Anda di halaman 1dari 3

PEMBERIAN ANASTESI LOKAL

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 02 Januari 2019
Halaman : 1/1
Moh. Rizal Sumaga, SKM
PUSKESMAS TETE
Nip. 19720123 199402 1 002

Anastesi local adalah tindakan menghilangkan nyeri/sakit secara local


1. Pengertian tanpa disertai hilangnya kesadaran.

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan anastesi lokal.


Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tete Nomor 007.C2 Tahun 2016
3. Kebijakan tentang Monitoring status fisiologi Pasien selama Pemberian Anastesi
Lokal dan Sedasi.
1. Chris Tanto et all. Kapitas Selekta Kedokteran, Edisi Keempat, Jilid
Kedua. Penertipan Media Aesculapius. FKUI. Jakarta. 2014.
2. Siregar M.B, Bashsinar B. Atlas Berwarna dan dasar-dasar Bedah
4. Referensi
Minor. Edisi I (Resivi). Widya Medika. Jakarta. 1995
3. William De Jong et all. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3. EKC. Jakarta
. 2005
Anastesi local dengan menggunakan lidokain
A. Petugas mempersiapkan alat dan bahan :
a. Lidocain 2% atau lidocain compositum (lidocain dan
eoinephrine)
b. Spuit Jarum suntik 1 ml atau 3 ml
c. Kapas alcohol 70 %
d. Larutan Iodin Povidon 10%

B. Jika menggunakan lidocain compositum (kombinasi


epinephrine) petugas memastikan bukan merupakan
kontradiksi, meliputi :
5. Prosedur/ a. Organ akral (end organ), mislanya telinga, jari tangan dan kai,
langkah-langlah cuping hidung dan penis.
b. Penderita lanjut usia (geriatri)
c. Penderita hipertensi
d. Penderita penyakit kardiovaskular
e. Penderita diabetes mellitus
f. Penderita tirotoksikosis
g. Inflitrasi, blok sarat, blok spinal pada persalinan spontan dengan
bati yang belum lahir.
C. Petugas mempersiapkan pasien :
a. Identifikasi pasien.
b. Memberitahu pasien/keluarga atas tindakan yang akan dilakukan
dengan pengisian lembar persetujuan tindakan medis (Informed
Consent).
c. Mempersilahkan pasien untuk posisi berbaring yang nyaman.

D. Petugas memilih teknik anastesi :


Tiga teknik pilihan dalam anastesi local dengan lidokain :
a. Teknik Infiltrasi : penyuntikan lidokain langsung diarahkan
disekitar tempat lesi, luka, atau insisi. Cara yang sering
digunakan adalah blockade lingkar dan obat disuntikan
intradermal atau subkutan.
b. Teknik Field Block: Obat ditempatkan pada cabang-cabang
sarat yang lebih besar mengelilingi daerah tindakan.
c. Teknik Block saraf : obat ditempatkan pada batang sarat yang
besar, sehingga daerah yang dilayani (distal) sarat yang
bersangkutan akan teranastesi.

PROSEDUR I (TEKNIK INFLASI) :


Untuk lesi-lesi permukaan (superfisialisasi)
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptic.
2. Petugas memasukkan lidokain ke dalam spuit jarum suntik.
3. Petugas menusukkan jarum suntik menyusur kulit secara subkutan.
4. Petugas melakukan aspirasi.
5. Petugas menyuntikan perlahan-lahan sambil mencabut jarum, bila
tidak masuk pembuluh darah.
6. Petugas saat mencabut jarum pada jarak tertentu, dilakukan aspirasi
kembali dan penyuntikan, demikian seterusnya sampai daerah yang
dimaksud selesai dianastesi.
7. Petugas melakukan pengurutan pada tempat yang telah dianastesi
agar zat anastesik merata sambal menunggu kerja obat.

PROSEDUR II (TEKNIK FIELD BLOCK)


Digunakan pada pengangkatan lesi kecil hingga sedang.
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptic.
2. Petugas memasukkan lidocain ke dalam spuit jarum suntik.
3. Petugas menusukkan jarum suntik, arahkan pada satu sisi daerah
yang akan dianastesi.
4. Petugas melakukan aspirasi.
5. Petugas menyuntikan obat sambil jarum ditarik mundur.
6. Petugas menarik jarum tapi tidak sampai habis lalu menyuntikan
kearah yang bersudut dengan arah suntikan pertama (sisi lain dari
lesi).
7. Petugas melakukan aspirasi.
8. Petugas melakukan obat sambil jarum ditarik mundur.
9. Petugas mengulangi prosedur diatas pada benjolan satunya.
10. Bila perlu, petugas memberikan suntikan pada lapisan yang lebih
dalam atau pada jaringan di bawah lesi.

PROSEDUR III (TEKNIK BLOK SYARAF)


Biasa digunakan untuk tindakan yang agak luas.
1. Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptic.
2. Petugas memasukkan lidocain ke dalam spuit jarum suntik.
3. Petugas memasukkan jarum suntik pada daerah proksimal dari
daerah yang akan dilakukan tindakan.
4. Petugas menanyakan pada pasien apakah merasa kesemutan pada
saat jarum ditusukkan (jika merasa kesemutan berarti posisi suntikan
sudah tepat)
5. Setelah suntikan selesai, petugas melakukan masase (pijatan pada
daerah suntikan untuk membantu penyerapan obat).
6. Petugas mengalihkan perhatian pasien misalnya dengan diajak bicara
sambil melakukan tes apakah obat sudah bekerja, dengan menusuk
daerah yang akan dilakukan tindakan dengan benda tajam seperti
jarum.
7. Bila pasien tidak kesakitan, berarti blok berhasil.

6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
1. UGD
8. Unit terkait
2. Unit KIA-KB

9. Dokumen terkait

NO Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai


diberlakukan
10. Rekaman historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai