Konsep Asuhan Kep Keluarga
Konsep Asuhan Kep Keluarga
b. Koordinator
Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif tercapai dan
diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dan berbagai disiplin ilmu.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik, maupun rumah sakit.
bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.
d. Pengawas Kesehatan
Perawat harus melaksanakan home visit secara teratur untuk melakukan pengkajian tentang kesehatan
keluarga.
e. Konsultan (Penasehat)
Perawat harus terbuka dan dapat dipercaya sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi
masalah kesehatan.
f. Fasilitator
Perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan, misalnya sistem rujukan dan dana’ kesehatan
agar dapat membantu keluarga di dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat
kesehatannya.
g. Kolaborasi
Perawat harus bekerjasama dengan tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
h. Penemu Kasus
Perawat mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini sehingga tak terjadi ledakan atau wabah.
i. Modifikasi Lingkungan
Perawat harus dapat memodifikasi, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar dapat
tercipta lingkungan yang sehat.
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Bailon dan Maglaya (1989) dan modifikasi oleh Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia (2000), bahwa etialogi diagnosa keperawatan ada 3 yaitu:
a. Aktual (deficit atau gangguan kesehatan), bila didapatkan data tanda dan gejala gangguan
kesehatan, contoh: ketidakseimbangan antara makanan dan insulin. Pada keluarga Bapak D
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Diabetes
Mellitus.
b. Resiko (ancaman kesehatan), sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan,
misalnya : kebiasaan tidak mengontrol makanan yang banyak mengandung glukosa atau dengan
makanan yang berlebihan. Contoh : Resiko peningkatan kadar glukosa dalam darah pada
keluarga Bapak berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan Diabetes Mellitus.
c. Potensial (keadaan sejahtera atau wellness), kejadian dimana keluarga dalam keadaan sejahtera
sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Contoh : potensial terjadi peningkatan
kesejahteraan pada ibu hamil atau keluarga.
Pada pembuatan diagnosa keluarga ini, etiologi berdasarkan lima fungsi keperawatan
keluarga, dimana apabila ditentukan lebih dari satu fungsi kesehatan yang terganggu maka yang
menjadi etiologi adalah ketidakmampuan keluarga merawat.
c. Perencanaan
1. Penapisan Masalah
Dalam menyusun prioritas masalah keperawatan yang telah teridentifikasi perlu
dilakukan penapisan masalah keperawatan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
Kriteria Skor Bobot Pembenaran
Sifat Masalah
a. Aktual 3 1 Aktual bobot tinggi karena
b. Resiko 2 memerlukan tindakan yang segera,
c. Potensial 1 potensial bobot sedikit karena
perilaku keluarga dalam transisi dari
tingkat kesejahteraan tertentu ke
tingkat kesejahteraan yang lebih
tinggi (Nanda, 1994), dikutip oleh
Carpenito 1998)
Kemungkinan masalah dapat Pengetahuan dan tekhnologi untuk
diubah menangani masalah, sumber daya
a. Mudah keluarga, perawat dan masyarakat.
b. Sebagian 3 2
c. Tidak dapat diubah 2
1
Potensi Masalah untuk Beratnya penyakit, prognosa
Dicegah penyakit atau kemungkinan untuk
a. Tinggi mencegah, lamanya masalah,
b. Sedang 3 1 adanya kelompok resiko tinggi atau
c. Rendah 2 rawan.
1
Menonjolnya masalah Persepsi keluarga melihat masalah.
a. Masalah Berat harus segera Jika keluarga menyadari masalah
ditangani 2 dan merasa perlu ditangani segera
b. Ada masalah tetapi tidak perlu skornya tinggi.
ditangani
c. Masalah Tidak dirasakan
1
0
2. Perencanaan Keperawatan
Setelah menyusun prioritas masalah maka pada tahap berikutnya adalah menyusun
rencana tindakan keperawatan keluarga. Rencana tindakan keperawatan keluarga merupakan
sekumpulan rencana tindakan yang direncanakan perawat untuk dilaksanakan, Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan rencana keperawatan adalah:
a. Rencana keperawatan harus berdasarkan atas analisa secara menyeluruh tentang masalah situasi
keluarga.
b. Rencana keperawatan harus realistis. Artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa
yang diharapkan.
c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi kesehatan, misalnya jika
instansi kesehatan yang bersangkutan tidak memungkinkan pemberian pelayanan secara cuma-
cuma, maka perawat harus mempertimbangkan hal tersebut dalam membuat rencana
keperawatan dan tindakan.
d. Rencana keperawatan harus dibuat bersama keluarga, hal ini sesuai dengan prinsip bahwa
perawat bekerja bersama keluarga dan bukan untuk keluarga.
e. Rencana keperawatan dibuat secara tertulis, hall ini berguna bagi perawat maupun tim kesehatan
lainnya, serta dapat membantu dalam mengawasi perkembangan masalah keluarga.
Berikut ini adalah tindakan keperawatan yang dilakukan keluarga untuk mengatasi
penyebab masalah keperawatan :
a. Untuk membantu keluarga dalam penerimaan terhadap masalah dilakukan adalah: perluas dasar
sedang dihadapi, Bantu keluarga dan situasi yang ada. Hubungkan sasaran yang telah ditentukan.
menghadapi masalah.
b. Untuk membantu keluarga agar dapat menentukan keputusan yang tepat dalam rangka
menyelesaikan masalah, tindakan yang dilakukan adalah: diskusikan dengan keluarga
konsekuensi yang akan timbul jika tidak melakukan tindakan. Perkenalkan pada keluarga tentang
alternatif kemungkinan yang dapat diambil serta sumber-sumber yang diperlukan untuk
melaksanakan alternative tersebut. Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat dan masing-
masing alternative tindakan.
c. Untuk meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam memberikan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit, perawat dapat melakukan tindakan antara lain: demonstrasikan tindakan
yang diperlukan. Manfaatkan fasilitas atau sasaran yang ada di rumah keluarga. Hindari hal-hal
yang merintangi keberhasilan keluarga merujuk klien atau mencari pertolongan kepada tim
kesehatan yang ada.
d. Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang menunjang
kesehatan, perawat dapat melakukan tindakan antara lain: Bantu keluarga dalam rangka
menghindari adanya ancaman dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. Bantu keluarga
dalam rangka memperbaiki fasilitas fisik yang ada. Hindarkan ancaman psikologis dalam
keluarga dengan cara memperbaiki pola, komunikasi keluarga, memperjelas peran masing-
masing keluarga. Kembangkan kesanggupan keluarga dalam rangka pemenuhan kebutuhan
psikososial.
e. Untuk membantu keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, maka perawat
harus mempunyai pengetahuan yang luas dan tempat tentang sumber daya yang ada di
masyarakat dan cara memanfaatkannya, seperti instansi kesehatan, program peningkatan
kesehatan, dan organisasi-organisasi masyarakat.
d. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan merupakan salah satu proses keperawatan keluarga dimana perawatan
mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan minat dan mengadakan perbaikan ke arah
perilaku yang sehat. Perawat harus memperhatikan ketidakmampuan dan kesulitan keluarga
dapat menghadapi masalah kesehatannya. Diharapkan perawat dapat memperhatikan beberapa
prinsip motivasi yang bermanfaat dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat yaitu: tingkah laku
yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh kemampuan keluarga melihat
akibat masalah kesehatan terhadap dirinya keyakinan keluarga terhadap keberhasilan tindakan
dalam menurunkan masalah. Dorongan yang berhubungan dengan kesehatan tidak selalu
menimbulkan tingkah laku sehat dan sebaliknya.
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan ada beberapa faktor penghambat baik dan
keluarga maupun petugas kesehatan. Faktor-faktor penghambat dan keluarga adalah keluarga
kurang memperoleh informasi, keluarga mendapat informasi yang tidak lengkap sehingga
melihat masalah hanya sebagian, keluarga tidak dapat mengaitkan informasi dengan situasi yang
dihadapinya, keluarga tidak mau menghadapi tekanan sosial atau dan keluarga, keluarga ingin
mempertahankan suatu pola tingkah laku, keluarga gagal mengaitkan tindakan dengan sasaran
keluarga, keluarga tidak percaya dengan tindakan yang diusulkan oleh perawat. Sedangkan
faktor penyulit yang berasal dari petugas adalah petugas atau perawat cenderung menggunakan
satu pola pendekatan (perawat kaku), petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian
terhadap faktor-faktor sosial budaya. petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan dan
menggunakan berbagai macam teknik dalam mengatasi masalah yang rumit.
e. Evaluasi
Dalam perawatan kesehatan keluarga, evaluasi merupakan proses yang dilakukan dalam
menilai keberhasilan dan suatu tindakan keperawatan dan menentukan sejauh mana tujuan sudah
tercapai, bila tujuan tercapai ditentukan a1aannya apakah tujuan realistis, mungkin tindakan
tidak tepat karena mungkin ada faktor 1inkungan yang tidak dapat teratasi. Tahap pada
umumnya, tahap evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu: evaluasi kuantitatif dimana
evaluasi ini menekankan pada jumlah pelayanan atau kegiatan yang telah diberikan. Sedangkan
evaluasi kualitatif adalah evaluasi yang difokuskan pada tiga dimensi yang saling berkaitan
yaitu: evaluasi struktur yaitu berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan dalam
suatu kegiatan, evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung dan
evaluasi basil merupakan basil dan pemberian asuhan keperawatan.
Adapun metode yang sering dipakai untuk menentukan apakah tujuan dati tindakan
keperawatan yang telah tercapai adalah sebagai berikut :
a. Observasi langsung metode ini merupakan metode yang paling valid untuk menentukan adanya
perubahan yaitu bila interpretasi yang subyektif dan pengamat dapat dikurangi dan menggunakan
instrument yang tepat dan tujuan yang telah ditetapkan mengenai proses atau hasil.
b. Memeriksa laporan atau record mengenai test diagnostik yang menunjukkan perubahan dalam
status kesehatan klien dapat diperoleh dan kartu penderita.
c. Wawancara untuk menentukan perubahan sikap dan tingkah laku yang rumit, wawancara dapat
disusun dan diberikan kepada keluarga yang berperan penting.
d. Latihan stimulasi, berguna untuk menentukan perkembangan kesanggupan untuk mengerti
seperti kecakapan dalam membuat keputusan, menanggapi masalah dan menganalisa masalah.
Untuk menentukan keberhasilan suatu tindakan keperawatan yang diberikan pada
keluarga dengan pedoman SOAP sebagai tuntunan perawat dalam melakukan evaluasi adalah:
Subyektif : Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain tentang perubahan yang dirasakan baik
kemajuan atau kemunduran setelah diberikan tindakan keperawatan.
Obyektif : Data yang bisa diamati dan diukur memalui teknik observasi, palpasi, perkusi dan auskultasi,
sehingga dapat dilihat kemajuan atau kemunduran pada sasaran perawatan sebelum dan setelah
diberikan tindakan keperawatan.
Analisa : Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah keperawatan ditanggulangi.
Planning : Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana tindakan hash evaluasi tentang
dilanjutkan atau tidak rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat.
http://jannyerika-mkes.blogspot.com/2011/06/konsep-asuhan-keperawatan-keluarga.html
Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang rawan kesehatan, yaitu
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap timbulnya masalah
kesehatan, baik individu maupun keluarga itu sendiri.
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-
menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan
asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan
keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa yang lazim digunakan, lugas dan
sederhana.
Pada kegiatan pengkajian ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain :
1. Membina hubungan yang baik
Hubungan yang baik antara perawat dan keluarga merupakan modal utama pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Hubungan yang baik dapat terbentuk dengan menerapkan komunikasi
terapeutik yang merupakan strategi perawat untuk memberikan bantuan kepada klien dalam
memenuhi kebutuhan kesehatannya. Untuk membina hubungan yang baik tersebut, maka
beberapa hal perlu diperhatikan perawat saat melaksanakan pengkajian seperti berikut ini :
a. Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
b. Menjelaskan tujuan kunjungan
c. Menyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga
d. Menjelaskan secara rinci kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan
e. Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan perawat
2. Pengkajian awal terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan
(puskemas)
Berikut ini, data-data yang perlu didapatkan perawat dalam tahap pengkajian antara lain :
1. Data umum
a. Mencakup kepala keluarga (KK), alamat lengkap, pekerjaan, pendidikan dan komposisi
keluarga dan selanjutnya komposisi keluarga dibuat genogramnya.
Hu Status immunisasi
K
Jenis b. Camp
Na Um Pendidi Polio DPT Hep et
No kelam Dg BC ak
ma ur kan
in n G
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
KK
Aturan yang harus dipenui dalam pembuatan genogram :
Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri
Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan
Tahun dan penyebab kematian ditulis di sebelah simbol laki-laki atau perempuan
35 35
Pisah
b. Tipe keluarga
c. Suku bangsa
d. Agama
e. Status sosial ekonomi keluarga penghasilan seluruh anggota keluarga
f. Aktifitas rekreasi keluarga
3. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah
ventilasi, peletakan perabot rumah tangga, sarana pembuangan air limbah dan kebutuhan mck
(mandi, cuci dan kakus), sarana air bersih dan minum yang digunakan disertai dengan denah
rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya meliputi kebiasaan, nilai atau norma serta
aturan/kesepakatan penduduk setempat dan budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan
c. Mobilitas geografis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. Sistem pendukung keluarga meliputi jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas
keluarga yang menunjang kesehatan, fasilitas fisik dan fasilitas sosial yang ada disekitar keluarga
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan upaya kesehatan
4. Struktur keluarga
a. Struktur peran
b. Nilai dan norma keluarga
c. Pola komunikasi keluarga meliputi siapa pengambil keputusan utama dan bagaimana peran
anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi
d. Struktur kekuatan keluarga menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan
mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi ekonomi bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan
dan papan serta pemanfaatan lingkungan rumah untuk meningkatkan penghasilan keluarga
b. Fungsi mendapatkan status sosial
c. Fungsi pendidikan
d. Fungsi sosialisasi
e. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan, meliputi :
1) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan, yang terdiri dari
sejauhmana keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab dan faktor yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah
kesehatan yang dialami keluarga
2) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat, yang terdiri dari : sifat dan luasnya masalah, apakah masalah dirasakan oleh keluarga,
dampak psikologis terhadap masalah dalam keluarga, sikap negatif terhadap upaya kesehatan,
kemampuan menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan, kepercayaan terhadap tenaga kesehatan
dan informasi yang diperoleh tentang masalah kesehatan yang dialami
3) Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, perlu
dikaji pengetahuan keluarga tentang penyakit, perawatannya, pemanfaatan sumber pelayanan
kesehatan dan sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan bantuan
kesehatan
4) Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang sehat,
perlu dikaji pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar rumah, keuntungan dan
manfaat pemeliharaan lingkungan, sikap terhadap sanitasi lingkungan yang hygienis,
pengetahuan tentang pencegahan penyakit, peningkatan dan pemeliharaan lingkungan rumah
yang menunjang kesehatan keluarga
5) Mengetahui kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di
masyarakat, perlu dikaji : pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan
yang dapat dijangkau, keuntungan yang diperoleh, tingkat kepercayaan keluarga terhadap
fasilitas dan petugas kesehatan, pengalaman yang kurang menyenangkan dengan fasilitas
pelayanan kesehatan
f. Fungsi religius
g. Fungsi rekreasi
h. Fungsi reproduksi
i. Fungsi afektif meliputi gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan anggota keluarga, hubungan psikososial dalam keluarga dan
bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai
7. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga dilaksanakan tidak berbeda jauh dengan
pemeriksaan pada klien di klinik (rumah sakit) yang meliputi pengkajian kebutuhan dasar,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Pemeriksaan kesehatan
sebaiknya dilakukan pada setiap individu yang tinggal dalam satu rumah keluarga.
8. Harapan keluarga
Perlu dikaji sejauhmana harapan keluarga terhadap perawat/petugas kesehatan dalam membantu
keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.
Pengkajian Fokus
Setelah dilaksanakan pengkajian data dasar keluarga dengan menggunakan format pengkajian
keperawatan keluarga yang dapat digunakan pada semua tahap perkembangan keluarga
(terlampir), pengkajian selanjutnya diarahkan pada data fokus pada tiap tahap perkembangannya
yang didasari bahwa dalam tiap tahap perkembangan keluarga :
1. Karakteristik keluarga akan berbeda karena ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah
atau berkurang)
2. Keluarga mempunyai tugas perkembangan keluarga yang harus dilaksanakan
3. Kewajiban keluarga berbeda
Berikut ini akan diuraikan pengkajian data fokus keluarga pada tiap-tiap tahap
perkembangannya, meliputi :
1. Keluarga yang baru menikah
Kapan pertemuan pertama pasangan?
Bagaimana hubungan sebelum menikah?
Bagaimana pasangan memutuskan untuk menikah?
Adakah halangan terhadap pernikahan mereka (sebutkan)?
Bagaimana respon anggota keluarga terhadap pernikahan?
Bagaimana kehidupan dilingkungan keluarga asal, termasuk orientasi keluarga dari kedua
orangtua?
Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah pernikahan?
Bagaimana hubungan dengan saudara ipar?
Bagaimana keadaan orangtua masing-masing dan hubungannya dengan orangtua setelah
pernikahan?
Bagaimana rencana mempunyai anak?
Berapa lama waktu kumpul setiap hari?
Bagaimana rutinitas (secara individu) setelah pernikahan?
Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
Pengelompokan data
Kegiatan ini sama dengan analisa data pada asuhan keperawatan klinik. Perawat
mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif, kemudian menganalisa
masalah (problem) dan penyebab (etiologi) timbulnya masalah.
Tipologi masalah
Tipologi diagnosa keperawtan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Diagnosa aktual masalah keperawatan yang sedang dialami keluarga dan memerlukan
bantuan dari perawat dengan cepat.
2. Diagnosa resiko tinggi masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk menjadi
masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
perawat.
3. Diagnosa potensial suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang
memungkinkan dapat ditingkatkan.
Contoh perumusan diagnosa keperawatan :
1. Aktual
Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada Ibu B keluarga Bapak Am yang
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang nyaman untuk
istirahat dan tidur.
Perubahan peran menjadi orangtua tunggal pada Bapak I yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran orangtua tunggal setelah istrinya meninggal.
Gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas gerak pada Anak De keluarga Bapak Rm yang
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi (menata) lingkungan yang aman
untuk latihan berjalan bagi Anak De.
3. Potensial
Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi anak An di keluarga Bapak Im.
Berikut ini, daftar masalah keperawatan untuk keadaan wellness/sejahtera menurut Asosiasi
Perawat Amerika (NANDA) yang dapat digunakan, antara lain :
1. Gangguan proses keluarga
2. Gangguan pemeliharaan kesehatan
3. Perubahan kebutuhan nutrisi : kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh
4. Gangguan peran menjadi orangtua
5. Gangguan pola eliminasi
6. Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
7. Gangguan penampilan peran
8. Gangguan pola seksual
9. Ketidakmampuan antisipasi duka berkepanjangan
10. Konflik pengambilan keputusan
11. Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional
12. Potensial berkembangnya koping keluarga
13. Koping keluarga tidak efektif
14. Gangguan manajemen pemeliharaan rumah
15. Hambatan interaksi sosial
16. Defisit pengetahuan tentang ………………….
17. Tidak diizinkannya ……………….. (contoh : anak remaja keluar rumah)
18. Konflik peran keluarga
19. Resiko perubahan peran orangtua
20. Resiko terjadi trauma
21. Resiko tinggi perilaku kekerasan
22. Ketidakberdayaan ……..
23. Terjadinya isolasi sosial, etc.
Berikut ini, scoring diagnosa keperawatan keluarga menurut Bailon dan Maglaya (1978)
Prioritas masalah
Penentuan prioritas sesuai kriteria skala dengan pertimbangan pembenaran yang beralasan
seperti berikut ini :
1. Sifat masalah
Prioritas masalah utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan
biasanya disadari anggota keluarga.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah, perlu diperhatikan :
Pengetahuan yang ada sekaran meliputi teknologi dan tindakan untuk mengatasi masalah
Sumber daya keluarga fisik, keuangan, tenaga
Sumber daya perawat pengetahuan, ketrampilan, waktu
Sumber daya lingkungan fasilitas, organisasi dan dukungan
3. Potensial masalah untuk dicegah, perlu diperhatikan :
Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah
Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak menjadi aktual dan menjadi parah
4. Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai
masalah keperawatan tersebut.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya, dengan
cara :
Hal yang penting diperhatikan perawat dalam menyusun rencana asuhan keperawatan keluarga
yaitu :
1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai dengan
kondisi keluarga
2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi panca indera perawat
dengan objektif
3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga dan
mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi
Berikut ini, contoh rencana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah pada lansia!
Tujuan jangka panjang : Lansia selama tinggal bersama keluarga Bapak An tidak terjatuh
Tujuan jangka pendek : Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang ke-5 melalui
kunjungan kerumah, keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia
Kriteria hasil
Pengetahuan :
o Keluarga dapat menyebutkan bahaya lingkungan yang mungkin terjadi akibat lantai yang licin
o Keluarga dapat menyebutkan akibat yang dapat diderita lansia bila jatuh
o Keluarga dapat menyebutkan cara mencegah lansia jatuh akibat lantai yang licin
Sikap :
o Keluarga mengkomunikasi lingkungan yang membahayakan lansia dengan anggota keluarga
lainnya
o Keluarga mampu memutuskan untuk menyediakan sarana yang aman bagi lansia
Psikomotor :
o Keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia
o Keluarga dapat memodifikasi lingkungan rumah yang aman bagi lansia
Catatan :
Rencana tindakan sebaiknya diarahkan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap dan
tindakan keluarga, sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan
anggota keluarganya dengan bantuan minimal dari perawat. Saat menyusun rencana tindakan,
sebaiknya perawat melibatkan keluarga secara aktif karena keluarga mempunyai tanggung jawab
akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri dan merupakan cara untuk menghormati dan
menghargai keluarga. Efektifitas dari rencana tindakan yang akan diperoleh perawat, tergantung
kepada efek positif terhadap interaksi dengan keluarga, keluarga tidak menentang karena telah
dilibatkan sebelumnya dan keluarga cenderung bertanggung jawab.
Pada tahap ini, perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga sebaiknya tidak
bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara terintegrasi semua profesi kesehatan yang menjadi
tim perawatan kesehatan di rumah. Peran perawat yang dilaksanakan dalam tahap implementasi
ini adalah sebagai koordinator. Namun, bila keluarga tidak mampu atau tidak memungkinkan,
perawat juga dapat mengambil peran sebagai pelaksana asuhan keperawatan.
Yang perlu diperhatikan bahwa pada tahap implementasi perawat perlu melakukan kontrak
sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosa keperawatan) meliputi kapan dilaksanakan, berapa
lama waktu yang dibutuhkan, materi/topik yang didiskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota
keluarga yang perlu mendapat informasi (sasaran langsung implementasi) dan peralatan yang
perlu disiapkan keluarga (bila perlu). Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat
mempunyai kesiapan secara fisik dan psikis saat pelaksanaan asuhan keperawatan dilaksanakan.
Langkah kebih lanjut adalah pelaksanaan implementasi sesuai dengan rencana dengan didahului
perawat mengingatkan keluarga bahwa akan dilakukan implementasi sesuai kontrak sebelumnya.
Dan implementasi keperawatan sebaiknya dapat dilakukan oleh klien atau keluarga dengan
bantuan minimal dari perawat atau anggota tim kesehatan lainnya.
Latar belakang :
Lansia yang tinggal di rumah Bapak An adalah ibu dari istrinya yang setiap hari (siang) tinggal
sendiri di rumah tanpa pengawas. Keadaan lingkungan (lantai) rumah terbuat dari keramik yang
dapat membahayakan lansia terjatuh bila lansia melakukan aktifitas (memenuhi kebutuhan
personal hygiene) ke/dari kamar mandi. Peningkatan pengetahuan keluarga merupakan
kebutuhan utama sebelum keluarga menyikapi dan menyediakan sarana yang aman bagi lansia di
rumah.
Tujuan :
Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan dalam bentuk pendidikan kesehatan selama 60 menit
di keluarga Bapak An, diharapkan keluarga meningkatkan pengetahuannya dengan tolak
ukur/kriteria :
1. Keluarga dapat menyebutkan minimal …. dari ….. bahaya lingkungan (lantai yang licin)
2. Keluarga dapat menyebutkan minimal …. dari ….. akibat yang diderita lansia bila terjatuh
3. Keluarga dapat menyebutkan minimal …. dari ….. cara mencegah lansia terjatuh akibat lantai
yang licin
Kegiatan :
Tahap &
Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
Waktu
Pendahuluan Mengucapkan salam kepada keluarga Menjawab salam
(10 menit) Mengingatkan kontrak yang telah
Memberikan respons
disepakati Menjawab tentang
Menanyakan kesiapan keluarga untuk kesiapan
kontrak saat ini
Menginformasikan tujuan yang hendak
memperhatikan
dicapai dalam kunjungan saat ini
Pelaksanaan menjelaskan tentang lingkungan rumah
Memperhatikan
(40 menit) yang sehat dan memenuhi syarat kesehatan
menjelaskan lantai yang tidak
Memperhatikan
membahayakan bagi lansia
memberi kesempatan keluarga bertanya
Bertanya
terhadap penjelasan yang telah diberikan
perawat dan menjawab pertanyaan
memberikan penguatan terhadap
Memperhatikan
respons yang telah dilakukan keluarga
menjelaskan tentang akibat yang terjadi
Memperhatikan
jika lansia terjatuh
menjelaskan cara mencegah lansia
Memperhatikan
terjatuh akibat lantai yang licin
memberi kesempatan keluarga bertanya
Bertanya
terhadap penjelasan yang telah diberikan
perawat dan menjawab pertanyaan
memberikan penguatan terhadap
Memperhatikan
respons yang telah dilakukan keluarga
Penutup Membuat kesimpulan dengan keluarga Membuat kesimpulan
(10 menit) tentang materi pendidikan kesehatan yang bersama keluarga
telah didiskusikan
Memberikan informasi cara dan tempat
Memperhatikan
memperoleh informasi lanjutan yang
berhubungan dengan materi pendidikan
kesehatan
Membuat kontrak yang akan datang Mengungkapkan
tentang kontrak yang akan
datang dan menyatakan
kesanggupan
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria
dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila evaluasi tidak berhasil
atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga
bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu pula
direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasionalnya dengan pengertian Subjektif,
Objektif, Analisis dan Planning/perencanaan selanjutnya. Pada tahap ini ada 2 (dua) evaluasi
yang dapat dilaksanakan oleh perawat meliputi :
1. Evaluasi formatif/respons bertujuan untuk menilai hasil implementasi secadra bertahap
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan berdasarkan kontrak pelaksanaan
2. Evaluasi sumatif/hasil akhir bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian
diagnosis keperawatan, apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan dengan
perubahan intervensi atau dihentikan
Berikut ini contoh format evaluasi sumatif :
No.
Tanggal &
Diag. Evaluasi sumatif
Waktu
Kep
23 Mar 1 : Keluarga mengatakan bahwa bahwa masih ada materi minggu lalu
2005 yang tidak dipahami tentang ……………………………
jam 16.00 Keluarga mengatakan tidak mampu untuk menyediakan sarana
bagi lansia sesuai dengan saran perawat.
: Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang
………………………….
Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang
………………………
Lansia yang berada di keluarga Bapak An belum mengenakan
sandal karet setiap hari selama di rumah.
Alat bantu untuk berjalan yang ditempel di dinding belum
disediakan keluarga.
: Diagnosa keperawatan belum teratasi
: Lanjutkan intervensi.
Rujuk ke lembaga swadaya masyarakat yang menyediakan dana
bagi lansia.
Ajarkan keluarga membuat sandal karet dari ban bekas.
http://dhienkcz.blogspot.com/2012/12/konsep-dasar-askep-keluarga.html