Kesimpulan
1. Ukuran butir yang dominan pada Sungai Progo adalah medium sand
2. Material pada Sungai Progo memiliki sortasi sedang yang semakin
menghalus ke arah hilir
Analisis Data
Pembahasan & Interpretasi 3. Mekanisme yang umum terjadi adalah transportasi
4. Sungai Progo memiliki energi arus yang tinggi dan viskositas rendah
A. Kurva frekuensi dan ukuran Jika ukuran rata-rata butir dan kecepatan arus dimasukkan pada diagram Hjulstrom maka STA 2 dengan 5. Jarak transportasi pada Sungai Progo pendek
Perbandingan Nilai Mean, Sortasi, Skewness, dan Kurtosis ukuran rata-rata butir fine sand dan kecepatan arus 0,99 m/s, maka mekanisme yang seharusnya terjadi adalah 6. Relief Sungai Progo cukup tinggi
erosi dan transport. Namun pada kenyataannya juga terjadi deposisi material yang berukuran fine sand. Kemudi-
STA 2 4 6 8 10 12 an pada STA 4, dengan ukuran rata-rata butir coarse sand dan kecepatan arus 0,67 m/s maka mekanisme yang
terjadi adalah transportasi secara bedload. Pada STA 6, ukuran rata-rata butir medium sand dan kecepatan arus
Mean Fine sand Coarse sand Medium sand Medium sand Fine sand Medium sand 0,56 m/s maka mekanisme yang terjadi adalah transportasi. STA 8, ukuran rata-rata butir medium sand dan ke-
cepatan arus 0,3 m/s maka mekanisme yang terjadi adalah transportasi secara bedload. STA 10 memiliki ukuran
(Ukuran)
Sortasi Moderately Poorly sorted Moderately Moderately Moderately Moderately rata-rata butir fine sand dan kecepatan arus 0,5 m/s maka mekanisme yang seharusnya terjadi adalah transportasi. Dokumentasi
(Ukuran) (Ukuran) sorted sorted sorted sorted sorted Kemudian pada STA 12, ukuran rata-rata butirnya adalah medium sand dan kecepatan arus 0,8 m/s maka
Skewness Symmetrical Symmetrical Symmetrical Symmetrical Coarse- Symmetrical
mekanismenya adalah transportasi dan erosi. Berdasarkan teori, energi yang bekerja semakin ke hilir maka ener- STA 2
ginya akan semakin kecil. Energi arus dapat dicerminkan dengan kecepatan arus. Energi yang bekerja pada
Sungai Progo sesuai dengan teori, kecuali pada STA 12. Pada STA 12 terdapat pengaruh manusia sehingga ener-
STA 4
Kurtosis Mesokurtic Platykurtic Platykurtic Platykurtic Leptokurtic Mesokurtic
gi arus yang bekerja menjadi berbeda dengan teori.
Berdasarkan data ukuran rata-rata butir, didapatkan ukuran butir pasir yang memiliki range dari fine sand hingga Energi arus juga memengaruhi viskositas. Semakin besar energi arus, maka viskositas cairan akan semakin
coarse sand. Pada STA 2 terdapat sebuah anomali, butir pasir yang berada di bagian hulu seharusnya memiliki ukuran ra- kecil sedangkan semakin kecil energi arus, maka viskositasya semakin besar. Tumbukan yang tadinya lemah ka-
ta-rata butir yang lebih kasar. Selain itu, apablia kecepatan sungai dan material sedimen yang dideposisi pada STA 2 di- rena energi partikel kurang akan menjadi besar jika energi dinaikkan. Hal ini karena energi kinetik partikel besar.
(Ukuran) masukkan ke dalam Diagram Hjulstrom , maka material tersebut harusnya mengalami erosi dan transportasi. Hal ini dapat Akibatnya, laju aliran akan menjadi lebih besar sehingga viskositasnya menjadi kecil. Jika melihat kondisi
(Ukuran) (Ukuran)
disebabkan karena kesalahan dalam pengambilan sampel. Dari STA 10 ke STA 12 juga terdapat perubahan ukuran butir Sungai Progo, maka tipe aliran arusnya adalah laminar. Hal ini berarti bahwa viskositasnya adalah rendah dan
yang seharusnya tidak sesuai, yakni dari fine sand ke medium sand. Namun, apabila kita meninjau lokasi pengambilan sam- energi arusnya cukup besar.
B. Histogram
STA 12 STA 6
pel pada STA 12, dapat diketahui bahwa di STA 12 terdapat rekayasa manusia berupa dam, tanggul buatan, dan tambang Berdasatkan uraian yang sudah ada di atas, sortasi pada Sungai Progo dari STA yang dekat dengan hulu
pasir. Hal ini tentunya dapat mengacaukan atau membuat data yang diambil menjadi tidak ideal lagi. Data skewness juga dengan STA yang di hilir semakin membaik meskipun tidak terlalu signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa se-
menunjukkan distribusi ukuran butir. Pada STA 2, 4, 6, dan 8 memiliki nilai skewness yang symmetrical. Ini berarti bahwa makin jauh material dari hulu, maka sortasinya semakin membaik. Namun, perubahan yang tidak terlalu signif-
perbandingan antara butir yang halus dan butir yang kasar tidak terlalu jauh. Sedangkan pada STA 10 skewness-nya berubah ikan dapat disebabkan oleh beberapa hal. Mulai dari factor cuaca, adanya erosi tebing sekitar, dan faktor manu-
(STA) menjadi coarse-skewed. Hal ini berarti puncak kurva berada di sebelah kanan dan ukuran butir yang mendominasi di STA sia. Perubahan sortasi yang tidak terlalu signifikan ini dapat juga disebabkan oleh Sungai Progo yang tidak terla-
ini adalah butir yang lebih halus. lu panjang. Sungai Progo memiliki panjang sekitar 140 km. Hal ini mengakibatkan sortasi tidak berlangsung da-
Secara umum, Sungai Progo tidak mengalami pensortasian yang terlalu ekstrem. Hampir setiap STA memiliki sortasi lam waktu yang lama sehingga perubahan dari hulu ke hilir tidak terlalu signifikan.
(STA) (STA) sedang. Berdasarkan teori, sortasi dari hulu menuju ke hilir seharusnya semakin membaik. Namun, berdasarkan data yang Sortasi sedang dan kecepatan arus yang stabil menunjukkan bahwa relief pada Sungai Progo cukup tinggi.
didapat, sortasi pada Sungai Progo cenderung stabil. Berdasarkan kurtosis, STA 2 memiliki nilai kurtosis yaitu mesokurtic Relief yang tinggi akan dapat menghasilkan energi yang cukup stabil sehingga material tidak mengalami sortasi
yang berarti distribusi ukuran butirnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Kemudian pada STA 4, 6, dan 8 nilai kurto- yang cukup signifikan.
STA 2 sisnya adalah platykurtic. Hal ini berarti distribusi ukuran butirnya cukup besar dan menunjukkkan sortasi yang berada pada Kolom Pengesahan
nilai sedang-buruk. Lalu STA 10 memiliki nilai kurtosis leptokurtic, hal ini menunjukkan bahwa distribusi ukuran butirnya
STA 4 Daftar Pustaka
sudah mengecil dan berarti sortasinya sudah membaik daripada STA sebelumnya. Kemudian pada STA 12 nilai kurtosis Yogyakarta, 25 Mei 2019
STA 6 menjadi mesokurtic lagi. Sortasi yang tidak berbeda terlalu jauh dari hulu hingga ke hilir ini mungkin disebabkan karena Dana, Cendi Diar Permata, dkk. 2016. Analisis Granulometri Morfologi Butir dan Batuan Asal pada Endapan Pasir-Kerakal di Menyetujui,
pengaruh jarak, viskositas, dan cuaca saat pengambilan data. Pengambilan data tidak dilakukan secara serentak. Hal inilah Sepanjang Aliran Sungai Progo. D.I.Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada, Departemen Teknik Geologi
STA 8
(STA) yang dapat menyebabkan adanya perbedaan data dengan kondisi yang ideal. Cuaca saat pengambilan sampel yang hujan ju- Sujono, Sugeng S. dkk. 2017. Analisis Sedimentologi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada, Jurusan Teknik Geologi Asisten Pendamping Penyusun
STA 10 ga dapat mengacaukan data. Viskositas juga dapat memengaruhi sortasi, viskositas tinggi akan menghasilkan sortasi buruk
dan viskositas rendah akan menghasilkan sortasi yang baik. Pada keadaan ideal, sungai akan memiliki viskositas rendah, Surjono, Sugeng S & Donatus Hendra Amijaya. 2017. Sedimentologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press & Anggota IKAPI
STA 12
dengan demikian sortasi sedang pada Sungai Progo masih sesuai dengan teori. Berdasarkan jarak yang ditempuh, sortasi ber- Triapriyasen, Ardiyan, dkk. 2016. Analisis Jenis Ukuran Butir Sedimen di Perairan Teluk Jakarta. Semarang : Universitas Diponegoro
gerak dari sortasi sedang, menjadi buruk, dan sedang lagi. Nilai sortasi sedang di bagian awal sungai dapat disebabkan oleh
lokasi pengambilan sampel yang kurang representatif. Ichsan Ramadhan Geika Pramana Surya
15/378925/TK/42867 18/425077/TK/46772