Di susun oleh:
Semester V-A
Fitriani
Citra Dewi
Irwansyah
Desi Nurpita Sari
Amelina Ulandari
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Populasi
1
Usman,Husaini,PengantarStatistika,( Jakarta: PT Bumi Aksara,2008),Hlm 181
Contoh :
No Kelas Jumlah Siswa
1 XA 33
2 XB 35
3 XB 31
4 XD 32
5 XE 30
Total 161
Dari table diatas diketahui bahwa siswa kelas X adalah 161 siswa.
Populasi adalah semua bagian atau anggota dari objek yang akan
diamati. Populasi biasa berupa orang,benda,peristiwa,atau apapun
yang menjadi objek dari survey kita. Populasi tidak selalu sama
dengan penduduk : orang yang tinggal diwilayah geografis tertentu.
Langkah awal yang harus dilakukan pertama kali oleh peneliti ketika
membuat survey adalah menentukan siapa populasi dari survei.2
Populasi ditentukan oleh topic dan tujuan survei. Kalau kita ingin
membuat survey mengenai rasa aman masyarakat Jakarta maka
populasi surveia dalah masyarakat Jakarta. Jika topic survey adalah
soal perkelahian( tawuran ) dikalangan pelajar Jakarta maka populasi
kita bukan lagi warga Jakarta ,melainkan pelajar Jakarta. Jadi, sebelum
kita menetukan populasi kita harus merumuskan dengan benar dan
tepat tujuan survey kita. Pertanyaan yang harus dijawab oleh peneliti
adalah :apa yang ingin diteliti ? pertanyaan ini penting karena tujuan
survei yang berbeda akan menghasilkan populasi yang beda pula.
Misalnya, survey mengenai perkelahian perkelahian pelajar. Kalau
2
Iwan Perdana, Metode Penyusunan Skripsi Pendidikan Bahasa Inggris (Malang : Intimedia,2014),Hlm
38
tujuan survey kita adalah memetakan persoalan,mencari akar masalah
perkelahian pelajar maka populasi survey adalah semua pelajar yang
ada dijakarta.Akan tetapi, kalua tujuan survey adalah ingin melihat
dampak perkelahian pelajar bagi masyarakat maka yang menjadi
populasi adalah semua anggota masyarakat.
Populasi juga harus relavan dengan tujuan atau topic survei. Ilustrasi
sederhan anya demikian. Kita ingin mengetahui berapa harga 1 Kg
yang ada dipasar X. Yang menjadi populasi adalah harga jeruk dari
tiap- tiap pedagang yang ada di pasar. Survei kita akan keliru jika
yang kita lakukan adalah mencicipi rasa jeruk.
Populasi Sasaran
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian
tersebut disebut penelitian sampel. Sampel dibedakan menjadi dua
jenis:
3
Prof. Dr. Hamid Darmadi, M.Pd, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial,(Bandung
:Alfabeta,2014),Hlm 57
2. Sampel statistika yaitu sampel yang dipilih secara acak/radom
dari seluruh populasi dan hasil penelitiannyadapat digunakan untuk
menarik kesimpulan tentang seluruh populasi.
Teknik sampling
SAMPEL
POPULASI
KESIMPULAN
Generalisasi
4
Amirullah, SE., M.M, Metode Penelitian Manajemen,(Malang : BayuMedia Publishing),Hlm 70
adalah suatu metode pemilihan ukuran sampel dari suatu populasi
dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan
semua kemungkinan penggabunggan nya yang diseleksi sebagai
sampel mempunyai peluang yang sama (weirsma,1975). Syarat
pengambilan sampel secara random/acak meliputi tahap menetapkan
populasi,daftar semua anggota populasi dan memilih sampel melalui
prosedur yang sesuai dimana setiap anngota mempunyai peluang yang
sama sampel penyelidikan. Cara nya ialah dengan menggunakan
undian, ordinal, table bilangan random, atau computer. Keuntungannya
ialah anggota sampel mudah dan cepat diperoleh. 5
Contoh : kita memiliki 500 elemen populasi, sedangkan yang akan
dipilih adalah sebanyak 50, maka setiap elemen mempunyai peluang
0,1 untuk dipilih.
2. Stratified Random sampling (sampling random bertingkat)
teknik sampling ini disebut juga dengan istilah teknik sampling
berlapis, dan berjenjang. hampir sama dengan sampel random
sampling namun penentuan sampelnya memperhatikan tingkatan
didalam populasi. dimana peneliti harus mengetahui bahwa dalam
populasi dibagi dalam sub populasi ada strata, kelas, lapisan, atau ras.
Minsalnya kelas pegawai negeri, mahasiswa, dan petani. Teknik ini
akan semakin baik jika dilengkapi dengan pengunaan proporsional.
Keuntungan dengan menggunakan cara ini adalah anggota sampel
yang diambil lebih representative.
Contohnya : suatu organisasi mempunyai personil yang terdiri dari
latar belakang pendidikan yang berbeda yaitu: SLTP, SLTA, SI, dan
S2 dengan jumlah setiap kelas pendidikan jugta berbeda. Jumlah
anggota populasi untuk setiap strata pendidikan tidak sama atau
5
Prof. Dr. Husaini Usman. M.Pd., M.T. dan R. Purnomo Setiady Akbar, M. Pd. Pengantar
Statistika,(Jakarta : PT. Bumi Aksara,2008),Hlm 183
bervariasi. Jumlah sampel yang harus diambil harus meliputi strata
pendidikan yang ada yang diambil secara proporsional.6
3. Disproportionate Random Sampling
adalah teknik yang hampir mirip dengan proportionate stratified
random sampling dalam hal heterogenitas populasi . teknik ini
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata
tetapi kurang proporsional. Contoh : sebuah perusahaan mempunyai
personil sebagai berikut: 3 orang S3, 5 orang S2, 100 orang S1, 800
orang SLTA, dan 700 orang SLTP. Dalam penarikan sampel maka
personil yang berijazah S2 dan S3 semuanay diambil sebagai sampel,
karena kedua kelompok tersebut jumlahnya terlalu kecil jika
dibandingkan dengan kelompok lainnya.
4. Cluster Random Sampling (teknik sampling daerah)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila
objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, minsalnya
penduduk suatu Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan
penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan
sampelnya beradasarkan daerah dari populasi yang telah ditetapkan.
Contoh :Indonesia terdiri dari 30 propinsi, sampel yang akan diambil
sebanyak 5 propinsi dari 30 propinsi dilakukan secara random. Suatu
hal yang perlu diingat adalah bahwa karena propinsi yang ada
diindonesia juga berstrata, maka pengambilan sampel untuk 5 propinsi
juga dilakukan dengan menggunakan teknik stratified random
sampling. Teknik cluster sampling dilakukan dua tahap yaitu:
menentukan sampel daerah, dan menentukan orang-orang yanga ada
pada daerah.
b. Non probability Sampling
6
Eriyanto, Teknik Sampling, (Yogyakarta : LKIS Yogyakarta,2007), Hlm 73
Merupakan teknik penarikan sampel yang memberi
peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk terpilih menjadi sampel.
1. Sampling Sistematis
Sampling sistematis merupakan teknik penarikan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Contohnya : anggota populasi yang terdiri dari 100 orang dari semua
anggota itu diberi nomor urut 1 sampai dengan 100. Pengambilan
sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau
kelipatan dari bilangan tertentu. minsalnya : kelipatan dari bilangan
lima. Untuk maka yang diambil sebagai sampel adalah 1,5,10,15,20
dan seterusnya sampai 100.
2. Sampling Quota
Sampling Quota adalah teknik penarikan sampling dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai pada jumlah (quota)yang
diinginkan. Sebagai contoh akan melakukan penelitian tentang
pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan ijin
mendirikan gedung sekolah baru.
Minsalnya : jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 300 orang.
Kalau pengumpulan data dianggap belum selesai karena belum
memenuhi quota yang ditetapkan. Bila pengumpulan data dilakukan
secara kelompok terdiri dari atas 3 orang pengumpulan data maka
setiap anggota kelompok harus dapat mencari 100 orang anggota
sampel atau 3 orang tersebut harus dapat mencari data dari 300 orang
anggota sampel.
3. Sampling incidental (teknik sampling kebetulan)
Sampling Aksidental merupakan teknik penentuan sampel secara
kebetulan atau siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang
dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan
dijadikan sampel. Minsalnya : kita ingin meneliti pendapat masyarakat
tentang kenaikan harga atau keluarga berencana, maka pertanyaan
diajukan kepada mereka yang kebetulan dijumpai di pasar atau
ditempat-tempat lainnya.
4. Sampling Purposive (teknik sampling bertujuan)
Merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus
sehingga layak dijadikan sampel. Peneliti akan berusaha agar dalam
sampel itu terdapat wakil-wakil dari segala lapisan populasi. Sampel
purposive dilakukan dengan mengambil orang-orang yang benar
terpilih oleh peneliti menurut cirri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sapel
tersebut.
Minsalnya : orang yang mempunyai tingkat pendidikan tertentu,
jabatan tertentu, mempunyai usia tertentu, yang pernah aktif dalam
kegiatan masyarakat tertentu.
5. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penarikan sampel apabila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Atau penelitian
yang ingin membuat generalisasi dengan tingkat kesalahan yang sangat
kecil. istilah lain dari sampling jenuh ini adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
6. Snowball sampling
Adalah teknik penarikan sampel yang mula-mula dilakukan dalam
jumlah kecil kemudian besar, ibarat bola salju yang mengelinding lama
menjadi besar. Dalam penetuan sampel pertama-tama dipilih satu atau
dua orang, karena dengan dua orang ini peneliti belum merasa lengkap
tentang data yang dikumpulkan maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapai data yang diberikan dari
dua orang sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN