Anda di halaman 1dari 10

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang relative mantap

berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia

dan yang membedakannya dengan binatang. Belajar yang dilakukan oleh

manusia merupakan bagian darihidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja,

dan di mana saja, baik di sekolah, di kelas, di jalanan dalam waktu yang tak dapat

ditentukan sebelumnya. Nama demikian, satu hal sudah pasti bahwa belajar yang

dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh iktikad dan maksud tertentu

Hamalik (2010:54).

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan


pada diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman dan latihan.
Perubahan sebagai hasil dari belajar dapat ditimbulkan dalam
berbagai bentuk, seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman sikap
dan tingak laku, kecakapan serta kemampuan Resmini ( 2006:3).

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampia, memperbaiki prilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian Suyono & Hariyanto (2011:9). Belajar itu sebagai

rangkaian kegiatan jiwa raga, Psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi

manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik Sardiman (2011:21)

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku

pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan

7
8

penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, minat, watak,

penyesuaian diri. Jadi dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian

kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya.

Menurut Surya (2014:111) Pembelajaran merupakan terjemahan dari

“lerning” yang berasal berasal dari kata belajar atau “to learn” Pembelajaran

menggambarkan suatu proses yang dinamis karena pada hakikatnya perilaku

belajar diwujudkan dalam suatu proses yang dinamis dan bukan sesuatu yang

diam atau pasif. Dari berbagai definisi yang dikemukakan para pakar, secara

umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan perilaku

sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhn hidup.

Secara psikologis pengertian pembelajaran dapat dirumuskan bahwa

“pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh

suatu perubahan perilaku secara menyeluruh, sebagian hasil dari interaksi individu

itu dengan lingkungannya”.

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi,material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem

pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenanga lainnya, misalnya tenaga

laboratorium. Materi, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapus, fotografi, slide

dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlerngkapan, terdiri dari ruang

kelas, perlengkapan audio visual, juga computer, praktik, belajar, ujian dan

sebagainya Hamalik (2013:57)


9

Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik

suatu kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan di atas, maka dapat ditarik

suatu kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang

memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi yang

diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan

belajar mengajar untuk mkencapai tujuan diinginkan pada suatu lingkungan

belajar.

2.2 Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dipahami dari dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil

dan belajar”. Pengertian hasil menunjukkan pada suatu perolehan akibat

dilakukannya suatu aktifitas proses yang mengakibatkan berubahnya input secara

fungsional. Sedangkan pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam

diri seseorang setelah berkaitannya melakukan proses belajar. Jadi hasil belajar

adalah suatu perubahan perilaku yang terjadi setelah meng mengikuti proses

belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.

Ada beberapa pengertian lain tentang belajar baik dilihat dari arti luas

maupun sempit. Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan

psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Sedangkan arti sempit,

Belajar dimasudkan sebagai penguasaan materi ilmu pengetahuan yang

merupakansebagai kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Belajar

dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja, dengan di bantu atau dengan

bantuan oranh lain.


10

Hasil belajar atau achievement meruapakan realisasi atau pemekaran dari

kecekapan-kecekapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik

perilaku dalam bentuk penguasan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun

keterampilan motorik. Hampir sebagian besar dari kegiatan atau perilaku yang

diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat

dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya.

Keller memandang hasil belajar sebagai keluaran dari suatu sistem

pemrosesan berbagai masukan yang berupa informasi. berbagai masukan tersebut

menurut John Keller dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu kelompok

masukan pribadi (motivasi, harapan untuk berhasil, intelegensi dan penguasaan

awal, dan evaluasi kognitif). Dan kelompok masukan yang berasal dari

lingkungan (rancangan dan pengelolaan motivasional, rancangan dan pengelolaan

kegiatan belajar serta rancangan dan pengelolaan ulangan penguatan). Menurut

pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:

a. Informasi ferbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan


dalam bentuk bahasa.
b. Kemampuan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarah
aktifitas kognitifnya sendiri
d. Sikap adalah kemampuan atau menolak objek dan dasar penilaian
terhadap objek tersebut.
Dari beberapa uraian diatas, dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah hasil

dari suatu kegiata yang telah diajarkan, diciptakan, yang diperoleh dengan kerja
11

keras, baik secara individu maupun kelompok setelah mengalami proses

pembelajaran.

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Pair Chike

Model pembelajaran pair check merupakan model pembelajaran

berkelompok yang saling berpasangan yang dipopuler kan oleh spencer kangan

pada tahun 1990. Model ini menerapakan pembelajaran kooperatif yang menuntut

kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan. Model ini

juga melatih tanggung jawab sosial siswa, kerja sama, dan kemampuan memberi

penilaian Huda (2013:211).

Langkah – langkah model kooperatif learningtipe pair check menurut

shoimin, 2014:119 sebagai berikut :

a. Bagilah siswa di kelas ke dalam kelompok – kelompok yang


terdiridari 4 siswa.
b. Bagilah lagi kelompok – kelompok siswa tersebut menjadi
berpasang – pasang. Jadi, akan ada partner A dan partner B pada
kedua pasangan.
c. Berilah setiap pasangan sebuah LKS untuk dikerjakan. LKS
terdiri dari beberapa soal atau permasalahan (jumlahnya genap).
d. Berikutnya, berikan kesempatan pada partner A untuk
mengerjakan soal nomor 1, sementara partner B mengamati,
memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A
selama mengerjakan soal nomor 1.
e. Selanjutnya bertukar peran, partner B mengerjakan soal nomor
2, dan pertner A mengamati, memberi motivasi, membimbing
(bila diperlukan) partner B selama mengerjakan soal nomor 2.
f. Setelah 2 soal diselesaikan, pasangan tersebut mengecek hasil
pekerjaan merekaberdua dengan pasangan lain yang satu
kelompok dengan mereka.
g. Setiap kelompok yang memperoleh kesepakatan (kesamaan
pendapat/cara memecahkan masalah/menyelesaikan soal).
h. Guru memberikan reward pada kelompok yang berhasil
menjawab, guru juga daoat memberikan pembimbing bila kedua
pasangan dalam kelompok mengalami kesulitan.
12

i. Langkah nomor 4, 5, dan 6, diulang lagi untuk menyelesaikan


soal nomor 3 dan 4, sedemikian seterusnya sampai semua soal
pada LKS selesai dikerjakan setiap kelompok.

Miftahul huda (2003:211-212) menerangkan langkah – langkah model

pembelajaran pair check adalah sebagai berikut.

1. Guru menjelaskan konsep


2. Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4
orang. Dalam satu tim ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam
satu tim di bebani masing – masing satu peran yang berbeda:
pelatih dan partner.
3. Guru membagikan soal kepada partner.
4. Partner menjawab soal, dan si pelatih mengecek jawabannya.
Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat
satu kupon dari pelatih.
5. Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih menjadi partner
dan partner menjadi pelatih.
6. Guru membagikan soal kepada partner.
7. Partner menjawab soal, dan si pelatih mengecek jawabannya.
Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat
kupon dari pelatih.
8. Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban
satu sama lain.
9. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari
berbagai soal.
10. Setiap tim mengecek jawabannya.
11. Tim yang paling banyak mendapatkan kupon di beri hadiah atau
reward oleh guru.

2.3.1. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Pair Chike

Adapun Kelebihan model pembelajaran pair check menurut miftahul huda,

2013:212 anatara lain:

a. Meningkatkan kerja sama antar siswa


b. Peer tutoring;
c. Meningkatkan pemahaman atas konsep dan/atau proses
pembelajaran;
d. Melatih siswa berkomunikasi dengan baik dengan teman
sebangkunya.
13

Sedangkan Kekurangan Model Pembelajaran Pair Chike yaitu:

a. Utamanya karena model tersebut membutuhkan waktu yang benar-


benar memadai.
b. Kesiapan siswa untuk menjadi pelatih dan partner yang jujur dan
memahami soal dengan baik.

2.4Autograph

Autograph merupakan sebuah sofwer yang sangat serbaguna dan dinamis

sebagai media pembelajar untuk belajar dan mengajar matematika tingkat

mnengah yang di kembangkan oleh Douglas Butler.Autograph dapat merubah

cara belajarkonversional dengan ceramah menjadi belajar di kelas yang dipimpin

oleh siswa dimna siswa belajar dengan investigasi.

Menurut Afrianti (2012 ) Autograph adalah program komputer yang baaru

yang terdiri dari tiga dimensi model: 1) ID (satu dimensi) digunakan untuk

statistic dan peluang; 2) 2D (dua dimesi) untuk grafik, koordinat, ntransformasi,

dan bivariat data; 3) 3D (tiga dimensi) untuk grafik, koordinat dan tranformasi.

Pembelajaran matematika bagi siswa tingkatsekolah dan perguruan tinggi

membutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu siswa dan guru dalam

pembelajran di kelas. Media sofwer Autograph merupakan media pembelajran

yang dinamis yang lebih efektif, lebih efesien, dan leebih lebih menyenangkan

bagi siswa dan guru. Dengan Autograph siswa dapat meningkatkan interaksi dan

imajinasinya serta dapat menggunakannya secara mandiri dan membantu siswa

memahami prinsip-prinsip dari materi yang dipilih seperti statistik, transformasi

dan koordinat pada 1D dan 2D.


14

Berikut ini gambar tampilan utama Autograph

2.5 Materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel (SPLTV)

Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel (SPLTV) yaitu suatu persamaan

matematika yang terdiri atas 3 persamaan linier yang juga masing-masing

persamaan bervariabel tiga ( misal x,y,dan z.)

Bentuk umum persamaan linier dengan tiga variabel, x, y, dan z dapat

diyatakan sebagai berikut:


αx + by + cz = d

Dengan a, b, c, dan d Є R

Persamaan linier tiga variabel bentuk grafiknya berupa bidang datar pada
ruang berdimensi tiga, yaitu XYZ. Penyelesaian dari persamaan αx + by + cz = d

Di peroleh dengan memberi nilai sembarang terhadap dua variabelnya dan

kemudian menentukan nilai variabel ketiga.


15

Contoh:

Menentukan solusi/ penyelesaian dari PLTV, x + y + z = 5 dengan x, y, dan z

bilangan bulat nonnegatif.

Pembahasan:

PLTV, x + y + z = 5 mempunyai titik pojok pada bidang datar di ruang dimensi

tiga xyz sebagai berikut.

Untuk x = 0 dan y = 0, diperoleh z = 5

Untuk x = 0 dan z = 0, diperoleh y = 5

Untuk y = 0 dan z = 0, diperoleh x = 5

Jadi, (0,0,5), (0,5,0), dan (5,0,0) merupakan penyelesaian khusus dari PLTV x + y

+ z = 5, seperti terlihat pada grafik di samping.

2.6 Penerapan Model Pembelajaran Pair Chike pada materi Sistem

Persamaan Linier Tiga Variabel (SPLTV) berbantuan Autograph

Model pembelajara yang dapat diterapkan di kelas untuk mengatasi

permasalahan tersebut yaitu pembelajaran kooperatif model pair chike pada mata

pelajaran pelajaran anatomi dan fisiologi. Pembelajarn pair chike merupakan

pembelajaran kelompok terdiri dari dua orang atau perpasangan, satu orang

berperan sebagai partner Huda (2013). Siswa dituntut untuk mandiri dan

memiliki kemampuan dalam menyelesaikan persoalan, serta melatih tanggung

jawab sosial, kerjasama, dan memberikan penelitian. Melaui pair chike,


16

siswaakan berlatih memahami suatu bacaan dengan cara Tanya jawab. Siswa

diharapkan akan memahami isi suatu teks atau bacaan seacara seksama. Paper ini

menyajikan model pembelajaran kooperatif tipe pair chike untuk membangun

keterampilan bertanya.

Sebelum memulai pembelajaran, peneliti mengulang kembali materi

sebelumnya yang dijadikan prasyarat materi yang akan dipelajari siswa dan

menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan mengunakan model

pembelajaran Pair Chike. Peneliti juga memberikan motivasi kepada siswa

tentang pentingnya pembelajran yang akan dilaksanakan. Kemudian peniliti

membagikan siswa dalam kelompok yang heterogen dan membimbing siswa

mendiskusikan materi tentang Sistem Persamaan Tiga Variabel (SPLTV).

Setelah itu membagikan lembar kerja peserta didik (LKPD) dan meminta

siswa untuk mengerjakan soal bersama secara kelompok. Setelah siswa selesai

mengerjakan LKPD, peneliti meminta dua orang siswa pindah dari masing-

masing kelompok untuk bertamu kepada kelompok lain dan dua orang siswa yang

tinggal dalam kelompok membagikan informasi kepada tamunya yang datang dari

kelompok lain. Setelah selesai, peneliti meminta siswa untuk kembali kepada

kelompok masing-masing untuk mencocokkan hasil temuan mereka dari

kelompok lain dan membahas hasil kerja mereka. Peneliti mengadakan diskusi

kelas dan meminta pada anggota kelompok untuk bersedia mempersentasikan

hasil temuan mereka didepan kelas. Kemudian kegiatan akhir dari pembejaran ini

adalah peneliti membimbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai