Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TENTANG TEORI KEPERAWATAN MENURUT

FLORENCE NIGHTINGALE DAN VIRGINIA HENDERSON

DISUSUN
OLEH :
PAULINA SERLIN DAPPA TADI

PROGRAM STUDI AKADEMI KEPERAWATAN


PEMDA SUMBA BARAT
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segalah Rahmat dan
bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Tentang Teori Keperawatan
Menurut Florence Nightingale dan Virginia Henderson. Kami menyadari bahwa
masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu kami mohon pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan kami kedepannya. Dan semoga
makalah ini dapat memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Sumba, 26 September 2019

Penulis
Kata pengantar ...................................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
a. Rumusan masalah...................................................................................... 1
b. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2
2.1 Teori keperawatan menurut Florence Nightingel ........................................... 2
a. Teori Konsep Florence Nightingale ................................................................. 3
b. Komponen Lingkungan Menurut Teori Florence Nightingale......................... 3
c. Kelebihan Dan Kelemahan Teori Keperawatan Florence Nightingale ........... 4
2.2 Teori Keperawatan Menurut Virginia Henderson ......................................... 5
a. Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson........................................ 5
b. Model Keperawatan Virginia Henderson ......................................................... 6
c. Hubungan Antara Model Keperawatan Dengan Paradigma Keperawatan ...... 8
d. Konsep Utama Teori Virginia Henderson ........................................................ 9
e. Tujuan Keperawatan Menurut Virginia Henderson ........................................ 10
f. Hubungan Perawat-Pasien-Dokter ................................................................... 10
g. Aplikasi Teori Henderson Dalam Proses Keperawatan ................................... 12
h. Kekuatan Dan Kelemahan Dari Teori Henderson ............................................ 13
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 19
a. Kesimpulan .................................................................................................... 19
Daftar pustaka ................................................................................................ 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata
atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian
yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti
secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk
menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori
keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan
yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu
mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai
dasar keperawatan.
Dalam makalah ini akan dibahas secara teoritis pendapat ahli tentang
konsep keperawatan yaitu Menurut Florence Nightingale dan Virginia
Henderson.
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaiman Teori Konsep Florence Nightingale tetang keperawatan ?
b) Bagaiman Teori Konsep Virginia Henderson tetang keperawatan ?
1.3 Tujuan
Dapat meningkatkan pengetahuan tentang teori keperawatan menurut Florence
Nightingel dan Virginia Henderson. Serta menambah bahwa pentingnya
mempelajari teori ini untuk melaksanakan praktik keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Menurut Florence Nightingel
A. Teori Konsep Florence Nightingale
Teori model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan
sebagai focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh
proses penyakit, model dan konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi
keperawatan dangan kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan /
tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adequate, dengan dimulai
dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya
teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan
mandiri tanpa bergantung pada profesi lain.
Model dan konsep ini memberikan inspisi dalam perkembangan praktik
keperawatan, sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat
dalam tindakan keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan kurang
benar, akan tetapi lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien,
sehingga perlu diperhatikan.
Teori Nightingale memandang Pasien dalam kontek lingkungan
keseluruhan :
a. Lingkungan fisik
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi
dan udara.Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang
bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada
didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,bau-bauan. Tempat tidur
pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas
dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri.
Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan
keleluasaan pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus
mendapatkan 4 penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau
limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya
mendapat ventilasi.
b. Lingkungan Psikologis
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan
yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk
terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga
rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari makanan yang cukup
dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk dapat
mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam
suatu kontek slingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan
dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang
pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan di
lingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan
pasienatau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan
harapan yang terlalu muluk menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya. Selain itu, membicarakan kondisi-kondisi lingkungan
dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para
pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman
c. Sosial
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama
hubungan spesifik (khusus), kumpulan data-data
yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting
untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus
menggunakan kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan
dengan kasus- kasus secara spesifik lebih sekadar data- data yang
ditunjukan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komoniti
dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungan
individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya
meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga
keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara
khusus.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk
dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada
pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan
nutrisi yang adekuat ( Nightingale, 1860; Torres, 1986 ). Pemberian nutrisi yang
adekuat pada pasien sangatlah penting. Pasien memerlukan nutsrisi untuk
mempertahankan fungsi tubuh dan untuk tumbuh. Pasien harus mendapatkan
kalori yang cukup, dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan protein untuk menyuplai
energi. Tubuh pasien juga memerlukan asam amino yang ditemukan dalam
protein untuk membangun dan mempertahankan struktur sel dan jaringan yang
lebih besar. Dan akhirnya pasien pun memerlukan vitamin dan mineral untuk
metabilisme dan untuk mengatur banyak proses tubuh pasien. Individu yang sakit
memerlukan banyak makanan daripada orang sehat dalam upaya penyembuhan
dan pemulihan. Sebagai contoh pasien yang menjalani pembedahan membutuhkan
diet yang mengandung banyak vitamin C dan protein karena ini dapat membantu
penyemabuhan. Protein juga secara khusus penting untuk melawan infeksi karena
antibodi yang digunakan tubuh untuk melawan infeksi adalah protein. Diet
adekuat juga penting. Namun, banayak penyakit membuat seseorang sulit makan,
atau memebuata pasien sulit untuk mencerna makanan.
Melalui observasi dan pengumpulan data, Nightingale menghubungkan
antara status kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan, sebagai hasil, yang
menimbulkan perbaikan kondisi higiene dan sanitasi selama perang Crimean.
Kondisi higene penting untuk membantu pasien tetap bersih dan untuk merawat
kulit, mulut, rambut, mata, telinga, kuku. Di jaman sekarang ketika seseorang
sakit, akan sulit memikirkan tentang mandi atau menyikat gigi atau membersihkan
kuku; bernapas atau mengatasi nyeri tampak lebih penting. Oleh karenanya,
perawat perlu melihat apakah pasien dapat mebersihkan diri mereka sendiri dan
membantu mereka bila mungkin. Penting untuk menanyakan pasien apa yang
biasanya mereka lakukan dan bagaimana mereka menginginkan bantuan. Praktik
budaya dan agama dapat membedakan praktik higiene. Higiene adalah sangat
pribadi dan masing – masing individu mempunyai ide yang berbeda tentang apa
yang mereka ingin lakukan. Jika memungkinkan, perawat harus membantu pasien
memeniuhi kebutuhan pribadinya daripada melakukan standar rutin.
Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi
tidak untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah
merawat orang yang sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting dan
sangat membantu dalam proses penyembuhan penyakit. Itulah beda perwat dan
dokter.perawta juga bukan hanya memberikan obat untuk menyembuhkan
penyakit kepada si pasien tetapi mereka juga harus bisa membuat lingkungan
fisik, psikologis, sosial pasien sembuh. Setelah mereka merasa sehat atau sembuh
dari penyakit baik lahir maupun batin mereka tenang dan nyaman. Pada saat
pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut untuk memberikan
kenyamanan bagi pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit si pasien
itu dan dalam perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.
B. Komponen Lingkungan Menurut Teori Florence Nightingale
 Lima (5) komponen pokok lingkungan sehat menurut Florence
Nightingale:
1. Peredaran hawa baik. Maksudnya adalah suatu keadaan dimana suhu
berada dalam keadaan normal
2. Cahaya yang memadai Cahaya yang cukup dalam pemenuhan kesehatan
pasien.
3. Kehangatan yang cukup Kehangatan yang diperlukan untuk proses
pemulihan.
4. Pengendalian kebisingan suatu cara agar pasien merasa nyaman dan tidak
terganggu oleh kebisingan (keributan).
5. Pengendalian effluvia (bau yang berbahaya). Menjauhkan pasien dari bau
yang menyebabkan gangguan dalam kesehatan.
C. Kelebihan Teori Keperawatan Florence Nightingale
1) Salah satu kisah fakta yang mencetuskan teori modern dalam dunia
keperawatan
2) Pada zaman keperawatan Florence Nightingale memandang pasien dalam
kontek keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial.
3) Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah
pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian
udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi
adekuat.
4) Pengkajian atau observasi yang dilakukan Florence Nightingale bukan demi
berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyalamatan
hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.
5) Semua tindakan yang dilakukan penuh kasih sayang dan bekerja untuk Tuhan
Y.M.E.
6) Asuhan keperawatan yang diberikan penuh dengan semangat semata-mata
untuk kesembuhan pasien.
D. Kelemahan Teori Keperawatan Florence Nightingale
1) Teori Keperawatan Florence Nightingale sempat diragukan kemampuannya
2) Perawat pada saat itu dianggap pekerjaan remeh dan disepelekan oleh
banyak orang.
3) Kurangnya dukungan dari perawat lain dalam proses pelayanan dan
perkembangannya saat itu.
4) Kurangnya sarana dan pra-sarana yang menunjang.

2.2. Teori Keperawatan Menurut Virginia Henderson


A. Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson
Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi
keperawatan). Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikannya. Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan
prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan
Henderson dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole.
Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan
yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat
adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui
upayanya melaksanakan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan
penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan,
kemauan, atau pengetahuan untuk itu.
Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model
keperawatan yang dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model tersebut
menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam
meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya
secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi, perawat tetap
menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.

B. Model Keperawatan Virginia Henderson


Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang telah memberi
pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat
model konseptualnya pada awal 1960-an, ketika profesi keperawatan mulai
mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup
berbeda dari profesi lain dalam layanan kesehatan dalam hal kinerja. Pertanyaan
ini merupakan hal yang penting sampai 1950-an, perawat lebih sering melakuakan
instruksi dokter. Virginia Henderson adalah orang pertama yang mencari fungsi
unik dalam keperawatan. Pada saat ia menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh
aspek negatif dan positif dari praktik keperawatan pada masa itu. Hal tersebut
mencakuP :
 Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
 Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi
fisik semata
 Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan
hal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu
 Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier
keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan
Selain keinginan untuk menemukan fungsi unik dari kaperawatan,
perubahan sosial tidak diragukan lagi memainkan peranan besar dalam
perkembangan pandangan dan ide-idenya. Sebagai contoh, bukanlah suatu
kebetulan bahwa ilmu perilaku memiliki pengaruh besar pada pandangan dan
pendapat kita tentang masyarakat pada 1960-an. Oleh karena itu inisiatifnya
diarahkan pada memberikan perhatian lebih pada aspek-aspek psikososial dari
perawatan pasien. Virginia Henderson diminta untuk mempublikasikan model
konseptual oleh International Council of Nurses (ICN).
Henderson sangat dipengaruhi oleh Edward Thorndyke, yang banyak
melakukan penelitian dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori
Thorndyke dan definisinya sendiri tentang keperawatan, Henderson memberi
tugas keperawatan menjadi empat belas jenis tugas yang berusaha untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi empat
belas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya. Ia
menyatakan bahwa :
 Perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan pasien
yang harus dipenuhi
 Perawat harus selalu mencoba menempatkan dirinya pada posisi pasien
sebanyak mungkin agar perawat dapat membantu pasien memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut, diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh
karena itu Henderson menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan dasar ada
pada setiap situasi keperawatan. Situasi tersebut sebagai contoh adalah :
Rumah sakit umum, Rumah sakit jiwa, Institusi untuk penderita cacat
mental, Rumah perawatan, Keperawatan distrik, dan Perawatan di rumah
Jadi menurut Henderson, lapangan kerja perawat tidak terbatas hanya di
rumah sakit umum. Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan
asuhan. Dalam modelnya ia menggambarkan rencana keperawatan, metode
skematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan yang cermat akan
mengklarifikasi hal-hal berikut :
 Urutan aktifitas yang harus dilakukan
 Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
 Perubahan-perubahan yang harus dibuat
 Kita dapat meringkas prinsip-prinsip dasar dari model Henderson sebagai
berikut :
 Fungsi unik dari keperawatan
 Upaya pasien ke arah kemandirian
 Asuhan keperawatan dasar berdasarkan kebutuhan dasar
 Perencanaan asuhan yang akan diberikan
Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan.
Perawat menyadari fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru
ketika profesi mulai menelaah sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih
kritis dari sebelumnya. Komitmen menuju kemandirian dan autonomi pada pasien
juga menandai era baru tersebut. Sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi
perawat untuk mencoba melakukan semuanya bagi pasien. Penggunaan kerangka
kerja berdasarkan kebutuhan untuk membimbing pemberian asuhan dan terutama
penekanan pada kebutuhan untuk merencanakan asuhan merupakan prinsip yang
sama pentingnya, karena menandai mulainya perawat berpikir secara konstruktif
tentang pekerjaannya. Secara umum, aktifitas keperawatan harus didukung atau
ditentukan oleh tindakan terapeutik dari dokter.
C. Hubungan Antara Model Keperawatan Dengan Paradigma
Keperawatan
1. Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga
adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya
dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk
memepertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.
2. Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal
dan kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
3. Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan
dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan
dan berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk
memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah
kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai
simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan
kemandirian
4. Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia
sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari
keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali
kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan
Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan
sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak
disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum
Henderson menjelaskannya lebih lanjut.
D. Konsep Utama Teori Virginia Henderson
1. Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan
bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta
bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar
manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan
perawatan. Ke 14 kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:

 Bernapas secara normal


 Makan dan minum dengan cukup.
 Membuang kotoran tubuh.
 Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
 Tidur dan istirahat.
 Memilih pakaian yang sesuai.
 Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan
pakaian dan mengubah lingkungan.
 Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi
integumen.
 Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
 Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
 Beribadah sesuai dengan keyakinan.
 Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
 Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
 Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
Ke empat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat di klarifikasikan
menjadi 4 kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis,
dan spiritual. Kebutuhan dasar poin 1-9 termasuk komponen kebutuhan
biologis, poin 10 dan 14 termasuk komponen kebutuhan
psikologis, poin 11 termasuk kebutuhan spiritual, dan poin 12 dan 13 termasuk
komponen kebutuhan sosiologis.
Menurut Henderson, keempat belas kebutuhan dasar yang harus menjadi
fokus asuhan keperawatan dipengaruhi oleh :
- Usia
- Kondisi emosional (mood dan temperamen)
- Latar belakang sosial dan budaya
- Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan
ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif;
status mental.
2. Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik
dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat
mempunyai fungsiindependence di dalam penanganan perawatan
berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk
menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis
maupun sosial.
3. Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi
bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati
penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling
ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila
mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan:
 Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun
kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
 Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
 Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
 Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar
dalam memberikan resep.
 Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran
tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
 Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
E. Tujuan Keperawatan Menurut Virginia Henderson
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh
Handerson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan
kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya
secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang di pandang
sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas
kebutuhan dasar. (Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut
Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai
kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam
memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan,
kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh
kemandiriannya. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi
penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan, menyempurnakan,
melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.
F. Hubungan Perawat-Pasien-Dokter
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat
dan klien. Menurut Henderson (dalam asmadi, 2008), hubungan perawat-klien
terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga
hubungan sangat mandiri :
 Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pannganti
(substitute) didalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik,
kemampuan, atau kemauan pasien yang berkurang. Disini perawat berfungsi
untuk melengkapi.
 Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan,
perawat berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau
membantu pasien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya.
Kemandirian ini bersifat relative, sebab tidak ada satupun manusia yang
tidak bergantung kepada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha
keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.
 Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan
rencana perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien
tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebuhan
dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan factor
lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status social atau budaya,
serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan dengan hubungan perawat-dokter, Henderson
berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter.
Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang memperbolehkan dokter
memberi perintah kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat
adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada
tenaga dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien
harus dijalankan sedemikian rupa sehinnga dapat memenuhi rencana pengobatan
yang ditentukan oleh dokter.
G. Aplikasi Teori Henderson Dalam Proses Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien secara
lengkap dan sistematis yang dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan
dan keperawatan yang dihadapi pasien, baik fisik, mental, sosial, maupun
spiritual dapat ditentukan. Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan
melalui wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik,
laboratorium dan diagnostik.
2. Analisa data dan Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah analisa data yang telah dikumpulkan untuk
mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien
serta respon terhadap masalah aktual dan risiko tinggi.
Tipe Diagnosa Keperawatan NANDA ada 3 yaitu:
 Diagnosa keperawatan aktual adalah respon manusia saat ini terhadap
kondisi kesehatan atau proses kehidupan yang didukung oleh
sekelompok batasan karakteristik (tanda dan gejala) dan termasuk
faktor yang berhubungan (etiologi) yang mempunyai konstribusi
terhadap perkembangan atau pemeliharaan kesehatan.
 Diagnosa Keperawatan Resiko adalah menunjukkan respon manusia
yang dapat timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan
ditunjang dengan faktor resiko yang memberi konstribusi pada
peningkatan kerentanan.
 Diagnosa Keperawatan Kesejahteraan adalah menguraikan respon
manusia terhadap tingkat kesehatan individu atau kelompok yang
mempunyai potensi peningkatan derajat kesehatan yang tinggi.
 Komponen Pernyataan Diagnosa Keperawatan adalah:
a) Problem (masalah atau kebutuhan) adalah nama atau label diagnosa
yang diidentifikasi dari daftar NANDA.
b) Faktor risiko / faktor yang berhubungan adalah penyebab atau alasan
yang dicurigai dari respon yang telah diidentifikasi dari pengkajian.
c) Definisi karakteristik (tanda dan gejala):
manifestasi yang diidentifikasi dalam pengkajian yang menyokong
diagnosa keperawatan.
3. Perencanaan
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu
klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan
dalam hasil yang diharapkan (Gordon, 1994). Intervensi keperawatan adalah
semua tindakan asuhan yang perawat lakukan atas nama klien
4. Implementasi
Implementasi adalah adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Effendy, 1995).
Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan, perawat melakukan
kontrak dengan klien dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta
peran serta klien yang diharapkan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang
diharapkan dan respon pasien terhadap keefektifan intervensi keperawatan.
Kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Kelima tahapan tersebut adalah saling berhubungan dan tidak bisa dipisah-
pisahkan. Tahap-tahap ini secara bersama-sama membentuk lingkaran
pemikiran dan tindakan yang kontinyu.
H. Kekuatan Dan Kelemahan Dari Teori Henderson
a. Henderson adalah ahli teori keperawatan yang memberi pengaruh besar
pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Henderson adalah orang
pertama yang mencari fungsi unik dari profesi perawat.
b. Teori Henderson didasari oleh keanekaragaman pengalaman yang ia miliki
selama karir keperawatannya, bukan teori / model yang abstrak semata.
c. Henderson mendefinisikan profesi keperawatan: bahwa profesi keperawatan
adalah profesi yang mandiri yang tidak hanya tergantung pada instruksi
dokter.
d. Asumsi Henderson mempunyai validitas karena mempunyai keserasian
dengan riset ilmuan dibidang yang lain seperti konsep Maslow.
I. Kelemahan
a. Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu pada
penyembuhan fisik semata atau pada upaya memandirikan pasien.
b. Teori kurang pragmatis.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Florence nigtingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam
proses keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Dia merupakan lady with
the lamp bagi pasien yang sakit. Maka kita sebagai perawat hasuslah sebagi
penerang bagi pasien yang kita rawat. Marilah kita sebagai perawat berusaha
untuk meringankan penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti
kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar pasien merasa nyaman pada
saat di sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah dan berputus asa
dalam merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi
kalau kita tidak mencoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang
tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih
dan rajin.
Ide dasar dari pelayanan keperawatan Henderson adalah pada pemenuhan
kebutuhan dasar manusia, dan aspek fisik, serta emosional dari individu. Konsep
umum holistik dari tubuh manusia tidak secara nyata muncul pada
tulisannya. Bagaimanapun kita harus berfikir bahwa Henderson telah menuliskan
pemikirannya sebelum konsep holistik muncul.
DAFTAR PUSTAKA
Baly, Monica E. and H. C. G. Matthew, "Nightingale, Florence (1820–
1910)"; Oxford Dictionary of National Biography, Oxford University Press
(2004); online edn, May 2005 accessed 28 Oct 2006
Pugh, Martin; The march of the women: A revisionist analysis of the campaign
for women's suffrage 1866-1914, Oxford (2000), at 55.
Soeroto, A. Florence Nightingale, Bidadari Berlampu. Penerbit Djambatan. Seri
"Kisah orang-orang yang telah berjasa". Cetakan pertama 1974. ISBN 979-
428-073-9.
Sokoloff, Nancy Boyd.; Three Victorian women who changed their world,
Macmillan, London (1982)
Webb, Val; The Making of a Radical Theologician, Chalice Press (2002)
Woodham Smith, Cecil; Florence Nightingale, Penguin (1951), rev. 1955

Anda mungkin juga menyukai