Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS


(DISLOKASI)

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Asuhan Keperawatan Kritis

Dosen Pengampu :
dr. Eko Priyono

Disusun oleh:
Danang Rozali(108115036)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Kritis. Makalah
ini dapat digunakan sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman
belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar .Makalah ini dibuat sedemikian
rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahaminya secara lebih
lanjut.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil apabila dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan
masukan dalam menyempurnakan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan. Jangan segan
bertanya jika pembaca menemui kesulitan. Semoga keberhasilan selalu berpihak pada
kita semua.

Cilacap, 07 November 2018

Penulis

Asuhan Keperawatan Kritis Page


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 Latar belakang................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
1.4 Manfaat..........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................................7
2.1 Pengertian......................................................................................................................7
2.2 Klasifikasi......................................................................................................................8
2.3 Etiologi...........................................................................................................................9
1.4 Manifestasi klinis...........................................................................................................9
1.5 Patofisiologis................................................................................................................10
2.6 PATHWAY DISLOKASI SENDI.................................................................................11
2.7 Komplikasi...................................................................................................................12
2.8Pemeriksaan Diagnostik................................................................................................12
2.9 Penatalaksanaan...........................................................................................................13
BAB III..................................................................................................................................14
ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................................................14
3.1 Pengkajian....................................................................................................................14
3.2 Diagnosa keperawatan..................................................................................................14
3.3 Analisa Data.................................................................................................................15
3.4 Rencana Keperawatan..................................................................................................17
BAB IV..................................................................................................................................21
PENUTUP.............................................................................................................................21
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................21
4.2 Saran............................................................................................................................22

Asuhan Keperawatan Kritis Page


DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23

Asuhan Keperawatan Kritis Page


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Negara Indonesia merupakan negara berkembang. Peningkatan mobilisasi
masyarakat /mobilitas masyarakat yang meningkat otomatisasi terjadi
peningkatan penggunaan alat-alat transportasi /kendaraan bermotor khususnya
bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan. Sehingga bertambahnya kehidupan
masyarakat didaerah perkotaan. Sehingga banyak terjadi kecelakaan.
Selain itu kemiskinan yang dilanda oleh masyarakat Indonesia, membuat
masyarakat untuk kurang mengkonsumsi makanan bergizi sehingga banyak
masyarakat Indonesia yang cepat mengalami kerapuhan tulang karena kurang
kalsium .
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali
sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi
(Brunner, 2001).
Berdasarkan data yang didapat, sekitarnya 30% pasien mengalami fraktur
dislokasi, yang bisa disebabkan oleh kecelakaan dan juga oleh faktor nutrisi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi dari Dislokasi ?
2. Apa Klasifikasi dari Dislokasi ?
3. Apa Etilogi dari Dislokasi ?
4. Apa Manifestasi Klinis dari Dislokasi ?
5. Bagaimana Patofisiologis dari Dislokasi ?

Asuhan Keperawatan Kritis Page


6. Bagaimana WOC dari Dislokasi ?
7. Bagaimana Komplikasi dari Dislokasi ?
8. Bagaimana Pemeriksaan Diagnostik dari Dislokasi ?
9. Bagaimana Penatalaksanaan dari Dislokasi ?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari Dislokasi ?

1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana
asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa “dislokasi“
Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu memberikan gambaran asuhan
keperawatan meliputi :
1. Mampu memberikan gambaran tentang pengkajian kepada klien dengan
dislokasi.
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan
dislokasi.
3. Mampu membuat rencana keperawatan pada klien dengan dislokasi.
4. Mampu menyebutkan faktor pendukung dan penghambat dalam asuhan
keperawatan pada dislokasi.

1.4 Manfaat
1. Manfaat Bagi mahasiswa
Agar mahsiswa mengetahui dan memahami cara asuhan keperawatan
muskluskletal dengan diagnosa dislokasi dengan cepat dan tanggap dan
meningkatkan potensi diri sehubungan dengan penanggulangannya.
2. Manfaat bagi masyarakat
Agar masyarakat dapat mengethui tindakan atau intervensi tentang
dislokasi dengan cepat dan tanggap

Asuhan Keperawatan Kritis Page


3. Manfaat bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan dan menambah
wawasan dalam hal pemahaman perkembangan dan upaya pencegahan
yang berhubungan dengan gangguan muskluskletal pada penderita
dislokasi yang sebaiknya dimulai sedini mungkin.

Asuhan Keperawatan Kritis Page


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi). (Brunner, 2001).
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi
bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi
itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang
pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor.
Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi (Muttaqin, 2008).
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi
berhubungan,secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner &
Suddarth)Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi
merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.(Arif
Mansyur, dkk. 2000)Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat
menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis
lokasi.( Buku Ajar Ilmu Bedah, hal 1138). Berpindahnya ujung tulang patah,
karena tonus otot, kontraksi cedera dan tarikan Dislokasi adalah terlepasnya
kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi (Muttaqin, 2008).

Asuhan Keperawatan Kritis Page


2.2 Klasifikasi
Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
2. Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. Misalnya
tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan
tulang yang berkurang.
3. Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan
mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat
oedema (karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang
kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya
dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system
vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.
Berdasarkan tipe kliniknya dibagi menjadi :
1. Dislokasi Akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai
nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi.
2. Dislokasi Berulang
Jika suatu trauma dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi
dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka
disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint
dan patello femoral joint. Dislokasi biasanya sering dikaitkan
dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya
ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau
kontraksi otot dan tarikan.

Asuhan Keperawatan Kritis Page


2.3 Etiologi
Etiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor
predisposisi, diantaranya :
1. Cedera olah raga
Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan
hoki, serta olah raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat
bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling
sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak
sengaja menangkap bola dari pemain lain.
2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga
Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya
menyebabkan dislokasi.
3. Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.
4. Patologis : terjadinya ‘tear’ligament dan kapsul articuler yang merupakan
kompenen vital penghubung tulang.
5. Kongenital : akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.

1.4 Manifestasi klinis


1. Nyeri
2. Perubahan kontur sendi
3. Perubahan panjang ekstremitas
4. Kehilangan mobilitas normal
5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
6. Deformitas
7. Kekakuan

Asuhan Keperawatan Kritis Page


1.5 Patofisiologis
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan
congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi
penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang
berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya
terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi
sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang,
penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi
perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari
dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi.
Adanya tekanan eksternal yang berlebih menyebabkan suatu masalah
yang disebut dengan dislokasi yang terutama terjadi pada ligamen. Ligamen
akan mengalami kerusakan serabut dari rusaknya serabut yang ringan maupun
total ligamen akan mengalami robek dan ligamen yang robek akan kehilangan
kemampuan stabilitasnya. Hal tersebut akan membuat pembuluh darah akan
terputus dan terjadilah edema. Sendi mengalami nyeri dan gerakan sendi
terasa sangat nyeri. Derajat disabilitas dan nyeri terus meningkat selama 2
sampai 3 jam setelah cedera akibat membengkak dan pendarahan yang terjadi
maka menimbulkan masalah yang disebut dengan dislokasi.

Asuhan Keperawatan Kritis Page


2.6 PATHWAY DISLOKASI SENDI

trauma

Infeksi dari
penyakit lain Dislokasi pada sendi Kelainan kongietal

Trauma joint dislocation

Deformatis tulang

Gangguan bentuk dan


pergerakan

Kesulitan dalam Rasa tidak nyaman


menggerakan sendi karena inflamasi

GANGGUAN NYERI
MOBILITAS FISIK Tidak nafsu makan

NUTRISI KURANG DARI


KEBUTUHAN
Informasi tidak adekuat kurang Ketidaknyamanan akibat
pajanan pengetahuan bentuk yang tidak normal

KURANG PENGETAHUAN Pengungkapan secara verbal


merasa malu, cemas dan takut
tidak diterima

GANGGUAN CITRA TUBUH

Asuhan Keperawatan Kritis Page


KETERLAMBATAN
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN ANAK
2.7 Komplikasi
1. Komplikasi dini
a) Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat
mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati
rasa pada otot tesebut.
b) Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak.
c) Fraktur disloksi.
2. Komplikasi lanjut
a) Kekakuan sendi bahu: Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan
kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40 tahun.
Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis membatasi
abduksi.
b) Dislokasi yang berulang: terjadi kalau labrum glenoid robek atau kapsul
terlepas dari bagian depan leher glenoid.
c) Kelemahan otot

2.8 Pemeriksaan Diagnostik


1. Foto X-ray
Untuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur.
2. Foto rontgen
Menentukan luasnya degenerasi dan mengesampingkan malignasi.
3. Pemeriksaan radiologi
Tampak tulang lepas dari sendi
4. Pemeriksaan laboratorium
Darah lengkap dapat dilihat adanya tanda-tanda infeksi seperti
peningkatan leukosit.

2.9 Penatalaksanaan
1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ke tempat semula dengan menggunakan
anastesi jika dislokasi berat.

Asuhan Keperawatan Kritis Page


2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke
rongga sendi.
3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan
dijaga agar
4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-
4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi.
5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa
penyembuhan.

Asuhan Keperawatan Kritis Page


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no.
register, tanggal MRS, diagnosa medis.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari dislokasi
yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini
bisa berupa kronologi terjadinya penyakit.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi, serta
penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya yang dapat memperparah
keadaan klien dan menghambat proses penyembuhan.
4. Pemeriksaan Fisik
Pada penderita Dislokasi pemeriksan fisik yang diutamakan adalah nyeri,
deformitas, fungsiolesa misalnya: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi
anterior bahu.
3.2 Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d pergeseran fragmen tulang.
2. Gangguan mobilitas fisik b/d gg fungsi tulang.
3. Gangguan citra tubuh b/d perubahan bentuk tubuh.
4. Ansietas b/d kurangnya informasi mengenai penyakit

Asuhan Keperawatan Kritis Page


3.3 Analisa Data
No Data Penunjang Etiologi MK
.
1. DS : Diskontuinitas tulang Nyeri Akut
1. Pasien mengatakan nyeri
apabila beraktivitas. Pergeseran frakmen
2. Pasien mengatakan nyeri
tulang
seperti ditekan benda
berat.
Nyeri akut
3. Pasien mengatakan
adanya nyeri pada sendi
DO :
1. Wajah Nampak meringis.
2. Skala nyeri 5 (0-10).
3. Pembengkakan local

2. DS : Adanya trauma gg. mobilitas fisik


1. Pasien mengatakan sangat
lemas. Deformitas tulang
2. Pasien mengatakan susah
bergerak.
Gangguan Fungsi Gerak
3. Pasien mengatakan terjadi
kekauan pada sendi
gg. mobilitas fisik
DO :
1. Pasien nampak lemas.
2. Keterbatasan mobilitas
3. DS : Perubahan bentuk tubuh Gangguan citra
1. Pasien mengatakan bahwa tubuh
dia tidak bisa menerima Respon adaptif
kondisi tubuhnya
sekarang, karena sudah Diam, melamun, murung
tidak bisa berjalan seperti
dulu.

Asuhan Keperawatan Kritis Page


2. Pasien mengatakan bahwa
dia tidak berguna lagi dan
dia tidak mampu untuk
melakukan sesuatu.
DO :
1. Pasien tampak
murung.
2. Pasien sering terlihat
diam dan melamun.
3. Pasien tampak
menghindari tatapan
lawan bicara.
4. DS: Tindakan pengobatan Ansietas
1. Pasien bertanya-tanya
tentang penyakitnya. Kurangnya Informasi
DO : Kurang pengetahuan
1. Pasien nampak cemas.
Konflik Interpersonal

Ansietas

Asuhan Keperawatan Kritis Page


3.4 Rencana Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa nyaman Tujuan: 1. Kaji skala nyeri. 1. Mengetahui intensitas
Setelah dilakukan 2. Berikan posisi relaks pada
nyeri akut b/d pergeseran nyeri.
tindakan keperawatan pasien. 2. Posisi relaksasi pada
fragmen tulang.
3. Ajarkan teknik distraksi
selama 1x24 jam rasa pasien dapat mengalihkan
P : nyeri terasa saat
dan relaksasi.
nyeri berkurang. focus pikiran pasien pada
pasien 4. Berikan lingkungan yang
Criteria hasil:
nyeri.
menggerakkan nyaman, dan aktifitas
a. Pasien tampak tidak 3. Tehnik relaksasi dan
ekstemitas atasnya. hiburan.
meringis lagi. distraksi dapat mengurangi
5. Kolaborasi pemberian
Q : nyeri terasa seperti di b. Pasien tampak rileks
rasa nyeri.
analgesic.
tekan benda berat. 4. Meningkatkan relaksasi
R : daerah nyeri menetap, pasien.
5. Analgesic Mengurangi
dan nyeri berkurang
nyeri
saat ekstremitas
atasnya diluruskan ke
bawah.
S : skala nyeri 6, apabila
ekstremitas atas
diangkat maka skala
nyeri bertambah

Asuhan Keperawatan Kritis Page


menjadi 9.
T : nyeri berlangsung
ketika ada gerakan
pada ekstremitasnya.
2. Gangguan mobilitas fisik Tujuan : 1. Kaji tingkat mobilisasi 1. menunjukkan tingkat
b/d gg fungsi tulang. Setelah dilakukan pasien. mobilisasi pasien dan
2. Berikan latihan ROM.
tindakan keperawatan menentukan intervensi
3. Anjurkan penggunaan alat
2x24 jam pasien merasa selanjutnya.
Bantu jika diperlukan.
2. Memberikan latihan ROM
nyaman. 4. Monitor tonus otot.
5. Membantu pasien untuk kepada klien untuk
Kiteria hasil:
imobilisasi baik dari mobilisasi.
a. Melaporkan
3. Alat bantu memperingan
perawat maupun keluarga.
peningkatan toleransi
mobilisasi pasien.
aktivitas (termasuk 4. Agar mendapatkan data
aktivitas sehari-hari) yang akurat.
b. Menunjukkan 5. Dapat membnatu pasien
penurunan tanda untuk imobilisasi.
intolerasi fisiologis,
misalnya
nadi,pernapasan, dan
tekanan darah masih

Asuhan Keperawatan Kritis Page


dalam rentang normal.

3 Gangguan citra tubuh b/d Tujuan: 1. Kaji konsep diri pasien. 1. Dapat mengetahui pasien .
Setelah dilakukan 2. Kembangkan BHSP dengan 2. Menjalin saling percaya
. perubahan bentuk tubuh
tindakan keperawatan pasien. pada pasien.
3. Bantu pasien 3. Menjadi tempat bertanya
selama 5x24 jam pasien
mengungkapkan pasien untuk
bisa mengatasi citra
masalahnya. mengungkapkan masalah
tubuhnya
nya.
Kriteria Hasil :
1. Pasien mau berbicara
dengan menatap mata
lawan bicaranya.
2. Pasien sudah bisa
menerima kenyataan,
dan mulai
bersosialisasi dengan
lingkungannya.

4. Ansietas b/d kurangnya Tujuan : 1. Kaji tingakat ansietas klien. 1. Mengetahui tingakat
2. Bantu pasien
informasi mengenai Kecemasan pasien teratasi kecemasan pasien dan

Asuhan Keperawatan Kritis Page


penyakit. dengan mengungkapkan rasa menentukan intervensi
Kriteria hasil: cemas atau takutnya. selanjutnya.
3. Kaji pengetahuan Pasien 2. Mengali pengetahuan
a. Pasien tampak
tentang prosedur yang akan dari pasien dan
rileks
b. Pasien tidak dijalaninya. mengurangi
4. Berikan informasi yang
tampak bertanya – kecemasan pasien .
benar tentang prosedur 3. Agar perawat tau
tanya
yang akan dijalani pasien seberapa tingkat
pengetahuan pasien
dengan penyakitnya.
4. Agar pasien mengerti
tentang penyakitnya
dan tidak cemas lagi

Asuhan Keperawatan Kritis Page


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.


Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali
sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu
dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun
menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah
mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya,
sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan me
lindungin beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul.
Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menye diakan
permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Oleh karena fungsi tulang yang
sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang harus di jaga agar
terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan terjadinya patah
tulang atau dislokasi tulang.
Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa
sehinggaTulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi
dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired)
atau karena sejak lahir (kongenital).

Asuhan Keperawatan Kritis Page


4.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Asuhan Keperawatan Kritis Page


DAFTAR PUSTAKA

Artana J, 2009. Asuhan keperawatan dislokasi. Diakses pada website:


http://www.google.com/ artanajuni.blogspot.com/2010/09/asuhan-keperawatan-
dislokasi.html. dibuka pada tanggal 22 Oktober 2018.
Bhidin, 2010. askep dislokasi. Diakses pada website : http://
askepdislokasi.blogspot.com/2011/03/askep-dislokasi.html. Dibuka pada tanggal
22 Oktober 2018.
Brunner, Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3,
EGC : Jakarta.
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn E, dkk. 2000. Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan. EGC : Jakarta.
Hidayat, 2009. Askep Dislokasi. Diakses pada website: Http://www.google.com/
hidayat2.wordpress.com/2009/03/31/askep-dislokasi/. Dibuka pada tanggal 24
Oktober 2018 pukul 20.00.
Muttaqin A, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien gangguan Sistem
Muskuloskleletal. Jakarta : EGC
Pillow A, 2008. askep dislokasi. Diakses pada website: http://www.google.com/
hudenizia.blogspot.com/2010/12/askep-dislokasi.html. dibuka pada tanggal 22
Oktober 2018.
Rahman, 2008 askep dislokasi. Diakses pada website :
http://www.google.co.id/imgres?
um=1&hl=id&sa=G&biw=1366&bih=664&tbm=isch&tbnid=wvZn1ESFQvqiX
M:&imgrefurl=http://nova-rahman.blogspot.com/. Pada tanggal 22 Oktober
2018.

Asuhan Keperawatan Kritis Page

Anda mungkin juga menyukai