Anda di halaman 1dari 10

Strategi Inovasi Perpustakaan Sekolah Dalam Menumbuhkan Minat Baca Siswa

Bambang Prakoso

E-mail : bambangprakoso33@yahoo.co.id

Abstrak : Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program sekolah


secara keseluruhan, yang bersama – sama dengan komponen pendidikan lainya turut
memnentukan keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran. Perpustakaan
sekolah adalah untuk meyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah
yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif,
membantu kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik siswa supaya dapat
menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar
ke arah setudi mandiri dengan berbudaya baca yang tinggi, strategi inovasi
diperpustakaan mutlak dibutuhkan untuk perpustakaan sekolah, peran pustakawan,
peran guru dan peran orang tua menjadi hal yang sangat fundamen dalam
mewujudkan minat baca siswa.

Kata-kata Kunci: Minat baca, perpustakaan sekolah, strategi inovasi

Perpupustakaan merupakan sebuah lembaga penyedia jasa informasi bagi semua


kalangan masyarakat khususnya instansi sekolah dimana informasi sebagai kebutuhan
yang fundamen. Cara perolehan informasi terdebut akan terpenuhi apabila
perpustakaan dapat berfungsi dengan baik dan dikelola oleh tenaga yang profesional.
Dengan demikian perpustakaan dapat bisa menyiapkan suatu solusi inovasi dalam
memberikan informasi yang sesuai denagan kebutuhan pemustaka sehingga
keberadaan perpustakaan dapat benar-benar bisa dimanafaatkan secara maksimal oleh
pemustaka, hal seperti ini harus dijadikan suatu budaya sehingga dengan demikian
pengenbangan strategi dan inovasi perpustakaan bukan hanya menjadi wacana saja
tetapi harus di implemensaikan secara berkesinambungan, mengingat masih kurangnya
minat baca siswa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan International Educational Achievement (IEA)


tahun 2000, kemampuan membaca siswa Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39
negara yang diteliti atau terendah di ASEAN (Republika, 24/03/03). Selanjutnya,
survei The Political and Economic Risk Country (PERC), sebuah lembaga konsultan di
Singapura, pada akhir 2001 menempatkan Indonesia di urutan ke-12 dari 12 negara di
Asia yang diteliti mengenai minat baca sedangkan menurut laporan Bank Dunia
ketrampilan dan minat baca siswa sekolah di indonesia. Di antara negara – negara Asia
yang lain, Indonesia mendapat peringkat terbelakang yakni hanya dengan angka 51.7,
di atasnya ada Filipina dengan angka 52.6, kemudian Thailand dengan angka 65.1, lalu
Singapura dengan angka 74.0, terakhir peringkat paling tinggi diperoleh oleh Hongkong
dengan angka minat baca75.5.

Temuan di atas menggambarkan, betapa rendahnya minat baca siswa di Indonesia,


para siswa tidak memperoleh bahwa aktifitas membaca sebagai suatu keharusan, lebih
– lebih menjadikan membaca suatu kebutuhan yang harus di penuhi. Siswa atau
pelajar sebagai generasi penerus tradisi keilmuan, tidak membaca, merupakan hal yang
sangant bertolak belakang (ironi). Karna sejatinya membaca indentik denagan ilmu
pengetahuan, suatu aspek peradaban manusia yang utama mengantarkan manusia
dapat mengembangkan kehidupanya.

Problem mengenai minat baca ini harus ditanggapi secara serius dan harus di carikan
solusi dengan critical thingking, karena permasalahan ini kaitanya erat dengan masa
depan bangsa dan negara. Masa depan bangsa ada pada generasi muda yaitu siswa,
bila membaca suatu tiang sebuah peradaban maka membangun, menumbuhkembang
dan membudayakan minat baca pada siswa harus mempunyai strategi inovasi dan
menjadi suatu keharusan yang mutlak, sebab jika tidak ada upaya dan penerapan dari
hal tersebut, maka kehidupan berbangsa ini hanya tinggal menunggu runtunya suatu
peradaban.

Karena itulah, pembahasan mengenai strategi inovasi perpustakaan sekolah dalam


menumbuhkan minat baca siswa menjadi sangat penting. Maka dari itu pihak sekolah
dan pustakawan harus bersinergi dan harus “memaksa” siswa supaya akrab dengan
perpustakaan. Dalam suasna keakraban tersebut maka peluangya lebih besar untuk
tumbuhnya minat baca siswa tentunya hal tersebut harus dengan adanya strategi
inovasi supaya bisa terwujud dan pada akhirnya membaca menjadi suatu kebutuhan
dan menjadi suatu budaya. Perpustakaan merupakan salah satu unit kerja yang berupa
tempat untuk mengumpulkan,

menyimpan mengelola, dan menagtur koleksi atau bahan pustaka secara sistematis
untuk digunakan sebagai sumber informasi sekaligus sebagai sarana yang
menyenangkan. Sedangkan menurut Darmono, Perpustakaan diartikan sebagai tempat
kumpilan buku- buku atau tenpat buku dihimpun dan diorganisasikan sebagai media
belajar.

Berdasar pengertian diatas dapat disumpulkan bahwa perpustakaan merupakan salah


satu sumber belajar yang menyimpan, megelola dan memberikan layanan bahan
pustaka baik buku maupun non buku kepada masyarakat (siswa).

Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral daeri program sekolah secara


keseluruhan, yang bersama – sama dengan komponen pendidikan lainya turut
memnentukan keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran.

Menurut Yosep Mbulu mengatakan bahwa perpustakaan sekolah sangat di perlukan


keberadaanya dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar dilingkungan sekolah.

2. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem pengajaran.

3. Perpustakaan sekolah merupakan sumber untuk menunjang kualitas pendidikan


dan pengajaran.

4. Perpustakaan sekolah sebagai laboratorium belajar yang memungkinkan peserta


didik dapat mempertajam dan memperluas kemampuan untuk membaca,
menulis, berpikir dan berkomunikasi.

Perpustakaan sekolah adalah untuk meyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan


suatu wadah yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman
imajinatif, membantu kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik siswa supaya dapat
menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar
ke arah setudi mandiri dengan berbudaya baca yang tinggi.

1. Motifasi Menumbuhkan Minat Baca Siswa

Jargon luhur yang sangat luar biasa yang sering kita dengarkan mengenai buku,
“sebaik – baik guru adalah buku dan buku adalah gudang ilmu” dan “sebaik – baiknya
teman duduk adalah buku”, seharusnya ini menjadi motifasi yang dapat membakar,
menumbuhkan semangat kecintaan kita untuk terus membaca. Berbudaya tinggi
dengan tradisi membaca. Ada sebuah pepatah klasik yang menyatakan betapa
pentingya sebuah buku bagi keberlangsungan khasanah keilmuan peradaban manusia.
M. Musththafa mengatakan, bahwa masyarakat indonesia yang bergerak cepat. Yaitu
suatu masyarakat yang bergerak dari suatu keadaan pra – literer kedalam keadaan
pasca – literer, dari satu lingkungan yang tidak pernah membaca kedalam suatu
lingkungan yang tak hendak membaca, dimana media televisi mengisi hampir 50% dari
waktu senggang malam hari orang indonesia yang berpendidikan menengah. Di akui
atu tidak, di masyarakat kita produk teknologi bersifat audio-visual mempunyain reting
paling tinggi. Nyaris bisa di pastikan disetiap rumah memeiliki vasilitas audio – visual
dengansegala perangkat keras yang berhubungan dengan itu, seperti CD-Player, TV.

1. Membangun Minat Baca Siswa.


Membangun minat baca tentunya harus dimualai dari membangun hubungan yang
sinergis anatara sekoalah denagan perpustakaan sekolah. Sebab jika kedua institusi ini
tidak ada sinergi atau saling mensuport, maka akan tumpang tindih, mustahil minat
baca akan tumbuh itu hanya akan menjadi wacana saja dan tidak akan
terimplementasi. Justru sebaliknya akan menjadi sangat ironi atau pupus. Sekolah
sebagai lembaga formal yang berarti harus mampu mendorong siswa untuk terus
menanbah informasi, memperkaya wawasan, dan membuka cakrawala berfikir siswa,
dan perpustakaan sebagai pusat informasi harus benar – benar memberikan pelayanan
yang maksimal, beberapa langkah di bawah ini sangat penting untuk dilakukan
membangun upaya membangun, mengenbangkan, membudayakan baca pada siswa.

1. Peran Guru

Peran guru dalam membudayakan baca pada siswa ini sangat besar antara lain
yaitu :

1. Memberi semangat terhadap siswa (motifasi), misalnya bias cerita mengenai


tokoh – tikoh yang sukses atau berhasil meraih cita – citanya dengan membaca.
atau dengan memberi pemahaman, pengetahuan mengenai arti penting
membaca (manfaat),

1. Guru juga harus menciptakan metode pembelajaran yang dapat merangsang


minat baca siswa. Misalnya, pada jam belajar guru dapat mengajak siswanya ke
perpustakaan untuk mencari informasi lansung dari buku – buku maupun
media audio – visual yang tersedia di perpustakaan. Jadi perpustakaan sebagai
salah satu sumber belajar baik bagi siswa maupun guru.

1. Guru dapat memberikan keteladanan, sebagai figur dan sebagai panutan dalam
membaca, sebab bila tidak , “fatwa” guru mengenai petingya membaca tidak
akan pernah didengan maupun direspon oleh siswa. Karna membangun minat
baca, tidak hanya denagan retorika atau wacana saja tetapi harus denagan
eksekusi nyata.

1. Peran Perpustakaan Sekolah

Peran perpustakaan pada bagian ini adalah menghidupkam perpustakaan sekolah.


Artinya, perpustakaan sekolah tidak diposisikan hanya sekedar sebagai pelengkap dari
suatu lembaga pedidikan. Peranan tersebut antara lain :
1. Menggunakan perpustakaan sekolah sebagai bagian dari kegiatan belajar
mengajar, ada beberapa hal yang harus dilalukan, yaitu :

 kerjasama antara pustakawan dan guru dalam proses pembelajaran siswa

 mengidentifikasi bahan pustaka yang menunjang proses pembelajaran

 membuat jadwal kunjungan siswa

 jadwal kegiatan diperpustakaan

 diskripsi tugas piket siswa

 melaksanakan kegiatan sesuai jadwal

 membimbing siswa mengenai teknik membaca yang efektif.

Pustakawan harus mampu merubah pola piker siswa dalam memandang buku, buku
tidak diposisikan sebagai benda yang “menakutkan/membosankan” agar mereka tidak
lagi enggan untuk terus bersama dengan buku. Metode ini untuk siswa baru yang
berarti harus di adakan pelayanan bimbingan membaca.

1. Perpustakaan mengadakan kegiatan lomba. Misalnya lomba menulis cerpen atau


mengarang, membuat kliping, meresensi novel, meresensi film dan sebagainya
yang masih berkaitan – erat dengan berkaitan dengan membaca. Jika hal ini
dilakukan secara kontinuitas labat laun akan menumbuhkan minat siswa untuk
membaca, dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan dan budaya.

Dengan mengoptimalkan perpustakaan sekolah maka peluang untuk tumbuhnya minat


baca siswa semakin besar. Sebab bagaimana mungkin berminat untuk membaca,
sedangkan perpustakaanya tidak ada.tidak kalah pentingya, sumber daya manusia
(pustakawan) harus bersikap humanis tidak otoriter yang selalu mengintai siswa dalam
mencari buku, harus member pelayanan dengan hati, memberikan kebebasan dalam
mengakses informasi, dalm batasan – batasan tertentu. Pustakawan harus mampu
menjadi teladan dalam membaca buku. Keteladanan, slow but sure akan
mempengaruhi pola pikir siswa dan membebtuk opini bahwa membaca memang
merupakan proses utama dalam proses belajar.

Bimbingan Minat Baca

Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat


sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk
melakukan kegiatan membaca. Orang yang memiliki minat membaca yang tinggi
senantiasa mengisi waktu luang dengan membaca. Orang yang demikian senantiasa
haus terhadap bahan bacaan.

Minat membaca sangat berpengaruh terhadap ketrampilan membaca.

Kapan manusia mengenal kegiatan membaca, tidak bisa diketahui secara pasti.
Kegiatan membaca tidak bisa dipisahkan secara kaku dari kegiatan tulis-menulis dan
hal ini berkait erat dengan sejarah lahirnya tulisan. Aktivitas membaca diperkirakan
muncul bersamaan manusia mulai mengenal huruf dan tulisan.

Kegiatan menulis adalah kegiatan mengekspresikan gagasan, pikiran, ide, dan


keinginan dalam bentuk simbol-simbol tulisan. Kegiatan membaca adalah
menginterpretasikan jalan pikiran sang penulis. Membaca adalah kegiatan yang
dilakukan berupa penerjemahan simbol atau huruf ke dalam kata dan kalimat yang
memiliki makna bagi seseorang (Bram & Dickey, 1986)

1. Tujuan Membaca

Tujuan umum orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi barn. Dalam
kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan membaca, yaitu:

1. membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah membaca
novel, surat kabar, majalah, dan komik. Menurut David Eskey tujuan membaca
semacam ini adalah reading for pleasure. Bacaan yang dijadikan obyek kesenangan
menurut David adalah sebagai “bacaan ringan”.

2. membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca buku-buku


pelajaran buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca untuk meningkatkan
pengetahuan disebut juga dengan reading for intelectual profit.

3. membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik perlu


membaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca booklet tentang resep masakan, membaca
prosedur kerja dari pekerjaan tertentu. Kegiatan membaca semacam ini dinamakan
dengan reading for work.

2. Motivasi Internal dan Eksternal

Minat dan kegemaran membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seseorang,
termasuk anak-anak dalam usia sekolah. Minat baca dapat tumbuh dan berkembang
dengan cara dibentuk. Dalam kaitan ini dapat kita kaitan ini dapat kita simak teori
rangsangan dan dorongan. Dorongan adalah daya motivasional yang mendorong
lahirnya perilaku yang mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Dorongan yang
dimaksud adalah motivasi tidak hanya untuk perilaku tertentu saja, melainkan perilaku
apa saja yang berkaitan dengan kebutuhan dasar yang diinginkan seseorang.
Dorongan-dorongan tersebut dapat munsul dari dalam diri orang tersebut atau dapat
dirangsang dari luar.
Memperhatikan asal dari dorongan untuk berperilaku, dapat diprediksikan bahwa
minat dan kegemaran membaca itu timbul dalam diri anak SD, SLTP maupun dari
orang-orang lain di lingkungan sekitar. Oleh sebab itu upaya untuk mengangkut
program peningkatan minat dan kegemaran membaca perlu melibatkan unsur-unsur
berikut ini :

a. Anak didik pada semua jenjang SD, dan SLTP, SLTA (pada kegiatan ini
mengkhususkan pada siswa jenjang SLTP)

b. Guru Sekolah

c. Sekolah dengan berbagai program kegiatan yang dapat menunjang pengkondisian


tumbuhnya minat dan kegemaran membaca.

d. Orang tua di rumah

e. Lingkungan masyarakat di luar sekolah dan rumah

f. Lembaga-lembaga masyarakat yang berminat terhadap pengembangan minat dan


kegemaran membaca, misalnya dengan mendirikan pondok baca.

g. Pemerintah melalui berbagai program yang dikembangkan, seperti adanya kegiatan


bulan buku nasional pada setiap bulan mei, hari Aksara Internasional pada setiap bulan
September dan sebagainya yang bisa dikaitkan dengan pembinaan minat dan
kegemaran membaca.

3. Strategi Inovasi Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca

Langkah untuk pengembangan dapat dinamakan dengan strategi pengembangan.


Untuk mewujudkan strategi pengembangan minat dan kegemaran membaca perlu
mengacu pada dimensi-dimensi sebagai berikut:

Dimensi Strategi Pengembangan Motivativator


1. edukatif  Perlu dilatih metode dan teknik
membaca yang efisien dan efektif

 Program tugas membaca disertai


membuat laporan

 Program membaca wajib bersifat


ekstra kurikuler

 Lomba penulisan karangan siswa


penggalan majalah siswa dan
majalah dinding

 Pustakawan

 Guru Bahasa
 Guru Bidang Studi

 Kepala Sekolah

 Kepala sekolah / Dikbud

2. Sosio  Memotivasi orang tua siswa memberi


contoh kegiatan membaca dan
kultural menyedakan fasilitas yang
menunjang

 Dibentuk kelompok baca


berdasarkan minat siswa
 Kepala Sekolah/OSIS
 Pustakawan

 Guru/ Pembimbing

3. Psikologis  Perlu diadakan bahan bacaan yang


selaras sesuai dengan kebutuhan
pemustaka melalui perpustakaan

 Pustakawan

 Kepala Sekolah/ Perpustakaan

Peran Perpustakaan Dalam Membina Minat Baca di Sekolah

Berdasarkan perpustakaan sangat sentral dalam membina dan menumbuhkan


kesadaran membaca. Kegiatan membaca tidak bisa dilepaskan dari keberadaan dan
tersedianya bahan bacaan. Pada aspek lain minat baca senantiasa perlu dikembangkan.
Di lingkungan anak usia sekolah usaha pengembangan minat baca dapat dilakukan
dengan prinsip jenjang dan pikat. Prinsip pertama perlu adanya usaha untuk
mengkondisikan perlunya penyediaan materi bacaan yang sesuai dengan
perkembangan anak yang dapat memperkuat minat baca anak, yang senantiasa
mendorong anak untuk maju menuju pada kegiatan membaca yang berkualitas.

Dalam hal ini peran yang dapat dilakukan oleh perpustakaan dalam menciptakan
tumbuhnya kondisi minat baca dilingkungan sekolah adalah sebagai berikut :

1. Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan.

2. Menganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran ( di sekolah ) dikaitkan dengan


tugas-tugas di perpustakaan.

3. Memberikan berbagai kemudahan dalam mendapatkan bacaan yang menarik untuk


pengguna perpustakaan
4. Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada pemakai perpustakaan. Ini
dimaksudkan untuk memotivasi anak dalam mencari dan menemukan sendiri bacaan
yang sesuai dengan minatnya. Cara ini sekaligus juga dapat menumbuhkan kebiasaan
anak untuk melakukan penelusuran bahan bacaan yang diminatinya.

5. Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pemakai merasa betah dan kerasan
berkunjung ke perpustakaan. Pengelolaan ini tentunya meliputi semua aspek mulai
dari SDM sampai pada anggaran, dan koleksi yang disajikan, sampai pada tata ruang
perpustakaan

6. Perpustakaan perlu melakukan berbagai promosi kepada masyarakat berkaitan


dengan pemanfaatan perpustakaan dan berkaitan dengan peningkatan minat dan
kegemaran membaca siswa.

7. Menanamkan kesadaran dalam diri pemakai perpustakaan bahwa membaca sangat


penting dalam kehidupan, terutama dalam mencapai keberhasilan sekolah.

8. Melakukan berbagai kegiatan seperti lomba minat dan kegemaran membaca untuk
anak sekolah. Lomba ini bisa dilakukan oleh perpustakaan sekolah bekerjasama dengan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, atau Kebudayaan, atau dengan perpustakaan
Umum. Lomba minat baca sudah merupakan kegiatan yang selalu dilaksanakan oleh
perpustakaan Nasional maupun Perpustakaan Nasional Propinsi. Kegiatan ini
dilaksanakan secara rutin setiap tahun sekitar bulan Mei bertepatan dengan Bulan Buku
Nasional.

9. Mengaitkan bulan Mei setiap tahun sebagai bulan buku nasional. Dalam kesempatan
ini perpustakaan bisa melakukan pameran buku atau kegiatan lain yang menunjang
bulan buku nasional.

10. Memberikan penghargaan kepada siswa yang paling banyak meminjam buku di
perpustakaan dalam kurun waktu tertentu misalnya setiap catur waktu atau sekali
dalam 1 tahun

Kesimpulan

Menumbuhkan minat baca siswa harus dimulai dari peran pustakawan dan guru dengan
member motvasi terdap siswa pustakawan juga harus mempunyai strategi inovasi
menciptakan metode jitu dalam membangun menumbuhkembangkan minat baca siswa,
dan Guru dapa memberikan keteladanan membaca terhadap siswa. Peran perpustakaan
sekolah yaitu dengan memanfaatkan perpustakaan seklah sebagai bagian dari proses
belajar mengajar, memberikan layanan bibingan membaca untuk siswa baru, dan
mengadakan kegiatan lomba. Memberikan bimbingan minat baca juga memberikan
motovasi terhadap peserta dididk baik secara internal dan secara eksternal, mempunyai
strategi/inovasi dalam menumbuhkembangkan minatn baca siswa. Membuka peluang
lebih besar dalam menumbuh kembangkan minat baca siswa, karena denagn
perpustakaan sekolah siswa dapat dengan mudah menelusur / mengali informasi yang
sesuai kebutuhan siswa, dan dengan sumber daya manusia yang baik juga pelayan
yang baik, maka siswa akan merasa nyaman dan betah di perpustakaan untuk
membaca dan membaca.

Anda mungkin juga menyukai