Anda di halaman 1dari 4

Modul Teknik Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3)

BAB VII
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

7.1 Definisi
Bahan berbahaya dan beracun adalah zat, bahan kimia atau sesuatu, dalam
keadaan tunggal ataupun campuran, dapat membahayakan keamanan umum,
kesehatan dan lingkungan hidup baik secara langsung maupun tidak langsung.

7.2 Karakteristik B3
Yang termasuk dalam kategori bahan berbahaya dan beracun adalah bahan-bahan
yang mempunyai sifat atau karakteristik sebagai berikut:
1. Memancarkan radiasi. Bahan tersebut memancarkan gelombang
elektromagnetik atau partikel radioaktif yang mampu mengionkan secara
langsung atau tidak langsung materi bahan yang dilaluinya, misalnya : cobalt,
radium, sinar X, sinar alfa, sinar beta, sinar gamma dan lain-lain.
2. Mudah Meledak. Adalah bahan yang mudah membebaskan panas dengan
cepat tanpa disertai pengimbangan kehilangan panas, sehingga kecepatan
reaksi, peningkatan suhu dan tekanan meningkat pesat dan dapat menimbulkan
peledakan, misalnya:
- Gas chlorine (dimampatkan)
- Gas methane (dimampatkan)
- T,N,T, Glyserine, dan lain-lain
Bahan mudah meledak apabila terkena panas, gesekan atau bantingan dapat
menimbulkan ledakan.
3. Mudah Menyala atau Terbakar. Bahan ini merupakan bahan yang mudah
membebaskan panas dengan cepat disertai dengan pengimbangan kehilangan
panas, sehingga tercapai kecepatan reaksi yang menimbulkan nyala.
Bahan mudah menyala atau terbakar mempunyai titik nyala rendah (21C),
misalnya : Aetone, ethyl, methyl, Natrium, Benzene, dan Methanol.

Politeknik Gunakarya Indonesia, Bekasi 38


Modul Teknik Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3)

4. Oksidator. Adalah bahan yang mempunyai sifat aktif mengoksidasikan


sehingga terjadi reaksi oksidasi, mengakibatkan reaksi eksothermis
(melepaskan panas), misalnya adalah peroksida dan lain-lain.
5. Korosif, beracun dan menyebabkan iritasi.
6. Menimbulkan karsinogenik (menyebabkan kanker), mutagenik (kelainan pada
gen) dan lain-lain.

7.3. Pengaruh B3 Terhadap Kesehatan


Pengaruh B3, baik akut maupun kronis terhadap kesehatan tergantung kepada
konsentrasi dan lamanya paparan yang terjadi. Efek B3 dapat dikategorikan antara
lain:
 Menyebabkan iritasi, yaitu terjadi luka bakar setempat akibat kontak B3
dengan bagian-bagian tubuh tertentu, seperti kulit, mata atau saluran
pernafasan.
 Menyebabkan korosif atau kerusakan jaringan.
 Menimbulkan alergi, misalnya akan nampak sebagai bintik-bintik merah kecil
atau gelembung berisi cairan, atau gangguan pernafasan berupa batuk-batuk,
nafas tersembat dan nafas pendek pada malam hari.
 Menyebabkan sulit bernafas seperti tercekik atau aspiksian karena kekurangan
oksigen akibat diikat oleh gas inert seperti nitrogen dan karbon dioksida.
 Menimbulkan keracunan sistemik, yaitu B3 yang dapat mempengaruhi bagian-
bagian tubuh, diantaranya merusak hati, ginjal, susunan syaraf dan lain-lain.
 Menyebabkan kanker, akibat papar jangka panjang bahan kimia, sehingga
merangsang pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali dalam bentuk tumor
ganas.
 Menyebabkan kerusakan/kelainan janin, ditandai oleh kelahiran dalam
keadaan cacat atau kemandulan.
 Menyebabkan pnemokoniosis, yaitu timbunan debu dalam paru-paru sehingga
kemampuan paru-paru untuk menyerap oksigen menjadi kurang, akibatnya
penderita mengalami nafas pendek.
 Menyebabkan efek bius (narkotika), yaitu B3 mengganggu sistem saraf pusat
menyebabkan orang tidak sadar, pingsan atau kematian.

Politeknik Gunakarya Indonesia, Bekasi 39


Modul Teknik Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3)

7.4 Cara Penanganan B3


Berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan dalam penanganan B3:
1. Baca dan ikuti peringatan label pada wadah/tempat B3 yang digunakan.
2. Saat menangani bahan cair yang mudah terbakar, harus selalu memakai alat
pelindung diri yang sesuai, misalnya masker, sarung tangan karet dan lain-lain.
3. Semua karyawan yang bertugas melayani bahan cair mudah terbakar, harus
mengetahui sifat B3 yang ada di tempat kerja melalui lembar data
keselamatan, seperti berat jenis dari uapnya lebih besar dari berat jenis udara,
uapnya adalah racun, penguapannya cepat pada suhu udara yang lebih tinggi.
4. Setiap ceceran/tumpukan B3 diatas lantai harus di netralisir/disiram dengan air
secukupnya, agar tidak merusak dan mengakibatkan kecelakaan kerja.
5. Apabila B3 mengenai bagian dari anggota badan, segeralah dibasuh dengan
air.

7.5 Cara Penyimpanan B3


Dalam menyimpan B3 berbahaya dan beracun, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, diantaranya:
1. B3 yang bersifat tidak stabil, tidak boleh disimpan bersama-sama dengan atau
berdekatan dengan komponen sianida.
2. Penyimpanan B3 yang dekat dengan proses, yang berbeda sifat atau yang
dapat bereaksi harus dijauhkan.
3. Wadah/container B3 harus selalu tertutup dan dijaga agar tidak bocor, pecah
atau rusak dan dicek secara teratur, serta dalam jumlah seminim mungkin.
4. Tempat penyimpanan (ruangan) dimana B3 disimpan agar selalu:
 Sejuk
 Mempunyai ventilasi yang cukup untuk menjaga agar setiap uap yang
berbahaya dapat segera disingkirkan
 Jauh dari percikan api

7.6 Pemberian Label & Simbol Limbah B3


Penanganan, penyimpanan, dan pengangkutan limbah B3 harus dikelola dengan
cara yang aman bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan.
Semua kemasan limbah B3 harus diberi label dan symbol yang berlaku secara
internasional untuk mengidentifikasi limbah B3 tersebut serta memberikan informasi
Politeknik Gunakarya Indonesia, Bekasi 40
Modul Teknik Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3)

dan peringatan kepada pekerja, masyarakat dan lingkungan mengenai bahayanya.


Gambar label dan symbol kemasan penyimpanan limbah B3 dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

Gambar 7.1 : Simbol Kemasan Penyimpanan Limbah B3


Sumber : Pedoman Praktis Pengelolaan LK3,PT. Astra Internasional, Tbk, hal 21

Politeknik Gunakarya Indonesia, Bekasi 41

Anda mungkin juga menyukai