vesikuler) yang tidak teratur. Retikulum
endoplasma kasar dan halus berhubungan di suatu tempat, karena dalam banyak h al kedua retikulum
endoplasma ini bekerja sama dalam melakukan aktivitas sel.
B. Ribosom
ribosom merupakan stuktur paling kecil yang tersuspensi dalam sitoplasma dan terdapat di sel eukariotik
maupun prokariotik. Pada, sel eukariotik, ribosom terdapat bebas dalam sitoplasma atau terikat RE. ribosom
tersusun atas protein dan RNA. Ribosom terdiri dari dua subunit, yaitu subunit kecil dan subunit besar. Tiap-tiap
subunit disintesis dalam nucleolus dan dikeluarkan melalui porus nucleus ke sitoplasma tempat kedua subunit
bergabung. Ribosom berperan dalam sintesis protein.
Ribosom merupakan partikel yang kampak/padat, terdiri dari ribonukleoprotein, melekat atau tidak pada
permukaan external dari membran RE, yang memungkinkan sintesa protein.
a. Sifatnya
Ø Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips.
Ø Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus pada sumbu, terbagi dalam dua sub
unit yang memiliki dimensi berbeda.
Ø Dengan ultrasentrifugasi yang menurun pada kedua sub unit ribosom tersebut dapat dipisahkan sehingga dapat
penyusunnya dapat dideterminasis. Sub unit-sub unit berasosiasi secara tegak iurus pada bagian sumbu dalam aiur
yang memisahkannya.
Ø Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit Svedberg (S). Sehingga koefisien
sedimentasi dari prokariot adalah 70S untuk keseluruhan ribosom (50S untuk sub unit yang besar dan 30S untuk
yang kecil). Untuk eukariot adalah 80S untuk keseluruhan ribosom (60S untuk sub unit besar dan 40S untuk yang
kecil).
Ø Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang ribosom adalah 29 nm dengan besar 21
nm. Dan eukariot, ukurannya 32 nm dengan besar 22 nm.
Ø Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2 ekstremitas, memiliki 3 digitasi,
menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub unit besar menyerupai ribosom E. coli.
C. Badan Golgi (Aparatus Golgi)
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan
dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini
terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi
ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki
hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian
pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh
mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu
juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.
Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan
kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim-enzim pembentuk dinding sel.
Badan Golgi merupakan suatu bagian sel yang hampir serupa dengan Retikulum Endoplasma. Hanya saja,
Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis ruangan yang juga ditutupi oleh membran. Badan Golgi mempunyai 2 bagian,
yaitu bagian cis dan bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-vesikel [vesicle] yang pada umumnya berasal dari
Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini akan diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan Golgi dan isi dari vesikel
tersebut akan diproses sedemikian rupa untuk penyempurnaan dan lain sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut
akan bergerak dari bagian cis menuju bagian trans. Di bagian inilah ruangan-ruangan tersebut akan memecahkan
dirinya dan membentuk vesikel, dan siap untuk disalurkan ke bagian-bagian sel yang lain atau ke luar sel.
fungsi badan golgi antara lain :
1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil
tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung
yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
3. Membentuk dinding sel tumbuhan
4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah
dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
5. Tempat untuk memodifikasi protein
6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
7. Untuk membentuk lisosom.
D. Mitokondria
Mitokondria adalah badan energi sel yang berisi protein dan benar-benar merupakan "gardu
tenaga". "Gardu tenaga" ini mengoksidasi makanan dan mengubah energi menjadi adenosin trifosfat atau
ATP. ATP menjadi agen dalam berbagai reaksi termasuk sistesis enzim. Mitokondria penuh selaput dalam yang
tersusun seperti akordion dan meluaskan permukaan tempat terjadinya reaksi. (Sumber: Time Life, 1984)
Mitokondria merupakan penghasil (ATP) karena berfungsi sebagai tempat di mana respirasi pada makhluk
hidup berlangsung. Bentuk mitokondria beraneka ragam, ada yang bulat, oval, silindris, seperti gada, seperti raket
dan ada pula yang tidak beraturan. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria berbentuk butiran
atau benang. Mitokondria mempunyai sifat plastis, artinya bentuknya mudah berubah. Ukuran seperti bakteri
dengan diameter 0,5 – 1 µm. Mitokondria baru terbentuk dari pertumbuhan serta pembelahan mitokondria yang
telah ada sebelumnya (seperti pembelahan bakteri). Penyebaran dan jumlah mitokondria di dalam tiap sel tidak
sama dari hanya satu hingga beberapa ribu. Pada sel sperma, mitokondria tampak berderet-deret pada bagian
ekor yang digunakan untuk bergerak.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan memerlukan banyak
ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk
setiap sel. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang
antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran [Cooper, 2000].
F. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan. Tidak terdapat pada hewan,
fungi, maupun prokariota seperti bakteri dan ganggang hijau-biru. Bentuk plastida bulat, oval, atau cakram.
Diameternya antara empat sampai enam micrometer. Organel ini mempunyai membrane rangkap yang disebut
amplop. Di dalam amplop terdapat system membrane dan matriks.
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna
untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh
Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim
hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua
enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
- Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang
kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal.
- Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak
berfungsi lagi.
- Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus
ke dalam sel.
sitoskeleton berupa rangkaian benang-benang yang tersusun atas silium dan flagellum dan berfungsi
sebagai penyokong sel serta mempertahankan bentuk sel. Hal ini terutama penting bagi sel hewan karena sel
hewan tidak mempunyai dinding sel. Benang-benang sitoskeleton tidak hanya merupakan “tulang” sel, tapi juga
merupakan otot. Benang penyusun sitoskeleton dapat dibedakan atas 3 jenis benang,yaitu mikrotubul(merupakan
benang yang paling tebal),mikrofilamen (sering juga disebut filament aktin, merupakan benang yang tipis), dan
filament antara (merupakan benang yang berukuran di antara mikrotubul dan mikrofilamen).

I. Mikrofilamen atau filamen aktin


Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan tipis, terdiri dari protein yang disebut aktin.
Mikrofilamen berdiameter antara 5-6 nm. Karena kecilnya sehingga pengamatannya harus menggunakan
mikroskop elektron.
Mikrofilamen seperti mikrotubulus (pengertian mikrotubulus dibawah), tetapi lebih lembut. Terbentuk dari
komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan
sel k. dan peroksisom (Badan Mikro). Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak
mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
J. Mikrotubulus
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai
"rangka sel". Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan. Selain itu mikrotubulus
berguna dalam pembentukan sentriol, flagela dan silia.
Sentriol berbentuk silindris dan disusun oleh mikrotubulus yang sangat teratur. Pada saat membelah,
sentriol akan membentuk benang-benang gelendong inti. Silia dan flagella merupakan tonjolan yang dapat
bergerak bebas dan dijulurkan.
K. Filamen antara (Serabut antara)
Filamen antara adalah rantai molekul protein yang berbentuk untaian yang saling melilit. Filamen ini
berdiameter 8-10 nm. Disebut serabut antara karena berukuran diantara ukuran mikrotubulus dan mikrofilamen.
Serabut ini tersusun atas protein yang disebut fimetin. Akan tetapi, tidak semua sel tersusun atas fimetin,
contohnya sel kulit tersusun oleh protein keratin.
Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

1. Sel Hewan :
* tidak memiliki dinding sel
* tidak memiliki butir plastid
* bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaannya tidak kaku
* jumlah mitokondria relatif banyak
* vakuolanya banyak dengan ukuran yang relatif kecil
* sentrosom dan sentriol tampak jelas
2. Sel Tumbuhan
* memiliki dinding sel
* memiliki butir plastid
* bentuk tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat dari cellulose
* jumlah mitokondria relatif sedikit karena fungsinya dibantu oleh butir plastid
* vakuola sedikit tapi ukurannya besar
* sentrosom dan sentriolnya tidak jelas
1. Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri daripada selulosa yang kuat yang dapat
memberikan sokongan, perlindungan, dan untuk mengekalkan bentuk sel. Terdapat liang pada dinding sel untuk
membenarkan pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel. Dinding sel itu tipis, berlapis-lapis, dan pada
tahap awalnya lentur. Lapisan dasar yang terbentuk pada saat pembelahan sel terutama adalah pektin, zat yang
membuat agar-agar mengental. Lapisan inilah yang merekatkan sel-sel yang berdekatan. Setelah pembelahan sel,
tiap belahan baru membentuk dinding dalam dari serat selulosa. Dinding ini terentang selama sel tumbuh serta
menjadi tebal dan kaku setelah tumbuhan dewasa. (Sumber: Time Life, 1984).
Pada dinding sel ada bagian yang tidak menebal, yaitu bagian yang disebut noktah. Melalui noktah ini
terjadi hubungan antara antara sitoplasma satu dengan yang lain yang disebut plasmodesmata. Plasmodesmata
berupa juluran plasma, yang berfungsi menjadi pintu keluar masuknya zat.
Sebagian besar isi dari sel berupa air. Tekanan air atau isi sel terhadap dinding sel disebut tekanan turgor.
Dinding sel dan vakuola berperan dalam turgiditas sel. Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang
membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang
dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun
demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan
penyaring (filter) bagi struktur dan fungsi sel sen Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung
golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk
oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting) dan garam
karbonat, silikat dari Ca dan Mg. Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi
memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga terbentuk dari glikoprotein, pektin,
dan sakarida sederhana (gula).diri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel. Dinding sel juga
berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu.
2. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris). Cairan ini adalah air
dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai
pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah. .Vakuola ini diselimuti oleh
membran tonoplas.
Vakuola besar sel tumbuhan berkembang dengan adanya penggabungan dari vakuola-vakuola yang lebih
kecil, yang diambil dari retikulum endoplasma dan aparatus golgi. Melalui hubungan ini, vakuola merupakan
bagian terpadu dari sistem endomembran.
Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vakuola non kontraktil. Protista mirip hewan
(protozoa), memiliki vakuola kontraktil atau vakuola berdenyut yang menetap. Vakuola kontraktil berfungsi
sebagai osmoregulator, yaitu pengatur nilai osmotik sel atau ekskresi. Vakuola non kontraktil atau vakuola
makanan berfungsi mencerna makanan dan mengedarkan hasil pencernaan.
Vakuola berisi:
• gas,
• asam amino,
• garam-garam organik,
• glikosida,
• tanin (zat penyamak),
• minyak eteris (misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar zingiberine pada jahe),
• alkaloid (misalnya kafein pada biji kopi, kinin pada kulit kina, nikotin pada daun tembakau, tein pada daun teh,
teobromin pada buah atau biji coklat, solanin pada umbi kentang, likopersin dan lain-lain),
• enzim,
• butir-butir pati.
fungsi vakuola adalah :
1. memelihara tekanan osmotik sel
2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
3. mengadakan sirkulasi zat dalam sel
3. Sentriol (sentrosom)
Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol) yang terjadi ketika
pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang
membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap duplikasi kromoseom,
kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1 dimana sepasang
sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer. Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan mulai
terbentuk sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2 merupakan tahapan ketika sentriol anak yang
baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan
dan berlekatan dengan mikrotubula yang tersusun atas benang benang spindel
Daftar Pustaka
Purnomo,dkk. 2005. Biologi Kelas XI. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.

Supeni, Tri.dkk. 1996. Buku Pelajaran SMU Biologi. Jakarta: Erlangga.

https://mustamiranwar86.wordpress.com/2010/03/13/badan-golgi-lisosom-dan-badan-mikro/

p://ekaajimustari.blogspot.com/2016/03/makalah-sistem-sel.html

https://www.jatikom.com/2018/11/organel-sel-hewan-fungsi-struktur.html

Anda mungkin juga menyukai