Anda di halaman 1dari 8

PENCEGAHAN STROKE BERULANG MELALUI

PEMBERDAYAAN KELUARGA DAN MODIFIKASI


GAYA HIDUP

Amila1, Janno Sinaga2, Evarina Sembiring3

Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Sari Mutiara Indonesia
1,2,3

Email: mila_difa@yahoo.co.id

Abstrak. Orang yang telah mengalami serangan stroke lebih mudah terkena
serangan ulang stroke dan dampaknya lebih parah dari serangan pertama dimana
angka kematian dan kecacatan lebih tinggi. Karena itu, akan lebih mudah jika
serangan ulang stroke dicegah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dalam deteksi tanda dan gejala stroke, pencegahan stroke berulang
dan perubahan perilaku modifikasi gaya hidup. Hal ini karena hipertensi, DM
merupakan penyakit terbanyak di Mutiara Home Care Medan yang merupakan
faktor risiko stroke. Metode kegiatan pengabdian masyarakat meliputi
pendidikan kesehatan, pemeriksaan kesehatan untuk mengidentifikasi faktor
risiko hipertensi/ stroke, pemberdayaan keluarga untuk mengenali tanda dan
gejala stroke, pengendalian faktor risiko stroke dan modifikasi gaya hidup. Hasil
kegiatan menunjukkan mayoritas responden memiliki jumlah serangan stroke
1 kali (60%), mayoritas keluarga memiliki pengetahuan cukup (60%) tentang
pencegahan stroke berulang, mayoritas responden memiliki resiko rendah (50%).
Peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga dalam deteksi tanda pencegahan
faktor risiko stroke ditargetkan terjadi perubahan perilaku dan meningkatkan
pola hidup sehat untuk mencegah stroke berulang.

Kata Kunci : Pencegahan stroke berulang; modifikasi gaya hidup; faktor risiko
stroke

PENDAHULUAN nyebab utama kecacatan pada kelompok usia


Stroke merupakan kegawatdaruratan dewasa(Kementerian Kesehatan RI, 2008)
neurologi yang mendadak (akut) karena Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013,
oklusi atau hipoperfusi pada pembuluh da- bahwa prevalensi stroke berdasarkan terdi-
rah otak, sehingga jika tidak segera diatasi agnosis tenaga kesehatan di Sumatera Utara
maka akan terjadi kematian sel dalam be- didapatkan sebesar 6.6 %. Prevalensi stroke
berapa menit, kemudian menimbulkan de- cenderung lebih tinggi pada masyarakat den-
fisit neurologis dan menyebabkan kecacatan gan pendidikan rendah baik yang didiagnosis
atau kematian (Misbach, 2011). Di Indonesia nakes (16,5%) maupun diagnosis nakes atau
data nasional menunujukkan stroke penye- gejala (32,8%). Di Indonesia, stroke meru-
bab kematian tertinggi yaitu 15,4% dan pe- pakan penyakit nomor tiga mematikan setelah

143
144 ABDIMAS Vol. 22 No. 2, Desember 2018

jantung dan kanker (Kementerian Kesehatan yang pulih sempurna, ada yang sembuh den-
RI, 2013) gan cacat ringan sampai dengan berat. Bahkan
Stroke berulang (sekunder), merupak- pada kasus yang berat dapat terjadi kematian.
an salah satu komplikasi yang sering timbul Pada kasus yang dapat bertahan hidup beber-
setelah pasien pulang dari perawatan di rumah apa kemungkinan bisa terjadi seperti stroke
sakit. Pasien yang pernah menderita stroke berulang.
memiliki risiko untuk terkena serangan stroke Sampai saat ini belum ada pengobatan
sekunder. Serangan stroke sekunder ini bisa yang efektif dan efisien untuk stroke karena
lebih fatal dari stroke pertama, karena bertam- sifatnya yang multikausal (disebabkan banyak
bah luasnya kerusakan otak yang terjadi aki- faktor). Upaya pencegahan merupakan salah
bat serangan stroke sebelumnya (Mulyatsih, satu cara yang paling efektif dan efisien untuk
2010) mengurangi kejadian stroke. Upaya pencega-
Rendahnya kesadaran akan faktor risiko han baru dapat dilakukan jika kita mengeta-
stroke, kurang dikenalinya gejala stroke, be- hui faktor risiko apa saja yang menyebabkan
lum optimalnya pelayanan stroke dan ketaatan stroke.
terhadap program terapi untuk pencegahan Faktor yang dapat menimbulkan stroke
stroke ulang yang rendah merupakan perma- dibedakan menjadi faktor risiko yang tidak
salahan yang muncul pada pelayanan stroke di dapat diubah atau tidak dapat dimodifikasi
Indonesia. Keempat hal tersebut berkontribusi dan faktor risiko yang dapat diubah atau dapat
terhadap peningkatan kejadian stroke baru, dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat
tingginya angka kematian akibat stroke, dan diubah diantaranya peningkatan usia dan jenis
tingginya kejadian stroke ulang di Indonesia kelamin laki-laki. Faktor risiko yang dapat di-
(Kementerian Kesehatan RI, 2013). ubah antara lain hipertensi, diabetes melitus,
Mutiara Home Care merupakan per- dan dislipidemia [5] .
awatan rumah dan rawat jalan yang didirikan Menurut Stroke Engine [6], 80% stroke
oleh Universitas Sari Mutiara sejak tahun dapat dicegah dengan cara pengobatan dan
2016. Salah satu bentuk perawatan Mutiara pengendalian faktor risiko melalui modifikasi
Home Care adalah pencegahan stroke beru- gaya hidup. Modifikasi gaya hidup merupak-
lang. DM dan Hipertensi merupakan penya- an salah satu cara untuk mencegah terjadinya
kit terbanyak di Mutiara Home Care Medan. stroke berulang (sekunder) (Stroke Engine
Sekitar 80% hipertensi merupakan penye- 2009). Ginsberg (2008), mengatakan bahwa
bab utama stroke. Ditemukan 5 dari 8 pasien rekurensi dapat dicegah dengan pengendalian
pasien Mutiara Home Care merupakan pasien faktor risiko melalui pengobatan dan modifi-
stroke berulang. Keluarga juga tidak terlalu kasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup yang
mengerti makanan seperti apa yang seharus- berisiko stroke merupakan promosi yang efek-
nya dihindari dan karena banyaknya kesibu- tif untuk stroke sekunder. Gaya hidup yang
kan, keluarga terkadang lalai untuk mengantar dimaksud meliputi : dan diit tidak sehat, obe-
pasien untuk kontrol ke rumah sakit. Sikap sitas, rokok, alkohol dan kurang aktifitas fisik
keluarga dalam memberikan perawatan pada (Lawrence, 2010).
pasien yang dilatarbelakangi oleh minimnya Untuk itu perlu dilakukan upaya mengu-
pengetahuan yang mereka punya tentang pe- rangi terjadinya stroke dengan mengkonsumsi
nyakit stroke serta perawatannya inilah yang gizi yang seimbang seperti: perbanyak makan
nantinya memberikan kemungkinan terjadin- sayur, buah-buahan segar, protein rendah le-
ya serangan stroke ulang. mak dan kaya serat yang sangat bermanfaat
Perjalanan penyakit stroke beragam, ada untuk pembuluh darah. Dan tidak keting-
Amila, Janno Sinaga, Evarina Sembiring Pencegahan Stroke Berulang Melalui Pemberdayaan Keluarga ...
145

galan juga lakukan olahraga teratur, dengan saan kesehatan kepada keluarga tentang TD,
berolahraga teratur dapat mengontrol berat BB, merokok, kolesterol dan gula darah, ri-
badan serta mengurangi resiko terjadinya wayat stroke dalam keluarga, olahraga untuk
stroke (Wahyuni, 2012). Menurut Pinzon rutin mengetahui faktor risiko stroke. Memberikan
melakukan kontrol, melakukan diet seimbang, penilaian/kesimpulan pada peserta apakah
melakukan gerakan fisik yang teratur dan ber- peserta memiliki risiko tinggi, hati-hati dan
henti merokok dapat mencegah terjadinya se- resiko rendah mengalami stroke. ( b )
rangan berulang pada pasien stroke (Bethesda Pengukuran tingkat pengetahuan keluarga ten-
Stroke Centre, 2007). tang pencegahan stroke berulang. (c) Pembe-
Pendidikan kesehatan diarahkan untuk rian edukasi kepada keluarga tentang deteksi
membantu pasien dan keluarganya melaku- stroke, faktor risiko stroke dan modifikasi
kan perawatan diri terhadap keluarga sendiri gaya hidup pasien untuk mencegah hipertensi/
dan bertanggung jawab terhadap kesehatan stroke melalui booklet, leaflet dan video. (d)
mereka sendiri. Pendidikan kesehatan ini Memberikan pelatihan kepada pasien/keluar-
dapat mencakup beberapa bidang, termasuk ga cara menilai faktor risiko dan deteksi tanda
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, dan gejala stroke. (e) Pemberdayaan kel-
masalah kesakitan/disabilitas dan dampaknya uarga untuk untuk mengenali tanda dan gejala
pada klien dan keluarga. stroke, pengendalian faktor risiko stroke dan
Pemeriksaan kesehatan kepada keluarga/ modifikasi gaya hidup.
masyarakat untuk mengidentifikasi faktor
risiko hipertensi/ stroke, seperti pemeriksaan HASIL DAN PEMBAHASAN
tekanan darah, gula darah, kolesterol, berat Berikut merupakan hasil pengabdian ma-
badan/IMT dan pemberdayaan keluarga untuk syarakat yang telah dilaksanakan
mengenali tanda dan gejala stroke, pengenda-
lian faktor risiko stroke dan modifikasi gaya
hidup.
Keluarga merupakan orang terdekat yang
dapat mencegah perilaku hipertensi/stroke
melalui modifikasi gaya hidup. Keluarga
dapat berfungsi sebagai peer educator untuk
mempromosikan deteksi stroke dan modifi-
kasi gaya hidup seperti mengontrol hiperten-
si, DM, penyakit jantung dan aterosklerosis
dengan obat dan diit, stop merokok dan mi-
num alkohol, turunkan berat badan dan rajin
olahraga, serta mengurangi stres. Tujuan
Kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan
dalam deteksi tanda dan gejala stroke, pence-
gahan stroke berulang dan perubahan perilaku
modifikasi gaya hidup

METODE Gambar 1. Kegiatan Pengabdian


Masyarakat
Metode pelaksanaan dalam kegiatan pen-
gabdian masyarakat ini adalah : (a) Pemerik-
146 ABDIMAS Vol. 22 No. 2, Desember 2018

Tabel 1. Karakteristik Jumlah Serangan seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes


Stroke (n =20) mellitus, hiperlipidemia, merokok, dan obesi-
tas saat serangan stroke pertama dapat mence-
Jumlah Serangan Stroke
F Jumlah % gah serangan stroke berulang.
1x 12 60 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
2x 5 25
3x 3 15 sebagian besar responden merupakan kasus
dengan serangan pertama. Hasil penelitian ini
Berdasarkan tabel di atas menunjuk- didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
kan bahwa mayoritas responden memiliki Almborg, Ulander, Thulin dan Berg (2010),
jumlah serangan stroke 1 kali sebanyak 12 melaporkan 79% responden mengalami stroke
orang (60%). Secara konsep sekitar sepertiga pertama kali. Hal serupa dilaporkan Yea,
dari semua pasien stroke yang sembuh dari Suh, Sien dan Mien (2008) yang melaporkan
stroke akan mengalami serangan ulang dalam 55.1% responden merupakan stroke yang per-
5 tahun, 5-14% dari mereka akan mengalami tama kali. Data tersebut menunjukkan bahwa
stroke ulang pada tahun pertama (Iskandar, pasien yang mengalami stroke 1 kali lebih
2003). Menurut National Stroke Association tinggi dibandingkan dengan stroke berulang.
(2009), 3- 10% stroke ulang terjadi dalam Pada umumnya serangan stroke sudah
30 hr, 5-14% pasien stroke akan mengalami dapat dikenali pada tingkat awal serangan,
stroke ulang dalam 1 tahun, dan 25-40% akan tetapi pada serangan awal sering tidak
dalam waktu 5 tahun. disadari atau diketahui, karena hampir sama
Pasien yang terkena stroke memiliki dengan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit
risiko yang tinggi untuk mengalami serangan lainnya (Wardana, 2011).
stroke ulang. Serangan stroke ulang berkisar
antara 30%-43% dalam waktu 5 tahun. Setelah Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Keluarga ten-
serangan otak sepintas, 20% pasien mengala- tang Pencegahan Stroke (n= 20)
mi stroke dalam waktu 90 hari, dan 50% di- Tingkat pengetahuan
antaranya mengalami serangan stroke ulang F Jumlah %
dalam waktu 24-72 jam. Tekanan darah yang Baik 2 10
tinggi (tekanan darah sistolik > 140 mmHg Cukup 12 60
Kurang 6 30
dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg) akan
meningkatkan risiko terjadinya stroke ulang.
Stroke ulang memiliki tingkat mortalitas dan Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa
kecacatan yang lebih tinggi dibandingkan mayoritas keluarga memiliki pengetahuan cu-
kup sebanyak 12 orang (60%). Hasil penelitian
dengan stroke pertama, karena pada saat ter-
yang dilakukan oleh Haghighi et al (2009) me-
jadi stroke ulang, jaringan otak masih belum nyatakan bahwa pengetahuan dan sikap keluar-
pulih akibat serangan pertama sehingga akan ga merupakan faktor resiko stroke yang paling
berdampak lebih berat (Bethesda Stroke Cen- penting.
tre, 2007).
Pengendalian faktor risiko yang tidak Keterlibatan keluarga ini sangat penting
baik merupakan penyebab utama munculnya dalam tahap memodifikasi gaya hidup, pengo-
serangan stroke ulang. Serangan stroke ulang batan dan rehabilitasi jangka panjang, karena
pada umumnya dijumpai pada individu den- keluargalah yang paling mengetahui kondisi
gan hipertensi yang tidak terkendali dan mero- kesehatan pasien dan menjadi bagian pent-
kok. Black & Jacob (2010) juga menyatakan ing dalam proses pemulihan. Masyarakat luas
bahwa pengurangan berbagai faktor risiko, perlu mendapat pengetahuan yang memadai
Amila, Janno Sinaga, Evarina Sembiring Pencegahan Stroke Berulang Melalui Pemberdayaan Keluarga ...
147

tentang faktor risiko stroke. Petugas kesehatan Sebuah penelitian studi kasus di RS DR.
pengambil kebijakan kesehatan diharapkan Kariadi Semarang menyatakan bahwa ter-
lebih memperhatikan langkah-langkah pre- dapat empat hal yang sangat berperan dalam
ventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif untuk kejadian stroke berulang, yaitu : tekanan darah
stroke. sistolik yang tinggi, kadar gula darah sewaktu
Orang yang telah mengalami serangan di atas normal, terdapatnya kelainan jantung,
stroke lebih mudah terkena serangan ulang dan keteraturan berobat (Siswanto, 2010).
stroke dan dampaknya lebih parah dari se- Penelitian menunjukkan bahwa makanan
rangan pertama dimana angka kematian dan kaya lemak jenuh dan kolesterol seperti dag-
kecacatan lebih tinggi. Karena itu, akan lebih ing, telur, dan produk susu dapat meningkat-
mudah jika serangan ulang stroke dicegah. Ke- kan kadar kolesterol dalam tubuh dan berpen-
luarga sebagai sumber bantuan yang terpent- garuh pada risiko aterosklerosis dan peneba-
ing memiliki kemampuan untuk mengubah lan pembuluh. Kadar kolesterol di bawah 200
gaya hidup individu memegang peranan pent- mg/dl dianggap aman, sedangkan di atas 240
ing tidak hanya dalam fase rehabilitasi melain- mg/dl sudah berbahaya dan menempatkan se-
kan juga dalam fase pencegahan terutama jika seorang pada risiko terkena penyakit jantung
dilengkapi dengan pengetahuan yang tepat. dan stroke (Tilong, 2013). Oleh karena itu,
jika kadar kolesterol dalam darah meningkat,
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Faktor Risiko maka risiko untuk aterosklerosis meningkat
Stroke (n = 20) juga. Kolesterol tidak larut dalam cairan da-
rah, sehingga untuk proses transportasinya ke
Faktor Risiko Stroke
F Jumlah %
seluruh tubuh perlu “dikemas” bersama pro-
Resiko Tinggi 7 35 tein menjadi partikel yang disebut “lipopro-
Resiko Rendah 10 50 tein” (Soeharto, 2004).
Hati-Hati 3 15
Latihan fisik secara teratur membantu
mengurangi timbulnya penyakit jantung dan
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan stroke. Ahli bedah umum Amerika mereko-
bahwa mayoritas responden memiliki re- mendasikan untuk melakukan latihan fisik
siko rendah sebanyak 10 orang (50%). Hasil secara teratur setiap hari selama 30 menit.
penelitian ini sejalan dengan penelitian Faisal, Ketidakaktifan, kegemukan atau keduanya
Rachmawati & Musafaah (2015) menjelas- berisiko meningkatkan tekanan darah, koles-
kan bahwa tingkat faktor risiko stroke rendah terol darah, diabetes, penyakit jantung dan
sebanyak 14 responden (35%), tingkat faktor stroke (AHA/ASA, 2006). Ridwanaz (2012)
risiko stroke sedang sebanyak 15 responden menjelaskan upaya untuk mengurangi stroke
(37,5%), dan tingkat faktor risiko stroke tinggi yakni dengan periksa tekanan darah secra ru-
sebanyak 11 responden (27,5%). tin dan mengkonsumsi makanan yang men-
Beberapa faktor risiko stroke adalah : hip- gandung potasium, karena menurut riset
ertensi, merokok, DM, kelainan jantung, ka- mengkonsumsi makanan yang kaya potasium
dar kolesterol dan aktifitas fisik Kadar koles- dapat mengurangi resiko stroke 40%. Contoh
terol merupakan salah satu dari faktor resiko makanan yang mengandung potasium yaitu:
stroke. Total serum kolestrol, LDL, maupun alpukat, kedelai, pisang, salmon, dan tomat.
trigiserida yang tinggi dapat meningkatkan re- Selanjutnya aspirin, aspirin bisa membantu
siko stroke iskemik (terutama bila disertai hip- mencegah stroke. Tetapi kalau seseorang yang
ertensi) karena terjadinya aterosklerosis pada tidak menderita stroke mengkonsumsinya
arteri karotis. akan berdampak kurang baik.
148 ABDIMAS Vol. 22 No. 2, Desember 2018

SIMPULAN Edisi kedelapan. Jakarta. Penerbit Er-


langga.
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian Lawrence. 2010. A Summary of The Guidance
masyarakat dapat disimpulkan responden me- Relating to Four Lifestyle Risk Factors
miliki jumlah serangan stroke 2 kali. Keluarga for Reccurent Stroke. British Journal of
pasien memiliki pengetahuan yang cukup ten- Neuroscience Nursing, 5 (10).
tang pengertian, penyebab dan gejala yang dit- Pinzon, Rizaldy dan Asanti, Laksmi. 2010.
imbulkan dari penyakit stroke tetapi sebagian AWAS STROKE! Pengertian, Gejala,
besar diantaranya juga memiliki pengetahuan Tindakan, Perawatan, dan Pencegahan.
yang kurang tentang diet, pantangan dan reha- Yogyakarta: Andi Offset.
bilitasi stroke. Faktor risiko stroke pada pasien Bethesda Stroke Centre. 2007. Faktor resiko
Home Care adalah sebagian besar memiliki stroke usia muda. http://www.stroke-
risiko rendah stroke yaitu 10 orang, sebanyak bethesda.com. Diakses pada 14 Juni
7 orang memiliki risiko tinggi stroke dan 3 2018.
orang hati-hati untuk risiko stroke. Dari semua Black, J.M., & Jacob, E.M. 2009. Medical
faktor risiko yang ada, faktor risiko yang pal- surgical nursing clinical management
ing banyak dimiliki responden ini adalah yaitu for positive outcomes (8th ed.). St. Lou-
sebanyak 20 orang memiliki kadar kolesterol is : Elsevier Saunders.
>200 mg/dl dan faktor risiko lain adalah se- Almborg, A. H., Ulander, K., Thulin, A., &
banyak 16 orang tidak melakukan olahraga Berg, S. 2010. Discharged after stroke–
important factors for health‐related
DAFTAR PUSTAKA quality of life. Journal of clinical nurs-
ing, 19(15‐16): 2196- 2206.
Misbach, J. 2011. Stroke : Aspek Diagnosis,
Wardhana, W.A. 2011. Strategi Mengatasi &
Patofisiologi, Manajemen. Kelompok
Bangkit Dari Stroke. Yogyakarta: Pusta-
Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spe-
ka Pelajar
sialis Saraf Indonesia. Jakarta : Balai
Haghighi et al. 2009. Knowledge and attitude
Penerbit FKUI.
towards stroke risk factors, warning
Kementerian Kesehatan RI. 2008. Riset Ke-
symptoms and treatment in an iranian
sehatan Dasar 2008. Jakarta : Badan
population. Available at Karger AG, Ba-
Penelitian dan Pengembangan Kesehat-
sel http://www.karger.com/mpp.
an Kementerian Kesehatan RI.
Faisal, H., Rachmawati, K., & Musafaah.
Kementerian Kesehatan RI.2013. Riset Ke-
2015. Tingkat Faktor Risiko Stroke
sehatan Dasar 2013. Jakarta : Badan
Dengan Pengetahuan Masyarakat Ter-
Penelitian dan Pengembangan Kesehat-
hadap Deteksi Dini Penyakit Stroke. 3
an Kementerian Kesehatan RI.
DK, 3(2): 79-87.
Mulyatsih, E. dan Ahmad, A.A.2010. Stroke
Siswanto Y. 2010. Beberapa Faktor yang
: Petunjuk perawatan pasien pasca
Mempengaruhi Kejadian Stroke Beru-
stroke di rumah. Cetakan 2. Jakarta :
lang (Studi Kasus RS DR. Kariadi
Balai Penerbit FKUI.
Semarang). Semarang: Universitas Di-
Stroke Engine 2009. Secondary Stroke Pre-
ponegoro;
vention. Information for patient and
Tilong, A 2013. Kitab Herbal Khusus Terapi
families.www.strokengine.ca, dilihat tang-
Stoke. Edisi 3, Yogyakarta.
gal 6 Maret 2018.
Soeharto, I. 2004. Serangan Jantung dan
Ginsberg, L. 2008. Lecture Notes Neurologi.
Stroke Hubungannya Dengan Lemak
Amila, Janno Sinaga, Evarina Sembiring Pencegahan Stroke Berulang Melalui Pemberdayaan Keluarga ...
149

dan Kolesterol. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama.
AHA/ASA.2006. Primary prevention of isch-
emic stroke. http://stroke.ahajournals.org/cgi/
content/full/37/6/1583#FIG 1173987 (diak-
ses tanggal 14 Juni 2018)
Ridwanaz. 2012. Pengertian stroke, pe-
nyebab, gejala, dan cara mencegah.
http://ridwanaz.com/kesehatan/penger-
tian-strokepenyebab-gejala-dan-cara-
mencegah/. Diakses tanggal 11 Novem-
ber 2017.

Anda mungkin juga menyukai