Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Impendansi, juga dikenal sebagai impendansi listrik, mengacu pada ukuran


oposisi terhadap arus bolak (AC). Impedansi adalah komponen kunci dalam efisiensi
dari sebuah rangkaian listrik, yang dicapai dengan praktek pencocokan impedansi.
Impedansi listrik, atau lebih sering disebut Impedansi, menjelaskan ukuran penolakan
terrhadap arus bolak-balik sinusoid. Impedansi listrik memperluas konsep resistansi
listrik ke sirkuit AC, menjelaskan tidak hanya amplitude relative dari tegangan dan
arus, tetapi juga fase relatif. Impedansi adalah kuantitas kompleks yang dinotasikan
dengan 𝑍̅ dan istilah impedansi kompleks mungkindapat dipertukarkan.

𝑍̅ = 𝑍 𝑒 π‘—πœƒ

di mana magnitude Z menunjukkan perbandingan amplitude perbedaan tegangan


terhadap amplitude arus, ΞΈ memberikan perbedaan fase antara tegangan dan arus,
sedangkan j adalah bilangan imajiner. Dalam koordinat Kartesius:

𝑍̅ = 𝑅 + 𝑗𝑋

di mana bagian nyata dari impedansi digunakan pertama kali oleh Oliver Heaviside
pada Juli 1886. Arthur Kennelly adalah yang pertama kali menunjukkan impedansi
dengan bilangan kompleks pada 1893.

II. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Impedansi?
2. Bagaimana penerapan bilangan kompleks pada rangkaian RLC?
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Impedansi
2. Untuk mengetahui penerapan bilangan kompleks pada rangkaian RLC
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
I. Dasar Teori

Persamaan:

1
Vs (t) = i(t) R + ∫ i(t) dt
𝐢

Dengan Vs(t) = Vp cos (Wt + ΙΈos) dan i(t) = Ip cos (Wt + ΙΈoi)

Dapat kita fikirkan Vs(t) = Vp cos (Wt + ΙΈos) sebagai bagian nyata dari pada

̅𝑠 (t) = Vp ej(Wt + ΙΈos)


𝑉

I(t) = Ip cos (Wt + ΙΈoi) sebagai bagian nyata dari pada

𝑖̅ (t) = Ip e j (Wt + ΙΈos)

̅𝑠 (t) = Vp e j(Wt + ΙΈos). . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(1.1)


selanjutnya 𝑉

dapat dituliskan sebagai

̅𝑠 (t) = Vp ejØ os ej w t=𝑉̅𝑝 e j w t. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1.2)


𝑉

Dengan 𝑉̅𝑝 = Vp e j ΙΈos kita sebut amplitudo kompleks

Oleh karena amplitude kompleks mengandung dua besaran, yaitu menghitung


sudut tetapan fasa, maka dapat dipandang sebagai suatu fastor. Jadi amplitudo
kompleks adalah suatu cara untuk menyatakan fasor dengan menggunakan variabel
Kompleks.

Demikian pula halnya dengan 𝑖̅(t) = Ip e j (Wt + ΙΈoi) = Ip e jΙΈoi


e jwt = 𝐼̅𝑝 e j w t
dengan 𝐼̅𝑝 = Ip e jΙΈoi amplitudo kompleks untuk arus sesaat kompleks i (t). selanjutnya
persamaan. Kita tuliskan untuk 𝑣̅𝑠 (t) dan 𝑖̅(t), sehingga kita peroleh;
1
𝑣̅𝑠 (t) = 𝑖̅(t) R + 𝐢 ∫ I(t) dt atau

1 1
𝑉̅𝑝 ejwt = R 𝐼̅𝑝 ejwt + 𝐢 ∫ 𝐼̅𝑝 ejwt wt = R 𝐼̅𝑝 𝑒𝑗𝑀𝑑 + 𝐼̅𝑝 ejwt
𝑗𝑀𝑐

1 1
𝑉̅𝑝 = 𝑅𝐼̅𝑝 + 𝑗𝑀𝑐 𝐼̅𝑝 = (𝑅 + 𝑗𝑀𝑐) 𝐼̅𝑝

Arus bolak-balik

𝑉̅𝑝 = 𝑍̅𝐼̅𝑝 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1.3)

1
Dengan 𝑍̅= R + 𝑗𝑀𝐢. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1.4)

Persamaan (1.3) menyataakan hubungan antara 𝑉̅𝑝 dan 𝐼̅𝑝 yang mirip dengan
Ohm, menggunakan besaran kompleks. Persamaan (1.3) memberi hubungan antara
fasor, yang berarti di dalamnya terkandung pengertian besar dan sudut fase sekaligus.
Besaraan Z disebut impendensi kompleks, dan menggantikan peranan hambataan R
pada rangkaian bolak-balik.

Dari persamaan (1.3) dan (1.4) kita peroleh:

𝑉𝑝 Μ…Μ…Μ… 𝑉𝑝
𝐼̅𝑝 = Μ… = Vp e jΙΈos : Z e jΙΈoz = e j(ΙΈos - ΙΈoz) dengan
𝑍 𝑍

Z = |𝑍̅| = |(𝑍̅ 𝑍̅ **)1/2| = ( R2 + 1/(W/C)2)1/2 dan

πΌπ‘š 𝑍̅ βˆ’1
tg ΙΈoz = = akan tetapi 𝐼̅𝑝 = Ip e jΙΈoi sehingga kita peroleh:
𝑅𝑖 𝑍̅ 𝑀𝑅𝐢

𝑉𝑝 𝑉𝑝
Ip = = 1 1/2
𝑍 (𝑅 2 + 2 )
(𝑀𝑐)

βˆ’1 1
dan ΙΈoi = ΙΈos – arc tg ( ) = ΙΈos + arc tg 𝑀𝑅𝐢
𝑀𝑅𝐢

Hasilnya sama dengan yang kita peroleh dengan cara tasor. Keuntungan cara
penyelesaian dengan fungsi eksponensial kompleks dan impendansi kompleks adalah
dapat digunakan matematika untuk menyatakan fasor dan dapat diterapkannya aturan
untuk arus searah asalkan untuk tegangan, arus dan impendansi digunakan besaran
kompleks.

Suatu kapasitansi C akan berlaku sebagai impendansi:

𝑖 βˆ’π‘—
Μ…Μ…Μ…
𝑍𝐢 = = = -jXc
π‘—π‘ŠπΆ π‘ŠπΆ

Besaran Xc disebut reaktansi kapasitif. Berdasarkan penalaran serupa dengan


di atas suatu induktansi L akan menyebabkan suatu impendansi.

Μ…Μ…Μ…
𝑍𝐿 = 𝑗𝑀𝐿 = 𝑗𝑋𝐿

Besaran Xc disebut reaktansi induktif. Pada frekuensi tinggi suatu kapasitor


mempunyai reaktansi yang kecil. Sebaliknya pada frekuensi rendah mempunyai
reaktansi yang kecil. Sebaliknya pada frekuensi rendah mempunyai reaktansi yang
besar. Ini berlawanan dengan suatu induktansi L yang mempunyai reaktansi yang besar
pada frekuensi tinggi, dan reaktansi yang kecil pada frekuensi rendah.
BAB III

PEMBAHASAN

I. Pengertian Impedansi

Impedansi adalah ukuran resistansi pada sumber arus bolak-balik (AC) jadi
secara sederhana impedansi adalah resistansi yang lebih kompleks dan akurat pada arus
AC. Walaupun dalam speker terdapat impedansi dan tidak mempengaruhi kualitas
secara keseluruhan, tetapi secara otomatis akan mempengaruhi kerja sebuah system
audio. Speaker mobil biasanya mempunyai impedansi sekitar 4 Ohm, sedangkan
speaker home audio biasanya memiliki nilai 8 Ohm. Jika ditinjau lebih lanjut, satuan
Ohm yang ada pada impedansi sama dengan satuan untuk tahanan resistor. Padahal
dalam hal in dipastikan sangat berbeda.

Secara umum, impedansi memiliki definisi perhitungan secara total dalam Ohm
dari seluruh rangkaian elektrikal untuk signal langsung, yang termasuk diantaranya
resistansi, reaktansi, kapasitansi dan seluruh factor mekanika yang menimbulkan
hambatan dari transfer energy dalam sebuah sistem. Hal tersebut dapat diartikan
kebanyakan driver dipastikan mempunyai nilai dasar nominal impedansi dalam
resistansi DC voicecoil serta pergerakan mekanika. Dalam hambatan telah terdapat
istilahnya sendiri yaitu: Hambatan = Resistensi (R) sedangkan impedansi memiliki
lambing Z. Namun keduanya memiliki satuan yang sama yaitu Ohm.

Impedansi bukan hanya semata-mata hambatan. Impedansi adalah gabungan


dari hasil reaksi hambatan (R, resistensi) dan kapasitas electron (C, capacitance).
Maka, dalam bahasa di literature elektronika Indonesia lama, impedansi ini pernah
coba diimpedansi ini pernah coba diindonesiakan sebagai Reaktansi. Mungkin hendak
menunjukkan impedansi sebagai hasil reaksi hambatan dan kapasitansi secara
bersamaan.
Efek impedansi berhubungan dengan arus. Semakin besar impedansi maka
akan semakin kecil arus yang bisa lewat, dan sebaliknya. Seberapa besar arus yang bisa
mengalir ternyata mempengaruhi daya maksimal yang bisa dikeluarkan oleh suatu
rangkaian. Jadi, daya maksimal yang bisa dikeluarkan ini ternyata ada hubungannya
dengan volume kekuatan suara maksimal yang bisa dikeluarkan.

Impedansi itu merupakan nilai resistansi yang tidak murni, berbeda dengan nilai
resistansi suatu komponen resistor itu bia kita ukur dengan alat multimeter jarum atau
multimeter digital. Tetapi jika nilai impedansi tidak bisa diukur dengan multimeter,
bisa dicoba dengan cara mengambil sebuah driver speaker yang nilai impedansinya 8
Ohm, ukur dengan multimeter (saklar selector multimeter di set ke satuan ohm), pasti
nilai yang terukur di multimeter tidak akan menunjukkan nilai 8 Ohm. Jadi impedansi
itu bukan suatu nilai resistansi/tahanan murni. Mengukur impedansi speaker itu bisa
dilakukan dengan rangakaian ukur yang melibatkan: sine generator, baik audio
generator.

II. Penerapan bilangan kompleks pada rangkaian RLC

Bilangan kompleks adalah himpunan bilangan terbesar di dalam matematika.


Secara umum, bilangan kompleks terdiri dari bilangan real dan bilangan imajiner.
Dalam bilangan kompleks X + jY, suku pertama (X) adalah bagian bilangan real
sedangkan suku kedua (jY) adalah imajiner. Jika X = 0, maka bilangan kompleks
adalah bilangan imajiner murni yang terletak pada sumbu j. Sedangkan apabila Y – 0,
maka bilangan kompleks adalah bilangan real yang terletak pada sumbu real. Bilangan
imajiner didefinisikan sebagai:
𝑗 = βˆšβˆ’1
Salah satu aplikasi dari bilangan kompleks pada bidang elektro adalah pada
rangkaian RLC. Rangkaian RLC adalah rangkaian listrik yang di dalamnya
mengandung resistor, induktor, dan kapasitor yang berhubungan satu sama lain, baik
secara seri maupun secara paralel. Pada perhitungannya, rangkaian RLC banyak
menggunakan bilangan kompleks, seperti perhitungan tegangan, impedansi, dan arus
maksimum.

Gambar 1 Rangkaian RLC Seri

Salah satu jenis rangkaian listrik adalah terdiri dari resistor, induktor, dan
kapasitor. Karena terdiri dari resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C), maka
rangkaian tersebut dinamakan rangkaian RLC. Rangkaian ini membentuk osilasi
harmonik dan akan beresonansi dalam cara yang sama sebagai rangkaian LC. Sebelum
masuk ke pembahasan rangkaian RLC, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu
komponen-komponen pada rangkaian RLC:
1. Resistansi, Reaktansi, dan Impedansi
Resistansi adalah hambatan yang diberikan oleh resistor. Reaktansi adalah
hambatan yang bersifat reaksi terhadap perubahan arus dan tegangan. Nilainya
berubah-ubah tergantung dengan perbedaan fase dari arus dan tegangan.
Sedangkan impedansi adalah keseluruhan dari sifat hambatan terhadap arus,
baik mencakup resistansi, reaktansi, atau keduanya. Impedansi sering juga
disebut hambatan dalam. Satuan ketiga jenis hambatan ini adalah ohm (Ω).
2. Induktor dan Kapasitor
Induktor adalah komponen listrik yang menyimpan energi listrik dalam bentuk
energi magnetik. Induktor menghambat arus dengan cara menurunkan
tegangan, berbanding lurus dengan laju perubahan arus. Menurut hukum Lenz,
tegangan terinduksi selalu dalam polaritas sedemikian sehingga menjaga nilai
arus sama seperti sebelumnya. Jadi, ketika arus meningkat, tegangan terinduksi
akan melawan aliran elektron. Sedangkan ketika arus menurun, polaritas akan
berbalik dan mendorong aliran elektron. Hal ini disebut sebagai reaktansi.
Dalam indukor, energi disimpan pada medan magnetnya. Berikut hubungan
antara tegangan dengan laju perubahan arus melalui induktor:
𝑑𝑖
𝑉=𝐿
𝑑𝑑
dengan V adalah tegangan, L adalah induktor, dan I adalah arus. Simbol
reaktansi induktif adalah X. Reaktansi induktif dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
𝑋𝐿 = 2πœ‹π‘“πΏ
dengan XL dalam ohm, f (frekuensi) dalam Hertz, dan L dalam Henry.
Kapasitor adalah komponen listrik yang menyimpan muatan listrik.
Tidak seperti induktor, kapasitor justru membolehkan arus untuk melewatinya,
berbanding lurus dengan laju perubahan tegangan. Arus yang melalui kapasitor
adalah reaksi dari perubahan tegangan pada kapasitor tersebut. Dalam
kapasitor, energi disimpan dalam medan listriknya. Berikut hubungan antara
arus dengan laju perubahan tegangan melalui kapasitor:
𝑑𝑉
𝑖=𝐢
𝑑𝑑
dengan V adalah tegangan, C adalah Kapasitor, dan i adalah arus.
Symbol reaktansi dapat dihitung dengan persamaan berikut:
1
𝑋𝑐 =
2πœ‹π‘“πΆ
dengan Xc dalam Ohm, f(frekuensi) dan Herts, dan C dalam Farad (F). Setelah
kita mendapatkan reaktansi induktor dan reaktansi kapasitor, besar impedansi
pada rangkaian dapat dicari dengan persamaan
|𝑍| = βˆšπ‘… 2 + (𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝑐 )2
Selain impedansi, kita juga dapat mencari tegangan efektif pada rangkaian
dengan persamaan:
𝑉𝑒𝑓 = βˆšπ‘‰π‘…2 + (𝑋𝐿 βˆ’ 𝑉𝑐 )2
Sehingga sudut fase rangkaiannya adalah
𝑉𝐿 βˆ’ 𝑉𝑐 𝑋𝐿 βˆ’ 𝑋𝑐
tan πœ‘ = =
𝑉𝑅 𝑅
Sifat rangkaian RLC tergantung pada reaktansi induktif dan reaktansi
kapasitif pada rangkaian tersebut. Apabila reaktansi induktif lebih besar dari
reaktansi kapasitif, maka rangkaian tersebut bersifat induktif. Sebaliknya,
apabila reaktansi induktif lebih kecil dari reaktansi kapasitif, maka rangkaian
tersebut bersifat kapasitif. Sedangkan apabila reaktansi induktif dan reaktansi
kapasitifnya sama, maka rangkaian tersebut bersifat resistif dan akan terjadi
resonansi yang besar frekuensinya dapat diketahui dengan persamaan:

1 1
π‘“π‘Ÿπ‘’π‘  = √
2πœ‹ 𝐿 βˆ™ 𝐢

Apabila rangkaian bersifat resistif, maka impedansi rangkaian mencapai


minimum dan besarnya sama dengan nilai resistor. Saat impedansinya
minimum, arus yang mengalir mencapai maksimum. Pada arus bolak-balik
(Alternating Current – AC), tegangan sinusoida dapat dituliskan dalam bentuk
persamaan tegangan sebagai fungsi waktu, yaitu:
Bilangan kompleks pada rangkaian RLC diterapkan saat perhitungan-
perhitungan pada rangkaian. Salah satu perhitungan yang memakai bilangan kompleks
adalah impedansi. Pada bagian Dasar Teori, sudah dijelaskan bahwa impedansi adalah
keseluruhan dari sifat hambatan. Sudah dijelaskan juga persamaan mencari besar
impedansi. Namun, untuk mencari impedansi sebenarnya memakai bilangan kompleks,
dengan persamaan:
𝑧 = 𝑅 + 𝑗𝑋𝐿 + 𝑗𝑋𝑐
𝑧 = 𝑍𝑒 π‘–πœƒ
Untuk mengetahui apakah arus atau tegangan yang bergetar lebih dulu, dapat
digunakan hukum Ohm:
𝑉 π‘‰π‘œ 𝑗(πœƒβˆ’ΙΈ)
𝐼= = 𝑒
𝑧 𝑍
yang menunjukkan arusnya ketinggalan fase sejauh Ο• dari tegangannya. Dalam
penyelesaian soal rangkaian RLC, kita harus mengubah bentuk bilangan kompleks agar
dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Oleh
karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk transformasi bentuk bilangan kompleks
rektangular ke polar maupun sebaliknya. Setiap operasi penjumlahan dan pengurangan,
sebaiknya digunakan bentuk rektangular. Sedangkan operasi perkalian dan pembagian,
digunakan bentuk polar.
BAB V
PENUTUP
I. Kesimpulan
1. Impedansi adalah ukuran resistansi pada sumber arus bolak-balik (AC) jadi
secara sederhana impedansi adalah resistansi yang lebih kompleks dan akurat
pada arus AC. Jika ditinjau lebih lanjut, satuan Ohm yang ada pada impedansi
sama dengan satuan untuk tahanan resistor. Secara umum, impedansi memiliki
definisi perhitungan secara total dalam Ohm dari seluruh rangkaian elektrikal
untuk signal langsung, yang termasuk diantaranya resistansi, reaktansi,
kapasitansi dan seluruh factor mekanika yang menimbulkan hambatan dari
transfer energy dalam sebuah sistem.
2. Bilangan kompleks memiliki banyak penerapan dalam kehidupan, salah
satunya dalam perhitungan rangkaian listrik. Rangkaian RLC adalah rangkaian
listrik yang mengandung resistor, induktor, dan kapasitor. Pada perhitungan
rangkaian RLC, bilangan kompleks digunakan dalam impedansi, arus,
tegangan, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Sustrisno.1986.Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung: ITB


https://kusumandarutp.blogspot.co.id/2015/08/impedansi-dengan-bilangan-
kompleks.html (Diakses tanggal 10 Okrober 2017)
https://id.wikipedia.org/wiki/SirkuitRLC (diakses tanggal 10 Oktober 2017)
https://tan.awardspace.com/pubi/vk1.PDF (diakses tanggal 10 oktober 2017)

Anda mungkin juga menyukai