Anda di halaman 1dari 22

1

KASUS BESAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA DIARE
DI RUANG SAKURA RSUD KAB. BULELENG

Nama Kelompok :
1. Putu Widia (16089014116)
2. Luh Putu Widiyanti (16089014118)
3. Ni Putu Lisa Lonika (16089014059)
4. Kadek Lisna Cahyani (16089014060)
5. Kadek Widya Ari Pramesti (16089014119)
6. Kadek Wilda Widhiyastuti (16089014120)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
2018
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
diagnosa medis Diare di ruang Sakura RSUD Kabupaten Buleleng” ini dapat
diselesaikan. Adapun makalah ini berisi mengenai penyakit diare . Penyakit Diare
sendiri merupakan salah satu kasus yang cukup sering ditemukan di Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Buleleng. Dengan adanya pembahasan kasus dan jurnal dalam
makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami lebih jauh tentang penyakit diare .
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah banyak mendapat bantuan-bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa memberikan rahmat dan
karunianya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang telah membantu
sampai selesainya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.

Singaraja, Oktober 2018

Penulis
3

DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR Isi............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Diare................................................................................................................. 3
2.2 Epidemiologi ...................................................................................................................... 4
2.3 Etiologi ............................................................................................................................... 4
2.4 Cara Penularan Diare ......................................................................................................... 5
2.5 Klasifikasi .......................................................................................................................... 5
2.6 Tanda dan Gejala ............................................................................................................... 6
2.7 WOC .................................................................................................................................. 6
2.8 Patofisiologi ....................................................................................................................... 7
2.9 Pemeriksaan Fisik .............................................................................................................. 8
2.10 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................................... 9
2.11Penatalaksanaan ................................................................................................................ 9
2.12 Komplikasi...................................................................................................................... 10
2.13 Pengkajian Keperawatan .................................................................................................. 11
2.14 Diagnosa Keperawatan .................................................................................................... 12
2.15 Rencana Asuhan Keperawatan ........................................................................................ 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 18
3.2 Saran .................................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di
negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan
kematian akibat diare (Salwan, 2008). Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu
penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak
Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang
masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang
banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita).
Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan
harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang bersikap
tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare.
Menurut data World Health Organization(WHO) pada tahun 2009, diare adalah
penyebab kematian kedua pada anak dibawah 5 tahun. Secara global setiap tahunnya ada
sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka kematian 1.5 juta pertahun. Berbagai faktor
mempengaruhi terjadinya kematian, malnutrisi, ataupun kesembuhan pada pasien
penderita diare. Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan, dan makanan. Perubahan
iklim, kondisi lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan kebersihan makanan
merupakan faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food, Fly ,
Feces, dan Finger. Pada balita, kejadian diare lebih berbahaya dibanding pada orang
dewasa dikarenakan komposisi tubuh balita yang lebih banyak mengandung air dibanding
dewasa. Jika terjadi diare, balita lebih rentan mengalami dehidrasi dan komplikasi lainnya
yang dapat merujuk pada malnutrisi ataupun kematian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Diare ?
2. Apa epidemiologi diare ?
3. Apa Etiologi diare ?
4. Bagaimana cara penularan diare ?
5. Apa saja klasifikasi diare ?
6. Apa saja tanda dan gejala diare ?
7. Bagaiamana perjalanan/patofisiologi diare ?
8. Bagaimana pemeriksaan fisik diare ?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang penyakit diare ?
10. Bagaimana penatalaksanaan medit/ pengobatan penyakit diare ?
11. Apa saja komplikasi penyakit diare ?

1
5

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada anak dengan diare
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Pengertian Diare
b. Untuk mengetahui Klasifikasi Diare
c. Untuk mengetahui Etiologi Diare
d. Untuk mengetahui Cara Penularan Diare
e. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Diare
f. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik
g. Untuk mengetahui Pencegahan Diare
h. Untuk mengetahui Pengobatan Diare
i. Untuk mengetahui Komplikasi Diare
6

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Diare


Diare merupakan penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi
lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair)
dengan atau tanpa darah atau lendir. ( Suraatmaja, 2007)
Diare adalah kodisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abdormal ( lebih dari 3
kali per hari ) serta perubahan dalam isi ( lebih dari 200 gram per hari ) dan konsistensi
feses cair. (Mansjoer, 2011)
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare merupakan suatu
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek
sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buangair besar lebih dari biasanya, yaitu
3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin disertai dengan muntah dan tinja yang
berdarah.
Di bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, diare diartikan sebagai buang air besar
yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari
biasanya. Neonates dinyatakan diare apabila frekuensi buang air besarnya sudah lebih
dari 4 kali, sedangkan untuk bayi yang berumur lebih dari 1 bulan dan anak,
frekuensinya lebih dari 3 kali. (Simatupang, 2004)
Jenis diare sebagai berikut :
a. Menurut perjalanan penyakit :
- Akut : jika kurang dari 1 minggu
- Berkepanjangan : jika antara 1 minggu sampai 14 hari
- Kronis : jika > 14 hari dan disebabkan oleh non infeksi
- Persisten : Jika >14 hari dan disebabkan oleh infeksi
b. Menurut patofisiologi :
- Gangguan absorbsi
- Gangguan sekresi
- Gangguan osmotik
c. Menurut penyebab :
- Infeksi : Virus, bakteri, parasit,jamur
- Konstitusi
- Malabsorbsi
d. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare mungkin juga disertai
dengan penyakit lain, seperti : demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.

2.2 Epidemiologi Diare


Epidemiologi diare adalah sebagai berikut :
a. Penyebaran kuman yang menyebabkan diare.

3
7

Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antar lain melalui
makanan/minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja
penderita.
b. Faktor penjamu (manusia) yang meningkatkan kerentanan terhadap diare
c. Faktor lingkungan dan perilaku.
Penyakit diare dapat dikatakan penyakit dengan berbasis lingkungan dua factor
yang dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja. Kedua fakto ini akan
berinteraksi bersama dengan prilaku manusia. Apabila factor lingkungan tidak
sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan prilaku manusia
yang tidak sehat yaitu seperti melalui makanan dan min uman, maka dapat
menimbulkan penyakit diare.( Yatsuyanagi, 2002)

2.3Etiologi Diare
Penyebab penyakit diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar, yaitu :
infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immunodefisiensi dan sebab-sebab lain
misalnya faktor makanan dan psikologis. (Setiati,2014)
1). Infeksi
a. Infeksi entral : ialah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab diare pada anak meliputi infeksi interal sebagai berkut :
- Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela, Campylobakteri, Yersenia,
Aerromonas dan sebagainya..
- Infeksi virus : Entro virus, adenovirus, Rotavirus, Astovirus dll.
- Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.
b. Infeksi Parentral ialah ineksi diluar alat pencernaan makan seperti otitis media
akut (OMA) tonsillitis/ Tonsiloparingitis, bronkhopnemonia , encepalitis dsb.
Keadaan ini terutama tedapat pada anak kurang dari 2 tahun.
2). Faktor Malabsorsi
a. Malabsorisi karbohidrat
b. Malabsorsi lemak
c. Malabsorsi Protein
3). Faktor makanan: Makanan basi, beracun alergi terhadap makanan.
4). Psikologis : rasa takut dan cemas

2.4 Cara Penularan Diare


Diare dapat ditularkan dengan berbagai cara yang mengakibatkan timbulnya
infeksi antara lain:
1. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh
serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
2. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan
tangan/ mainan / apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan
dipermukaan udara sampai beberapa hari.
3. Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
8

4. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.


5. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan
alat-alat yang dipegang

2.5Klasifikasi
Menurut Simadibrata (2006), diare dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1. Lama waktu diare :
a. Diare akut
Diare akut adalah diare yang terjadi selama 14 hari atau kurang. Gejala dan
tanda – tanda diare akut adalah konsistensi encer dan berair yang meyerang
secara mendadak, nyeri perut, mual, perut kembung ,dan demam.
b. Diare kronik
Diare kronik adalah diare yang terjadi lebih dari 14 hari.Diare kronik
mempunyai tanda – tanda dan gejala yang hebat atau ringan, penurunan berat
badan dapat dilihat da tubuh terasa lemas.Dehidrasi bisa diketahui dari
penurunan jumlah urine, membrane mukosa yang kering, cepat haus dan
takikardi.
Menurut Kliegman Marcdante dan Jonson ( 2006), dinyatakan bahwa berdasarkan
banyaknya kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare dapat dibagi menjadi :
a. Diare tanpa dehidrasi
Pada tingkat diare ini, penderita tidak mengalami dehidrasi karena frekuensi
diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.
b. Diare dengan dehidrasi ringan (3% - 5%)
Pada tingkat diare ini, penderita mengalami diare 3 kali atau lebih, kadang-
kadang muntah, erasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu makan
menurun dan pemerikaan fisik masih dalam batasan normal.
c. Diare dengan dehidrasi sedang (5% - 10%)
Pada keadaan ini, penderita akan mengalami takikardi, kencng yang kurang,
irritabilitas atau lesu, mata dan ubun –ubun besar menjadi cekung, turgor kulit
berkurang, selaput bibir dan mulut serta kulit tampak kering, CRT (>2 detik)
dengan warna pucat.
d. Diare dengan dehidrasi berat (10% - 15%)
Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan dari tubuh dan
biasanya penderita akan mengalami takikardi dengan pulsasi yang melemah,
hipotensi, tidak ada penghasilan urine, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat
cekung, tidak mampu minum dan keadaan mulai apatis, kesadaran menurun dan
CRT sangat memanjang (>3 detik) dengan kulit yan dingin dan pucat.
9

2.6 Tanda dan Gejala


Menurut suriadi (2001), tanda dan gejala dari penyakit diare yaitu :
1. Berak encer atau cair lebih dari 3 kali dalam 24 jam
2. Gelisah dan rewel
3. Badan lemah,lemas dan lesu
4. Mual muntah
5. Anoreksia ( tidak nafsu makan)
6. Kram perut
7. Urine output menurun ( oliguria, anuria)
8. Turgor kulit menurun sampai jelek
9. Ubun-ubun/ fontanela cekung
10. Membrane mukosa kering, dan
11. Demam

2.7 Patofisiologi Diare


Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh beberapa factor diantaranya adalah
factor infeksi, proses ini dapat diawali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang
masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang di dalam usus,
merusak sel mukosa usus dan dapat menurunkan daerah permukaan usus. Usus yang
terinfeksi oleh kuman dapat menyebabkan peradangan sehingga memungkinkan
terjadinya peningkatan suhu tubuh dari pada penderita ( hipertermi). Selanjutnya
terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus
dalam absorbsi cairan dan elektrolit. Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan
system transport aktif dalam usus terganggu sehingga sel mukosa mengalamim iritasi
yang kemudian akan meningkatkan sekresi cairan dan elektrolit.Adanya toksin
tersebut dapat menyebabkan peningkatan paristaltik usus yang mengakibatkan
penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan
diare.yang menyebabkan penderita mengalami gangguan system cerna dengan
frekuensi 3 kali atau lebih dalam sehari dengan konsistensi tinja yang encer. Bila terus
berlanjut dengan penanganan yang tidak tepat, hal ini dapat menyebabkan masalah-
masalah keperawatan yang baru seperti kekurangan volume cairan, perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, perubahan pola eliminasi (BAB) dan intoleransi
aktivitas.(Hidayat. AA, 2006)

2.8 Pemerikasaan fisik.


1).Pemeriksaan psikologis : keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmedis
sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
2). Pemeriksaan sistematik :

- Kepala : ubun-ubun besar tidak teraba cekung,

- Mata : cekung dan Nampak kering.


10

- Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, nafsu makan menurun,
mual muntah, minum normal.

- Sistem pernafasan : tidak ada gangguan pada pernafasan pasien.(Ipnea)

- Sistem kardiovaskuler : Nadi normal 96 x / menit.

- Sistem Integumen : warna kulit sedkit pucat, turgor menurun >2 dt, suhu meningkat
39,8 C, CRT ( > 2 dt)

- Auskultasi : terdengarnya bising usus.

3). Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.

4). Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat
badan menurun.

2.9Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang atau diagnostic pada penyakit diare menurut Muschari


(2005), diantaranya sebagai berikut:
1. Analisa Feses
Meliputi pengujian untuk mengetahui adanya bakteri, ovum, parasit.
Memungkinkan dilakukan untuk menentukan adanya infeksi, infestasi (adanya
parasit dalam tubuh), perdarahan dan gangguan malabsorbsi.
2. Laju Endap Darah (LED)
Dilakukan untuk mengetahui adanya peradangan.
3. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan
PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
4. Pemeriksaan darah lengkap, kadar ureum dan kreatinin
5. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

2.10Penatalaksanaan
Menurut Betz, C.L (2002), penatalaksanan medis untuk diare adalah sebagai berikut:
1. Bila anak hanya mengalami dehidrasi ringan, rehidrasi dapat dilakukan peroral
seperti pasien dengan rawat jalan dengan larutan rehidrasi oral yaitu pemberian
minuman sedikit tapi serng (5-15 ml).
2. Dalam kondisi dehidrasi berat, anak dihospitalsasi untuk mendapat terapi
intravena (IV) demi mengatasi dehidrasi. Jumlah dehidrasi dihitung dancairan
diganti dalam 24 jam.
3. Jika terdapat syok, segera dilakukan resusitasi cairan (20 ml/kg larutan salin
normal atau larutan ringer laktat. Bila perfusi sistemik sudah membaik, berarti
koreksi dehidrasi telah dmulai.
11

4. Setelah rehidrasi selesai, diet dapat dilakukan dengan makan makanan yang
mudah dicerna seperti pisang, nasi atau buburdan lain-lain.

Menurut Kemenkes RI (2011), Prinsip tata laksana diare pada balita dan anak
adalah dengan LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), dengan
rekomendasi WHO dalam upaya mempercepat penyembuhandiare dan mencegah anak
kekurangan gizi akibat diare. Adapun program LINTAS DIARE diantaranya :
1. Berikan Oralit
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga
dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia bisa diberikan
air tajin.Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti
cairan yang hilang yang disebabkan oleh diare.

2. Berikan obat Zinc


Sinz merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh.Sinz dapat
menghambat ensim INOS (Inducibel Nitric Oxide Synthase), diamana ekskresi
enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel
ususpemberian sinz selama diare telah terbukti mampu mengurangi lama dan
tingkat keparaha diare, mengurangi frekuensi, mengurangi volume tinja serta
menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. (Black, 2003)
Dosis pemberian obat sinc pada balita:
 Umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
 Umur >6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari
 Sinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.
3. Pemberian ASI / Makanan
Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita
terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat
badan.anak yang masih minum ASI harus lebih sering diberikan ASI.Setelah diare
berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2 minggu ungtuk
membantu pwmulihan berat badan.
4. Pemberian antibiotic harus diatas indikasi
Antibiotic tidak boleh digunakan secara rutin karena kecilya kejadian diare pada
balita yang disebabkan oleh bakteri.Antibiotic hanya bermanfaat pada penderita
diare dengan darah (sebagian besar karena shigellosis), suspek kolera.Obat anti
protozoa digunakan apabila teerbukti diaredisebabkan oleh parasit (amuba,
giardia).
5. Pemberian nasehat
Ibu atau pengauh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang
, cara pemberian cairan dan obat dirumah, membawa balita kembali ke pelayanan
kesehatan terdekat bila diare lebih sering, muntah berulang, makan dan minum
sedikit, timbul demam, tinja berdarah, dan kondisi tidak membaik dalam 3 hari.:
12

2.11 Komplikasi
Menurut SPM kesehatan Anak IDAI (2004), komplikasi yang mungkin dapat rejadi
akibat diare sebagai berikut:
1. Dehidrasi ( Ringan, berat hipotenik, isotonik hipertonik)
2. Syok
3. Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan defisiensi enzim laktase
4. Hipokalemia
5. Kejang terjadi akibat dehidrasi hipertonik
6. Malnutrisi energi protein
13

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gastroenteritis adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya, untuk neonotus bila lebih dari 4 kali
dan untuk anak lebih dari Dan terjadi secara mendadak berlangsung 7 hari dari anak yang
sebelumnya. Bila hal ini terjadi maka tubuh anak akan kehilangan cairan tubuh sehingga
menyebabkan dehidrasi.Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan
dapat membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang tua. Diare ini oci
menyebapkan beberapa komplikasi,yaitu dehidrasi, renjatan hivopolemik, kejang,
bakterimia, mal nutrisi,hipoglikemia,intoleransi skunder akibat kerusakan mukosa usus.

3.2 Saran
Dalam upaya meningkatkan kualitas perawatan pada klien gastroenteritis perlu
ditingkatkan tentang keperawatan pada klien tersebut sehingga asuhan keperawatan dapat
lebih efektif secara komprehensip meliputi Bio-Psiko-Sosial-Spiritual pada klien melalui
pendekatan proses keperawatan mencakup didalamnya pelayanan promotif, preventif,
kuratif, rehabilitative yang dilandasi oleh ilmu dan kiat keperawatan profeisonal yang
sesuai nilai mopral etika profesi keperawatan sehingga dimasa yang akan ocial dapat
mengantisipasi dan menjawab tantangan-tangan dan perubahan ocial yang menitik
beratkanpada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, keluarga, masyarakat,
serta lingkungannya.

10
14

Daftar Pustaka

Muschari, 2005. Betz, C.L 2002. Kemenkes RI, 2011. Black, 2003. SPM Kesehatan pada Anak
IDAI, 2004. Pemeriksaan Penunjang. Penatalaksanaan, dan Komplikasi pada pennyakit
Diare
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma ,Hardhi.2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC –
NOC. Edisi Revisi Jilid II Jakarta. Mediaction
Wilkinson, Sudith M.Ahern Nancy.2012. Diagnosis Keperawatan NANDA NIC – NOC. Edisi.9
Dearso Education.Inc: New Jersey
Setiati, Siti.dkk.2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi VI. Jakarta. Interna
Publishing
Suratmaja, 2007. Mansjoer, 2011. WHO. Simatupang, 2004. Pengertian Diare
Yatsuyanagi, 2002. Setiati, 2014. Epidemiology dan Etiologi penyakit Diare
Simadibrata, 2006. Kliegman Marcdante dan Jonson, 2006. Klasifikasi Diare
Suriadi, 2011. Hidayat. AA, 2006. Tanda dan gejala diare, dan Patofisiologi diare
Mansjoer ,Arif.2011. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV Vol.1 Jakarta : Medika Aesculapius
Tanto, Chris dkk.2014. Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta: Media Aesculapius
15

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK

1. Identitas
a. Identitas Klien
1) Nama : an. AK
2) No.RM : 601905
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Tempat/tanggal lahir : Singaraja, 21 november 2012
5) Alamat : Pemaron, Bumi asih
6) Suku bangsa : Indonesia
7) Agama : Hindu
8) Pendidikan : Tk
9) Anak :1
10) Diagnosa : Diare

b. Identitas Penanggung Jawab Klien


1) Nama ayah : Putu Arpan mahendra
2) Nama ibu : Ayu
3) Pekerjaan ayah : Kerja di perhotelan
4) Pekerjaan ibu :-
5) Pendidikan ayah : Kuliah D1 Perhotelan
6) Pendidikan ibu :-
7) Alamat : Pemaron

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Jelaskan : Keluarga pasien mengeluh anaknya gatal-gatal dan kembug pada perut

b. Alasan masuk RS
Jelaskan : Pada saat pulang sekolah mengeluh sakit perut

c. Penanganan selama dirumah


Jelaskan : sempat di berikan obat Diapet

d. Riwayat kesehatan yang lampau


Jelaskan : Keluarga pasien mengatakan cucunya pernah mengalami mencret
sebelumnya

e. Faktor pencetus kekambuhan


Jelaskan : Karena sebelumnya pasien sempat makan makanan yang agak pedas

f. Riwayat kehamilan dan kelahiran


1) Prenatal : ....................................................................................
2) Natal : ....................................................................................
3) Post Natal : BB : 3,200 gr, PB : 52 cm, LK: 32cm , APGAR :
g. Neonatal (Imunisasi):
1) Dasar : Jenis :....................................
2) Ulang :.......................... Jenis :....................................
h. Pertumbuhan dan Perkembangan
1) Motorik
a) Mengguling, umur : 6 bulan
b) Duduk, umur : 8 bulan
c) Merangkak, umur : 9 bulan
d) Berdiri, umur : 9 bulan
e) Berjalan, umur : 1 tahun
2) Sosial Kognitif
1) Tersenyum, umur : 4 bulan
16

2) Mengucapkan kata pertama, umur : 9 bulan


3) Bermain, umur : 7 bulan
4) Sekolah, umur : 6 th
i. Frekuensi Perawatan Sebelumnya:
1) Tanggal dirawat :-
2) Alasan dirawat :-
3). Lama dirawat :-
4) Diagnosa
j. Riwayat kecelakaan/cedera : Keluarga pasien mengatakan klien tidak
pernah mnegalami kecelakaan
k. Riwayat alergi : Klien tidak memiliki riwayat alergi
l. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada penyakit yang menurun ke anak
3. Genogram

Jelaskan : Klien tinggal bersama kakek, nenek dan juga ayahnya. Ayah
dan ibunya sudah bercerai sejak klien dilahirkan
4. Riwayat Sosial
a. Pengasuh : Ibu Pasien
b. Hubungan dengan anggota keluarga : Hubungan dengan keluarga baik
c. Teman sebaya : Hubungan dengan teman sebaya baik
d. Pembawaan secara umum :
e. Lingkungan rumah : Lingkungan rumah cukup bersih

5. Nutrisi
Jenis makanan Sebelum di RS Saat di RS
Makanan 24 jam terakhir Pasien terakhir makan Pasien terakhir makan
Makanan yang disukai bubur pisang bubur
Makanan yang tidak Bubur Sun Pisang Tumbuk
disukai Makanan pedas Bubur Beras
Alat makan yang dipakai Piring dan Sendok Piring dan Sendok
Jam makan Pagi, Siang, Malam Tidak ada alergi
Alergi makanan Tidak ada alergi makanan
makanan

6. Cairan
Sebelum di RS Saat di RS
Intake Minum 4x dalam sehari (+-) 2-3x dalam sehari
Output BAK 3x dalam sehari BAK (+-) 2-3x dalam sehari
IWL - -
Kebutuhan - -
cairan

7. Pola Eliminasi
Sebelum di RS Saat di RS
Pola BAB BAB (+-) 5x dalam sehari BAB 3x dalam sehari

Pola BAK BAK (+-) 5x dalam sehari BAK (+-) 3x dalam sehari
17

Perubahan Konsistensi encer lebih dari Konsistensi feses agak padat


pola eliminasi 5x dalam sehari 3x dalam sehari
Keringat Keringan pasien normal Keringat pasien normal

8. Pola Aktivitas dan Latihan


Sebelum di RS Saat di RS
Kegiatan sehari-hari Nonton Tv dan bermain Istirahat dan tidur

Tingkat perawatan diri Masih di bantu keluarga Istirahat dan tidur

Penggunaan waktu Bermain Bermain Gadget


luang

Sebelum sakit Saat sakit


ADL Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu
Mandiri Mandiri
sebagian penuh sebagian penuh
Makan  
Berpakaian  
Toileting  
Mandi  
Mobilitas  

9. Pola Tidur dan Istirahat


Sebelum di RS Saat di RS
Jam tidur Pasien tidur tidak terlalu Pasien susah tidur karena suhu
malam ruangan cukup panas
Pengantar tidur Tidak ada Tidak ada
Teman tidur Ibu pasien Ibu Pasien
Gangguan tidur

10. Pola Persepsi dan Kognitif


a. Fungsi penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, nyeri
Jelaskan : Fungsi pengelihatan, pendengaran, peraba , neyri, dalam
kondisi normal

b. Respon terhadap suara berisik, sentuhan, perbincangan dan musik


Jelaskan : Pasien tidak terlalu senang dengan suara yang terlalu bising

c. Pengalaman pendidikan
Jelaskan :Pasien masih duduk di bangku Sekolah Dasar

d. Pola berbicara
Jelaskan : pasien berbicara sudah jelas

e. Kemampuan untuk bekerja sama dan berkomunikasi


Jelaskan : Pasien belum bisa diajak bekerja sama, cara berkomunikasi
pasien cukup baik

f. Kebiasaan yang terlihat oleh orang tua


Jelaskan : Pasien tidak memiliki kebiasaan khusus apapun
11. Pola Persepsi dan Konsep diri
a. Penampilan
Jelaskan : Pasien terlihat bersih, dan cukup rapi
18

b. Kebiasaan
Jelaskan : Pasien tidak memiliki kebiasaan yang khusus

c. Interest
Jelaskan : pasien menyukai warna yang sedikit terang

d. Yang menyebabkan ketakutan dan marah, bagaimana mengatasinya:


Jelaskan : pasien takut dengan kegelapan, maka dari itu ketika tidur lampu
selalu dinyalakan

e. Humor
Jelaskan : klien suka menonton kartun di gadget

12. Pola Peran dan Hubungan


a. Yang biasa mengasuh
Jelaskan : yang mengasuk ibu pasien, tetapi pasien lebih dekat dengan
kakek pasien

b. Sibling
Jelaskan : klien tidak memiliki saudara, klien anak tunggal

c. Interaksi dengan teman sebaya


Jelaskan : Interaksi dengan teman sebaya baik

d. Respon terhadap perpisahan


Jelaskan : Biasanya klien akan menangis jika ditinggal ayahnya

e. Kemandirian
Jelaskan : Pasien mandiri dalam hal, mandi, gosok gigi, cuci rambut.

f. Sekolah
Jelaskan : Saat bersekolah pasien di antar oleh kelurganya

13. Pola Reproduksi Sosial


a. Pengetahuan tentang jenis kelaminnya
Jelaskan : Pasien paham dan tahu fungsi jenis kelaminnya

b. Teman dekat
Jelaskan : Keluarga pasien mengatakan, pasien memiliki teman dekat
disekitar rumah pasien.

c. Menarche (perempuan)
Jelaskan : pasien tidak mengalami menarche karna dia lelaki

d. Sirkumsisi (laki-laki)
Jelaskan : pasien tidak mengalami sirkumsisi karena pasien beragama
hindu

14. Pola koping


Jelaskan : pasien tidak bisa mengendalikan stress karena masih kecil
19

A. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Jelaskan : Pasien tampak sedikit lemas

2. Kesadaran
Jelaskan : Compos Mentis

3. Tanda-tanda vital
Nadi : 90x/mnt RR : 30 x/mnt T : 37,3oC TD: - mmHg

4. Antropometri
Tinggi badan : 110 cm
Berat badan : 18 kg

5. Status gizi :
Jelaskan :. Pasien tidak tampak kekurangan gizi / malnutrisi

6. Head to toe
a. Kepala
Bentuk : Simetris, kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, dan nyeri
tekan.

Wajah : Kulit wajah bersih, tetapi agak pucat

Mata : Mata simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi, reflek pupil baik,
konjungtiva dan sclera normal.

Telinga : Telinga simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi pada telinga,
tidak ada cairan yang keluar,, tidak ada nyeri tekan

Hidung : Betuk hidung simetris, tidak ada cairan, tidak ada nyeri tekan.

Mulut : Mukosa bibir kering, mulut dan gigi terawat

Leher : Tidak ada pembengkakan pada leher, tidak ada nyeri tekan, dan
tidak ada lesi.

b. Dada :
Bentuk : Bentuk dada simetris

Paru- paru
Inspeksi : Simetris, tidak ada pembengkakan.

Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.

Perkusi : Suara paru Sonor

Auskultasi : Suara napas Vesikuler

Jantung
Inspeksi : Tidak terihat adanya pembengkakan

Auskultasi : Suara jantung S1, S2 Lub dup


c. Abdomen
Auskultasi : Suara bising usus normal

Inspeksi : Bentuk perut normal, tidak ada pembengkakan, tidak ada


20

lesi.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Suara perut timpani

d. Genetalia
Jelaskan : Fungsi genetalia normal, tidak ada kelainan, tidak ada lesi.

e. Ekstremitas
Jelaskan : Ekstremitas atas dan Ekstremitas bawah
Normal

f. Integumen
Inspeksi : keadaan kulit pasien kering, seperti kurang terawat, tidak ada
lesi yang terlihat

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, turgor kulit normal

g. Refleks
Jelaskan : Fungsi reflek pasien Normal

B. THERAPY
No Nama Obat Dosis Rute Indikasi Efek Samping
1. DS ¼ 1 fls IV Untuk Bengkak,
keperluan reaksi alergi,
hidrasi selama dan lemas
perawatan
NS 18 tpm 1 fls IV
Mengembalikan Demam,
2. keseimbangan hipervolemia
Zinc Syrop 1 x 10mg Oral cairan tubuh
Mual dan
Mencegah atau muntah
mengobai
3. dehidrasi dan
L. Bio 1 x 1 mg Oral mencegah
kekurangan
nutrisi Keepala
pusing, mual.
Melindungi
system
pencernaan,
4. membantu
menormalkan
fungsi GI
21

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG ( Pemeriksaan Lab dalam bentuk tabel)


Jenis: Pemeriksaan darah lengkap
Tanggal : 16-10-2018
No
Hasil Normal Satuan
1. WBC 11,9 20e3/uL %
2. NEU 9,35 78,9%
3. LYM 1,06 5,96 %
4. MONO 1,40 11.8 %
5. EOS .021 .181 %
6. BASO .021 .161 %
7. BRC 5.30 10e6/uL
8. HCB 13.3 g/dL
9. HCT 40.5 %
10. MCV 76,5 fL
11. MCH 25,0 pg
12. MCHC 32,7 g/dL
13. RDW 11.8 %
14. PLT 379 10e3/uL
15, MPV 5.87 fL

Jenis:
Tanggal :
No
Hasil Normal Satuan
22

......................, ..................... 2018


Yang Mengkaji,

..................................................
NIM.

Anda mungkin juga menyukai