Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)


MATERI PECAHAN SEDERHANA KELAS III SD

Pratama, Ester
Universitas Kanjuruhan Malang
E-mail: pratama.ester@yahoo.com

Abstrak
Pembuatan modul pembelajaran yang dibuat oleh guru memiliki manfaat
dalam perkembangan prestasi siswa. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
menghasilkan suatu modul pembelajaran materi pecahan sederhana yang valid,
efektif, dan praktis dengan mengembangkan tujuh unsur pada pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL). Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan.
Model penelitian pengembangan menggunakan model 4-D. Tahap penelitian
dilakukan dalam empat tahap, yaitu: (1) Tahap pendefinisian (define); (2) tahap
perancangan (design); (3) tahap pengembangan (develop); dan tahap penyebaran
(disseminate). Berdasarkan pada tahap pengembangan melalui validasi, diperoleh
bahwa modul yang dikembangkan valid dengan ketercapaian validasi modul 96,73%
dan ketercapaian validasi materi 76,46%. Kepraktisan modul diperoleh dari
ketercapaian persentase aktivitas guru selama dua pertemuan mencapai 82% dan
91,42%. Keefektifan modul diperoleh dari hasil persentase aktivitas siswa selama
pertemuan pertama dan kedua mencapai 85,14% dan 90,85%, persentase respon
positif siswa terhadap modul pembelajaran mencapai 95,66%, dan rata-rata hasil
belajar yang diperoleh oleh siswa mencapai nilai 88 . Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, maka modul pembelajaran matematika layak digunakan di lapangan.
Kata Kunci: CTL, Modul, Pecahan

Abstract
The making of learning modules created by teachers has benefits in the
development of student achievement. This research generally had purpose to produce
a modest fraction of material learning module are valid, effective, and practical by
developing the seven elements of the approach Contextual Teaching and Learning
(CTL). The research development model used a 4-D model. The study was conducted
in four steps: (1) definition step; (2) design step; (3) development step; and (4) the
disseminate step. Based on the development step through validation, it is found that
the module developed is valid with 96,73% validation module achievement and
material validation achievement 76,46%. Module practicality is obtained from the
percentage of teacher activity during two meetings reached 82% and 91,42%. The
effectiveness of module obtained from the result of the percentage of student activity
during the first and second meeting reached 85,14% and 90,85%, the percentage of
student’s positive responses to the learning module reached 95,66%, and the average
learning outcomes obtained by students reached 88. Based on the result of the
research, it can be concluded that the mathematic learning module is suitable for use
in the class.
Keywords: CTL, Module, Fractional

PENDAHULUAN mempelajari materi matematika yang


Matematika digunakan sebagai lain pada jenjang berikutnya.
alat untuk mengembangkan cara Kurangnya pemahaman siswa
berpikir. Untuk itulah matematika mengenai pecahan merupakan faktor
sangat diperlukan dalam kehidupan yang mendasari pada penguasaan
sehari-hari. Salah satu materi matematika yang kurang memadai.
pembelajaran matematika yang Unsur pembelajaran pada materi
berkaitan dengan kehidupan sehari- pecahan sederhana diajarkan pada
hari adalah materi pecahan sederhana. siswa kelas III adalah penjumlahan
Materi pecahan bukanlah materi yang dan pengurangan pecahan berpenyebut
mudah karena materi tersebut bersifat sama. Materi tersebut merupakan
abstrak. Keabstrakkan tersebut yang materi kelas III pada semester ganjil.
membuat siswa kesulitan untuk Materi ini mengacu pada Kurikulum
memahami materi. Mengenal pecahan 2013.
sederhana merupakan salah satu materi Kondisi perkembangan kognitif
penting yang harus dikuasai oleh siswa siswa kelas III tingkat sekolah dasar
pada tingkat Sekolah Dasar. Namun berada pada tahap operasional konkret.
pada kenyataannya, konsep pecahan Jean Piaget (dalam Hartono, 2008:24-
bukanlah konsep yang sederhana untuk 25) mengemukakan bahwa anak pada
dipelajari dan dipahami oleh siswa. usia 7 sampai 11 tahun berada pada
Makna pecahan yang begitu bervariasi tahap operasional konkret. Pada tahap
merupakan salah satu penyebab ini, siswa pada usia tersebut dapat
kesulitan siswa dalam pembelajaran melakukan identifikasi (mengenali
pecahan. Di sisi lain, pecahan sangat sesuatu), negasi (mengingkari
berguna bagi siswa karena materi ini sesuatu), dan reprokasi (mencari
akan membantu siswa dalam hubungan timbal balik antara beberapa
hal). Sehingga pemberian materi tidak tentang segala komponen dasar
pembelajaran matematika yang abstrak bahan ajar, yaitu: 1) petunjuk belajar
dengan memberikan permasalahan (petunjuk siswa atau guru), 2)
yang berkaitan dalam kehidupan kompetensi yang akan dicapai, 3)
sehari-hari dapat mengkonkretkan informasi pendukung, 4) latihan-
pembelajaran matematika. latihan, 5) petujuk kerja yang dapat
Dalam memberikan materi berupa Lembar Kerja (LK), dan 6)
pembelajaran, guru sebaiknya tidak evaluasi (Majid, 2012:176).
secara langsung memberikan materi Selain dengan modul
kepada siswa. Sebaiknya siswa pembelajaran, diperlukan pula
diberikan kesempatan untuk alternatif pembelajaran yang berpusat
membangun pengetahuannya sendiri. pada siswa dan menyajikan konsep
Pengajaran dianggap setara dan identik pembelajaran matematika yang
dengan pembelajaran dengan siswa berkaitan dengan kehidupan sehari-
yang aktif (Hariyanto dan Suyono, hari siswa. Salah satu pendekatan
2014:17). Pembelajaran dipandang pembelajaran matematika yang
sebagai suatu sistem yang terdiri dari bermakna oleh siswa adalah dengan
komponen-komponen yang saling menerapkan Contextual Teaching and
berkaitan satu sama lain, serta Learning (CTL). Melalui pendekatan
terorganisir antara kompetensi yang Contextual Teaching and Learning
harus diraih siswa, materi pelajaran, (CTL) akan membuat siswa lebih
pokok bahasan, metode dan mudah dalam memahami konsep dan
pendekatan pembelajaran, media materi yang disampaikan karena
pembelajaran, sumber belajar, produk yang akan diberikan berupa
pengorganisasian kelas, serta penilaian modul yang mengaitkan materi
hasil belajar siswa. pelajaran dengan kehidupan sehari-
Pemberian bahan ajar berupa hari siswa. Modul dengan pendekatan
modul yang dibuat oleh guru juga Contextual Teaching and Learning
memiliki manfaat dalam (CTL) merupakan salah satu perangkat
perkembangan prestasi siswa. Modul pembelajaran yang mencakup isi
yang dibuat oleh guru sebaiknya materi, metode, serta evaluasi yang
mengarah pada keadaan lingkungan dapat digunakan secara mandiri sesuai
sekitar siswa. Modul adalah sebuah dengan kecepatan belajar masing-
buku yang ditulis dengan tujuan agar masing individu secara efektif dan
peserta didik dapat belajar secara efisien. Hal ini berarti modul dapat
mandiri tanpa atau dengan bimbingan digunakan untuk belajar siswa kapan
guru, sehingga modul berisi paling saja, dimana saja, tanpa bergantung
pada pengajar karena bahasa pada terdapat dalam buku siswa yang
modul telah disusun seolah-olah sama kurang sesuai dengan konteks siswa
dengan bahasa pengajar. Modul yang kelas III SD Negeri Blimbing 4
digunakan pada penelitian ini berisi Malang. Kondisi seperti itulah yang
penjelasan materi dan pada bagian membuat guru kurang menggali
akhir berisi kesimpulan dari materi kreativitasnya untuk mengembangkan
pada setiap pembahasannya, sehingga perangkat pembelajaran yang sesuai
siswa akan lebih mudah dalam dengan kebutuhan siswa. Kesesuaian
mempelajari dan mengingat isi modul. perangkat pembelajaran dengan latar
Penelitian yang telah dilakukan belakang dan karakteristik siswa
oleh Sukinah (2016) menunjukkan sangat dipelukan guna meningkatkan
bahwa pendekatan Contextual prestasi belajar siswa.
Teaching and Learning (CTL) dapat Penelitian yang telah dilakukan
meningkatkan prestasi siswa. Hal ini sebelumnya menunjukkan bahwa
terbukti dari hasil penelitian yang telah pembelajaran matematika dengan
dilakukan membuktikan bahwa model menggunakan pendekatan Contextual
pembelajaran yang digunakan Teaching and Learning (CTL) dapat
memiliki dampak positif dalam meningkatkan pemahaman konsep
meningkatkan prestasi belajar peserta serta hasil belajar siswa. Seperti hasil
didik yang terlihat pada peningkatan penelitian yang telah dilakukan oleh
ketuntasan belajar peserta didik pada Wahyuningtyas dan Raddin Nur Shinta
setiap siklus, yaitu 75,68% menjadi (2017) yang telah memenuhi kriteria
100%. valid, praktis, dan efektif.
Melalui hasil observasi ang Ketercapaian kriteria valid tercermin
dilakukan oleh peneliti di SDN dari angket validasi dari ahli dan
Blimbing 4 Malang menunjukkan praktisi dengan presentase kevalidan
bahwa guru hanya mengandalkan yaitu 90,46%. Untuk data ketercapaian
perangkat pembelajaran yang sudah kriteria efektifitas modul diperoleh
jadi. Guru berpedoman pada perangkat melalui skor uji kompetensi siswa dan
pembelajaran yang telah dibuat oleh ulangan harian serta ditentukan dari
pemerintah ataupun lembaga lain. Hal hasil aktivitas dan respon siswa. Skor
ini berarti guru menggunakan setiap siswa pada uji kompetensi 1 dan
perangkat pembelajaran tanpa melihat 2 telah mencapai 75 dengan ada satu
kesesuaian perangkat pembelajaran siswa yang mendapat skor jauh
dengan karakteristik serta latar dibawah 75 sehingga tidak
belakang siswa. Hal tersebut terlihat dimasukkan dalam analisis data.
pada permasalahan atau soal-soal yang Sedangkan presentase ketuntasan
ulangan hariannya yaitu 85% dan Learning (CTL) materi pecahan
persentase respon siswa yaitu 81,25%. sederhana kelas III SD.
Dari segi kepraktisan terhadap produk
hasil pengembangan didapatkan METODE
kekonsistenan skor pengisian angket Jenis penelitian ini merupakan
dari validator dan observer yaitu sama- jenis penelitian pengembangan. Model
sama menunjukkan kriteria tinggi, penelitian ini menggunakan model
maka dapat disimpulkan bahwa modul penelitian pengembangan 4-D yang
hasil pengembangan ini praktis. dikembangkan oleh Thiagarajan,
Penelitian lain dari Suastika dan Semmel, and Semmel. Tahap
Dyah Tri Wahyuningtyas penelitian terdiri atas: (1) tahap
menunjukkan bahwa pengembangan pendefinisian yaitu menetapkan dan
modul pembelajaran dengan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan
pendekatan Contextual Teaching and pembelajaran dengan menganalisis
Learning (CTL) dapat meningkatkan tujuan dan batasan materi, (2) tahap
aktivitas siswa dalam pembelajaran. perancangan yaitu perancangan modul
Hasil penelitian dari pengembangan pembelajaran, sehingga diperoleh
modul tersebut diperoleh hasil prototipe (contoh modul
validitas modul 3,31 dengan kriteria pembelajaran), (3) tahap
tinggi, observasi aktivitas siswa pengembangan yang bertujuan untuk
memproleh hasil 3.52 dengan kriteria menghasilkan draf, perangkat
tinggi, validasi tanggapan kuesioner pembelajaran yang telah direvisi
respon siswa memperoleh hasil 3,27 berdasarkan masukan para ahli dan
dengan kriteria tinggi dan validasi data yang diperoleh dari uji coba, dan
hasil belajar siswa memperoleh hasil (4) tahap penyabaran yang bertujuan
3,44 dengan kriteria tinggi. untuk menguji efektivitas penggunaan
Untuk mengatasi permasalahan modul dalam kegiatan belajar
tersebut, maka dibutuhkan modul mengajar. Bentuk instrumen yang akan
pembelajaran yang memuat materi digunakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran dengan keadaan di sebagai berikut: (1) lembar validasi,
lingkungan sekitar siswa. Tujuan (2) lembar observasi, (3) angket respon
penelitian ini adalah untuk siswa, (4) tes hasil belajar, dan (5)
mendeskripsikan proses pembuatan studi kepustakaan.
serta menghasilkan produk modul Teknik analisis data yang
pembelajaran matematika melalui digunakan dalam penelitian
pendekatan Contextual Teaching and pengembangan ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif dan
analisis data kuantitatif. Analisis Pada tahap ketiga, yaitu tahap
deskriptif kualitatif digunakan untuk pengembangan (develop). Tahap ini
mengelola hasil wawancara dan bertujuan untuk untuk menghasilkan
komentar yang diberikan oleh modul pembelajaran yang sudah
validator. Sedangkan analisis data direvisi berdasarkan masukan dari para
kuantitatif diperoleh melalui pengisian ahli. Dan tahap terakhir yaitu tahap
angket oleh validator dan responden penyebaran (disseminate), pada tahap
yang berisikan pertanyaan-pertanyaan ini dilakukan pengemasan modul
yang berhubungan dengan modul pembelajaran melalui pendekatan
pembelajaran yang dihasilkan. Contextual Teaching and Learning
(CTL) yang siap untuk disebarkan.
Produk yang dihasilkan pada
HASIL DAN PEMBAHASAN penelitian pengembangan ini adalah
Pengembangan modul melalui modul matematika melalui pendekatan
pendekatan Contextual Teaching and Contextual Teaching and Learning
Learning (CTL) dalam penelitian ini (CTL) materi pecahan sederhana kelas
mengacu pada model Thiagarajan yang III SD. Langkah-langkah dalam
terdiri atas empat tahap, yaitu pembuatan modul tersebut antara lain:
pendefinisian (define), perancangan 1. Perumusan KI, KD, Indikator serta
(design), pengembangan (develop), tujuan pembelajaran materi
dan penyebaran (disseminate). Pada pecahan sederhana
tahap pendefinisian (define), dilakukan 2. Penyusunan tes mengenai materi
identifikasi dan kajian tentang modul pecahan sederhana
pembelajaran yang digunakan di SDN 3. Pemilihan format dalam penulisan
Blimbing 4 Malang khususnya pada isi materi dalam modul
pembelajaran matematika kelas 3 pembelajaran
tentang materi pecahan sederhana. 4. Mendesain modul
Pada tahap perancangan (design), Validasi desain dilakukan oleh
dilakukan persiapan dalam pembuatan validator yang terdiri dari 2 validator
draft modul yang diawali dengan dan 1 praktisi pembelajaran. Validator
penyusunan kisi-kisi modul diberi lembar validasi untuk
pembelajaran. Kisi-kisi ini digunakan memperoleh penilaian, kritik, dan
sebagai acuan untuk menyusun modul saran terhadap modul dan materi
pembelajaran melalui pendekatan dalam modul pembelajaran
Contextual Teaching and Learning matematika. Validasi materi dalam
(CTL). modul pembelajaran matematika
diberikan oleh dosen matematika
Universitas Kanjuruhan Malang dan menggunakan pendekatan kontekstual
validasi modul pembelajaran diberikan dapat meningkatkan aktivitas guru
oleh guru kelas III SDN Blimbing 4 dalam mengelola pembelajaran.
Malang. Modul pembelajaran juga
Penilaian modul pembelajaran dikatakan efektif berdasarkan hasil
menunjukkan hasil valid, dengan persentase aktivitas siswa dalam
koefisien validitas modul pembelajaran yang memiliki kategori
pembelajaran mencapai 96,73% dan baik dari pertemuan pertama dan
koefisien validitas materi dalam modul kedua yaitu 85,14% dan 90,85%,
pembelajaran mencapai 76,46%. persentase respon positif siswa
Dengan demikian, modul terhadap modul pembelajaran dan
pembelajaran dapat dikatakan valid proses pembelajaran yang >80% yaitu
dan layak digunakan untuk siswa 95,66%, dan rata-rata nilai yang
sebagai pedoman yang berisi materi diperoleh siswa kelas III SDN
pelajaran untuk menunjang Blimbing 4 Malang mendapat skor
keberhasilan pencapaian tujuan ≥60, yaitu memproleh rata-rata nilai
pembelajaran. Hal ini sejalan dengan 88. Hal ini menunjukkan bahwa
penelitian yang dilakukan oleh ketuntasan hasil belajar minimal telah
Suastika (2018) yang telah tercapai. Berdasarkan hasil analisis
mengembangkan modul pembelajaran aktivitas siswa, angket respon siswa,
bilangan dengan pendekatan dan tes hasil belajar siswa
Contextual Teaching and Learning membuktikan bahwa uji keefektifan
(CTL) dengan kriteria valid. Selain itu, modul pembelajaran telah berhasil.
modul pembelajaran juga dikatakan Hal ini berarti bahwa pembelajaran
praktis dengan hasil persentase melalui pendekatan Contextual
aktivitas guru selama dua pertemuan Teaching and Learning (CTL) materi
yang secara berturut-turut mencapai pecahan sederhana untuk siswa kelas
persentase 82% dan 91,42% dengan III SD memenuhi kriteria keefektifan.
kategori baik. Hal ini menunjukkan Hal ini sejalan dengan Wahyuningtyas
bahwa modul pembelajaran yang (2017) bahwa penggunaan modul
disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran matematika dengan
Contextual Teaching and Learning pendekatan Contextual Teaching and
(CTL) telah memenuhi kepraktisan. Learning (CTL) dapat meningkatkan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang pemahaman siswa terhadap materi
telah dilakukan oleh Astutik (2010) pembelajaran matematika.
bahwa penggunaan modul
pembelajaran matematika dengan
PENUTUP sehingga dapat meningkatkan
SIMPULAN pemahamannya terhadap materi
Berdasarkan hasil penelitian ang telah matematika. Bagi guru, kiranya
dilakukan, diperoleh hasil sebagai penelitian ini dapat dijadikan sebagai
berikut: informasi mengenai pendekatan
1. Pengembangan modul pembelajaran yang dapat digunakan
pembelajaran melalui pendekatan sebagai peningkatan kualitas hasil
Contextual Teaching and Learning belajar siswa dan memudahkan
(CTL) materi pecahan sederhana pemberian materi pembelajaran serta
kelas III SD merupakan penelitian dapat meningkatkan keprofesionalan
pengembangan yang menggunakan guru dalam pembelajaran, khususnya
model penelitian 4-D Thiagarajan dalam pembelajaran matematika. Dan
Semmel dan Semmel. Tahapan bagi peneliti lain, diharapkan
dalam model pengembangan ini penelitian ini dapat menambah
yaitu: (1) tahap pendefinisian pengalaman dan pengetahuan baru
(define), (2) tahap perancangan dalam menerapkan variasi pendekatan
(design), (3) tahap pengembangan pembelajaran.
(develop), dan (4) tahap penebaran
(disseminate). DAFTAR PUSTAKA
2. Hasil pengembangan yang Astutik, D. 2010. Pengembangan
diperoleh adalah modul Modul Pembelajaran
pembelajaran matematika melalui Matematika Materi Balok dan
pendekatan Contextual Teaching Kubus Secara Kontekstual
and Learning (CTL) materi Untuk Siswa Kelas V Sekolah
pecahan sederhana untuk siswa Dasar. Skripsi, (Online).
kelas III SD yang dikategorikan (http://library.um.ac.id).
baik. Hal ini dikarenakan modul Hariyanto & Suyono. 2014. Belajar
pembelajaran telah memenuhi dan Pembelajaran. Bandung:
kriteria valid, praktis, dan efektif. PT Remaja Rosdakarya.
Sehingga modul tersebut layak Hartono, A dan Sunarto. 2008.
untuk digunakan dalam Perkembangan Peserta Didik.
pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Majid, A. 2012. Perencanaan
SARAN Pembelajaran. Bandung: PT
Bagi siswa, dapat digunakan Remaja Rosdakarya.
untuk mempermudah siswa dalam Suastika, I.K. & Wahyuningtyas, D.T.
belajar matematika secara mandiri 2018. Developing Module of
Fractional Numbers using Geometry Learning Module.
Contextual Teaching and Jurnal Pancaran Pendidikan,
Learning Approach. Jurnal (online). Vol 6 (4),
(https://www.pancaranpendidik
Pancaran Pendidikan, (online).
an.or.id).
Vol 7 (1),
(https://pancaranpendidikan.or.i Wahyuningtyas, D.T. & Suastika, I.K.
d) 2016. Developing Of Numbers
Sukinah. 2016. Penerapan Model Learning Module For Primary
School Students by Contextual
Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning
Teaching and Learning Sebagai Approach. Jurnal Penddidikan
Upaya untuk Meningkatkan Dasar Indonesia, (Online). Vol
Prestasi Matematika Materi 1 (2),
Peluang. Jurnal Pendidikan, (https://journal.stkipsingkawan
(Online). Vol 1 (2), g.ac.id)
(https://journal.unesa.ac.id).
Wahyuningtyas, D.T. & Shinta, R.N.
2017. Developing Addition And
Subtraction Of Integers Learning
Module Using CTL (Contextual
Teaching And Learning) Approach
Based On Curriculum 2013.
Jurnal Pancaran Pendidikan,
(online). Vol 6 (3),
(https://www.pancaranpendidik
an.or.id).
Wahyuningtyas, D.T. & Shinta, R.N.
2017. Penggunaan Modul
Pembelajaran Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Bulat
dengan Pendekatan CTL untuk
Meningkatkan Pemahaman
Konsep Siswa Kelas IV SD.
Jurnal Pendidikan, (online).
Vol 2 (1),
(https://journal.unesa.ac.id).
Wahyuningtyas, D.T., dkk. 2017.
Design Contextual Teaching
And Learning Approach On

Anda mungkin juga menyukai