Anda di halaman 1dari 22

Tugas Arah Kecenderungan dan Isu Pembelajaran Fisika.

Critical Jurnal Review

Disusun Oleh :
Asina Sofia Harianja 8196175004

Dosen Pengampu :
Dr. Ridwan A. Sani, M.Si
Dr. Sondang Manurung, M.Pd

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
Nama Jurnal : Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika
Volume Penerbitan : 01
Tahun Terbit : 2014
Edisi :1
Jumlah Artikel :1
No. ISSN : 2355-7109

Deskripsi Setiap Artikel :


1. Judul Artikel : ANALISIS BAHAN AJAR FISIKA SMA KELAS XI DI
KECAMATAN INDRALAYA UTARA BERDASARKAN
KATEGORI LITERASI SAINS
2. Penulis : Feni Kurnia, Zulherman, Apit Fathurohman.
3. Latar Belakang : Menurut Penulis Indonesia menempati urutan terbawah dalam
kemampuan sains dipengaruhi oleh kurikulum, sistem
pendidikan, pemilihan mode dan metode pengajaran, terutama
sumber belajar karena secara langsung bersinggungan dengan
kegiatan pembelajaran siswa. Dari hasil survei pra penelitian
yang dilakukan Kecamatan Indralaya Utara, penulis
menemukan bahwa sebagian besar guru masih menggunakan
buku dalam menyampaikan materi. Mengingat pentingnya
peranan buku dalam pembelajaran, maka penulis
menyimpulkan perlu menganalisis bahan ajar fisika yang
digunakan.
4. Rumusan Masalah :
1) Apakah bahan ajar Fisika SMA kelas XI yang digunakan di Kecamatan
Indralaya Utara sudah merepresentasikan kategori-kategori literasi sains dan
bagaimana ruang lingkup kategori literasi sains yang ditemukan pada bahan
ajar yang di analisis?
5. Tujuan Penelitian :
1) Untuk menganalisis apakah bahan ajar Fisika SMA kelas XI yang digunakan
di Kecamatan Indralaya Utara sudah merepresentasikan kategori-kategori
Literasi Sains, serta memperoleh informasi mengenai ruang lingkup sains pada
bahan ajar berbentuk buku Fisika yang digunakan di sekolah se-kecamatan
Indralaya Utara
6. Metode penelitian yang digunakan :
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Diadakan di seluruh Sekolah
Menengah Atas yang ada Kecamatan Indralaya Utara pada semester genap tahun
ajaran 2012/2013 yaitu SMAN 1 Unggulan Indralaya Utara dan SMA PGRI. Objek
penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh bahan ajar fisika yang berbentuk buku.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kompetensi-kompetensi
dasar yang berlaku pada kelas XI semester ganjil yang telah ditetapkan BSNP.
7. Hasil Penelitian
Peneliti menemukan perbedaan antara buku yang digunakan kedua sekolah.
Buku A yang dipakai di SMA Negeri 1 Unggulan Indralaya Utara lebih dominan pada
penekanan materi mengenai pengetahuan sains sementara itu, buku B lebih
menekankan kategori sains sebagai cara menyelidiki sebagai kategori yang lebih
dominan dalam penyajian bukunya. Untuk dua kategori lainnya, buku A
memunculkan 173 pernyataan atau 10,74% kategori sains sebagai cara berpikir, dan
23 pernyataan atau 1,43% untuk kategori interaksi sains. Buku B sendiri
memunculkan kedua kategori ini dalam porsi yang sama, yakni 0,73% atau hanya
terdapat dua pernyataan untuk masing-masing kategori. Penyebab utama berbedanya
jumlah kemunculan kategori literasi sains pertama dan kedua pada kedua buku yang
dianalisis ini adalah buku A tidak memberikan soal-soal tugas dan latihan serta soal
ujian akhir pada setiap babnya, sementara buku B memberikan soal latihan serta soal
ujian akhir yang jumlah soal per-babnya berkisar antara 55 sampai dengan 80 soal.
Penelitian ini juga menemukan bahwa kedua buku yang dipakai sudah memuat
kategori literasi sains dalam penyajian materinya, namun belum mencakup dimensi
literasi sains yang ditetapkan oleh OECD secara keseluruhan, yaitu aspek konteks,
aspek konten, aspek kompetensi serta aspek sikap.
8. Simpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai kategori literasi sains pada
kedua buku yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa buku-buku yang digunakan di
sekolah menengah atas di Kecamatan Indralaya Utara sudah merepresentasikan
kategori literasi sains dengan persentase kemunculan rata-rata sebesar 59,62% untuk
kategori literasi sains sebagai batang tubuh pengetahuan, 33,57% untuk kategori
literasi sains sebagai cara menyelidiki, 5,73% untuk kategori literasi sains sebagai
cara berpikir, dan 1,08% untuk kategori interaksi sains, teknologi dengan masyarakat.
9. Kekuatan Penulis
Menganalisis buku yang dilakukan penulis sangat bermanfaat bagi guru guru
yang masih dominan menerapkan buku sebagai sumber belajar utama, penulis
mengaitkan isi buku dengan literasi sains yang dapat meningkatkan minat siswa
sehingga membantu guru dalam pemilihan buku bahan ajar yang tepat. Penulis
menjelaskan isi jurnal dengan bahasa yang mudah dimengerti, hasil penelitian
dipaparkan dalam bentuk grafik dan tabel sehingga memudahkan pembaca dalam
memahami isi jurnal.
10. Kekurangan Penulis
Dalam pemaparan hasil, penulis hanya membandingkan kedua buku dari dua
sekolah berbeda berdasarkan indikator literasi sains namun tidak menyimpulkan buku
yang lebih baik yang dapat digunakan untuk sekolah agar dapat meningkatkan minat
literasi sains siswa. Dalam jurnal, indikator kompetensi dasar atau kategori literasi
sains dalam menganalisis buku, serta identitas buku yang di analisis tidak
dicantumkan
Nama Jurnal : SPEJ (Science and Phsics Education Journal)
Volume Penerbitan : 02
Tahun Terbit : 2019
Edisi :2
Jumlah Artikel :1
No. ISSN : 2614-0195
DOI : https://doi.org/10.31539/spej.v2i2.639

Deskripsi Setiap Artikel :


1. Judul Artikel : KIT SOLAR SEL/PANEL SURYA SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI EFEK
FOTOLISTRIK
2. Penulis : Yusra Defawati
3. Latar Belakang : Menurut penulis selama mengajar Fisika di kelas XII, Beliau
sering mengalami kesulitan dalam menjelaskan materi Fisika
Modern seperti Efek Fotolistrik. Maka penulis mencari
metode yang dapat membantu menjelaskan efekfotolistrik
sehingga siswa dengan mudah memahami. Upaya yang
penulis lakukan adalah dengan membuat semacam
seperangkat alat dan bahan yang memiliki fungsi tertentu
dikemas dalam satu paket yang disebut kit solar sel sebagai
media dalam mengajar.
4. Rumusan Masalah :
1) Apakah dengan penggunaan kit solar sel sebagai media belajar dapat
membantu guru untuk menyampaikan materi dan memudahkan siswa dalam
memahami materi Efek Fotolistrik?
5. Tujuan Penelitian :
1) Untuk mengetahui bagaimana kit solar sel sebagai media belajar dapat
membantu guru dalam menjelaskan dan memudahkan siswa dalam memahami
Efek Fotolistrik.
6. Metode penelitian yang digunakan :
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dimana guru
menggunakan metode pembelajaran inquiry training. Penelitian ini dilakukan di
SMAN 1 Kecamatan Guguak Kabupaten LimaPuluh Kota. Sampel penelitiannya
adalah siswa kelas XII. Instumen yang digunakan adalah Lembar kerjas Siswa (LKS).
7. Hasil Penelitian
Penulis menemukan setelah menggunakan KIT Hasil dari penelitian ini adalah
pembelajaran tentang efek fotolistrik lebih mudah diamati siswa langsung dan kasat
mata sehingga mereka lebih mudah paham. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dalam hal itu sangat menimbulkan
antusias siswa sehingga dalam mengisi lembar LKSnya lebih mudah. Siswa dapat
digiring melengkapi LKS dan menyelesaikan soal-soal latihan dan tes yang diberikan
kepadanya.
8. Simpulan
Kit solar sel/panel surya sebagi media pembelajaran pada materi efek
fotolistrik merupakan salah satu inovasi yang dapat mempermudah dan mendekatkan
siswa pada aplikasi yang nyata dari poroses belajar, sehingga siswa tidak menganggap
materi fisika sulit dan membingungkan.
Kit sel surya dengan menggunakan transistor jengkol merupakan salah satu model
untuk menerapkan prinsip efek fotolistrik sebagai pembangkit tenaga surya.
9. Kekuatan Penulis
Penulis menjelaskan penggunaan Kit Solar Panel secara terperinci mulai dari
alat bahan, cara pembuatan sampai pada cara pengggunaan, sehingga memudahkan
pembaca yang ingin menerapkan media ini.
10. Kekurangan Penulis
Dalam Jurnal masih sering ditemukan kata yang salah dalam pengetikan.
Penulis hanya memaparkan hasil penelitian secara simpulan tidak memaparkan
kompetensi dan indikator apa saja yang meningkat setelah digunakan Kit Solar Sel ini
sebagai media belajar. Metode penelitian tidak dijelaskan, penulis hanya memaparkan
metode pembelajaran yang digunakan.
Nama Jurnal : SPEJ (Science and Phsics Education Journal)
Volume Penerbitan : 02
Tahun Terbit : 2019
Edisi :2
Halaman : 43 - 51
No. ISSN : 2614-0195
DOI : https://doi.org/10.31539/spej.v2i2.639

Deskripsi Setiap Artikel :


1. Judul Artikel : PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
DAN MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GETARAN
DAN GELOMBANG
2. Penulis : Effendi, Melvi Sugiarti, Wahid Gunarto.
3. Latar Belakang : Menurut penulis kegiatan pembelajaran adalah suatu proses
dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Sehingga
dalam kegiatan belajar penulis menyatakan perlu suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
guna mencapai tujuan pendidikan nasional. Problem Based
Learning (PBL) dan PjBL (Project Based Learning)
merupakan dua model pembelajaran yang menekankan
pembelajaran secara berkelompok, memecahkan masalah dan
tantangan sehingga hasil akhirnya menyampaikan review
berupa solusi. Maka, penulis ingin mengetahui bagaimana
perbedaan hasil belajar siswa setelah diterapkan model
tersebut dalam dua kelas berbeda.
4. Rumusan Masalah :
1) Bagaimana perbedaan hasil belajar kelas eksperimen setelah diterapkan antara
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan PjBL (Project Based
Learning) ?
5. Tujuan Penelitian :
1) Untuk mengetahui bagaimana perbedaan hasil belajar setelah penerapan antara
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan PjBL (Project Based
Learning.
6. Metode penelitian yang digunakan :
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dilakukan di
SMP Negeri 3 Belitang Madang Raya, dengan sampel yaitu kelas VIII. Instrumen
yang digunakan penulis dalam penelitian adalah soal materi getaran yang sudah di uji
validitas, dan reliabilitasnya sebanyak 21 soal, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
sesuai model.
7. Hasil Penelitian
Penulis melakukan tes pada kelas eksperimen I dengan menggunakan model
pembelajaran PBL dan kelas eksperimen II dengan menggunakan model pembelajaran
PjBL yang dilakukan pada akhir pertemuan berupa postest. Ada pun rangkuman skor
tes hasil belajar Fisika siswa berdasarkan analisis data diperoleh pada kelas
eksperimen I diperoleh nilai tertinggi 100 terendah 65 dengan rata rata 81,88
sedangkan pada kelas eksperimen II nilai tertinggi 90, terendah 55 dengan rata rata
73,2.
8. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar
antara peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
ProblemBasedLearening (PBL) dengan yang pembelelajarannya menggunakan model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Getaran dan Gelombang di
kelas VIII SMP Negeri 3 Belitang Madang Raya Tahun Pembelajaran 2017/2018.
9. Kekuatan Penulis
Penulis memaparkan sintaks dari setiap model pembelajaran yang digunakan
secara jelas. Uji reliabitas dan validitas soal yang digunakan sebagai instrumen
penelitian dijelaskan secara terperinci.
10. Kekurangan Penulis
Penulis tidak membuat uji sebelum diberikan perlakuan atau pretest agar
menguji apakah antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II merupakan dua
kelas dengan kemampuan yang sama. Hasil penelitian memang sudah dibuat dalam
grafik dan tabel namun masih terdapat kesalahan dalam susunan yang menyebabkan
penlisan jurnal kurang rapi.
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan
Volume Penerbitan : 03
Tahun Terbit : 2017
Edisi :1
Halaman : 28 - 35
No. ISSN : 2442-8868
DOI : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JPFK

Deskripsi Setiap Artikel :


1. Judul Artikel : EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
ATI (APTITUDE TREATMENT INTERACTION) DAN
MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED
INDIVIDUALY): DAMPAK TERHADAP HASIL
BELAJAR FISIKA SISWA.
2. Penulis : Antomi Saregar, Rahma Diani, Ridho Kholid
3. Latar Belakang : Menurut penulis, hasil belajar fisika masih belum optimal
karena pembelajaran masih bersifat satu arah sehingga peserta
didik hanya dapat menguasai materi sebatas apa yang
disampaikan oleh pendidik. Peseta didik lebih cenderung
menghapal daripada memahami konsep. Maka diharapkan
dengan pemilihan model pembelajaran ATI ( Aptitude
Treatment Interaction) dan TAI (Team Assisted Individualy)
sebagai model yang berpusat pada siswa dapat berdampak
meningkatkan hasil belajar fisika siswa.
4. Rumusan Masalah :
1) Bagaimana perbandingan efektivitas penerapan model pembelajaran ATI
(Aptitude Treatment Interaction) dan Model Pembelajaran TAI (Team
Assisted Individualy berdampak terhadap hasil belajar fisika siswa ?
5. Tujuan Penelitian :
1) Untuk mengetahui perbandingan efektivitas penerapan model pembelajaran
ATI (Aptitude Treatment Interaction) dan Model Pembelajaran TAI (Team
Assisted Individualy berdampak terhadap hasil belajar fisika siswa ?
6. Metode penelitian yang digunakan :
Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pretest-postest
kelompok statis (The Static Group Pretest-Postest Design). Instrumen penelitian yang
digunakan adalah soal sebanyak 25.
7. Hasil Penelitian
Menurut Penulis hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari nilai pretest dan
postest. Pretest diberikan diawal pertemuan, dari data hasil penelitian pada kelas
eksperimen 1 terdapat nilai terendah 36 dan nilai tertinggi 68 dengan nilai rata-rata
48,4. Sedangkan nilai pretest pada kelas eksperimen 2 terdapat nilai terendah 36 dan
nilai tertinggi 56 dengan nilai rata-rata 47,4. Dilihat dari nilai rata-rata pretest kedua
kelas tersebut dikatakan masih rendah, dan mempunyai kemampuan awal yang sama
mengenai materi fluida statis.
Pada akhir pembelajaran peserta didik diberikan postest. Nilai postest pada
kelas eksperimen 1 terdapat nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 80 dengan nilai rata-
rata 75,2. Sedangkan nilai postest pada kelas eksprimen 2 terdapat nilai terendah 60
dan nilai tertinggi 76 dengan nilai rata-rata 68,2. Jika dilhat dari nilai postest, baik
kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 maka hasil belajar peserta didik
mengalami peningkatan.
8. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, hasil analisis data dan pembahasan yang telah
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui, dapat disimpulkan bahwa: 1)
Terdapat perbedaan antara model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction)
dan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualy); 2) Uji effect size
menunjukkan bahwa model Pembelajaran ATI lebih efektif digunakan dalam
pembelajaran fisika, dibandingkan model pembelajaran TAI terhadap hasil belajar
Fisika siswa.
9. Kekuatan Penulis
Penulis memaparkan sintaks dari setiap model pembelajaran yang digunakan secara
jelas. Isi jurnal dijelaskan mulai dari validitas hingga ke hasil penelitian secara
sistematis dengan menggunakan tabel sehingga mudah dimengerti.
10. Kekurangan Penulis
Penulis memaparkan pendahuluan kurang padat sehingga terkesan bertele tele.
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Fisika
Volume Penerbitan : 04
Tahun Terbit : 2016
Edisi :1
Halaman :36 - 48
No. ISSN : 2337-5973

Deskripsi Setiap Artikel :


1. Judul Artikel : UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR,
AKTIVITAS DAN SIKAP PADA MATERI GETARAN,
GELOMBANG DAN BUNYI, MELALUI METODE
DISKUSI, OBSERVASI, DAN EKSPERIMEN
2. Penulis : Yuni Lestari Purnomowati
3. Latar Belakang : Penulis mengatakan bahwa dalam pandangan siswa Fisika
merupakan pelajaran yang berat banyak hitungan yang sulit.
Presepsi siswa semakin buruk ketika para guru kurang dapat
menghadirkan proses pembelajaran yang menarik. Menarik
dalam arti siswa mau terlibat aktif dalam pembelajaran. Maka
diperlukan upaya meningkatkan hasil belajar aktivitas dan
sikap melalui metode diskusi, observasi, dan eksperimen.
4. Rumusan Masalah :
1) Bagaimana gabungan model kooperatif dengan metode diskusi, observasi, dan
eksperimen memberikan ruang yang lebih besar terhadap upaya peningkatan
aktivitas siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar Fisika?
2) Apakah pembelajaran akan berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang
maksimal ketika siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran?
5. Tujuan Penelitian :
1) Meningkatkan hasil belajar siswa Kelas XI-TKJa dalam pembelajaran Fisika
pada SK Menerapkan getaran, gelombang dan bunyi di SMKN 3 Metro
2) Mendeskripsikan perubahan sikap dan aktivitas siswa Kelas XI-TKJa SMKN
3 Metro terhadap Fisika.
6. Metode penelitian yang digunakan :
Penelitian dilakukan menggunakan metode Penelitian Tindaan Kelas (PTK).
Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 3 Metro pada siswa Kelas XI-TKJa, berjumlah
31 orang siswa, Semester Genap, Tahun Pelajaran 2012/2013. Instrumen penelitian
adalah melalui tes tertulis hasil belajar, pengamatan aktivitas siswa selama
pembelajaran, dan angket sikap siswa terhadap pelajaran Fisika.
7. Hasil Penelitian
Data hasil tes, hasil belajar sebelum diberikan perlakuan, lalu siklus 1 sampai
ketiga mengalami peningkatan. Dengan rata rata 3,84 pada prasiklus, 6,26 siklus 1,
7,6 siklus 2 dan 3. Hasil belajar dengan perubahan sikap yang siswa juga berbanding
lurus terjadi peningkatan pada indikator perubahan sikap. Peningkatan predikat
keaktifan siswa selama proses pembelajaran secara sangat signifikan dari Prasiklus I
ke siklus I, dan signifikan dari siklus I ke II tetapi tidak signifikan pada siklus II ke
III. Pada siklus I, tidak semua siswa memperlihatkan predikat aktif, hal ini karena
masih ada persepsi negatif tentang pembelajaran kooperatif. Tidak semua siswa ingin
menjadi lebih baik secara bersama, namun pada pertemuan berikutnya siswa terlihat
lebih aktif setelah bekerja sama dengan temannya dalam melakukan eksperimen.
8. Simpulan
Penulis menyimpulkan adanya peningkatan hasil belajar getaran, gelombang
dan bunyi terjadi karena kerjasama siswa selama proses pembelajaran. Perubahan
sikap siswa terhadap pelajaran Fisika semakin baik. Ketika pembelajaran fisika
mampu memberikan apa yang diharapkan oleh siswa, yaitu siswa merasa nyaman,
tidak terintimidasi oleh guru dan teman karena keterbatasan yang dimilikinya. Adanya
interaksi siswa dengan media pembelajaran karena kegiatan mendiskusikan,
eksperimen mendorong siswa menjadi aktif.
9. Kekuatan Penulis
Penulis menjelaskan hasil penelitian secara jelas, indikator dari tujuan penelitian
dijelaskan secara rinci dengan tabel dan grafik. Isi jurnal mudah dipahami.
10. Kekurangan Penulis
Penulis tidak mencamtumkan validitas instrumen dan indikator untuk aktivitas siswa
tidak dibuat dalam jurnal.
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya (JPFA)
Volume Penerbitan : 04
Tahun Terbit : 2014
Edisi :1
Jumlah Artikel :1
No. ISSN : 2087-9946
Halaman : 1- 14
Deskripsi Setiap Artikel :
1. Judul Artikel : PANDANGAN GURU TERHADAP PELAKSANAAN
KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN FISIKA
SMK DI KOTA SURABAYA
2. Penulis : Rudy Kustijono, Elok Wiwin HM.
3. Latar Belakang : Menurut penulis salah satu alasan pentingnya Kurikulum
2013 adalah bahwa generasi muda Indonesia perlu disiapkan
dalam kompetensi sikap, keteram-pilan, dan pengetahuan.
Digunakannya pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013
adalah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pelaksanaan Kurikulum 2013 dipandang sebagai kebutuhan
yang mendesak. Oleh karenanya kurikulum tersebut sudah
dilaksanakan secara terbatas mulai tahun pelajaran 2013-2014
pada sekolah-sekolah yang memenuhi persyaratan dan
ditetapkan secara selektif.
4. Rumusan Masalah :
1) Bagaimana pandangan guru terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 dalam
pembelajaran Fisika di SMK di kota Surabaya?
5. Tujuan Penelitian :
1) Untuk mengetahui pandangan guru terhadap pelaksanaan kurikulum 2013
dalam pembelajaran Fisika di SMK di kota Surabaya.
6. Metode penelitian yang digunakan :
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian survei yaitu penelitian yang
digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar
dengan menggunakan sampel yang relatif kecil. Teknik penjaringan dan pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Teknik angket
2. Wawancara
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Data
yang bersifat kuantitatif diolah dengan statistik, sedangkan data yang bersifat
kualitatif diolah secara deskriptif.
7. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan pemilahan dan pengelompokan data dari angket, penulis
menemukan pandangan guru terhadap pemahaman prinsip pembelajaran secara umum
memiliki perbedaan dalam beberapa komponen. Dari 14 komponen kurikulum 2013,
hanya 8 komponen yang sudah dilaksanakan oleh setengah dari guru guru yang diberi
angket. Artinya masih banyak komponen yang belum tercapai pelaksanaanya. Dalam
komponen kurikulum 2013 yang sesuai juga ditemukan belum seluruh guru
memahami dan melaksanakan sesuai komponen penilaiannya. Demikian juga untuk
kategori pandangan guru terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 dalam mengerjakan
kegiatan pembelajaran dan RPP masih banyak guru yang tidak melaksanakan sesuai
komponen.
8. Simpulan
Para guru berpandangan belum sepenuhnya memahami prinsip pembelajaran
terutama yang terkait dengan: perbedaan pendekatan tekstual dengan pendekatan
ilmiah, perbedaan pembelajaran parsial dengan pembelaran terpadu, perbedaan
pembe-lajaran yang menekankan jawaban tunggal dengan pembelajaran yang
membutuhkan jawaban multi dimensi, perbedaan pembelajaran verbalisme dengan
pembe-lajaran yang aplikatif, dan pembelajaran yang berprinsip bahwa siapa saja
adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas .
Para guru berpandangan belum sepenuhnya memahami prinsip penilaian,
pembuatan RPP melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan standar.
9. Kekuatan Penulis
Isi jurnal menggunakan bahasa yang mudah dipahami, pemaparan hasil yang
luas. Hasil penelitian dijelaskan dan dihubungkaan dengan tujuan penelitian secara
lengkap
10. Kekurangan Penulis
Dalam Jurnal beberapa kalimat berulang, kurang padat sehingga terkesan
bertele tele.
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Fisika
Volume Penerbitan : 06
Tahun Terbit : 2017
Edisi :2
Jumlah Artikel :1
No. ISSN : 2301-7651
Halaman : 91 - 94
Deskripsi Setiap Artikel :
1. Judul Artikel : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY
LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DAN
AKTIVITAS SISWA
2. Penulis : Ihdi Shabrona Putri, Rita Juliani, Ilan Nia Lestari
3. Latar Belakang : Menurut penulis dari hasil studi pendahulu diperoleh bahwa
siswa menganggap fisika sebagai mata pelajaran yang tidak
menarik, hasil belajar yang masih rendah, guru tidak
menerapkan model pembelajaran yang bervariasi. Hal ini
diperkuat dengan hasil observasi dan wawancara terhadap
siswa SMA Negeri 20 Medan bahwa 87% siswa menyatakan
bahwa mata pelajaran fisika sulit kurang menarik serta 78%
siswa menyatakan belajar kelompok jarang dilakukan pada
saat proses pembelajaran berlangsung. Maka penulis ingin
mengatasi permasalahan di SMA Negeri 20 Medan dengan
cara dan strategi yang tepat salah satunya dengan menerapkan
model pembelajaran Discovery Learning.
4. Rumusan Masalah :
1) Bagaimana pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa dan Aktivitas Siswa ?
5. Tujuan Penelitian :
1) Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery Learning terhadap
hasil belajar siswa dan aktivitas siswa.
6. Metode penelitian yang digunakan :
Jenis penelitian yang dilakukan adalah quasi eksperiment dan desain
penelitian yang digunakan adalah control group pretest-postest design. Instrumen
yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa adalah soal. Sedangkan untuk
menilai aktivitas siswa digunakan lembar observasi.
7. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, penulis melakukan pretest dan postest maka hasil yang diperoleh
adalah nilai pretest kedua kelas memiliki nilai rata rata kelas eksperimen 34,5
sedangkan kelas kontrol 33,5 maka kedua kelas memiliki kemampuan awal yang
sama. Nilai rata rata postest kelas eksperimen 73,1 sedangkan kelas kontrol 69,6. Pada
lembar observasi yang dilakukan setiap pertemuan, penulis juga menemukan adaya
peningkatan aktivitas siswa. Pertemuan I nilai rata rata aktivitas siswa adalah 56,66 ,
pada pertemuan II = 60,54, pertmuan III = 70,27 pertemuan IV = 72,21.
8. Simpulan
Penulis menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery
Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa.
9. Kekuatan Penulis
Penulis merangkum isi jurnal singkat dan padat. Penjelasan hasil penelitian
terperinci dengan grafik batang dan juga tabel sehingga pembaca mudah memahami
isi jurnal.
10. Kekurangan Penulis
Menurut saya sebagai reviewer, sumber teori yang digunakan oleh penulis
terlalu minim sebaiknya setiap jurnal dan buku yang digunakan lebih banyak agar
memperkuat isi jurnal.
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi
Volume Penerbitan : 02
Tahun Terbit : 2016
Edisi :4
Jumlah Artikel :1
No. ISSN : 2407-6902
Halaman : 176 - 182
Deskripsi Setiap Artikel :
1. Judul Artikel : PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING
BERBANTUAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA
PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA
2. Penulis : Putri Iman Sari, Gunawan, Ahmad Harjono
3. Latar Belakang : Menurut penulis, fisika merupakan serangkaian proses ilmiah
yang melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan
sehingga membantu mereka memahami konsep-konsep yang
ada. Namun pada kenyataannya pembelajaran fisika lebih
dominan memperlakukan fisika sebagai sekumpulan
pengetahuan. Hal ini ada kaitannya dengan proses
pembelajaran yang masih berpusat pada guru. Menyebabkan
siswa kurang tertarik untuk belajar dan berdampak pada
berkurangnya motivasi dan keaktifan mereka selama proses
pembelajaran. Maka penulis berupaya mengatasi
permasalahan tersebut dengan suatu inovasi model
pembelajaran berpusat pada siswa dengan melibatkan peran
aktif siswa dan dapat memberi kesempatan membangun
pengetahuan.
4. Rumusan Masalah :
1) Bagaimana penggunaan discovery learning berbantuan laboratorium virtual
pada penguasaan konsep fisika siswa?
5. Tujuan Penelitian :
1) Untuk meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa dengan penggunaan
discovery learning sebagai model pembelajaran dan berbantuan laboratorium
virtual.
6. Metode penelitian yang digunakan :
Jenis penelitian yang dilakukan adalah quasi eksperiment dan desain
penelitian yang digunakan adalah menggunakan pre-test post-test control group
design, Penelitian ini dilakukan di kelas X SMAN 3 Mataram T.A 2015/2016.
Instrumen dalam pengumpulan data penelitian ini berupa tes penguasaan konsep
berbentuk pilihan ganda berjumlah 35 soal.
7. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan penulis berupa deskripsi data hasil tes awal (sebelum
perlakuan) dan tes akhir (setelah perlakuan) yang sudah di uji homogenitas, uji
normalitas dan uji hipotesis. Perbandingan penguasaan konsep fisika pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol yaitu pada kelas eksperimen nilai rata rata awal 40,11
setelah diberikan perlakuan dan postest hasilnya nilai rata rata menjadi 75, 03.
Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata rata awal 34,40 dan nilai rata rata akhir 62,40.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis bahwa selama proses
pembelajaran berlangsung, terlihat bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas
ekperimen membuat siswa lebih aktif dan termotivasi untuk belajar sehingga
meningkatkan pemahaman konsep fisika siswa. Ditemukan juga perbandingan N-gain
pada penguasaan konsep untuk kelas kesperimen dan kelas kontrol. Peningkatan
tertinggi kelas eksperimen terdapat pada materi arus listrik sebesar 88% dan hukum
Kirchoff sebesar 86%, sedangkan untuk kelas kontrol peningkatan tertinggi hanya
sampai 64 %
8. Simpulan
Penulis menyimpulkan bahwa penerapan discovery learning berbantuan media
laboratorium virtual berpengaruh terhadap penguasaan konsep fisika siswa. Hal ini
ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata penguasaan konsep pada siswa yang
diajarkan dengan discovery learning berbantuan media laboratorium virtual lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran
konvensional.
9. Kekuatan Penulis
Penulis menggunakan teori teori penelitian yang relevan dari berbagai jurnal
dan buku sehingga menguatkan isi dari penelitian yang dilakukan. Penulisan dan
pemaparan jurnal sitematis dan rapi memudahkan pembaca dalam memahami isi
jurnal.
10. Kekurangan Penulis
Hasil validitas, reliabilitas dari instrumen yang digunakan tidak dicantumkan
dalam jurnal. Beberapa penulisan kata masih ditemukan kesalahan. Indikator
penguasaan konsep siswa tidak dijelaskan dalam jurnal.
Nama Jurnal : Jurnal pendidikan fisika dan teknologi
Volume Penerbitan : II
Tahun Terbit : 2016
Edisi :1
Jumlah Artikel : 7-12

Deskripsi Artikel
1. Judul Artikel : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH BERBANTUAN MEDIA PHET TERHADAP
HAIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 1
GUNUNGSARI TAHUN PELAJARAN 2015/2016
2. Penulis : Tantawi Jauhari, Hikmawati dan Wahyudi
3. Latar Belakang : Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
selama melaksanakan PPL di SMAN 1 Guningsari didapatkan
bahwa pembelajaran fisika masih berorientasi pada guru dan
kurang memperhatikan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran. Selain itu siswa uga kurang termotivasi dalam
belajar fisika. siswa hanya cenderung mencatat dan
mendengar informasi yang diberikan oleh guru. Dampak dari
permasalahan itu adalah hasil belajar siswa yang rendah.
4. Rumusan Masalah :
1. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas X selama pelaksanaan model pembelajaran
berbasis masalah berbantuan media PhET?
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar
fisika siswa kelas X SMAN 1 Gunungsari Tahun Pelajaran 2015/2016.
5. Tujuan Penelitian :
1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X selama pelaksanaan model
pembelajaran berbasis masalah berbantuan media PhET.
2. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh model pembelajaran berbasis masalah
terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN 1 Gunungsari Tahun Pelajaran
2015/2016
6. Metode penelitian :
Jenis penelitian ini yaitu quasi eksperimen. Desain penelitian ini
menggunakan Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini
yaitu seluruh siswa kelas X SMAN 1 Gunungsari yang terbagi dalam 9 kelas. Teknik
pengambilan sampel menggunakan cluster purposivesampling sehingga diperoleh
kelas X6sebagai kelas eksperimen dan kelas X7 sebagai kelas kontrol. Kelas
eksperimen diberi perlakuan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media
PhET, sedangkan kelas kontrol diberi pembelajaran konvensional.
7. Hasil penelitian :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen (34,35)
lebih rendah dibandingkan kelas kontrol (43,66). Nilai rata-rata kedua kelas di atas
masih berkategori rendah karena di bawah KKM.Berdasarkan hasil uji homogenitas
kedua kelas adalah homogen. Hal ini berarti kedua kelas memiliki kemampuam awal
yang sama sebelum diberikan perlakuan. Setelah diberi perlakuan didapatkan bahwa
nilai rata-rata kelas eksperimen (70,24) lebih tinggi dari kelas kontrol (57,60). Hasil
ini menunjukkan bahwa kedua kelas sama-sama mengalami peningkatan.Namun,
peningkatan nilai rata-rata yang dialami kelas eksperimen lebih dari dua kali
peningkatan nilai rata-rata kelas kontrol.Hasil post-test kemudian uji normalitas
menggunakan rumus chi-kuadrat, diperoleh bahwa data kedua kelas adalah normal.
Aktivitas siswa pada kelas eksperimen cenderung tinggi dibandingkan dengan kelas
kontrol.
8. Simpulan :
Model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media PhET dapat
mengaktifkan siswa melalui kegiatan pemecahan masalah. pembelajaran berbasis
masalah berbantuan media PhET berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa kelas
X SMAN 1 Gunungsari tahun pelajaran 2015/2016
9. Kekuatan penulis :
Penulis menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan pada penelitian ini,
hasil pembahasannya juga terperinci.
10. Kekurangan penulis :
Penulis tidak memaparkan hasil dari aktivitas siswa, penulis hanya memberi tahu jika
pada proses pembelajaran siswa aktif.
Nama Jurnal : e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Volume Penerbitan : 04
Tahun Terbit : 2014
Halaman :36 - 48
No. ISSN : 2337-5973

Deskripsi Setiap Artikel :


1. Judul Artikel : PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA DAN SIKAP
ILMIAH SISWA SMP
2. Penulis : Widiadnyana I W., Sadia I W., Suastra I W.
3. Latar Belakang : Penulis mengatakan secara keseluruhan pada saat ini
pembelajaran IPA masih jauh dari harapan. Rendahnya
prestasi IPA ini ditunjukkan dari analisis hasil TIMSS tahun
2007 dan 2011 di bidang IPA untuk peserta didik kelas 2
SMP, hasil studi pada tahun 2007 dan 2011 menunjukkan
bahwa lebih dari 95% peserta didik Indonesia hanya mampu
mencapai level menengah. Hasil pengamatan yang dilakukan
penulis menyatakan bahwa penyebab rendahnya kemampuan
siswa karna selama ini pengetahuan siswa hanya berfokus
pada hasil belajar tanpa memperhatikan pemahaman konsep
IPA dan sikap ilmiah siswa. Maka penulis merancang suatu
pembelajaran IPA untuk mengubah paradigma lama dan
mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut agar terwujudnya
tujuan pembelajaran IPA yang diharapkan.
4. Rumusan Masalah :
1) Bagaimana pengaruh model discovery learning terhadap pemahaman konsep
IPA dan sikap ilmiah siswa SMP?
5. Tujuan Penelitian :
1) Meningkatkan pemahaman konsep IPA dan sikap ilmiah siswa SMP dengan
menerapkan model discovery learning.
6. Metode penelitian yang digunakan :
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Adapun jenis
eksperimen pada penelitian ini yaitu eksperimen semu (quasi eksperiment).
Rancangan penelitian yang digunakan adalah posttest only control group design.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Tembuku tahun
pelajaran 2013/2014.
Instrumen penelitian terdiri atas perangkat pembelajaran (RPP dan LKS) dan
instrumen pengumpulan data (tes pemahaman konsep dan kuesioner sikap).
7. Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, pencapaian nilai rata-rata
pemahaman konsep dan sikap ilmiah pada siswa yang menggunakan model discovery
learning lebih tinggi daripada siswa yang belajar menggunakan model pengajaran
langsung. Klasifikasi kualifikasi nilai sikap mengacu pada klasifikasi PAN skala lima.
Berdasarkan klasifikasi itu, maka rata-rata nilai sikap ilmiah pada model discovery
learning berada pada kualifikasi “baik”, sedangkan rata-rata nilai sikap ilmiah pada
model pengajaran langsung juga berkualifikasi “baik”. Secara deskriptif rata-rata nilai
pemahaman konsep dan sikap ilmiah pada model discovery learning lebih tinggi
daripada rata-rata nilai pada model pengajaran langsung, namun rata-rata nilai pada
kedua model itu berada pada kualifikasi yang sama.
8. Simpulan
Penulis menyimpulkan bahwa enelitian ini menghasilkan temuan, bahwa
model pembelajaran berpengaruh terhadap pemahaman konsep IPA dan sikap ilmiah
siswa. Secara lebih rinci sdapat diuraikan sebagai berikut: (1) terdapat perbedaan nilai
rata-rata pemahaman konsep dan sikap ilmiah siswa yang signifikan antara kelompok
siswa yang belajar dengan model discovery learning dengan kelompok siswa yang
belajar dengan model pengajaran langsung; (2) terdapat perbedaan nilai rata-rata pe-
mahaman konsep secara signifikan antara kelompok siswa yang belajar dengan model
discovery learning dengan kelompok siswa yang belajar dengan model pengajaran
langsung; (3) terdapat perbedaan nilai rata-rata sikap ilmiah secara signifikan antara
kelompok siswa yang belajar dengan discovery learning dengan kelompok siswa yang
belajar dengan model pengajaran langsung.
9. Kekuatan Penulis
Pembahasan dari hasil penelitian terperinci dan mudah dipahami. Setiap uji pada hasil
penelitian dijelaskan secara sistematis dengan dukungan dari berbagai jurnal untuk
menguatkan hasil temuan penulis.
10. Kekurangan Penulis
Menurut saya sebagai reviewer pendahuluan pada jurnal sebaiknya dibuat lebih
singkat dan padat agar memudahan pembaca memahami dan dalam membandingkan
hasil penelitian akan lebih baik menggunakan grafik untuk menunjukkan
perbandingan pada tiap pertemuan.

Anda mungkin juga menyukai