Anda di halaman 1dari 14

Ringkasan

Daftar Gambar

1 Pengantar

Apa itu Akuaponik?


Aquaponic adalah hubungan saling menguntungkan antara dua sistem produksi yaitu
AQUAculture dan hydroPONIC. Aquaponic atau di Indonesiakan menjadi Akuaponik, adalah
sistem yang mendaur ulang air dan nutrisi dengan cara hubungan saling menguntungkan,
sehingga tidak ada limbah yang terbuang.

Akuaponik adalah ekosistem antara ikan, tanaman dan bakteri dalam hubungan saling
menguntungkan. Bakteri baik merubah limbah ikan menjadi zat makanan bagi tanaman,
tanaman mengambil nutrisi dalam air, lalu air bersih kembali lagi ke ikan.

Pertumbuhan di akuaponik hampir setara dengan di sistem hidroponik. Bahkan dari beberapa
penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan seperti Dr. Nick Savidov, pertumbuhan tanaman dalam
sistem akuaponik yang sudah matang lebih baik secara kecepatan tumbuh maupun hasilnya
lebih besar dibanding dengan tanaman di sistem hidroponik.

Perbandingan Tanaman di Akuaponik dan Hidroponik (hal 137 BAFPS)

Rujukan Tahun Keterangan Akuaponik Hidroponik


Lennard 2005 Lettuce 5.77 kg/m2 5.46 kg/m2
Pantanella dkk. 2010 Lettuce (ikan padat tebar tinggi) 5.70 kg/m2 6.0 kg/m2
Pantanella dkk. 2010 Lettuce (ikan padat tebar rendah) 5.60 kg/m2 6.0 kg/m2
Nichols and 2010 Lettuce Lebih Baik Baik
Lennard

2 Sejarah Aquaponik

2.1 Perkembangan di Indonesia


Budidaya ikan dan padi atau lebih dikenal dengan mina padi dikembangkan sebagai sistem
budidaya ikan pada tahun 70-an. Sebenarnya sistem ini sudah dikenal masyarakat, khususnya di
Jawa Barat Ciamis sejak tahun 1860. Dari budidaya mina padi, juga dapat dihasilkan beras
organik yang bebas dari unsur pestisida kimia serta memiliki kandungan nutrisi dan mineral
yang tinggi, kandungan glukosa, karbohidrat dan proteinnya mudah terurai sehingga sangat
aman untuk dikonsumsi.
Mirip dengan yang dilakukan di Meksiko oleh bangsa Aztek. Mereka membuat pulau terapung
(bergerak bebas atau diam) dari lumpur dasar sungai untuk lahan tanaman.

2.2 University of Virgin Islands (UVI)


Cikal bakal akuaponik moderen adalah ilmuan di Universitas Virgin Island (UVI), yang dipimpin
oleh Dr. Jim Rakocy memulai penelitian di akhir tahun 1970 an. Sistem mereka menjadi inspirasi
bagi beberapa sistem komersial dan peneliti di berbagai belahan dunia.

3 Komponen Sistem

Ikan
Ada dua sistem akuakultur yaitu Recirculating Aquaculture System (RAS) dan Biofloc. Karena
banyak penelitian menggunakan sistem RAS, sementara sistem bioflok masih sedikit maka kita
konsentrasi memakasi sistem RAS. RAS adalah sistem pembesaran ikan yang mendaur ulang air
untuk pembesaran ikan dengan bantuan filter. Bisa memakai kolam fiberglass, terpal, semen,
tanah dll., dengan syarat mampu menahan air dan mudah untuk memanipulasi kualitas air.
Filter Mekanik
Dalam RAS limbah padat harus segera dikeluarkan dari sistem, maka digunakanlah filter
mekanik.
Ada beberapa teknik berdasarkan kategorinya:
1. Grafitasi (Sendimenisasi, Swirl, Radial Flow) – limbah padat > 100 micron
2. Screen (Drum Filter, Sand Filter, Bead Filter) – limbah padat 10 – 80 micron
3. Oxidasi (Oxone Fractioner, Foam Fractioner)

Radial Flow Separator

Prinsip kerjanya adalah merubah arah aliran air dan kecepatan, sehingga partikel yang padat
mengendap. RFS beroperasi di tingkat beban 10 m3/m2/jam. Maka jika debit air 12 m3/jam
maka dibutuhkan luas permukaan 12 m3/jam dibagi 10 m3/m2/jam hasilnya 1.2 m2.

Filter Biologi
Limbah ikan dan sisa pakan yang tidak termakan menjadi amonia yang berbahaya bagi ikan.
Bakteri yang menempel di media merubah amonia menjadi nitrit, dan merubah nitrit menjadi
nitrat yang tidak berbahaya bagi ikan. Media yang dipakai bisa kerikil, hydroton, bioball dll.
tergantung ketersediaan dan kemudahan penanganan.
Hydroponics
Ada beberapa teknik tanam tanpa tanah yang bisa dipakai seperti Nutrien Film technique (NFT),
Deep Flow Technique (DFT) dan memakai media non tanah. Dan tanaman yang dipilih bisa
beragam bisa tanaman daun atau tanaman buah.

Disain Sistem
Tanaman membutuhkan nutrisi untuk tumbuh, dan dalam sistem didapat dari limbah ikan
setelah mengkonsumsi pakan. Jadi faktor penentu pertumbuhan tanaman adalah pakan ikan.
Ada beberapa penelitian dan praktis untuk menentukan rasio Ikan dan Tanaman.

No. Rujukan Penjelasan


1 Keseimbangan Berat tanaman adalah 7-10 kali berat ikan, berdasarkan FCR=1
massa Dalam prakteknya diamati setiap 4 kg tanaman terhadap 1 kg ikan
2 Aturan jempol 40-50 g/m2/hari untuk pakan protein sedang (30% protein) untuk sayuran
daun. 50-80 g/m2/hari untuk sayuran buah, Deep Water Culture (DWC)
3 Rackocy 60 g/m2/hari untuk sayuran
100 g/m2/hari untuk sayuran buah
Asumsi: limbah padat dibuang, Deep Water Culture (DWC), NFT (70% DWC)
4 Lennard Nila 1 kg/hari 1,500 tanaman lettuce, dengan asumsi padat tanam 30/m2
dan 16 g/m2/hari (limbah padat di mineralisasi dan dimasukkan ke sistem)
5 Endut 15-42 g/m2/hari untuk sayuran bayam 8 pohon, DWC

Faktor yang diperhatikan dalam disain sistem akuaponik adalah:


1. Modal awal yang murah.
2. Margin keuntungan tinggi
3. Biaya perawatan yang murah.
4. Aliran arus kas yang lancar dan konsisten
5. Produknya untuk ceruk pasar tertentu sehingga petani kecil bisa masuk bersaing dengan petani
besar.

Untuk skala hobi kita tidak memperhatikan poin 1 dan 2. Ketika kita menjamu teman atau tamu dari
hasil akuaponik, pastilah tanpa memperhitungkan biaya yang timbul. Beda ketika kita bergerak ke skala
komercial biaya harus dierphitungkan baik-baik.
Limbah Ikan Potensi Nutrisi untuk Tanaman

Nutrisi dalam pakan yang diberikan ke ikan lebih dari 50% terbuang, dan menjadi potensi tersedia untuk
tanaman. Nutrisi ini tidak terdistribusi sama dalam larutan dan padatan. (hal 187 BAFPS)

Gambar nutrisi tidak terpakai oleh ikan lele yang bisa dipakai untuk produksi tanaman

Nutrisi makro (N,P,K) terdapat baik dalam bentuk larutan dan padatan, sementara nutri mikro seperti
besi (Fe) sebagian besar dalam padatan yang tersaring oleh filter mekanik.

1. Limbah padat membutuhkan waktu 4 minggu untuk mineralisasi dalam kondisi aerobik. Jadi limbah
harian yg masuk dikalikan dengan 28 hari untuk mendapatkan volume tangki mineralisasi. Untuk
safety faktor lebihkan 20%.
2. Jika kondisi anaerob terjadi dalam sistem, maka muncul bakteria yang tidak membutuhkan oksigen.
Pemecahan limbah padat oleh bakteria ini mengakibatkan efek negatif, seperti pelepasan zat yang
mungkin berbahaya bagi ikan.
3. Dalam RAS untuk perlakuan dan pengolahan limbah padat adalah membuang limbah padat
sebanyak dan secepat mungkin. Berbeda dengan sistem bioflok yang perlu dikaji lagi untuk
digabungkan dengan hidroponik.

Padat Tebar Ikan

Padat tebar ikan adalah berat ikan terhadap volume air dalam tangki pembesaran. Dinotasikan sebagai
kg/ m3 (1 m3 air = 1000 liter). Sistem komersial biasanya dioperasikan pada 50 kg/m3 memakai aerasi.
Dalam skala hobi memakai padat tebar di bawah 20 kg/m3.

Sudah dilakukan penelitian mengenai efektifitas biaya pembesaran ikan sistem RAS di FishGlassHouse
Jerman. Dilakukan efektif pada sistem ekstensif (maksimum 50 kg per m3 air) atau intensif (maksimum
200 kg per m3 air). Sementara tidak disarankan di sistem semi intensif (maksimum 100 kg per m3 air).

Dinamika Aliran Fluida

Sudah terbukti secara ilmiah bahwa bentuk bulat memiliki dinamika aliran fluida yang baik. Karena tidak
memiliki sudut di bidang tegak, hasilnya air bisa bergerak bebas. Perlunya memastika aliran air yang baik
adalah:

1. Pembuangan limbah tepat waktu


2. Menentukan kebutuhan filter biologi untuk merubah limbah terlarut dalam air.
3. Memastikan kecukupan oksigen terlarut.

Debit Air dan Padat Tebar

Tingkat penggantian air dalam kolam ikan berhubungan dengan padat tebar, lebih tinggi padat tebar
membutuhkan lebih penggantian air. Minimal pergantian air dalam kolam setengah volume tiap jam
untuk padat tebar 15 kg/m3. Padat terbar lebih dari itu mendekati air satu tangki ikan setiap satu jam.
Tetapi jangan lebih dari itu karena akan membahayakan bagi ikan. Tingkat pergantian air agar supaya
racun tidak menumpuk dan cukup oksigen terlarut.

Debit air dan Konsentrasi Limbah

Untuk tangki berbentuk budar aliran air dibuat sehingga membuat gerakan melingkar, maka limbah
akan mengumpul di tengah. Cukup menempatkan saluran pembuangan di tengah untuk membuang
limbah.
Luas permukaan tangki ikan terhadap volume air

Hal ini sangat penting untuk pertukaran gas dalam tangki ikan. Hampir pertukaran gas terjadi di
permukaan air. Dinotasikan m2 Luas permukaan tangki ikan /m3 air, minimal harus 1 atau lebih.

Contoh tangki ikan berbentuk bundar dengan volume 2 m3 (2000 liter), dengan diameter 1 meter
kedalaman 1 meter. Didapatkan luas permukaan 3.14 m2. Artinya luas permukaan terhadap volume air
adalah 1.57 (3.14 m2/ 2 m3).

Tanaman

Padat tebar tanaman

Nama Tanaman Siklus Yield Keterangan


tiap m2 Tanam (kg/m2)
Umum 16 – 44 21 – 28 hari 1.4 – 6.5
Basil 8 – 36 28 hari 1.4 – 4.4
Bayam 100 28 hari 33 – 37
Okra 2.7 – 4 3 bulan 2.5 - 2.8

Fakta tentang nutrisi makro dan mikro

1. Konsentrasi nutrisi dalam aquaponik di bawah rekomendasi hidroponik.


2. Menurut Rackocy dan Lennard larutan nutrisi dalam aquaponik tidak bisa dibandingkan dengan
hidroponik untuk beberapa alasan.
3. Aquaponik memakai bantuan bakteri, sementara hidroponik harus steril.
4. TDS di hidroponik mengandung senyawa berbentuk mineral, sementara di aquaponik
mengandung molekul organik. Dan dalam pengukuran EC yang hanya memperhitungkan nutrisi
dalam bentuk ion, sementara yang berbentuk organik diabaikan. Zat organik tersebut diduga
mensimulasikan pertumbuhan natural seperti halnya di dalam tanah.

Sistem Tanam

 Bertingkat (staggered) – menanam satu jenis tanaman dengan tahap pertumbuhan yang
berbeda. Contoh selada tahap awal di pembibitan selama 0-14 hari, dan 4 minggu di
pembesaran sampai panen. Untuk sistem bertingkat lahan tanam dibagi menjadi enam bagian
yang sama, dan pemeliharaan pembibitan dilakukan dengan beda satu minggu, sehingga bisa
dipanen setiap minggu.
 Potong dan kembali – cara ini tanaman panen dengan cara memotong di atas akar dan
memanen lagi tunas yang tumbuh dari bekas potongan.
 Serentak (batch) – sangat cocok untuk tanaman dengan siklus tumbuh lebih dari 3 bulan, seperti
tomat dan timun. Lahan tanam ditanami dan dipanen serentak.
 Tumpang sela (intercroping) – menanam tanaman lain di sela-sela tanaman utama. Contoh
selada ditanam di sela-sela tanaman tomat.

Penanganan Penyakit

Pestisida kimia tidak bisa dipakai ke tanaman, karena akan membunuh ikan. Tidak boleh memakai sabun
untuk perlakuan ke tanaman, akibatnya akan menumpuk dan membunuh ikan. Sebaliknya, zat kimia
untuk perlakuan ke ikan berbahaya untuk tanaman. Contoh pemberian garam dapur untuk
penyembuhan ikan dan mengurangi kadar racun nitrit, berbahaya bagi tanaman.

Gunakan kontrol secara biologi, seperti:

 Gunakan serangga untuk mengontrol serangga pengganggu. Contoh tawon untuk menangkal
kupu putih.
 Tanam serai di sekitar lahan tanam.

Kontrol secara fisik

 Pelindung tanaman memakai kasa.


 Minyak jeruk untuk semut. Diterapkan ke tiang tidak ke sistem, karena berbahaya bagi ikan.
 Siram tanaman dengan air kolam ikan untuk menghilangkan serangga.
Panen

Hendaknya dekat dengan sumber air bersih. Dan pemanenan dilakukan di pagi hari.

 Dan cuci tangan dengan bersih memakai sabun antiseptic yang aman.
 Alat yang dipakai harus di sterilkan.
 Buang daun yang memar dan berubah warna. Dan juga kalau ada serangga atau cacing.
 Cuci bersih bila perlu dan rendam ke dalam wadah berisi air es setengah.
 Keringkan dengan memakai pemutar atau lap pengering.
 Simpan dalam lemari pendingin atau ruangan dengan AC.

Manajemen awal sistem yang baru

5 Manajemen Kualitas Air


4.1 Controlling environmental parameters

4.2 Temperature

4.3 Dissolved oxygen

4.4 Chemical oxygen demand and biochemical oxygen demand

4.5 pH

4.6 Alkalinity

4.7 Nitrogen compounds


Bakteri heterotropik memakai zat organik sebagai sumber carbon. Pada kondisi indeal bisa
berlipat ganda dalam 2.5 jam. Bakteri chemoautrotop mengambil energi dengan cara
mengoksidasi senyawa nitrogen. Contoh AOB (Amonia Oxidizer Bacteria) dan NOB (Nitrit
Oxidizer Bacteria). Dalam kondisi ideal pertumbuhan AOB adalah 25 jam dan NOB adalah 60
jam.

Dalam akuaponik oksigen menjadi faktor penentu, dan semua proses membutuhkan oksigen.
Proses mineralisasi kita pilih memakai aerob. Karena kalau anaerob akan terjadi proses
denitrifikasi yang mempersulit perhitungan budget nitrogen untuk tanaman.
Tingkat menghilangkan TAN tergantung kandungan pH, alkalin, suhu, DO, dan BOD dari larutan.
Untuk keperluan disain kita memakai 1 g/m2/hari untuk setiap SSA dari bahan filter.

TAN tergantung tingkat pakan per hari.


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑥 𝐾𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 𝑥 0.092
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢

Contoh : pakan kandungan protein 32%, pemberian pakan 2% dari berat ikan (padat tebar 200 kg). Total
pakan per hari 4 kg (2% x 200 kg). TAN menjadi 118 g/ hari. Atau membutuhkan 118 m2 SSA (118 m2 /1
g/m2/hari). Misalkan media biofilter yang kita pakai memiliki SSA 500 m3/m2, maka volume media 236
liter yang kita butuhkan. Supaya operasi efisien volume media biofilter adalah 40%-60% dari volume
wadah. Pada kapasitas 30% didapat 787 liter (236/30%). Selalu kita lebihkan kapasitas wadah untuk
pengembangan dikemudian hari, misalkan memakai wadah 1 m3. Pada kapasitas penuh 80% dari
wadah, dapat me-nitrifikasi 480 TAN/ hari atau setara dengan 14 kg pakan.

Aturan jempol limbah padat membutuhkan waktu 4 minggu untuk mineralisasi dalam kondisi aerobik.
Jadi limbah harian yg masuk dikalikan dengan 28 hari untuk mendapatkan volume tangki mineralisasi.
Untuk safety faktor lebihkan 20%. Pakai media biofilter untuk menambahkan SSA dan memecah secara
mekanis partikel yang besar melalui adukan dan benturan.

Volume sludge per hari 20 liter (5 liter tiap 1 kg pakan). Minimum membutuhkan wadah 560 liter (20
liter x 28 hari) untuk tinggal dalam wadah selama 28 hari. Ketika limbah dialirkan ke wadah ketinggian
akan naik sedikit. Overflow diberi saringan supaya menahan padatan yang lebih besar dari 60 micron ke
wadah penyimpanan.

4.8 Electrical conductivity

4.9 Macro- and micronutrients

6 Production management
Ikan
Tanaman
Akar adalah organ utama untuk menyerap nutrisi dalam bentuk ion (anion dan kation), hasilnya adalah
proton H+ dan hidroxil OH-. (hal 93 BAFPS)
5.3 Quality and production of edible plants

5.4 Societal factors

5.5 Risk analysis

6 Market and certifications


6.1 Organic certification
6.1.1 Horticultural produce

6.1.2 Aquacultural produce

6.1.3 Future of organic aquaponic

7 Added value

8 Conclusion and future perspectives

Lampiran-1 Sejarah

Usahatani minapadi memiliki keunggulan antara lain secara tidak langsung telah menerapkan prinsip
Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Ikan membantu memakan binatang-binatang kecil yang merupakan
hama tanaman padi (carnivora) dan juga gulma kecil pada lahan sawah. Pada sore hari ketika ikan
menggoyang-goyangkan tanaman padi, serangga yang hinggap pada padi akan terbang kemudian
dimangsa oleh burung layang-layang

Keuntungan lainnya adalah dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan air. Pada kegiatan
minapadi, kotoran ikan merupakan sumber pupuk organik bagi tanaman padi. Rendahnya pemakaian
pupuk oleh petani karena adanya korelasi ekologis antara penanaman ikan dengan peningkatan
kesuburan tanah. Kotoran ikan dan sisa makanan menjadi pupuk dan menghemat keperluan pupuk
sekitar 20-30%

Pembuatan parit mengelilingi sawah dilakukan pada saat mengolah tanah terakhir atau saat meratakan
tanah. Dibuat sekitar 20% dari luas sawah atau kurang lebih 1 meter dari pematang dengan kedalaman
25-30cm. Dilapisi mulsa dengan tujuan sebagai tempat penampungan ikan, melindungi ikan saat
kekeringan, memudahkan saat panen, sebagai area memberi pakan, dan memudahkan ikan bergerak ke
seluruh petakan.

UVI beroperasi secara kontinyu selama 2.5 tahun (1995-1997) dengan ikan nila dan sawi. Ikan
diperlihara dala 4 tangki, dan setiap tangki mempunyai volume 7.8 m3 (total 31.2 m3). Dua klarifier
(masing-masing 3.8 m3) dengan kerucut dibawahnya. Empat tangki kotak (0.7 m3) berisi jaring. Enam
tangki hidroponik (11.5 m3 per tank) dan sump (0.6 m3). Tanki hidroponik sepanjang 30.5 m dan lebar
1.2 meter dan kedalaman 0.4 m. Memiliki total luas permukaan 214 m2. Luas permukaan tangki ikan
terhadap volume tangki adalah 6.85 m2/m3. Total volume air adalah 110 m3. Pompa air dengan daya
0.5 hp dengan kecepatan 378 L/min dari sump ke tangki ikan (artinya retention time dari air 1.5 h),
dimana limbah mengalir dengan sistem grafitasi melewati sistem. Gelembung udara dipakai di tangki
ikan dan hidroponik dari blower dengan daya 1.5 hp untuk ikan dan 1 hp untuk tanaman.

Tingkat pakan ikan per hari rata-rata 12 kg setara dengan 56 g/m2 area pembesaran tanaman. Limbah
air dari ikan hanya ditambah dengan potassium (K), calcium (Ca) and besi (Fe) untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi untuk tanaman bisa tumbuh normal. Potassium and calcium ditambahkan dalam
bentuk hydroksida, berfungsi juga untuk menaikkan pH sambil menambah nutrisi. Tambahan nutrisi ini
setaradengan 16.1 g KOH, 3.3 g CaO, 13.7 g Ca(OH)2 (lebih ekonomis dibanding CaO) dan 6.0 g iron
chelate (10%) tiap kg pakan ikan. Produksi per tahun nila adalah 3,096 kg dan selada adalah 1,694 box
(sekitar 11 ton), atau sekitar 3.5 ton selada per ton produksi nila dan menggunakan lahan sekitar 0.04
ha, yang mana bisa dikategorikan sebagai sistem skala kecil ke menengah.

References
1. Mina Padi: Optimalkan Lahan Sawah, Dorong Produktivitas Perikanan Budidaya, Dipublikasikan Pada
: Jumat, 23 Maret 2018, Kementerian Kesehatan republik Indonesia, www.depkes.go.id.

Anda mungkin juga menyukai