Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)

Vol. 1 No. 1
ISSN 2338 3240

NAMA : KARINA
NIM.1813415
SEMESTER : 3

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika


Gerak Lurus

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsepsi siswa pada konsep kinematika gerak lurus.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini dipilih subjek penelitian sebanyak 24
siswa. Data dikumpulkan menggunakan tes konsepsi berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 nomor dengan
lembar jawaban yang disertai Certainity Response Indeks (CRI) dan wawancara. Tes digunakan untuk
mengungkap konsepsi siswa, wawancara digunakan untuk menegaskan hasil tes konsepsi siswa secara lebih
dalam mengenai konsep kinematika gerak lurus. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsepsi yang dialami siswa kelas X SMA Negeri 6 Palu pada
konsep kinematika gerak lurus adalah sebesar 50,00% mengarah ke miskonsepsi dan siswa dengan
pemahaman konsep kinematika gerak lurus yang baik hanya sebesar 21,67%. Sedangkan siswa yang
menjawab benar dengan menebak dan kurang pengetahuan masing-masing sebesar 10,42% dan 17,50%.
Hasil wawancara diketahui bahwa salah satu faktor penyebab konsepsi siswa lebih besar mengalami
miskonsepsi tersebut adalah pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci: konsepsi, konsep, kinematika gerak lurus.

I. PENDAHULUAN termasuk yang berkaitan dengan materi fisika.

Fisika merupakan ilmu fundamental yang


menjadi dasar perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mengingat begitu
pentingnya peranan ilmu fisika, sudah
semestinya fisika dipahami dengan baik oleh
siswa. Upaya siswa dalam mempelajari fisika
sering menemui hambatan-hambatan. Fisika
biasanya dianggap sebagai pelajaran yang sulit
dipahami. Hal itu mungkin menyebabkan hasil
belajar fisika siswa menjadi kurang baik.
Banyak murid gagal atau tidak memberi hasil
yang baik dalam pelajarannya karena mereka
tidak mengetahui cara-cara belajar yang efisien
dan efektif, mereka kebanyakan hanya
mencoba menghafal pelajaran [1]. Padahal
fisika bukan materi untuk dihafal, melainkan
memerlukan penalaran dan pemahaman konsep
yang lebih. Akibatnya jika diberi evaluasi, siswa
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
soal, walaupun bentuk soal tersebut hampir
sama dengan soal yang pernah dipelajarinya.
Untuk memecahkan masalah, seorang siswa
harus mengetahui aturan-aturan yang relevan
yang didasarkan pada konsep-konsep yang
diperolehnya.
Sebelum memasuki ruang-ruang
pembelajaran peserta didik telah memiliki
konsepsi sendiri-sendiri tentang sesuatu,
16
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 1 No. 1
ISSN 2338 3240
Sebelum mereka mengikuti pelajaran
kinematika gerak lurus sudah banyak
memiliki pengalaman dengan peristiwa-
peristiwa tentang gerak (benda yang bergerak
lurus, benda yang jatuh bebas, dll). Karena
pengalamannya itu mereka telah memiliki
konsepsi-konsepsi yang belum tentu sama
dengan konsepsi fisikawan. Konsepsi seperti
itu disebut dengan prakonsepsi.
Suparno [2] mengatakan, jika prakonsepsi
siswa sering kali tidak cocok dengan
pengetahuan yang diterima dari pakar, maka
siswa tersebut akan mengalami miskonsepsi.
Prakonsepsi siswa atas konsep fisika yang
dibangun oleh siswa itu sendiri melalui belajar
informal dalam upaya memberikan makna
atas pengalaman meraka sehari-hari
mempunyai peran yang sangat besar dalam
pembentukan konsepsi ilmiah [5].
Prakonsepsi siswa yang pada umumnya
bersifat miskonsepsi secara terus-menerus
dapat
mengganggu
pembentukan konsepsi ilmiah.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), konsep kinematika gerak
lurus merupakan salah satu pokok bahasan
yang diajarkan di SMA kelas X semester 1.
Syahroni
[3] mengatakan bahwa beberapa ahli telah
melakukan penelitian untuk mengungkap
miskonsepsi pada konsep kinematika gerak
lurus, di antaranya pada konsep percepatan
gravitasi dimana siswa beranggapan
bahwa

17
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 1 No. 1
ISSN 2338 3240

sebuah benda yang lebih berat akan jatuh lebih kelas X terdapat 4 kelas yaitu XA, XB, XC, dan
cepat daripada benda yang ringan pada XD, dengan kemampuan setiap kelas homogen.
peristiwa gerak jatuh bebas. Pada kaitan Berdasarkan saran guru pengajar di kelas
konsep jarak dan perpindahan, siswa berpikir tersebut, terpilih kelas XD dengan 24 orang
bahwa kedua konsep ini sama. siswa sebagai subyek penelitian.
Sehubungan dengan hal di atas, maka Penelitian dilakukan dengan memberikan tes
dilakukan analisis konsepsi siswa dalam pada siswa tentang materi kinematika gerak
pembelajaran fisika untuk mengevaluasi hasil lurus. Selain itu juga dengan melakukan
dari pembelajaran yang telah diperoleh. Peneliti wawancara langsung dengan beberapa orang
mengambil responden dalam penelitian di kelas siswa. Tes didesain khusus untuk dapat
X SMA Negeri 6 Palu yang merupakan salah menggali informasi tentang konsepsi siswa. Tes
satu sekolah yang ada di Kota Palu. Hal ini akan berbentuk pilihan ganda dengan masing-masing
membantu untuk menentukan standar dari option merupakan konsep dari kinematika
kualitas pemahaman konsep siswa di sekolah gerak lurus. Pada tes ini digunakan CRI yang
tersebut. Pada penelitian ini akan diungkapkan menggambarkan derajat keyakinan responden
konsepsi alternatif fisika yang dimiliki siswa. terhadap kebenaran pilihan jawaban yang
Dalam penelitian ini, digunakan bantuan diberikan. Pada setiap item soal responden
Certainty of Response Index (CRI) sehingga diminta untuk mengisi skala CRI di tempat yang
dapat diungkap yang menjawab benar dengan telah disediakan dengan 6 skala yaitu :
menebak, kekurangan pengetahuan,  0 untuk jawaban yang semata-mata diterka
miskonsepsi dan yang benar-benar memahami saja „totally guesed answer‟.
konsep. Setelah menggunakan CRI, selanjutnya  1 untuk jawaban dipilih hampir diterka
dilakukan wawancara. Wawancara diharapkan „almost a guess‟.
dapat mempertegas hasil yang diperoleh  2 untuk jawaban yang tidak yakin „not sure‟.
melalui CRI dan memberikan deskripsi bentuk  3 untuk jawaban yakin „sure‟.
konsepsi siswa lebih spesifik terhadap konsep  4 untuk jawaban yang dipilih hampir pasti
tertentu. benar „almost certain‟.
Kajian penelitian ini ditekankan pada konsepsi  5 untuk jawaban yang pasti benar „certain‟.
siswa mengenai konsep kinematika gerak lurus. Dari data yang terkumpul dibuat matriks
Alasan mengambil sub pokok bahasan untuk setiap pertanyaan yang didasarkan pada
kinematika gerak lurus yaitu, selain materi ini kombinasi jawaban yang benar dan salah dan
telah dipelajari sebelumnya di SMP, konsep CRI yang tinggi dan rendah, sehingga konsepsi
kinematika gerak lurus dapat dilihat dalam siswa dapat terungkap. Bentuk matrik jawaban
kehidupan sehari-hari. Setiap soal yang siswa dapat dilihat dalam Tabel 1.
digunakan untuk menganalisis konsepsi fisika
TABEL 1 PENENTUAN KONSEPSI SISWA
siswa merupakan soal yang dirancang
Tipe
sedemikian rupa sehingga setiap item soal Jawaban
CRI Rendah ( < 2,5) CRI Tinggi (> 2,5)
dapat mengukur pemahaman siswa terhadap Jumlah jawaban yang
Jumlah jawaban yang
satu segi dari tiap materi. Dalam setiap soal Jawaban
benar dan CRI
benar dan CRI tinggi,
yang digunakan masing-masing memiliki benar pengetahuan konsep
rendah, menebak
benar
spesifikasi kontekstual tentang gerak lurus
Jumlah jawaban yang
beraturan (GLB), gerak lurus berubah Jumlah jawaban yang
Jawaban salah dan CRI
salah dan CRI tinggi,
beraturan (GLBB), gerak vertikal ke atas, gerak Salah rendah, kurang
miskonsepsi
vertikal ke bawah dan gerak jatuh bebas yang pengetahuan
berkaitan dengan materi kinematika gerak
lurus. Pemberian tes dilakukan setelah Dalam penelitian ini analisis datanya
pembelajaran materi tersebut agar diketahui menggunakan metode analisis deskriptif.
konsepsi siswa yang kemungkinan mengalami Analisa data terhadap hasil penelitian meliputi:
miskonsepsi dan yang benar-benar memahami a. Analisis terhadap distribusi kategori
konsep. responden.
b. Analisis terhadap distribusi responden yang
II. METODOLOGI PENELITIAN dalam kategori: lucky guess (menjawab
benar dengan menebak), a lack of
Subyek penelitian ini adalah siswa-siswa knowledge (kekurangan pengetahuan)
kelas X SMA Negeri 6 Palu Tahun Ajaran miskonsepsi dan benar-benar memahami
2013/2014. Pada SMA Negeri 6 Palu untuk konsep.

18
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 1 No. 1
ISSN 2338 3240

c. Analisis terhadap hasil wawancara untuk lurus, di antaranya pada konsep percepatan
mengetahui konsistensi jawaban responden gravitasi dimana siswa beranggapan bahwa
dan konsepsi yang dimiliki oleh responden. sebuah benda yang lebih berat akan jatuh lebih
cepat daripada benda yang ringan pada
peristiwa gerak jatuh bebas. Pada kaitan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN konsep jarak dan perpindahan, siswa berpikir
bahwa kedua konsep ini sama. Konsepsi-
Keseluruhan hasil pengolahan data penelitian konsepsi tersebut juga ditemukan dalam
yang bersumber dari pemberian tes kepada penelitian ini dimana siswa lebih banyak
responden mengikuti cara yang dilakukan oleh mengalami miskonsepsi pada konsep
[3], dapat dilihat pada Tabel 2. Pada tabel ini, kinematika gerak lurus.
dicantumkan distribusi (proporsi) responden Berikut akan dibahas konsepsi-konsepsi siswa
yang berada kategori I (menebak), kategori II untuk tiap item yang berkaitan dengan besar
(Mengerti konsep), Kategori III (kurang persentase pada tiap kategori, serta kaitanya
pengetahuan) dan Karegori IV (miskonsepsi). dengan hasil wawancara dan temuan lainnya
yang berkaitan dengan kosepsi siswa pada
TABEL 2 RERATA PERSENTANSE KONSEPSI RESPONDEN
No Kategori % konsep kinematika gerak lurus.
1 Menebak 10,42
2 Mengeri konsep 21,67 Gerak Lurus Dalam Kehidupan Sehari-hari
3 Kurang pengetahuan 17,50 Berdasarkan analisis dengan menggunakan
4 Miskonsepsi 50,00
teknik CRI, dapat dilihat proporsi konsepsi
responden pada konsep tersebut. Distribusi
Berdasarkan analisis hasil penelitian yang konsepsi siswa pada item dalam konsep ini
diperoleh melalui CRI, menunjukkan dari 10 disajikan kembali pada Tabel 3 berikut.
item tes dan 24 responden proporsi rerata
responden dalam Kategori I (menebak) TABEL 3 DISTRIBUSI KONSEPSI SISWA PADA KONSEP GERAK LURUS
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI.
sebesar 10,42%. Sedangkan yang berada
No. Persentase Konsepsi Tiap Kategori
dalam Kategori II (mengerti) sebesar 21,67% Item (%)
CRI
dan berada dalam Kategori III (kurang I II III IV Rerata
pengetahuan) sebesar 17,50%. Proporsi 1 20,38 45,38 0 33,33 3,29
terbesar dari keseluruhan responden berada
dalam Kategori IV (miskonsepsi) sebesar Berdasarkan tabel di atas, dapat dinyatakan
50,00%. Ini menunjukkan bahwa konsepsi bahwa cukup besar proposi responden yang
siswa terhadap konsep kinematika gerak lurus memiliki konsepsi ilmiah pada konsep ini
lebih dominan mengarah pada miskonsepsi. dengan CRI rerata yang cukup tinggi sebesar
Keterkaitan konsepsi dan miskonsepsi yang 45,38 %. Berdasarkan jawaban responden
dijelaskan oleh [6] menyatakan bahwa, jika terhadap item tes nomor 1 dapat diketahui
konsepsi siswa sama dengan konsep ilmuwan bahwa cukup dominan proporsi responden
yang disederhankan, maka konsepsi siswa memiliki konsepsi bahwa bola sepak yang
tersebut tidak dapat disebut salah, tetapi jika ditendang melambung bukan merupakan gerak
konsepsi siswa bertentangnan dengan konsepsi lurus. Sementara proporsi responden yang
para ilmuwan, digunakan istilah miskonsepsi, mengalami miskonsepsi sebesar 33,33%.
artinya orang tersebut mengalami miskonsepsi. Hasil wawancara dengan wakil kategori IV
Biasanya miskonsepsi menyangkut kesalahan (SW-2) terungkap memililki konsepsi bahwa
siswa dalam pemahaman hubungan antar buah kelapa jatuh dari pohonnya bukan
konsep. Walaupun dalam fisika kebanyakan merupakan gerak lurus. Konsepsi ini muncul
konsep mempunyai arti yang sangat jelas dan didasarkan dengan anggapan bahwa buah
telah disepakati oleh para tokoh fisika, akan kelapa jatuh dari pohon itu di pengaruhi angin
tetapi konsepsi para siswa berbeda-beda sesuai jadi tidak mungkin bergerak lurus. Dalam hal
dengan pengalaman dan cara pandangnya ini respoden tidak mengetahui bahwa untuk
masing-masing. Pada umumnya konsepsi siswa kasus buah kelapa jatuh dari pohon adalah
selalu berbeda dengan konsepsi fisikawan. gerak suatu benda dalam lintasan lurus.
Seperti yang telah dikemukakan oleh Sehingga pada konsep ini masih ada siswa yang
Syahroni [3] bahwa beberapa ahli telah belum bisa memberikan contoh gerak lurus
melakukan penelitian untuk mengungkap dalam kehidupan sehari-hari.
miskonsepsi pada konsep kinematika gerak

19
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 1 No. 1
ISSN 2338 3240

Jarak dan Perpindahan dan 4. Berdasarkan analisis dengan


Berdasarkan analisis dengan menggunakan menggunakan teknik CRI dapat dilihat bahwa
teknik CRI, dapat dilihat besarnya proporsi untuk item nomor 3 dan 4 dominan proporsi
konsepsi responden pada konsep tersebut. responden berada pada kategori IV
Distribusi konsepsi responden pada item dalam (miskonsepsi), yaitu sebesar 37,50% dan
konsep ini disajikan kembali pada Tabel 4 83,33% untuk masing-masing item. Sementara
berikut. yang berada pada kategori II (mengerti)
masing-masing sebesar 33,33% dan 0%
TABEL 4 DISTRIBUSI KONSEPSI RESPONDEN PADA KONSEP JARAK DAN
PERPINDAHAN
dengan CRI rerata yang tinggi. Untuk item
No. Persentase Konsepsi Tiap Kategori nomor 3 dari semua kelompok responden
CRI
Item (%)
Rerata
sebagian besar memilih jawaban bahwa laju
I II III IV mempunyai besar dan tidak mempunyai arah,
2 20,38 16,67 12,50 50.00 2,75
sedangkan kecepatan mempunyai besar dan
arah. Ini merupakan konsepsi yang sesuai
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dengan konsepsi para ilmuwan. Sedangkan
proporsi responden yang mengalami untuk item nomor 4 dari semua kelompok
miskonsepsi sangat tinggi yaitu 50,00%. responden sebagian besar memilih jawaban
Sementara proporsi responden yang memiliki bahwa Spidometer digunakan untuk mengukur
pemahaman konsep yang baik yaitu 16,67%. kecepatan. Ini menunjukkan sebagian besar
Sedangkan 20,83% hanya menebak dan responden memiliki konsepsi yang salah
sisanya 12,50% memiliki pengetahuan yang terhadap konsep tersebut.
kurang. Dari semua kelompok responden Setelah dilakukan wawancara terhadap semua
sebagian besar memiliki konsepsi bahwa jarak wakil kategori untuk konsep tersebut sebagian
ditentukan oleh arah sedangkan perpindahan besar tidak dapat membedakan antara konsep
tidak. Ini menunjukkan sebagian besar kelajuan dan kecepatan. Pada umumnya
responden memiliki konsepsi yang salah responden yang diwawancarai beranggapan
terhadap konsep tersebut. bahwa konsep kelajuan sama dengan
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap kecepatan. Tapi konsep sebenarnya tidaklah
semua kategori pada konsep ini masih ada demikian, dimana kelajuan adalah jarak yang
siswa yang belum bisa membedakan antara ditempuh suatu benda dibagi selang waktu atau
jarak dan perpindahan yang sesuai dengan waktu untuk menempuh jarak itu, sedangkan
konsep ilmiah bahwa jarak adalah panjang kecepatan adalah perpindahan suatu benda
lintasan yang dilalui benda, sedangkan dibagi selang waktu untuk menempuhnya.
perpindahan adalah jarak yang diukur dari titik Kemudian kelajuan merupakan besaran skalar
awal benda ke titik akhir benda tanpa sedangan kecepatan adalah besaran vektor.
dipengaruhi lintasan benda. Kemudian jarak Dari hasil wawancara selanjutnya mengenai
merupakan besaran skalar sedangan fungsi dari sepidometer, bahwa sebagian besar
perpindahan adalah besaran vektor. responden beranggapan bahwa spidometer
Pada konsep ini masih ada siswa yang belum merupakan alat untuk mengukur kecepatan.
bisa membedakan antara jarak dan Sedangkan konsep sebenarnya adalah
perpindahan, baik itu dari segi pengertian Spidometer merupakan alat untuk mengukur
maupun besarannya dan masih ada siswa yang kelajuan.
menganggap bahwa konsep jarak dan Pada konsep ini masih ada siswa yang sulit
perpindahan itu sama. membedakan antara kelajuan dan kecepatan.
Hal ini terjadi karena siswa menganggap bahwa
Kelajuan dan Kecepatan konsep kelajuan dan kecepatan adalah sama.
TABEL 5 DISTRIBUSI KONSEPSI RESPONDEN PADA KONSEP KELAJUAN
Jika siswa sulit membedakan antara konsep
DAN KECEPATAN jarak dan perpindahan pasti siswa juga tidak
No. Persentase Konsepsi Tiap Kategori bisa membedakan antara konsep kelajuan dan
CRI
Item (%)
I II III IV Rerata kecepatan yang erat kaitanya dengan jarak dan
3 16,67 33,33 12,50 37,50 2,67 perpindahan.
4 0 0 16,67 83,33 3,21
Percepatan
Item tes yang secara khusus disusun untuk
TABEL 6 DISTRIBUSI KONSEPSI RESPONDEN PADA KONSEP PERCEPATAN
menggali konsepsi responden tentang konsep No. Persentase Konsepsi Tiap Kategori CRI
kelajuan dan kecepatan adalah item nomor 3 Item (%) Rerata

20
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 1 No. 1
ISSN 2338 3240
I II III IV kategori IV (SW-2) terungkap bahwa sebagian
5 4,17 20,83 12,50 62,50 3,17
besar responden belum memahami konsep
gerak lurus beraturan. Hal ini ditunjukan bahwa
Berdasarkan tabel di atas, dapat dinyatakan setiap jawaban dari pertanyaan wawancara
bahwa responden dominan berada dalam dijawab dengan mengkira-kira.
kategori IV (miskonsepsi) terhadap item tes
nomor 5, dengan proporsi 62,50% dengan nilai Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
CRI rerata yang cukup tinggi. Dari grafik yang
di tampilkan pada item tes nomor 5, sebagian TABEL 8 DISTRIBUSI KONSEPSI RESPONDEN PADA KONSEP GERAK
LURUS BERUBAH BERATURAN
besar kelompok responden memberikan
No. Persentase Konsepsi Tiap Kategori
pernyataan bahwa jalan yang dilalui mobil Item (%)
CRI
merupakan jalan melengkung. Ini menunjukkan I II III IV Rerata
sebagian besar responden memiliki konsepsi 7 4,17 4,17 29,17 62,50 2,29
yang salah terhadap konsep tersebut.
Hasil wawancara dengan wakil kategori II Berdasarkan tabel di atas, dapat dinyatakan
(SW-13) terungkap bahwa meski jawaban bahwa responden dominan berada dalam
salah namun ternyata juga memililki kategori IV (miskonsepsi) terhadap item tes
pemahaman bahwa percepatan itu perubahan nomor 7, dengan proporsi 62,50% dengan nilai
kecepatan. Faktor utama yang menyebabkan CRI rerata yang cukup tinggi. Dari semua
responden memilih jawaban yang salah adalah kelompok responden sebagian besar memiliki
kurangnya pengalaman responden terhadap konsepsi bahwa mobil yang sedang melaju
grafik hubungan antara jarak dan waktu. dengan kecepatan tetap merupakan gerak lurus
Untuk responden wakil kategori IV yang berubah beraturan dipercepat. Terdapat pula
memiliki pemahaman bahwa grafik yang responden yang memiliki pemahaman bahwa
ditunjukan pada item tes nomor 5 menyatakan kendaraan yang menyusul kendaraan lain
mobil yang mengalami percepatan. Hal ini merupakan gerak lurus berubah beraturan
dipertegas melalui wawancara terhadap wakil dipercepat. Ini menunjukkan sebagian besar
kategori IV dan terungkap memiliki responden memiliki konsepsi yang salah
pemahaman bahwa percepatan adalah terhadap konsep tersebut.
kecepatan dibagi waktu. Konsepi ini didasarkan Hasil wawancara dengan wakil kategori I (SW-
pada ingatan responden terhadap rumus 4), kategori II (SW-13), kategori III (SW-19),
percepatan. Dan belum memahami bila benda kategori IV (SW-2) terungkap bahwa sebagian
yang dipercepat jarak yang dapat ditempuh besar responden belum memahami konsep
setiap detiknya mengalami peningkatan. gerak lurus berubah beraturan. Hal ini
ditunjukkan bahwa setiap jawaban dari
Gerak Lurus Beraturan (GLB) pertanyaan wawancara tidak dapat responden
jelaskan. Dapat dikatakan responden hanya
TABEL 7 DISTRIBUSI KONSEPSI RESPONDEN PADA KONSEP GERAK menebak jawban dari setiap pertanyan
LURUS BERATURAN (GLB)
No. Persentase Konsepsi Tiap Kategori wawancara dalam konsep gerak lurus berubah
CRI
Item (%) beraturan.
I II III IV Rerata
6 12,50 12,50 29,17 45,83 2,71
Gerak Lurus Yang Diperlambat

Berdasarkan tabel di atas, dapat dinyatakan TABEL 9 DISTRIBUSI KONSEPSI RESPONDEN PADA KONSEP GERAK
LURUS DIPERLAMBAT.
bahwa responden dominan berada dalam
No. Persentase Konsepsi Tiap Kategori
kategori IV (miskonsepsi) terhadap item tes Item (%)
CRI
nomor 6, dengan proporsi 45,83% dengan nilai I II III IV Rerata

CRI rerata yang cukup tinggi. Dari semua 8 4,17 33,33 29,17 33,33 2,29
kelompok responden sebagian besar memiliki
konsepsi jika suatu kendaraan bergerak dengan Berdasarkan tabel di atas, dapat dinyatakan
arah dan kecepatan tetap selama 10 menit bahwa kategori IV (miskonsepsi) dan kategori
merupakan gerak lurus berubah beraturan. Ini II (mengerti), memperoleh proporsi yang sama
menunjukkan sebagian besar responden sebesar 33,33% dengan nilai CRI rerata yang
memiliki konsepsi yang salah terhadap konsep cukup tinggi terhadap item tes nomor 8.
tersebut. Hasil wawancara dengan wakil kategori I (SW-
Hasil wawancara dengan wakil kategori I (SW- 4), kategori II (SW-13), kategori III (SW-19),
4), kategori II (SW-13), kategori III (SW-19), kategori IV (SW-2) terungkap bahwa sebagian
21
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 1 No. 1
ISSN 2338 3240

besar responden tidak memahami konsep gerak CRI. Ini dapat di jadikan acuan bahwa indeks
lurus yang diperlambat. Hal ini ditunjukkan CRI yang dibubuhkan oleh siswa menunjukkan
bahwa setiap responden yang diwawancarai pemahaman siswa terhadap suatu konsep.
belum pernah mendengar istilah gerak lurus Sedangkan apabila siswa yakin dengan jawaban
yang diperlambat. Padahal konsep ini sering yang diberikan walaupun jawaban tersebut
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. salah. Ini menunjukkan bahwa siswa tersebut
telah mengalami miskonsepsi. Dengan
Gerak Jatuh Bebas keyakinan tersebut menunjukkan pemahaman
konsep siswa yang salah.
TABEL 10 DISTRIBUSI KONSEPSI RESPONDEN PADA KONSEP GERAK
JATUH BEBAS
No. Persentase Konsepsi Tiap Kategori IV. KESIMPULAN
CRI
Item (%)
Rerata
I II III IV Berdasarkan hasil analisis tes konsepsi dengan
9 16,67 4,17 25,00 54,17 2,58 lembar jawaban yang disertai Certainity
10 4,17 45,83 4,17 45,83 3,71
Response Indeks (CRI) dan wawancara yang
diberikan kepada siswa dapat disimpulkan
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa bahwa hasil rerata presentase konsepsi siswa
proporsi responden yang mengalami kelas X SMA Negeri 6 Palu untuk konsep
miskonsepsi sangat tinggi untuk masing-masing kinematika gerak lurus adalah sebesar 50,00%
item yaitu 54,17% dan 45,83%. Sementara mengarah ke miskonsepsi dan siswa dengan
proporsi responden yang memiliki pemahaman pemahaman konsep yang baik hanya sebesar
konsep yang baik untuk masing-masing item 21,67%. Sedangkan siswa yang menjawab
yaitu 4,17% dan 45,83%. Sedangkan yang benar dengan menebak dan memiliki kurang
hanya menebak untuk masing-masing item pengetahuan masing-masing sebesar 10,42%
yaitu 16,67% dan 4,17% dan sisanya 25,00% dan 17,50%. Hasil wawancara diketahui bahwa
dan 4,17% memiliki pengetahuan yang kurang siswa lebih banyak memiliki konsepsi yang
untuk masing-masing item. tidak benar ketika menganalisa suatu kasus,
Hasil wawancara dengan wakil kategori I (SW- khususnya tentang materi kinematika gerak
4), kategori II (SW-13), kategori III (SW-19), lurus. Salah satu faktor penyebab konsepsi
kategori IV (SW-2) terungkap bahwa sebagian siswa adalah pengalaman sehari-hari.
besar responden belum memahami konsep PUSTAKA RUJUKAN
gerak jatuh bebas. Hal ini ditunjukkan bahwa
setelah dilakukan wawancara setiap wakil [1] Dahar, R. W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta:
kategori tidak mengetahuai konsep gerak jatuh Erlangga.
bebas. Setelah diberi contoh kasus, “Misalnya [2] Suparno. 2005. Miskonsepsi & Perubahan Konsep
Pendidikan Fisika. Jakarta: PT.Grasindo.
dua benda yaitu bulu ayam dan bola kasti di [3] Syahroni,Intan. 2011. Penggunaan Model
jatuhkan bersamaan dari ketinggian yang Pembelajaran Konstruktivisme Melalui Metode
sama, benda manakah yang lebih dulu Eksperimen Untuk Mengurangi Miskonsepsi Siswa
menyentuh tanah, kalau gesekan udaranya Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus. FPMIPA
UPI.
diabaikan?”. Semua wakil Kategori menjawab [4] Kaharu, S. N dan Jusman, M. 2007. Pengungkapan
bola kasti lebih dulu menyentuh tanah. Miskonsepsi Mahasiswa pada Materi Rangkaian Listrik
Konsepsi ini timbul, karena responden melalui Certainty of Response Index dan Wawancara.
menggapan bahwa bola kasti lebih berat dan Proceeding of The First International Seminar on
Science Education, ISBN: 979-25-0599-7.
bentuk bulu ayam lebih tipis ini yang [5] Trumper, Ricardo. (1990). Being Constructive: An
menyebabkan bola kasti lebih dulu menyentuh Alternative Approach to the Teaching of Energy
tanah. Tapi konsep sebenarnya tidaklah Concept. International Journal of Science Education.
demikian. Kedua benda tersebut akan Vol. 12, No. 4.
[6] Van den Berg, E. 1991. Miskonsepsi Fisika dan
menyentuh tanah secara bersamaan, karena Remediasi. Salatiga : Universitas Kristen Satya
jika gesekan udara diabaikan maka setiap Wacana.
benda yang jatuh akan mendapatkan
percepatan tetap yang sama tanpa bergantung
pada bentuk atau massa benda tersebut. Gerak
jatuh bebas merupakan GLBB dipercepat yang
disebabkan oleh percepatan gravitasi bumi.
Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan
bahwa siswa telah jujur dalam mengisi indeks

22

Anda mungkin juga menyukai