Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekokardiografi merupakan alat diagnostik di bidang kardiovasculer dan prinsip

dasar gelombang suara frekuensi tinggi. Dengan tranmisi gelombang suara,

diharapkan terjadi pantulan gelombang yang akan memberi kontur yang sesuai dengan

jaringan yang memantulkan transmisi gelombang, sehingga dengan alat ekokardiografi

akan diperoleh kontur dinding pembuluh darah, ruang-ruang jantung, katup-katup

jantung serta selaput pembungkus jantung. Pencitraan akan tergambar dalam bentuk

satu dimensi (m-mode), dua dimensi (2-D) bahkan 3 dimensi (3-D) atau 4 dimensi (4-

D).

Pada alat eko yang menggunakan prinsip transmisi pantulan gelombang suara

oleh sel darah merah, akan memungkinkan pengukuran kecepatan dan arah aliran

darah dalam jantung dan pembuluh. Oleh karena itu dapat dipakai untuk pengukuran

hemodinamik jantung seperti isi sekuncup, curah jantung, tekanan dan presssure

gradien. Sementara sistem warna pada eko ( collor flow mapping) memungkinkan

untuk menentukan arah dan sifat aliran darah baik yang “stream line” atau turbulen.

Oleh karena itu dengan modalitas tersebut pengukuran dopler dapat diarahkan melalui

aliran berwarna ( color gided dopler), selain dapat dengan mudah melihat adanya

aliran-aliran turbulen akibat regurgitasi, stenosis maupun aliran abnormal melalui

defek pada septum atrial atau ventrikel.

1
Pada awalnya pemeriksaan eko bersifat non invasif karena pemeriksaan

dilakukan dengan transduser melalui dinding dada, dikenal sebagai pemeriksaan eko

transtorakal (ETT). Namun, ada beberapa keterbatasan ETT pada keadaan tertentu

seperti pasien emfisema, gemuk serta tidak mampu dalam evaluasi ruang seperti

apendik atrium. Untuk mengatasi hal tersebut belakangtan muncul eko transesofageal

(ETE) yang bersifat invasif, dimana transduser dimasukan melalui esofagus sampai

kelambung dan evaluasi jantung dilakukan dari belakang, sehingga limitasi TTE dapat

diatasi karena jarak yang lebih dekat dengan target, serta jaringan pemisah antara

transduser dan target dapat diabaikan.

Selain itu, beberapa prosedur eko invasif yang lain yaitu intraoperatif, dengan

meletakan transduser lansung ke permukaan jantung pada saat operasi jantung, serta

pemeriksaan ekointravasculer dimana transduser diletakan pada ujung kateter pada

prosedur angiografi koroner. Dengan perkembangan teknologi sekarang dikenal pula

eko dengan kontras untuk melihat adanya defek pada sekat maupun dalam evaluasi

kinesis gerakan dinding jantung, sementara itu pemeriksaan tissue dopler lebih

diarahkan untuk mendeteksi kinesis jantung yang dapat dikaitkan dengan penyakit

jantung iskemia dan diastologi.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Referat ini dibuat untuk memenuhi tugas Kepanitraan Klinik Senior stase Anestesi di

Rumah Sakit Umum Daerah M. Natsir dan juga sebagai bahan pengayaan materi agar

mahasiswa mengetahui dan memahami lebih jauh tentang Ekokardiografi

2. Untuk bahan pengayaan agar lebih memahami materi tentang Ekokardiografi

2
1.2 Manfaat Penulisan

1.2.1 Bagi Penulis

1. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan referat ini adalah untuk

menambah pengetahuan bagi penulis tentang Ekokardiografi terutama prinsip kerjanya.

1.2.2 Bagi Pembaca

1. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang Ekokardiografi

2. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang Ekokardiografi bagi teman sejawat.

3. Membantu memberikan informasi tambahan pada pembaca mengenai Ekokardiografi

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Ekokardiografi

Ekokardiografi adalah alat diagnostik dibidang kardiovasculer dengan prinsip

dasar gelombang suara frekuensi tinggi untuk memvisualisasikan gambaran struktur

dan fungsi jantung dilayar monitor.

Gambar 2.1 Alat Ekokardiografi

2.2 Fungsi Ekokardiografi

 Memberikan gambaran struktural anatomi jantung dan pembuluh darah besar

 Berperan dalam mendiagnosa penyakit jantung bawaan yaitu menilai kelainan

struktur jantung seperti yang terdapat pada penyakit jantung bawaan

4
contohnya pada kebocoran sekat-sekat jantung. (VSD,ASD) kelainan katup

dan pembuluh darah besar serta berbagai kelainan yang telah ditemukan sejak

janin dalam kandungan.

 Mendeteksi kelainan struktur anatomi katup jantung misalnya adanya

gangguan penutupan dan pembukaan katup, tebal dan geraknya, serta apakah

ada perlengketan.

 Membantu dalam menilai kemampuan gerak otot-otot dinding jantung akibat

penyempitan pembuluh koroner, pembengkakan otot jantung dan penebalan

otot jantung yang disebabkan oleh hipertensi dan kelaianan otot jantung

bawaan

 Memberikan informasi tentang pembesaran jantung(kardiomegali) yang dapat

terjadi akibat tekanan darah tinggi, kebocoran katup jantung atau gagal

jantung.

 Menilai keadaan otot-otot jantung yang lemah atau jantung tidak dapat

memompa darah dengan sempurna. Kelemahan otot jantung dapat terjadi

akibat tidak memperoleh aliran darah dengan baik karena penyakit jantung

koroner.

 Melihat massa tumor seperti thrombus atau massa tumor di dalam jantung atau

gumpalan darah yang dapat menyebabkan strokedan cairan perikardial.

5
2.3 Indikasi Ekokardiografi

1) Penyakit arteri koroner yang masih di curigai atau sudah diketahui sebelumnya

 New onset angina

 Unstable angina

 Evaluasi sebelum prosedur bedah mayor

 Silent ischemia

 Atypical chest pain atau spasme koroner

2) Infark miokard

3) Sudden cardiovascular death

4) Valvular heart disease

5) Penyakit jantung kongenital (sebelum pembedahan )

6) Diseksi aorta

7) Perikardial konstriksi atau tamponade

8) Kardiomiopati

9) Penyakit katup jantung atau pada pemeriksaan fisik pasien ditemukan adanya

bising jantung (mur-mur),

10) Dugaan adanya hipertensi pulmonal, emboli paru, pembesaran jantung pada

pemeriksaan foto toraks atau pada pemeriksaan fisik, dugaan adanya efusi

perikard.

11) Adanya aritmia, untuk menilai faktor pencetus intrakardial

12) Evaluasi fungsi jantung sebelum dan sesudah pemakaian obat

13) Sebagai acuan dalam tindakan fungsi perikard, pemasangan alat pacu jantung

dan lain sebagainya.


6
2.4 Jenis - Jenis Ekokardiografi

Secara umum ada 4 jenis ekokardiografi yang sering dilakukan yaitu :

1. Transthoracal Echocardiography (TTE)

Merupakan salah satu jenis ekokardiografi yang paling sering

dilakukan. Pemeriksaanya tidak terasa sakit karena alat hanya diletakan pada

dada pasien yaitu alat tranduser diletakan pada dada dengan menggunakan

gel. Tranduser tersebut mengirim gelombang suara, gelombang ultrasound

tersebut memantul dari struktur jantung dan kemudian ditangkap oleh

penangkap gelombang pada mesin ekokardiografi. Gelombang tersebut

kemudian dikonversi oleh mesin ekokardiografi menjadi gambar pada layar

monitor.

Gambar 2.2 Transthoracal Echocardiography (TTE)

2. Transsesophageal Echocardiography (TEE)

7
Digunakan untuk melihat secara teliti struktur yang lebih dalam

seperti aorta dan septum, atrium atau katup-katup jantung pada saat operasi

atau pada saat dilakukan tindakan intervensi penutupan ASD atau VSD.

Transduser dimasukan dan didorong melalui mulut kemudian sampai ke

oesophagus karena berada pada posisi yang cukup dekat ke jantung maka

gambaran yang terlihat akan lebih jelas dan akurat dibandingkan dengan hasil

TTE.

Gambar 2.3. Transsesophageal Echocardiography (TEE)

3. Stress Echocardiography

Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat gerakan otot-otot jantung

lebih akurat dengan menggunakan alat treadmill atau memasukan obat untuk

menstimilasi gerakan otot-otot jantung. Pemeriksaan ini dilakukan dengan

exercise atau makan obat untuk meningkatkan fungsi dan denyut jantung.

Selama tes stress pasien disuruh berolahraga atau minum obat untuk membuat

8
jantung pasien bekerja keras dan beat jantung menjadi lebih cepat. Gambaran

ekokardiografi pada pemeriksaan ini akan diambil sebelum dan sesudah

berolahraga. Beberapa kelainan atau penyakit jantung koroner lebih mudah

didiagnosis ketika jantung bekerja keras dan beatnya lebih cepat.

Gambar 2.4. Stress Echocardiography

4. Fedal Echocardiography (janin)

Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat jantung bayi yang belum

lahir dan dilakukan pada ibu hamil yang mempunyai janin dengan resiko atau

dicurigai menderita penyakit jantung bawaan. Biasanya dapat dilakukan

pemeriksaan mulai kehamilan 18 – 22 minggu. Untuk pemeriksaan ini,

9
transduser diletakan diatas perut ibu hamil yang mana hasilnya akan muncul

di layar.

Gambar 2.5. Fedal Echocardiography

2.5 Tipe Gambaran Ekokardiografi

1. M-Mode

Eko satu dimensi dimana dilakukan pencitraan satu garis dari anterior sampai

ke posterior bidang jantung yang kemudian dengan waktu akan tampak pada

layar sebagai gerakan dari kiri ke kanan. Beberapa informasi yang dapat

diberikan M-Mode adalah :

 Pengukuran dimensi ventrikel, tebal dinding ventrikel atau atrium, serta

aorta

 Estimasi masa ventrikel kiri dengan menggunakan formula misalnya

“formula pen”

10
 Gambaran perikardium

 Kejadian waktu di jantung, misalnya waktu relaksasi isovolemik,waktu

ejeksi bersama dengan eko warna dapat menentukan gambaran aliran.

2. Ekokardiografi dua dimensi (2-D)

Lebih mampu melihat struktur dan fungsi secara “real time” mempunyai

resolusi spasial lebih baik dari M-Mode, target eko dua dimensi ini adalah

jaringan, sehingga lebih berperan untuk :

 Evaluasi morfologi jantung

 Mencerminkan gerakan dan anatomi jantung

 Pengukuran fraksi ejeksi dan volume

 Pengukuran area mitral dengan planimetri

2.6 Prinsip Kerja Ekokardiografi

Untuk menghasilkan emaging dari struktur yang dilihat. Ekokardiografi

menggunakan gelombang suara dengan frekwensi tinggi diatas 20.000Hz. Pada

pemeriksaan ekokardiografi dewasa frekwensi transduser Ekokardiografi

menggunakan gelombang suara 2 - 3.5 Mhz. Gelombang ultrasound

dihantarkan ke jaringan dan direfleksikan kembali kejaringan berdasarkan

akustik impedans dari jaringan tersebut. Tulang mempunyai akustik impedans

yang tinggi sedangkan udara mempunyai akustik impedans yang sanga trendah.

Dengan demikian bila aliran ultrasound mengenai struktur tulang atau udara,

maka struktur yang berada lebih dalam akan tidak teremeging dengan
11
sempurna. Oleh karena itu pemeriksaan ekokardiografi harus dilakukan melalui

celah interkostal (cardiac window).

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ekokardiografi adalah alat diagnostik dibidang kardiovasculer dengan

prinsip dasar gelombang suara frekuensi tinggi untuk memvisualisasikan

gambaran struktur dan fungsi jantung dilayar monitor. Ekokardiografi dibagi

menjadi 4 jenis yaitu transthoracal echocardiography (TTE), Transsesophageal

Echocardiography (TEE), Stress Echocargraphy dan Fedal Echocargraphy

(janin). Ekokardiografi sangat bermamfaat dalam bidang kardiologi terutama

untuk memberikan gambaran struktural anatomi jantung dan pembuluh darah

besar, mendiagnosa penyakit jantung bawaan, mendeteksi kelainan struktur

anatomi katup jantung misalnya adanya gangguan penutupan dan pembukaan

katup, tebal dan geraknya, serta apakah ada perlengketan. Membantu dalam

menilai kemampuan gerak otot-otot dinding jantung akibat penyempitan

pembuluh koroner, pembengkakan otot jantung dan penebalan otot jantung

yang disebabkan oleh hipertensi dan kelaianan otot jantung bawaan dan banyak

fungsi lainya.

13
Daftar Pustaka

1. Andini,dkk.2010.Echocardiography. Teknik Biomedik : Universitas Airlangga

2. Fahri.2010. Evaluasi ekokardiografi pada gagal jantung diastolik. Departemen

kerdiologi dan kedokteran vasculer: Fakultas kedokteran universitas indonesia.

3. Dinarti.L.K dan soesanto A.M. 2010. Jurnal kardiologi indonesia vol 3. No 3.

Pemeriksaan transesophageal echocardiography (TEE). Departemen

kardiologidan kedokteran vasculer : fakultas kedokteran universitas indonesia

4. Setiati S,dkk. 2014. Buku ajar ilmu penyakit dalam : Pengantar diagnosis

ekokardiografi. Jakarta. Internapublishing.

14

Anda mungkin juga menyukai