Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN (SIM KEP)

DISUSUN OLEH :

SRI MULIA
SITI MAIMUNAH
MIFTAHUL JANNAH

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM MATARAM


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
S1 KEPERAWATAN
T.A 2016/2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia pada era keterbukaan ini, masyarakat mempunyai kebebasan
untuk mengemukakan pendapatnya, sehingga apabila masyarakat mendapatkan
pelayanan kesehatan yang tidak bermutu maka masyarakat berhak menuntut pada
pemberi pelayanan kesehatan. Namun kondisi keterbukaan pada masyarakat saat ini
sepertinya belum didukung dengan kesiapan pelayanan kesehatan, salah satunya
dalam memenuhi ketersediaan dokumentasi yang lengkap di pelayanan kesehatan,
khususnya rumah sakit. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa
ini di Indonesia belum secara luas dimanfaatkan dengan baik khususnya di pelayanan
rumah sakit, terutama pelayanan keperawatan.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar
bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang
perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari
mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai
dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya di lapangan,
asuhan keperawatan yang dilakukan belum disertai dengan sistem pendokumentasian
yang baik, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses
terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem
Informasi Manajemen.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem informasi manajemen (SIM)?
2. Apa Keuntungan System Informasi Manajemen Asuhan Keperawatan Berbasis
Komputer?
3. Apa Saja Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan SIM
Keperawatan di Indonesia?
4. Bagaimana Trend/Kecenderungan Yang Sedang Berkembang Tentang SIM
Keperawatan Di Indonesia ?
5. Bagaimana Isu SIM Keperawatan Di Indonesia ?
6. Informasi Keperawatan Di RS?
7. Bagaimana Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Di RS?
8. Bagaimana Alternatif Pemecahan Masalah dalam Penerapan SIM Keperawatan di
Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Sistem informasi manajemen (SIM)
2. Untuk mengetahui Keuntungan System Informasi Manajemen Asuhan
Keperawatan Berbasis Komputer
3. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan
SIM Keperawatan di IndonesiaUntuk mengetahui manfaat Dokumentasi
Keperawatan Berbasis Computer
4. Untuk mengetahui Trend/Kecenderungan Yang Sedang Berkembang Tentang
SIM Keperawatan Di Indonesia
5. Untuk mengetahui Isu SIM Keperawatan Di Indonesia
6. Untuk mengetahui Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Di RS
7. Untuk mengetahui Alternatif Pemecahan Masalah dalam Penerapan SIM
Keperawatan di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah rangkaian kegiatan atau komponen
pengumpulan data yang satu sama lain berkaitan dalam mengolah data kemudian
diproses menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang
akurat, cepat dan bermutu (Hafizurachman, 2000). Sistem informasi merupakan suatu
kumpulan dari komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan
proses penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem informasi mempunyai komponen-
komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk,
pelanggan, supplier dan rekanan (Eko, 2001).
Sistem Informasi Keperawatan merupakan sistem yang menggunakan komputer untuk
memproses data keperawatan menjadi satu bentuk informasi yang mampu menunjang
aktivitas/fungsi perawat.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar
bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang
perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari
mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai
dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya di lapangan,
asuhan keperawatan yang dilakukan belum disertai dengan sistem pendokumentasian
yang baik, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses
terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem
Informasi Manajemen.
Kelompok ad hoc the Nursing Information systems National Study Group
(1982) di USA menghasilkan konsep Sistem Informasi Keperawatan : “ Suatu sistem
komputer yang digunakan untuk membantu dalam administrasi pelayanan
keperawatan, pemindahan pasien dan mendukung pendidikan dan penelitian
keperawatan”. Sistem Informasi Keperawatan merupakan sistem yang menggunakan
komputer untuk memproses data keperawatan menjadi satu bentuk informasi yang
mampu menunjang aktivitas/fungsi perawat.

B. Keuntungan System Informasi Manajemen Asuhan Keperawatan Berbasis


Komputer
Sistem informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai banyak
keuntungan jika dilihat dari segi efisien dan produktivitas. Beberapa keuntungan
menggunakan sistem informasi manajemen keperawatan adalah meningkatkan
kualitas dokumentasi, meningkatkan kualitas asuhan, meningkatkan produktifitas
kerja, memudahkan komunikasi antara tim kesehatan, memudahkan dalam mengakses
informasi, meningkatkan kepuasan kerja perawat, perawat memiliki waktu lebih
banyak untuk melayani pasien, menurunkan Hospital Cost, menurunkanLost of data
and information, mencegahRedundancy (Kerangkapan Informasi).
Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung
pedoman bagi pengambil kebijakan/keputusan di keperawatan /Decision support
system dan Executive information system (Eko, 2001). Informasi asuhan keperawatan
dalam sistem informasi manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam
menghitung pemakaian tempat tidur, BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan
budget keperawatan . Data yang akurat pada keperawatan dapat digunakan untuk
informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem informasi asuhan keperawatan juga
dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan secara khusus dan riset
kesehatan pada umumnya.

C. Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pelaksanaan SIM


Keperawatan Di Indonesia
Sistem informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak kegunaannya,
namun pelaksanan SIM di Indonesia masih banyak mengalami kendala. Ada beberapa
faktor pendukung dalam pelaksanaan SIM keperawatan di Indonesia yaitu
1. Saat ini sudah mulai ada perusahaan (yang dikelola oleh profesi keperawatan)
yang menawarkan produk SIM keperawatan yang siap pakai untuk diterapkan di
rumah sakit. Sekalipun memiliki harga yang cukup tinggi tetapi keberadaan
perusahaan ini dapat mendukung pelaksanaan SIM keperawatan di beberapa
rumah sakit yang memiliki dana cukup untuk membeli produk tersebut.
2. Adanya UU No 8 tahun 1997 yang mengatur tentang keamanan terhadap
dokumentasi yang berupa lembaran kertas. Undang-undang ini merupakan bentuk
perlindungan hukum atas dokumen yang dimiliki pusat pelayanan kesehatan,
perusahaan atau organisasi.
3. Aspek etik juga dapat menjadi salah satu faktor pendukung karena sistem ini
semaksimal mungkin dirancang untuk menjaga kerahasiaan data pasien. Hanya
orang-orang tertentu saja yang boleh mengakses data melalui SIM ini, misalnya
dokter, perawat, pasien sendiri.

Terdapat beberapa aspek yang menjadi kendala dalam penerapan SIM di Indonesia.
1. Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer
ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini
karena pihak manajemen harus memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur
organisasi keperawatan di Indonesia, sebagai contoh pengambil
keputusan/kebijakan bukan dari profesi perawat, sehingga seringkali keputusan
tentang pelaksanaan SIM yang sudah disepakati oleh tim keperawatan
dimentahkan lagi karena tidak sesuai dengan keinginan pengambil kebijakan.
Pihak manajemen rumah sakit masih banyak yang mempertanyakan apakah SIM
keperawatan ini akan berdampak langsung terhadap kualitas pelayanan
keperawatan dan kualitas pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.
2. ketidaksiapan SDM keperawatan
kemampuan sumber daya keperawatan. Ada banyak sumber daya manusia di
institusi pelayanan kesehatan yang belum siap menghadapi sistem komputerisasi,
hal ini dapat disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidakmampuan mereka
terhadap sistem informasi teknologi yang sedang berkembang. Pemahaman yang
kurang tentang manfaat SIM menjadi salah satu faktor penyebab ketidaksiapan
SDM keperawatan.
3. Faktor Sumber Dana.
Sebagaimana kita tahu bahwa untuk mendapatkan sistem informasi manajemen
keperawatan yang sudah siap diterapkan di rumah sakit, membutuhkan biaya yang
cukup besar . Masalahnya sekarang, tidak setiap rumah sakit memiliki dana
operasional yang cukup besar, sehingga seringkali SIM keperawatan gagal
diterapkan karena tidak ada sumber dana yang cukup. Aspek keempat adalah
kurangnya fasilitas Information technologyyang mendukung. Pelaksanaan SIM
keperawatan tentunya membutuhkan banyak perangkat keras atau unit komputer
untuk mengimplementasikan program tersebut.
D. Trend/Kecenderungan Yang Sedang Berkembang Tentang Sim Keperawatan Di
Indonesia
Trend/Kecenderungan yang sedang berkembang tentang SIM keperawatan di
Indonesia adalah :
a. Semakin tingginya beban kerja perawat di rumah sakit menuntut adanya suatu
sistem teknologi informasi yang mampu mengatasinya. Tuntutan adanya
dokumentasi keperawatan yang lengkap dengan hanya menggunakan cara manual
tulisan tangan selama ini hanya menambah beban kerja perawat dan semakin
mengurangi jumlah waktu perawat bersama pasien. Sangat tepat apabila SIM
keperawatan bisa diaplikaskan.
b. Sistem informasi keperawatan di luar negeri sudah modern dan canggih dengan
memanfaatkan sistem teknologi informatika, sehingga perawat di luar negeri
mampu bekerja secara efisien dan dan berkualitas tinggi. Kondisi tersebut
diharapkan mampu diikuti oleh perawat di Indonesia.
c. Perlunya keperawatan di Indonesia memiliki sistem informasi manajemen
keperawatan dalam melakukan pelayanan kepada pasien di rumah sakit, sehingga
perawat bisa bekerja lebih efektif dan efisien.
d. Pelaksanaan proses asuhan keperawatan akan lebih cepat, efektif dan efisien
dengan menggunakan SIM.
e. Diharapkan hari rawat pasien lebih cepat karena interaksi pasien-perawat lebih
banyak sehingga tujuan asuhan keperawatan lebih cepat tercapai
f. Profesionalisme perawat akan semakin meningkat dan pengakuan kesetaraan
antara profesi perawat dengan medis akan lebih baik.
g. Citra perawat di masyarakat dan diantara profesi lain akan semakin baik.
h. Penggunaan SIM keperawatan akan meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit
E. Isu SIM Keperawatan Di Indonesia
Sedangkan isu tentang SIM keperawatan di Indonesia sampai saat ini adalah :
a. Perawat di Indonesia memiliki keinginan yang tinggi untuk memiliki program
SIM keperawatan
b. Belum dilaksanakannya SIM keperawatan di Indonesia berdampak terhadap
semakin tingginya beban kerja perawat. Sehingga perawat berharap pihak
manajemen RS segera mengaplikasikan program SIM keperawatan.
c. Beberapa rumah sakit di Indonesia, sampai saat ini yang berkembang adalah
Sistem Informasi Rumah Sakit yang baru berupa billing system.
d. Rumah Sakit di Indonesia 99% masih melaksanakan pendokumentasian
keperawatan secara manual .
e. Pihak manajemen rumah sakit masih memandang SIM keperawatan belum
menjadi suatu prioritas utama untuk diaplikasikan karena salah satu penyebabnya
adalah membutuhkan biaya yang cukup besar, masih belum memilki pemahaman
yang baik tentang dampak apabila program ini diberlakukan terhadap kualitas
pelayanan keperawatan dan rumah sakit secara umum, adanya pemikiran bahwa
pekerjaan perawat tidak memerlukan bantuan teknologi/alat yang canggih. Pihak
manajemen juga masih khawatir tentang kemampuan SDM keperawatan dalam
pemanfaatan tekonolgi ini.
f. Masih banyak perawat yang tidak mengenal apa sistem informasi manajemen
keperawatan yang berbasis komputer tersebut. Kondisi ini karena sangat
bervariasinya tingkat pendidikan keperawatan.
g. Belum adanya aspek legal/UU tentang praktek keperawatan.

F. Sistem Informasi Manajemen Keperawatan Di RS


Pihak manajemen rumah sakit masih memandang SIM keperawatan belum
menjadi suatu prioritas utama untuk diaplikasikan karena salah satu penyebabnya
adalah membutuhkan biaya yang cukup besar, masih belum memilki pemahaman
yang baik tentang dampak apabila program ini diberlakukan terhadap kualitas
pelayanan keperawatan dan rumah sakit secara umum, adanya pemikiran bahwa
pekerjaan perawat tidak memerlukan bantuan teknologi/alat yang canggih. Pihak
manajemen juga masih khawatir tentang kemampuan SDM keperawatan dalam
pemanfaatan tekonolgi ini. Selain itu, masih banyak perawat yang tidak mengenal
apa sistem informasi manajemen keperawatan yang berbasis komputer tersebut.
Kondisi ini karena sangat bervariasinya tingkat pendidikan keperawatan.

G. Alternatif Pemecahan Masalah dalam Penerapan SIM Keperawatan di


Indonesia
Ada beberapa alternatif pemecahan masalah dalam penerapan SIM
keperawatan di Indonesia diantaranya;
1. Perlu adanya pemahaman yang sama diantara pihak manajemen rumah sakit
dengan tim keperawatan tentang pentingnya pelaksanaan SIM keperawatan di
rumah sakit yang diwujudkan dalam bentuk pengalokasian dana yang memadai
untuk implementasi SIM keperawatan, pemberian pelatihan bagi perawat tentang
pelaksanaan SIM keperawatan, pengadaan fasilitas informasi teknologi yang
memadai.
2. Perlu adanya integrasi program SIM dalam kurikulum pendidikan keperawatan.
3. Peningkatan standarisasi tingkat pendidikan perawat agar memiliki pemahaman
yang tepat tentang teknologi informasi dalam keperawatan.
4. Adanya aspek legal berupa Undang-undang praktek keperawatan
5. Perlu adanya penelitian yang lebih jauh terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan aplikasi SIM di Indonesia.

A. Fenomena/Permasalahan Yang Muncul Di Rumah Sakit


Kepadatan diruang loket rumah sakit, dikarenakan banyaknya pasien dan lamanya
mengantri saat mendaftarkan diri.

B. Ide.

Kelompok kami mempunyai ide yang bisa mengatasi problem tersebut dengan
menyusun alat yang serupa dengan mesin pinjerprint. Dimana mesin ini akan
mengakases langsung data-data klien ke computer.
Cara penggunaan:
Terlebih dahulu klien harus mendaftarkan diri pada instansi rumah sakit. Setelah klien
mendaftar dan diberi kartu oleh pihak rumah sakit, klien bisa langsung memasukkan
kartu tersebut pada mesin, dan menyodorkan sidik jari klien/mengetik kata sandi yang
klien buat.
Pada masing-masing ruangan akan diberikan mesin tersebut sehingga klien tidak
menghabiskan waktu untuk mengantri.

C. Bisa/Tidak Alat Ini Terealisasikan


Menurut kelompok kami alat ini dapat di realisasikan. karena alat ini bisa
memudahkan petugas rekam medik untuk mengakses nama pasien/klien secara cepat
ke komputer, dan juga mengefisienkan waktu agar pasien/klien tidak lama menunggu
untuk mendaftar.
Alat ini sudah di lengkapi dengan mesin yang terhubung langsung pada computer,
sehingga klien hanya akan memasukan kartu yang berasal dari rumah sakit tsb dan
menggunakan sidik jari sebagai kata sandinya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa terhadap perkembangan Sistem Informasi Manajemen
keperawatan di Indonesia, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu:
1. Perkembangan SIM keperawatan di Indonesia masih sangat minim dan
tampaknya belum menjadi suatu kebutuhan dan prioritas utama bagi pihak
manajemen rumah sakit.
2. Beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan SIM keperawatan di
Indonesia adalah pengambil kebijakan bukan dari profesi keperawatan, SDM
keperawatan yang belum siap dengan sistem komputerisasi, Sedangkan faktor
pendukungnya adalah adanya kemudahan dalam mengakses informasi tentang
SIM keperawatan.
3. Beberapa alternatif yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan SIM
keperawatan di Indonesia diantaranya adalah; peningkatan alokasi dana,
peningkatan kualitas SDM keperawatan, pengadaan fasilitas teknologi
informasi yang lebih memadai dan terintegrasinya program SIM keperawatan
dalam kurikulum pendidikan keperawatan.
B. Saran
Diharapkan setelah membaca maklah ini, pembaca dapat mengetahui dan
memahami bagaimana sistem informasi manajemen keperawatan dan penerapannya
di Indonesia. Khususnya bagi perawat dan calon perawat agar dapat menerapkannya
lebih adekuat di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Endang. Pengertian Dokumentasi Keperawatan.http://www.scribd.com diakses tanggal 13


Desember 2011

Agustine, Uly. Sistem Informasi Manajemen.www.fik.ui.ac.id/ diakses tanggal 13


Desember 2011

Agustine, Uly. Sistem Informasi Manajemen Keperawatan. www.fik.ui.ac.id/ diakses


tanggal 13 Desember 2011

Anda mungkin juga menyukai