Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO

TUNED AMPLIFIER

Nama Praktikan : Rahma Kamila Ahmad (1317030067)


Nama Anggota : 1. Diva Aulia Syafira (1317030047)
2. Muhammad Farhan (1317030059)
3. Nandika Vadya Pratama (1317030019)
Kelas/Kelompok : TT-5A/ Kelompok 3

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIKNEGERI JAKARTA
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 2
Tujuan Percobaan .............................................................................................. 3
Diagram Rangkaian ........................................................................................... 3
Alat-Alat Yang Digunakan ............................................................................... 3
Pendahuluan ...................................................................................................... 4
Langkah Kerja ................................................................................................... 5
Hasil Percobaan ................................................................................................. 6
Analisa............................................................................................................... 8
Kesimpulan ..................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ................................................................................................. 11
Lampiran ......................................................................................................... 12

2
I. Tujuan

1. Mengukur titik kerja dari tuned amplifier

2. Menjelaskan ketergantungan frekuensi pada penguatan dari


tuned amplifier.

3. Menentukan bandwidth 3dB dari tuned amplifier.

4. Menjelaskan pengaruh over driving pada amplifier.

5. Menjelaskan pengaruh arus negative feedback dalam rangkaian


tuned amplifier.

II. Diagram Rangkaian

III. Alat dan Komponen

- 1 Universal power supply

- 1 Wobble function Generator

- 3 Universal patch panels

- 1 Frequency counter

- 1 Digital multimeter

- 1 Resistor ( 47Ω; 56Ω; 100Ω; 470 Ω; 1kΩ; 47kΩ;)

- 3 Resistor (100kΩ)

- 1 Variable capasitor 5-500pF


- 2 Capasitor 100 pF
3
- 3 Capasitor 100 nF

- 1 Coil 140 µH

- 1 diode AA 118

- 1 Transistor BC 107, base left

- DAFTAR KOMPONEN

R1= 56Ω Coil : L1= 140 µH (SO5123 – 6R)


R2= 100Ω C1= 5….. 500 pF
R3= 100kΩ C2= 100 nf
R4= 47Ω C3=100 nF
R5= 1kΩ C4= 100 pF
R6= 47Ω C5= 100 pF
R7= 470Ω C6= 100 nF
R8=100kΩ Dioda : V2= AA118
R9= 100 kΩ Transistor : V1 = BC 107

IV. Pendahuluan
Tuned amplifier memiliki sebuah rangkaian osilator paralel yang
ditempatkan biasa pada tempat penghambat kerja. Impedansi rangkaian ini
tergantung pada frekuensi dan impedansi maksimum terjadi pada saat
frekuensi resonansi, fo :

Zo= L/ Rv.c atau Zo = Q x Xo Penguatan


sebuah common emitter amplifier tanpa feedback :

Gain= Zo rCE / rBe

Resistansi rCe transistor untuk a.a. parallel pada rangkaian osilator


dan kawat asilator juga kapasitansi elektroda effek transistor pada
frekuensi resonansi rangkaian osilator. Mengurangi effek transistor dalam
rangkaian osilator berbagai modifikasi rangkaian amplifier digunakan :

 Nilai rCE bertambah missal dengan arus feedback


4
 Resistor dengan range 100-1000 ohm dihubungkan diantara
kolektordan rangkaian osilator , digandengkan dengan rangkaian
osilator.

 Kolektor dihubungkan sebuah tap coil dalam rangkaian osilator.


Kemampuan karakteristik kritis tuned amplifier, kurva respon
frekuensi harus direncanakan, dari yang dapat dilihat, tergantung
penguatan frekuensi dan tergantung dari bandwidth frekuensi.

Common emitter tuned amplifier mempunyai maksud berisolasi


khususnya ketika sebuah osilator mempunyai frekuensi sama, dimasukkan
kedalam input amplifier. Pengaruh Rdan C diantara kolektor dan basis.

V. Langkah Kerja

5.1 Buatlah rangkaian seperti yang ditunjukkan pada diagram


Tentukan titik kerja dengan masukan terbuka, ukur tegangan
basis, kolektor dan emitor, dari hasilnya, berikan tegangan base-
emiter dan arus kolektor stabil (IC=IE)

5.2 Frequency respon:

Generator: gelombang sinus, output -30dB, amplitude control


sekitar ¼ meniru putaran jarum jam, hubungkan ke input.

Osiloskop: Y1= 5mv/div …. 1 : 1, AC, hubungkan ke input.


Y2= 0.2v/div …. 1c: 1, AC ke Mp 1
X = 0.5 s/div
Triger channel 1
Frequensi counter ke generator keluaran 0 dB
Capasitor C4 lepas

5.2.1 Tegangan masukan Vipp= 20 mV di-set pada F = 1


Mhz. C1 diubah dari fully ccw ke fully cw, lalu
menggambarkan dan memberikan alasan untuk respon
tegangan test point, MP 1

5
5.2.2 Mengatur rangkaian untuk resonansi f=1Mhz dan
mengatur generator untuk tegangan = 20 mV.
Mengukur tegangan keluaran pada MP1, frekuensi
amplifier yang diberikan pada table lembaran kerja 2.

5.2.3 Tegangan penguatan dari pengukuran 5.2.2 pada


masing-masing frekuensi dihitung menggunakan
persamaan : Gain/db=20 log Vo/Vi lalu kurva Gain di-
plot.

5.2.4 Menandai atas -3dB pada kurva dan menentukan band-


width tuned amplifier.

5.3 Pengaruh over driving pada rangkaian test alat sebelumnya

5.3.1 Mengatur keluaran generator maksimum (sinyal besar


overdrive pada rangkaian). Mengubah C1 dan
menggambarkan perubahan respon amplifier yang
diamati.

5.3.2 Output generator dikurangi, C1 di-set pada rangkaian


agar stabil dan putput amplifier tidak mengalami
distorsi. Nilai tegangan maksimum dicatat.

5.3.3 R6 dibuat short circuit dan C1 diatur. Pengaruhnya pada


rangkaian dijelaskan.

VI. Hasil Percobaan

1. Untuk 5.1
Pada titik kerja Ub = 14,40 V
Ue = 0,1 mV
Uc = 14,73 V
Ube = 14,41 = 14,41 = 14,41 V
Ic=Ie = 0,3 = 0,3 = 0,3 mA
𝑉𝑐 14.73V
Ic (hitung) = = = 0,031 A = 31mA
𝑅 470Ω

2. Untuk 5.2.1
6
Tegangan pada rangkaian osilator (MP1) pada f=1MHz

- Dalam keadaan fully ccw, tegangan pada rangkaian osilator


(MP1) dengan f=1MHz adalah 2-3mV dan grafik yang
ditunjukkan pada osiloskop terlihat renggang.

- Dalam keadaan fully cw, tegangan pada rangkaian osilator


(MP1) dengan f=1MHz adalah 4-7mV dan grafik yang
ditunjukkan pada osiloskop terlihat rapat.
Sebab :

Reaktansi L dan C dipengaruhi oleh frekuensi. Dalam keadaan


fully ccw, grafik terlihat renggang karena frekuensi yang semakin
kecil, sedangkan dalam keadaan fully cw terlihat rapat karena
frekuensi yang semakin besar.

3. Untuk 5.2.2

f (kHz) 900 950 970 1000 1010 1020 1050 1100


Vopp (mV) 31.2 48.8 40.8 58.4 46.4 38.4 29.6 32.8
Gain (dB) 3.86 7.74 6.19 9.307 7.3 5.66 3.4 4.29

4. Untuk 5.2.3

5. Untuk 5.2.4

7
Drop -3dB pada f1 = 970kHz dan f2=1020kHz
Bandwidth 3dB f = f2 – f1 = 1020kHz – 970kHz = 50kHz

6. Untuk 5.3.1

Respons Overdrive :

Tegangan yang diberikan oleh input sangat besar sehingga ketika


melewati amplifier menyebabkan gelombangnya cacat.

7. Untuk 5.3.2
Tegangan output maksimum tanpa distorsi :
Vopp = 13,6mV = 0,0136V ( tergantung komponen yang
digunakan).

8. Untuk 5.3.3
R6 Short Circuit, pengamatan :
Tegangan naik menjadi 15,2mV, sebab ketika hambatan berkurang
maka tegangan yang dihasilkan akan naik.

VII. Analisa Hasil Percobaan


Dari percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok kami, dapat
dianalisa bahwa rangkaian tuned amplifier ini adalah rangkaian yang
memiliki sebuah rangkaian osilator paralel yang ditempatkan biasa pada
tempat penghambat kerja dan impedansi tergantung pada frekuensi. Pada
percobaan 5.1 dihitung nilai dari Ub, Ue, Uc, Ube dan Ic pada titik kerja
dimana nilai Ub = 14,40V, Ue = 0,1mV,Uc = 14,73V, Ube = 14,41 V dan
Ic = 0,30 mA. Dari hasil pengukuran yang didapat, terlihat bahwa pada
titik Ue tidak terdapat tegangan yang berarti akan berpengaruh terhadap
hasil pengukuran arus pada Ie = 0, hal ini dapat terjadi karena adanya
kesalahan dalam mengukur dan menggunakan alat ukur.

Pada percobaan 5.2 tegangan pada rangkaian osilator (MP1) pada


frekuensi F = 1 MHz dimana pada keadaan fully ccw, tegangan yang
didapatkan adalah 2-3mV dan grafik yang ditunjukkan pada osiloskop
terlihat renggang hal ini dikarenakan frekuensi yang semakin kecil,
8
sedangkan pada keadaaan fully cw, tegangan yang didapat adalah 4-7mV
dan grafik yang ditunjukkan pada osiloskop terlihat rapat, hal ini
dikarenakan frekuensi yang semakin besar. Reaktansi L dan C dipengaruhi
oleh frekuensi. Pada pengukuran untuk beberapa frekuensi pada tabel,
didapatkan pengukuran pada frekuensi 900kHz nilai yang cukup kecil
yaitu sebesar 29.6mV kemudian terus naik sehingga mencapai puncak
pada frekuensi 1 Mhz dengan nilai puncak sebesar 58.4mV, kemudian
kembali turun hingga pada frekuensi 1100kHz dengan nilai yang
didapatkan sebesar 32.8mV, sehingga ketika dibuat kurva terlihat bahwa
drop -3dB pada f1 terletak pada frekuensi 970kHz dan f2 pada frekuensi
1020kHz serta menghasilkan bandwidth 3 dB pada frekuensi 50kHz.

Pada percobaan 5.3.1 respons overdrive nilai keluaran generator


respon overdrive adalah seperti terlihat pada gambar di osiloskop
gelombang yang dihasilkan cacat jika C1 diputar dalam keadaan fully ccw
dan fully cw. Gelombang akan terlihat normal atau stabil ketika C1 diputar
dalam kondisi fully ccw menuju fully cw dan sebaliknya, pada kondisi
seperti ini tegangan dari masukkan adalah 20.8Vpp sedangkan tegangan
yang keluar adalah 13.6mV. Pada saat R6 di buat short circuit maka
tegangan seharusnya turun dan arus akan naik tetapi tegangan yang
didapat saat pengukuran naik, hal ini disebabkan tidak didapatnya
tegangan pada titik Ue sejak awal pengukuran tadi. Ketika tegangan
melemah dibutuhkan rangkaian tambahan dengan menambahkan C4 agar
rangkaian tuned amplifier kembali normal.

9
VIII. Kesimpulan

Dari percobaan yang kami lakukan, terdapat beberapa kesimpulan :

1. Impedansi rangkaian tuned amplifier bergantung pada frekuensi


yang diberikan.

2. Tidak terdapatnya hasil pada pengukuran Ue berpengaruh terhadap


pengukuran yang lain disekitarnya.

3. Reaktansi L dan C dipengaruhi oleh frekuensi, hal ini dapat dilihat


dari rapat renggangnya grafik yang ditunjukkan oleh osiloskop.

4. Keadaan fully ccw atau fully cw berpengaruh terhadap grafik dan


tegangan yang dihasilkan.

5. Pada rangkaian tuned amplifier, frekuensi max dan min


menentukan bandwidth dan tegangan.

6. Output pada tuned amplifier tergantung inputnya jika pada R6


dibuat short circuit maka tegangan akan turun dan arus akan lemah,
maka outputnya juga rendah maka dibutuhkan rangkaian tambahan
untuk membuat rangkaian kembali normal.

10
DAFTAR PUSTAKA

Triprijooetomo. 2016. LabKomRad. www.labkomrad.blogspot.com. Diakses,


25 September 2019.
Yuri Kuroda. Tuned Amplifier. www.academia.edu. Diakses, 25 September
2019.

11
LAMPIRAN

12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai