Anda di halaman 1dari 13

Teori Pendukung Bimbingan dan Konseling Karir

(Teori Super dan Teori Trait And Factor)


DOSEN PENGAMPU: ASIAH M.Pd

DISUSUN OLEH: Kelompok 2


1) Ilham Firmansyah Panjaitan 1183151032
2) Tia Monica br. Tumanggor 1183151031
3) Bunga Mujahidatul Husna 1183151037
4) Robiatul Adawiyah Lubis 1183151029
BK REGULER D 2018

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia
yang telah dilimpahkannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori
Pendukung Bimbingan Dan Konseling Karir (Teori Super Dan Teori Trait & Factor” yang
merupakan tugas Mata Kuliah BK Karir.

Saya sadar bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan oleh karena itu saya minta
maaf jika ada kesalahan dalam penulisan yang saya perbuat dan saya juga mengharapkan kritik
dan saran dalam tugas ini, agar lain waktu bisa membuat tugas ini dengan lebih baik lagi. Akhir
kata saya ucapkan terima kasih, semoga apa yang saya kerjakan dapat bermanfaat bagi
pembacanya. Aamiin.

Medan, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1. Latar Belakang .............................................................................................................................. 4
2. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
3. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
A. Teori Super ................................................................................................................................ 5
1. Asumsi Perkembangan Menurut Super ................................................................................. 5
2. Konsep Teori Super .................................................................................................................. 6
3. Tahap-Tahap Perkembangan Karir ....................................................................................... 7
4. Indikator Kematangan Karir .................................................................................................. 8
5. Pengaplikasian Teori Super dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karier ......... 8
B. Teori Trait And Factor ............................................................................................................. 9
1. Konsep Dasar ............................................................................................................................ 9
2. Asumsi Perilaku Bermasalah ................................................................................................. 10
BAB III................................................................................................................................................. 12
PENUTUP............................................................................................................................................ 12
1. Kesimpulan .............................................................................................................................. 12
2. Saran ........................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling banyak masalah konseli yang salah
satunya berkaitan dengan masalah karir, yang mana karir ini dijalankan seorang individu
selama rentang hidupnya. Dengan ini agar pencapaian kompetensi siswa yang optimal
diperlukan suatu layanan, bantuan, atau pendekatan terhadap siswa untuk memecahkan
masalah karir, memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya antara kemampuan dan
lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan
hidupnya.

Dan dengan itulah munculah teori-teori tentang karir yang diantaranya menjelaskan
tentang bagaimana menentukan karir dan tahap-tahap perkembangan karir. Dan dengan
teori-teori ini bisa membantu seorang konselor agar dalam melakukan bimbingan karir
tidak hanya mengacu pada aspek pengetahuannya saja.

Dan dengan ini kelompok kami mengangkat tentang salah satu teori karir yaitu teori
Donald E. Super.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dasar dari teori super?
2. Bagaimanakah karakteristik dari teori super?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep teori perkembangan karir menurut Super dan trait &
Factor.
2. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan karir pada teori Super.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Super
1. Asumsi Perkembangan Menurut Super

Teori rentang hidup (life span) dari Donald E. Super menitik beratkan pada
proses perkembangan karir, yang berfokus pada pertumbuhan dan arah dari sejumlah
persoalan karir individu sepanjang rentang hidupnya. Ada berbagai macam pendekatan
teori, dan teori rentang hidup adalah teori yang mencakup periode waktu yang cukup
panjang. Zunker 2002 (Sciarra, 2004; 104) mengemukakan:

Proses kematangan karir diawali dengan perkembangan untuk pengambilan


keputusan karir pada masa kanak-kanak. Pada masa ini sejalan dengan perkembangan
rasa keingintahuan dan penggalian untuk memperoleh informasi dari pengamatan dan
peranan model-model. Hal ini akan mengarah kepada perkembangan minat dan konsep
dirinya, yang dihasilkan dari kemampuan untuk merencanakan karirnya.

Perkembangan minat, kecakapan, daya tahan dan nilai-nilai akan berlangsung


pada masa remaja. Sehubungan dengan perkembangan yang mengarah kepada
kematangan karir, maka individu pada masa remaja ini perlu dibekali dengan
pengetahuan tentang pengambilan keputusan dan informasi jabatan. Pendekatan teori
rentang hidup banyak didasari oleh hasil analisis Donald E. Super. Beberapa alasan
mengapa teori Super dijadikan dasar bagi teori rentang hidup sebagai berikut. Teori
perkembangan Super adalah salah satu teori yang menggambarkan sebagian kecil
rentang kehidupan.

Dari teori mereka, Super membangun asumsi dasar meliputi aspek psikologis,
kondisi genetik, aspek geografis, bangsa dan budaya memberikan pengaruh langsung
bagi perkembangan karir. Secara garis besar aspek itu meliputi karakteristik
perkembangan psikologis dan struktur sosial ekonomi dari lingkungan. Karakteristik
psikologi mencakup kebutuhan-kebutuhan perkembangan, nilai-nilai, minat,
intelegensi, bakat dan kreativitas yang mengarah pada perkembangan kepribadian
individu yang kompleks. Faktor sosial-ekonomi menyangkut masyarakat, sekolah,
keluarga, teman sebaya, kondisi ekonomi dan pasaran tenaga kerja. Pengaruh struktur
kerja dan kondisi tenaga kerja yang ada merupakan kondisi luar di mana individu harus
berinteraksi. Faktor psikologi dan sosial-ekonomi memberikan pengaruh pada
perkembangan dirinya. Individu belajar mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya
sesuai tahapan perkembangannya, yang akan membentuk sebuah konsep pada dirinya
sendiri.

2. Konsep Teori Super

Dalam buku Uman Suherman teori Super mengemukakan teorinya tentang


pemilihan karir sebagai implementasi dari konsep diri. Teori Super (Surya,1988:234)
berkaitan dengan sebagai berikut : “Individu itu mempunyai kualifikasi atau
kewenangan untuk banyak bidang pekerjaan. Setiap bidang pekerjaan menuntut pola
karakteristik kecakapan dan ciri-ciri pribadi.”

Meskipun konsep diri individu dan situasi sosial berubah, proses pemilihan
tetap berlangsung sejalan dengan pertumbuhan, mulai dari tahap eksplorasi,
pemantapan, pemeliharaan, dan penurunan. Pola-pola karir ( tingkat, urutan, dan durasi
pekerjaan berkaitan dengan tingkat sosio ekonomi orang tua, kecakapan, kepribadian,
dan kesempatan). Perkembangan vokasional (karir) sebagi implementasi konsep diri
merupakan hasil interaksi antara pembawaan, faktor fisik, kesempatan peran-peran
tertentu dan dukungan dari teman sebaya dan orang yang memiliki kelebihan.

Berkaitan dengan asumsi-asumsi di atas, lahirlah konsep Super yang berkaitan


dengan peran hidup dan tahap perkembangan.

Konsep peran hidup menurut Super, yaitu :

1. Pada anak-anak
2. Pelajar
3. Aktivitas di waktu luang
4. Warga masyarakat
5. Pekerja, dan
6. Peran dalam keluarga
3. Tahap-Tahap Perkembangan Karir

Dalam bukunya Uman Suherman , teori Super ( Sipow, 1983:157; Manrihu, 1986
: 27-29 ) membagi tahap perkembangan karir menjadi 5 tahapan berikut dan gambar dari
teori Rainbow :

1. Tahap perkembangan (Growth) dari lahir sampai usia ± 15 tahun, yakni anak
mengembangkan berbagai potensi, sikap-sikap, minat-minat, dan kebutuhan-
kebutuhannya yang dipadukan dalam struktur konsep diri ( self concept structure ).
Konsep diri tersebut berkembang melalui proses identifikasi terhadap sosok kunci ( key
figures) di lingkungan keluarga dan sekolah.:
2. Tahap eksplorasi (Eksploration) dari usia 15-24 tahun, yakni ketika individu
memikirkan berbagai alternatif karir, tetapi belum mengambil keputusan yang
mengikat .
3. Tahap Pemantapan / Pendirian ( Establishment ) dari usia 25-44 tahun, yang dicirikan
usaha-usaha memantapkan diri melalui pengalaman-pengalaman selama mmenjalani
karir tertentu. Pada tahap ini individu sudah memiliki bidang yang cocok serta berusaha
memantapkan kedudukannya secara permanen dalam suatu bidang. Pada awalnya
mungkin sedikit mencoba-coba (trial) dengan konsekuensi adanya pergantian bidang
garapan, namun tahap ini (establishment) biasanya dimulai tanpa adanya istilah coba-
coba terutama pada suatu profesi.
4. Lanjutan (advancement) (31-44 tahun) yang ditandai dengan semakin jelasnya pola
karir serta usaha-usaha yang mengarah pada pemantapan dan pengamanan posisi dalam
bidang tersebut.
5. Tahap Pemeliharaan (Maintenance) dari usia 45-64 tahun. Individu berusaha untuk
meneruskan atau memelihara situasi pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan dan konsep
diri (self-concept) mempunyai hubungan yang erat. Keduanya terjalin oleh proses
perubahan dan penyesuaian yang kontinu. Pada intinya individu berkepentingan untuk
melanjutkan aspek-aspek pekerjaan yang memberikan kepuasan, dan merubah atau
memperbaiki aspek-aspek pekerjaan yang tidak menyenangkan, tetapi tidak sampai
individu itu meninggalkan pekerjaan tersebut untuk berganti dengan pekerjaan lain.
6. Tahap Kemunduran (Decline) dari usia 65 tahun keatas yakni ketika individu memasuki
masa pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.
Peranan baru segera dikembangkan terutama memilih penerus.
4. Indikator Kematangan Karir

Aspek kematangan karir (mempelajari informasi karir, membicarakan info karir


dengan orang dewasa, mengikuti kursus, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler,
mengikuti pelatihan-pelatihan, mengetahui kondisi yang diinginkan, mengetahui
persyaratan pkerjaan yang diinginkan, dapat merencanakan kegiatan setelah tamat sekolah,
mengetahui cara dan kesempatan untuk memasuki dunia kerja yang diinginkan, dan mampu
mengatur waktu luang secara efektif.

Aspek eksplorasi karir yaitu melakukan pencarian informasi terhadap sumber-


sumber informasi karir. Pengetahuan tentang membuat keputusan karir, terdiri dari
indikator : mengetahui cara membuat keputusan karir, mengetahui langkah dalam mebuat
keputusan karir, mempelajari cara oranglain membuat keputusan karir, dan menggunakan
pengetahuan dan pemikiran dalam pemutusan karir.

5. Pengaplikasian Teori Super dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Karier

Perolehan informasi karir sangat berperan bagi kematangan karir seseorang,


khususnya menjadi sebuah konsep yang paling penting di masa remaja, khususnya remaja
awal, remaja akhir hingga perkembangan karir dewasa awal, informasi dan seleksi karir
menjadi fokus dari kegiatan konseling. Perolehan informasi karir sangat berperan bagi
kematangan karir seseorang, khususnya menjadi sebuah konsep yang paling penting di
masa remaja. Teori Super memiliki konstruksi yang valid sehingga dapat digunakan
sebagai instrument yang membantu pekerjaan konselor. Berikut ini peranan atau implikasi
teori Super dengan konseling karir.

Membantu tingkat perkembangan karir dan menentukan tujuan-tujuan untuk


penguasaan tugas-tugas unik ke masing-masing tahapan. Membantu para siswa
menjelaskan konsep diri karena beberapa tugas bahwa meningkatkan pengetahuan diri akan
meningkatkan penjurusan kematangan. Kemudian membantu mereka menghubungkan
pengetahuan diri mereka untuk informasi jabatan.
Menunjukkan para siswa untuk jangkauan lebih luas dari karir karena pilihan penjurusan
terbatas dari waktu ke waktu. Mempertimbangkan implikasi-implikasi gaya hidup dan
pertimbangan kejuruan dan hubungan avokasional dari subjek-subjek pembelajaran di sekolah.
Mengarahkan pengalaman-pengalam pekerjaan yang penting. Mencoba pada peranan nyata
dunia-dunia kerja.

Teori Super (1990) memiliki sejumlah aplikasi. Sebagai contoh, telah digunakan sebagai
kerangka kerja untuk program perkembangan karier untuk anak-anak dan remaja. Pertumbuhan
adalah tahap perkembangan untuk sekolah menengah dan dipecah menjadi rasa ingin tahu,
fantasi, minat, dan kapasitas (berfokus pada kemampuan). Tahap eksplorasi dimulai pada
sekitar usia 14 dan berlanjut sampai usia 18, pada saat pilihan yang mengkristal. Tahap ini jelas
perkiraan, tetapi mereka dapat berguna saat merancang program pengembangan karier.

B. Teori Trait And Factor


1. Konsep Dasar
Menurut teori ini, kepribadian merupakan suatu system atau factor yang saling
berkaitan satu dengan lainnya seperti kecakapan, minat, sikap, dan temperament. Hal
yang mendasar bagi konseling sifat dan faktor (triait and faktor) adalah asumsi bahwa
individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan pengetahuan kecakapan
dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya. Pencapaian penemuan diri
menghasilkan kepuasan intrinsik dan memperkuat usaha untuk mewujudkan diri.
(Surya, Mohamad. 2003 : 3).
Dalam Pendekatan Trait and Factor, memandang bahwa ada delapan dangan
tentang manusia yang bisa disimpulkan dari pendapat Williamson (Lutfi Fauzan,
2004:79) yaitu sebagai berikut:
1. Manusia dilahirkan dengan membawa potensi baik dan buruk.
Williamson berbeda dengan Rouseau yang menganggap manusia pada
dasarnya baik dan masyarakat atau lingkungan lah yang membentuknya menjadi
jahat. Menurut Williamson, kedua potensi itu, baik dan buruk, ada pada setiap
manusia. Tidak ada individu yang lahir membawa potensi baik semata dan
sebaliknya juga tidak ada individu yang lahir semata-mata penuh dengan muatan
yang buruk. Kedua sifat itu dimiliki oleh manusia, tetapi sifat mana yang akan
berkembang tergantung pada interaksinya dengan manusia lain atau lingkungannya.
2. Manusia bergantung dan hanya akan berkembang secara optimal ditengah-
tengah masyarakat.
Manusia memerlukan orang lain dalam mengembangkan potensi dirinya.
Aktualisasi diri hanya akan dapat dicapai dalam hubungannya dan atau dengan
bantuan orang lain, manusia tidak dapat hidup sepenuhnya dengan melepaskan diri
dari masyarakat.
3. Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik (good live)
Memperoleh kehidupan yang baik dan lebih baik lagi merupakan
kepedulian setiap orang. Salah satu dimensi kebaikan adalah “arête”. Manusia
berjuang mencapai arêteyang menghasilkan kekayaan atau kebesaran diri. Konsep
arête diambil dari bahasa Yunani yang dapat diartikan kecemerlangan (axcelent)
4. banyak berhadapan dengan “pengintroduksi” konsep hidup yang baik, yang
menghadapkannya pada pilihan-pilihan.
Dalam keluarga, individu berkenalan dengan konsep hidup yang baik dari
orang tuanya. Disekolah dia memperolehnya dari guru, selain itu dari teman dan
anggota masyarakat yang lain.
5. Hubungan manusia berkait dengan konsep alam semesta (The Universe).
Williamson menyatakan bahwa konsep alam semesta dan hubungan
manusia terhadapnya sering terjadi salah satu dari: 1. Manusia menyendiri,
ketidakramahan alam semesta. 2. Alam semesta bersahabat dan menyenangkan atau
menguntungkan bagi manusia dan perkembangannya.
Selain konsepsi pokok tentang manusia sebaimana dikemukakan Williamson,
terdapat cakupan penting untuk dikemukakan karakteristik atau hakiki yang lain
tentang manusia, yaitu:
1. Manusia merupakan individu yang unik.
2. Manusia memiliki sifat-sifat yang umum.
3. Manusia bukan penerima pasif bawaan dan lingkungannya.
2. Asumsi Perilaku Bermasalah
Asumsi perilaku bermasalah / malasuai adalah individu yang tidak mampu
memahami kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sehingga individu tersebut tidak
dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal. (Gudnanto. 2012. FKIP UMK).
PRIBADI SEHAT menurut (Fauzan, Lutfi dan Suliono 1991 / 1992 Konseling
Individu Trait and Factor DEPDIKBUD Malang) :
 Mampu berfikir rasional untuk memecahkan masalah secara bijaksana
 Memahami kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri
 Mampu mengembangkan segala potensi secara penuh
 Memiliki motivasi untuk meningkatkan/ menyempurnakan diri
 Dapat menyesuaikan diri di masyarakat
PRIBADI MALASUAI menurut kategori Bordin (Fauzan, Lutfi.2004. 83):
 Depcelence (ketergantungan)
 Lach of information (kurang informasi)
 Self conflict (konflik diri)
 Chose anxicty (cemas memilih)
 No Problem (bukan permasalah selain diatas)
Kategori Pepinsky
 Lack of assurance (kurang percaya diri)
 Lack of skill (kurang keterampilan)
 Depcelence (ketergantungan)
 Lach of information (kurang informasi)
 Self conflict (konflik diri)
 Chose anxicty (cemas memilih)
3. Stategi Implementasi
Sebagai pedoman dalam mengimlementasikan pemecahan masalah,
Williamson mengemukakan 5 macam stategi atau teknik umum, dalam (Fauzan. Lutfi.
2004. 95) yaitu:
1. Forcing Conformity (memaksa penyesuaian), dipilih apabila lingkungan memang tidak
dapat diubah. Seperti: siswa harus mau mengikuti atau menerima pelajaran dari guru
matematika yang judes yang sebenarnya tidak disenangi siswa.
2. Changing the environment (mengubah lingkungan), dipilih bila memang tidak
memungkinkan, klien memiliki kekuatan atau kemampuan melakukannya. Lingkungan
ini mencakup apa dan siapa. Contoh: ruang belajar yang semula menghadap jendela
dan jalan raya dibalik menjadi membelakangi, tidak dapat konsentrasi belajar karena
tiap belajar ada anak ramai diluar, maka anak-anak itu disuruh pindah atau diusir.
3. Selecting the appropriate environment (memilih lingkungan yang cocok), contoh: ada
beberapa tempat belajat yang dapat dimanfaatkan yaitu, di perpustakaan, di rumah
sendiri, dan di rumah teman.
4. Learning neded skills (belajar keterampilan-keterampilan yang diperlukan), contoh:
belajar keterampilan bergaul, membuat paper, dan sebagainya.
5. Changing attitute (mengubah sikap), sikap merupakan kecenderungan seseorang dalam
menanggapi sesuatu, dan arahnya juga pada siapa dan pada apa. Beberapa sikap diri
perlu diubah kalau memang tidak menguntungkan, misalnya: sikap segan untuk
bertanya.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dalam buku Uman Suherman Teori Super (Sharf, 1992 : 121-122)


mengasumsikan perkembangan karir merupakan peranan individu dalam dunia
yang mereka tempati. Peranan individu mencakup pengaruh dari hasil belajar,
layanan kelompok, peluang, kerja, dan keluarga bagi perkembangan karir sepanjang
hidup. Tahap perkembangan karir pada teori Super yaitu tahap perkembangan
(grouwth), tahap eksplorasi, tahap pemantapan / pendirian (establismen), tahap
pemeliharaan, dan tahap kemunduran (Decline) dalam Uman Suherman : 2008.

Menurut teori ini, kepribadian merupakan suatu system atau factor yang
saling berkaitan satu dengan lainnya seperti kecakapan, minat, sikap, dan
temperament. Hal yang mendasar bagi konseling sifat dan faktor (triait and faktor)
adalah asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan
pengetahuan kecakapan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya.
Pencapaian penemuan diri menghasilkan kepuasan intrinsik dan memperkuat usaha
untuk mewujudkan diri. (Surya, Mohamad. 2003 : 3)

2. Saran

Dalam memahami konsep teori pengembangan tentang BK Karir yang


ada tentang teori super dan juga teori trait and factor diharapkan menambah
wawasan lewat berbagai sumber ataupun media lainnya dan tidak berpatokan
pada makalah ini saja.
DAFTAR PUSTAKA

Suherman,Uman. 2008. Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung:


Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Pers.

Winkel, W. S. 2013. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik.

http://spupe07.wordpress.com/2009/12/24/teori-konseling-trait-and-factor-rational-emotive-
therapy/. Diakses tanggal 9 september 2019 jam 08.31.

Anda mungkin juga menyukai