STUDI KELAYAKAN
PROPOSAL USAHA : Budidaya Itik Petelur Mojosari
Oleh :
Kelompok : 7
Produksi B
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR - SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
praktikum yang sistematis. Hal ini penulis lakukan untuk memenuhi tugas
praktikum Studi Kelayakan. Walaupun waktunya cukup singkat, tapi kegiatan ini
menghasilkan sesuatu yang berharga dalam mengaplikasikan efektifitas dan
efisiensi dari perkuliahan yang sedang penulis jalani melalui praktik dalam dunia
Dengan selesainya laporan praktikum Studi Kelayakan ini, maka tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih kepada semua orang yang sudah membantu
kelompok, dan terima kasih juga untuk para pihak yang sudah terlibat langsung.
khususnya penulis ucapkan kepada Ibu Dr.Ir.Linda Herlina, MP dan juga seluruh
anggota kelompok yang sudah saling bahu membahu demi terlaksananya tugas
laporan ini memberi banyak kegunaan pada semua pihak termasuk kelompok
Penulis
i
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
DAFTAR TABEL.......................................................................... iii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Permasalahan............................................................................. 2
1.3 Model Analisis ......................................................................... 2
II PEMBAHASAN
2.1 Permintaan dan Penawaran ....................................................... 3
2.2 Pangsa Pasar .............................................................................. 4
2.3 Strategi Pemasaran .................................................................... 5
IV ASPEK KEUANGAN
4.1 Proyeksi Kebutuhan Investasi ................................................... 13
4.2 Proyeksi Biaya dan Manfaat .................................................... 15
4.3 Proyeksi Cashflow..................................................................... 16
V KELAYAKAN INVESTASI
5.1 Net Present Value (NPV) ......................................................... 18
5.2 B/C Ratio) ................................................................................. 19
5.3 Internal Rate of Return )............................................................ 21
5.4 Profil Rencana Usaha)............................................................... 23
VI ASPEK LINGKUNGAN
6.1 Pendugaan Dampak Lingkungan .............................................. 29
6.2 Strategi Mengatasi Dampak Lingkungan .................................. 30
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ............................................................................... 33
7.2 Saran ......................................................................................... 33
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat mulai sadar akan
pentingnya kebutuhan pangan mereka yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang
paling dilirik oleh masyarakat adalah kebutuhan protein yang dapat dipenuhi oleh
protein nabati maupun protein hewani. Salah satu protein hewani yang memiliki
Telur juga menjadi sumber protein utama dan murah bagi masyarakat Indonesia.
Tingginya tingkat permintaan akan telur memberikan peluang yang sangat besar
bagi para peternak untuk mengembangkan usahanya. Telur itik merupakan salah
satu produk pangan yang memiliki gizi yang cukup tinggi dan harga yang ekonomis.
Upaya pengembangan terhadap suatu usaha tentunya tidak dapat lepas pada
untuk melihat peluang perusahaan dalam jangka panjang, mengingat bahwa kondisi
aspek hukum, sosial ekonomi budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek
keputusan apakah usaha atau proyek tersebut dapat dilaksanakan, ditunda atau
bahkan tidak dapat dilaksanakan. Kami memaparkan analisis kelayakan usaha itik
2
petelur dengan beberapa pertimbangan mengenai aspek – aspek yang terkait di
dalam suatu usaha sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan kerja sama
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang terdapat dalam usaha itik di Indonesia khususnya Jawa Barat
adalah banyaknya pesaing-pesaing yang bergerak di bidang ini. Selain itu persaingan harga
di tiap kota berbeda-beda. Hal ini terjadi akibat ketidakseimbangan permintaan dan
penawaran di setiap kota sehingga fruktuasi harga masih sering terjadi. Untuk itu perlunya
peranan pemerintah dalam menangani kasus fluktuasi harga di pasar. Masalah lainnya yang
timbul yaitu saat ini peternakan itik petelur belum ada yang berskala industri sehingga kami
ingin menjadi pelopor untuk pengembangan itik petelur jenis Mojosari sebagai sumber
daya genetik lokal dalam skala besar. Permasalahan lain diantaranya 80% peternak itik
direncanakannya.
petelur dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis,
aspek ekonomi dan keuangan, aspek investasi, aspek manfaat, dan aspek
lingkungan.
analisis kriteria investasi diantaranya Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), B/C Ratio (Gross B/C dan Net B/C), Payback Period (PBP) dan
3
Break Event Point (BEP). Metode analisis akan memberikan hasil akhir dengan
memberikan kesimpulan apakah usaha tersebut layak dijalankan atau tidak layak
II
penawaran yang ada di pasar. Tujuan usaha adalah untuk mendapatkan keuntungan
1. Harga bahan baku (ternak, pakan, dan obat-obatan dan juga biaya produksi
lainnya), semakin tinggi harga bahan baku maka akan meningkatkan biaya
produksi dan akan mempengaruhi terhadap harga jual produk.
2006 2.430.767
ITIK
2007 2.464.623
4
2008 3.583.010
2009 3.632.813
2010 3.688.275
2011 3.884.269
2012 3.853.128
2013 4.213.379
2014 4.912.393
2015 4.983.776
2016 5.543.814
2017 5.600.971
2018 5.656.684
Sumber : Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan ewan (2018)
Permintaan itik dipulau Jawa cukup besar terutama permintaan pada tahun 2018
yang merupakan tahun dengan permintaan terbesar. Berdasarkan data populasi itik
di Pulau Jawa pada tahun 2006-2018 tersebut menunjukkan perkembangan yang
cukup besar terutama di Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut sesuai dengan permintaan
yang semakin meningkat setiap tahunnya.
ke Pasar Soreang, tempat wisata Gunung Puntang, Situ Cileunca, pasar-pasar besar
di Bandung, dan restoran atau rumah makan besar di beberapa kota yang ada di
Jawa Barat. Selain itu, pemasaran di luar kota pun dilakukan keseluruh wilayah
5
Jawa Tengah, Jawa Timur dan wilayah Jakarta, sedangkan untuk pupuk organik
6
III
panas. Itik tidak tahan hidup di daerah yang sangat panas. Hal itu karena secara
panas dari dalam tubuhnya. Dari habitat asalnya, itik merupakan ternak air yang
ditandai dengan adanya lemak di bawah kulit. Dengan demikian, itik bisa berenang
di air. Kondisi lingkungan yang cocok untuk itik adalah daerah sejuk dengan suhu
antara 24—31°C dan kelembaban udara 60—65%. Lingkungan yang aman juga
Lokasi untuk beternak itik petelur tentu harus memenuhi persyaratan. Syarat
lokasi kendang itik yang ideal yaitu :
peternakan
3. Jauh dari kebisingan karena itik sangat peka terhadap suara bising
4. Tanah tempat mendirikan bangunan memiliki drainase yang baik
9. Kondisi cuaca dan iklim yang memiliki udara sejuk, suhu optimal sekitar
24—31°C dengan kelembaban 60-65%
7
3.2 Perkandangan
Lokasi usaha ternak itik petelur yaitu berada di Mojosari, Mojokerto, Jawa
Timur. Kandang untuk beternak itik idealnya memiliki sirkulasi udara yang cukup,
harus terkena sinar matahari, dan selalu kering dan tidak ada genangan. Kandang
itik pun harus diberi alas berupa jerami padi agar itik tidak langsung terkena
kelembapan tinggi dan debu yang berasal dari tanah. Karena jika langsung
menyentuh tanah, itik dapat terserang penyakit saluran pernapasan yang dapat
mengakibatkan kematian.
8
sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat
i. Kandang m2 100.000
J. Lahan m2 300.000
9
k. Cage battere per unit 150.000
sekam kg 10.000
10
b. Ruang Penetasan m2 250
c. Gudang Pakan m2 150
d. Lahan Parkir m2 40
e. Pos Keamanan m2 10
h. Pemasangan Pagar m2 550
i. Kandang m2 500
j. lahan m2 1800
k. Cage battery buah/2ekor 5000
l. kandang dod m2 300
2 pakan
Pakan starter gr/hari/ekor 40
pakan grower gr/hari/ekor 80
Pakan Layer gr/hari/ekor 110
3 vaksinasi ekor 11000
4 sarana dan prasarana
a. egg tray unit/butir 500
b. tempat minum unit/2 ekor 1
c. tempat pakan unit/2 ekor 1
d. mesin tetas unit 1000
e. mobil unit 3
f. lampu unit 1000
k. blower unit 50
timbangan unit 20
bensin liter 100
brooder unit 500
5 upah pegawai
a. manajer Rp/orang/hari 1
b. anak kandang Rp/orang/hari 3
listrik bulan 12
6 ternak bibit
jantan ekor 7000
betina layer ekor 15000
7 bunga bank % 10
NO. KOEFISIEN ZOOTEKNIS SATUAN NILAI
1 umur bertelur bulan 4
2 prod telur harian %/fase 2
3 persentase fertilitas persen 70%
4 persentase daya tetas persen 90%
5 mortalitas bulan/ekor 5
11
6 umur culling/afkir bulan 60%
7 produksi telur bulan 60%
8 sex ratio bulan 50%
9 Fase Starter bulan 1
10 fase grower bulan 4
11 fase layer bulan 3
12 lama pemeliharaan bulan 26
13 puncak produksi bulan 7
14 mortalitas telur tetas persen 5%
15 harapan hidup dod persen 96%
12
3.4 Dinamika Populasi Produksi
Dinamika populasi menggambarkan perkembangan ternak yang tumbuh
selama 5 tahun. Populasi dari tahun ke tahun relatif tidak jauh perbandingannya
karena masa afkir itik petelur ada di bulan ke 16 produksi. Apabila itik di afkir maka
akan digantikan dengan jumlah populasi yang tidak jauh beda seperti tahun
sebelumnya. Tujuan membuat dan menentukan dinamika populasi yaitu :
13
IV
ASPEK KEUANGAN
timbul dan proyeksi pendapatan yang akan dihasilkan untuk periode tertentu.
Proyeksi keuangan meliputi dana pembiayaan proyek, biaya dan manfaat serta
Modal investasi adalah dana awal yang dibutuhkan untuk pengadaan sarana
Modal kerja adalah dana yang dibutuhkan untuk operasi perusahaan sehari-hari
dalam membuat produk yang meliputi kebutuhan dana yang tertanam lancar dalam
bentuk piutang usaha, persediaan bahan baku, bahan dalam proses, barang jadi,
bahan bakar dan bahan bantu produksi lainnya. Termasuk sejumlah kas minimum
untuk kebutuhan tak terduga atau transaksi. Dana modal kerja terbagi atas biaya
tetap dan biaya variabel. Dana pembiayaan proyek dapat diukur dengan proyeksi
yang harus tersedia pada tahun awal proyek yaitu untuk kegiatan pembangunan
proyek. Jaya Quack Farm mendapatkan sumber dana sepenuhnya berasal dari
14
selama 5 tahun dengan suku bunga tetap yang ditawarkan sebesar 10% yaitu dengan
TAHUN 1 2 3 4 5
TOTAL 10.182.600.000
mulai dari pembangunan fisik selama masa konstruksi (sewa lahan, pembuatan
bangunan, biaya instalasi, membeli peralatan/ mesin dan biaya perijinan ), kegiatan
Aset adalah segala sumber daya dan harta yang dimiliki perusahaan untuk
digunakan dalam operasinya. Suatu perusahaan pada umumnya memiliki dua jenis
aset yaitu aset lancar dan aset tetap. Aset lancar umumnya memiliki umur ataupun
tingkat perputaran yang relatif singkat yang biasanya kurang dari satu tahun.
Sedangkan, aset tetap mempunyai masa hidup lebih dari satu tahun, sehingga
penanaman modal dalam aset tetap adalah investasi jangka panjang. Aset ini dapat
berwujud atau tidak berwujud. Aset lancar pada Jaya Quack Farm ini antara lain
uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasi
15
perusahaan dan lain sebagainya. Aset tetap pada Jaya Quack Farm antara lain adalah
perusahaan.
mengacu pada besaran investasi, jangka waktu pinjaman modal, usia ekonomis
bangunan / peralatan, lama kontrak dengan pihak lain, dan lain sebagainya.
Proyeksi biaya ini terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable
cost).
Biaya tetap Jaya Quack Farm ini terdiri dari biaya pembelian betina layer,
pejantan, pembayaran manajer, anak kandang dan pembelian egg tray. Sedangkan,
biaya variabel terdiri dari biaya pakan, bensin, listrik dan vaksin.
Manfaat proyek dapat bersifat social benefit dan financial benefit. Manfaat social
(social benefit) dari usaha/ proyek Jaya Quack Farm ini yaitu menyediakan
lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat
sekitar, meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di kawasan peternakan kami,
dan mampu menyediakan sumber bahan (produk sampingan) yang dapat digunakan
16
Manfaat finansial (financial benefit) dari usaha/ proyek Jaya Quack Farm
ini berasal dari keuntungan produk utama dan produk sampingan. Produk utama
yaitu DOD jantan maupun betina dan telur konsumsi. Sedangkan produk sampingan
yaitu itik afkir. Total keuntungan yang didapatkan dari usaha kami selama 5 tahun
keluar (outflow), serta mencatat jumlah uang pada akhir tahun. Arus uang masuk ke
kas perusahaan umumnya terdiri dari sejumlah dana investasi (saldo awal), nilai
jual produk utama dan sampingan, serta nilai sisa (salvage value) asset tetap
maupun asset bergerak. Arus uang keluar meliputi pengeluaran uang untuk
memenuhi biaya tetap, biaya variabel, angsuran modal pinjaman, dan pajak-pajak.
dengan solvabilitas dan likuiditas yang baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan arus
inflow dan outflow pada lampiran tabel 2 yang menunjukkan bahwa posisi
keuangan perusahaan kami baik dan sehat yang secara finansial mampu
memberikan pendapatan.
17
Tabel 4. Proyeksi Cash FLow
INFLOW
3 Modal Sendiri - - - - -
OUTFLOW
3 Kewajiban Bank
18
V
KELAYAKAN INVESTASI
menilai sejauh mana gagasan usaha yang direncanakan dapat memberikan benefit, baik
finansial benefit maupun social benefit. Analisis terhadap kriteria investasi bermanfaat
bagi penanam modal, perusahaan atau lembaga keuangan sebagai bahan pertimbangan
(SOCC) sebagai discount factor. Net Present Value (NPV) adalah kriteria investasi
yang menunjukkan apakah suatu proyek feasible (layak dijalankan) atau tidak. Apabila
hasil perhitungan NPV lebih besar dari nol, dikatakan usaha/ proyek tersebut feasible
(GO) untuk dilaksanakan, jika lebih kecil dari nol maka tidak layak untuk dilaksanakan,
dan jika sama dengan nol maka penerimaan sama dengan biaya (Ibrahim, 2003).
𝑛 𝑛
Bi = Benefit tahun ke i
∑ 𝑛𝑛 (1 + 𝑛)−𝑛 − ∑ 𝑛𝑛( 1 + 𝑛 )−𝑛
𝑛=1 𝑛=1 Ci = Biaya tahun ke i
( i + i )-n = Discount faktor
19
Nilai NPV di Jaya Quack Farm ini adalah Rp 115.280.911.600. Angka ini menunjukkan
bahwa keuntungan bersih yang dihasilkan oleh usaha kami sebesar angka tersebut. Hasil
NPV melebihi nol menunjukkan bahwa peternakan kami memiliki pendapatan bersih
yang cukup.Hal ini menandakan bahwa usaha kami di Jaya Quack Farm ini feasible
(layak dijalankan).
positif dengan net benefit yang telah di discount negatif. Apabila nilai net B/C lebih
dari 1 maka proyek/ usaha tersebut feasible atau go dan apabila nilai net B/C kurang
dari 1 maka proyek/ usaha tersebut tidak feasible atau no go (Ibrahim, 2003). Net B/C
Nilai Net B/C Jaya Quack Farm adalah 1,03. Nilai ini menunjukkan bahwa
pendapatan bersih yang kami dapatkan mampu menutupi seluruh kewajiban usaha. Hal
ini menunjukkan bahwa usaha di Jaya Quack Farm kami adalah layak atau go untuk
dikerjakan. Hal ini dikarenakan nilai net B/C tersebut lebih dari 1.
Gross B/C adalah rasio antara total present value benefit (PVB) dengan total present
value cost (PVC). Gross B/C menggambarkan kemampuan benefit menutup seluruh
20
pengeluaran selama umur proyek. Apabila nilai gross B/C lebih dari 1 maka proyek/
usaha tersebut feasible atau go, nilai gross B/C kurang dari 1 maka proyek/ usaha
tersebut tidak feasible atau no go, dan apabila nilai gross B/C kurang sama dengan 1
maka proyek/ usaha tersebut berada dalam keadaan BEP (Ibrahim, 2003).
Nilai Gross B/C Jaya Quack Farm adalah 8,21. Nilai ini menunjukkan bahwa
pendapatan yang kami dapatkan mampu menutupi seluruh pengeluaran usaha. Hal ini
menunjukkan bahwa usaha di Jaya Quack Farm kami adalah layak dijalankan. Hal ini
dikarenakan nilai gross B/C tersebut lebih dari 1. Data perhitungan NPV, Net B/C dan
21
5.3 Internal Rate of Return (IRR)
TAHUN I TAHUN II TAHUN III TAHUN IV TAHUN V
NPV Rp 115.280.911.600,00
nol. Apabila hasil perhitungan IRR lebih besar dari Social Opportunity Cost of Capital
(SOCC) atau discount factor maka dikatakan proyek/ usaha tersebut feasible atau go,
dan sebaliknya bila nilai IRR kurang dari nilai SOCC maka proyek/ usaha tersebut
22
usaha dalam menanggung nilai bunga yang di bebankan pada usaha tersebut. Semakin
tinggi nilai IRR menunjukkan bahwa usaha tersebut memiliki prospek yang baik.
NPV1
𝑛𝑛𝑛 = i1 + . (i1 − i2)
NPV1 − NPV2
(POSITIF) (NEGATIF)
IRR
23,85%
23
Hasil perhitungan IRR pada usaha di Jaya Quack Farm ini adalah sebesar
23,85%. Angka ini menunjukkan bahwa usaha masih dapat berjalan dengan beban
bunga sebesar IRR tersebut. Hasil IRR tersebut lebih besar namun dari Social
Opportunity Cost of Capital (SOCC) naun tidak terlalu jauuh rentang nya. Hal ini
menunjukan bahwa Jaya Quack Farm layak dijalankan (go) untuk dilaksanakan atau
dilanjutkan.
investasi dalam bentuk present value. Analisis PBP juga digunakan untuk mengetahui
Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi sebuah proyek, maka semakin baik
proyek tersebut karena semakin cepat perputaran modal (Ibrahim, 2003). PBP dengan
kata lain merupakan taksiran kisaran waktu usaha dalam mengembalikan investasi.
Bp x DF
PBP = Pay Back Period
I1 = Jumlah investasi
24
Bp = Jumlah Benefit Tahun PBP
DF = Discount Factor
25
TAHUN
NO. URAIAN JUMLAH
1 2 3 4 5
Biaya
PV Biaya
PBP 1,603
TAHUN 2
HARI 12
26
Nilai PBP Jaya Quack Farm yaitu Jaya Quack Farm adalah sebesar 1,603 . Hal
ini menandakan bahwa dalam waktu 2 tahun 2 bulan 12 hari usaha kami dapat
mengembalikan biaya tetap dan biaya variabel.. Waktu tersebut dapat dikatakan sangat
cepat, sehingga usaha/ proyek Jaya Quack Farm dapat dikatakan sangat baik. Selain
itu, perputaran modal di Jaya Quack Farm ini akan semakin lancar dengan waktu PBP
antara biaya tetap, biaya variabel dan keuntungan, serta volume aktivitas. Konsep BEP
dapat dilakukan bila biaya perusahaan dibedakan atas biaya tetap dan biaya variable.
Analisis BEP bertujuan untuk menentukan berapa lama waktu yang diperlukan proyek
27
TAHUN
NO. URAIAN JUMLAH
1 2 3 4 5
Biaya
PV
PV Biaya
Jumlah
BEP 0,790
TAHUN 2
28
Nilai BEP Jaya Quack Farm adalah sebesar 0,79. Hal ini menandakan bahwa
dalam waktu 2 tahun 3 bulan 14 hari usaha kami dapat mengembalikan biaya tetap dan
biaya variabel. Waktu tersebut dapat dikatakan standar, sehingga usaha/ proyek Jaya
Quack Farm dapat dikatakan sangat baik. Selain itu, perputaran modal di Jaya Quack
Farm ini akan semakin lancar dengan waktu PBP yang relatif singkat.
29
VI
ASPEK LINGKUNGAN
mengabaikan penanganan limbah dari usahanya. Limbah peternakan itik petelur berupa
feses, sisa pakan, air dari pembersihan ternak menimbulkan pencemaran lingkungan
menimbulkan dampak. Dampak tersebut dapat bernilai positif yang berarti memberi
manfaat bagi kehidupan manusia dan dapat bernilai negatif yaitu timbulnya resiko yang
merugikan masyarakat.
30
Terjaganya lingkungan, peternak ayam ras petelur yang mengelola limbah
dengan baik akan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman sehingga
tidak ada terjadi konflik antara pemilik peternak dengan msyarakat sekitar.
Dampak negatif yang terjadi bagi lingkungan:
Masalah pencemaran, limbah dari kotoran peternakan ayam ras petelur jika
tidak dikelola dan ditangani dengan baik akan menimbulkan bau dari feses
ayam tersebut.
Lingkungan, udara, tanah dan air menjadi tercemar akibat adanya peternakan
yang kurang memperhatikan tentang pengolahan limbah.
dikonversi menjadi pupuk organik, bahan bakar dan biomassa protein sel tunggal atau
etanol. Dari ketiga produk tersebut, konversi limbah menjadi pupuk organik paling
sering dilakukan. Dengan dilakukannya konversi limbah peternakan menjadi produk
31
yang bermanfaat, maka selain pencemaran lingkungan hidup dapat diatasi, juga
diperoleh nilai tambah pendapatan bagi pengusaha peternakan.
Selain itu, konversi limbah menjadi pupuk organik akan sangat berperan dalam
pemulihan daya dukung lingkungan, terutama di bidang pertanian. Apalagi dewasa ini
peternakan yang ramah lingkungan adalah pengelolaan yang tidak berakibat terhadap
3. Teknologi yang digunakan dapat meningkatkan nilai sumber daya limbah yang
dikelola
4. Dampak negatif akibat pengelolaan limbah dapat dihindari
ramah lingkungan akan berpengaruh sangat besar terhadap berbagai aktivitas yang
dapat memberi kontribusi keuntungan usaha di bidang pertanian. Selain itu, kualitas
Lingkungan pun akan selalu dapat terjaga, bahkan dimungkinkan dapat meningkat.
Dengan kualitas lingkungan yang baik, kualitas hidup manusiapun menjadi lebih baik
32
sehingga upaya pembangunan di bidang pertanian dapat ditingkatkan. Apabila hal ini
terwujud maka tujuan program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
dengan mudah dapat dicapai. Ketahanan pangan bagi masyarakat Indonesia dapat
pertanian.
Pemasaran hasil produksi berupa DOD dan telur konsumsi akan dipasarkan ke
Pasar Soreang, tempat wisata Gunung Puntang, Situ Cileunca, pasar-pasar besar di
Bandung, dan restoran atau rumah makan sekitar lokasi peternakan. Selain itu,
pemasaran di luar kota pun dilakukan keseluruh wilayah Jawa Barat dan wilayah
Bandung dan sekitarnya. Hasil produk berupa DOD akan dipasarkan langsung kepada
peternak-peternak itik.
33
VII
KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan kelayakan secara finansial dari usaha itik
petelur pada PT. Jaya Quack Farm maka diperoleh skala usaha layer yang kami gagas
adalah industri skala besar. Dengan rata-rata produksi telur 427.207 butir per tahun.
Usaha ini dikatakan sangat layak secara finansial, apabila nilai NPV positif atau nilai
IRR lebih tinggi dari suku bunga kredit. Hal tersebut dibuktikan dengan perhitungan
yang sudah dibuat dan membuktikan bahwa usaha yang akan kami jalankan ini layak
dimana nilai NPV > 0 yaitu Rp 1115.280.911.600,-, IRR > SOCC yaitu 23,85% dan
Net B/C > 1 yaitu 1,03 dan Gross B/C sebesar 8,21 dan Saldo awal tahun yang dimiliki
tidak bersifat minus yang menandakan bahwa usaha yang akan kami jalankan sehat.
7.2 Saran
Diperlukan adanya dukungan pihak pemerintah baik dalam bentuk materil
ataupun non materil serta peningkatan sumber daya yang ada sehingga dapat bersama-
sama membangun dan memajukan industri peternakan di Indonesia yang lebih baik
lagi.
34
DAFTAR PUSTAKA
35