Anda di halaman 1dari 16

KONSEP FAKTOR LINGKUNGAN

(Hukum Minimum Liebig, Hukum Toleransi Shelford,


dan Konsep Faktor Pembatas)

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi Tumbuhan


yang dibina oleh Novy Eurika, S.Si

Oleh

1. Serlly Dita 0910211105


2. Ani Mar’atu 0910211092
3. Umi Kholila 0910211084
4. Mefriyanti 0910211114
5. Siti Aminah 0910211111
6. Trendy Indra 07121021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2011
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur bagi Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang kami beri judul “Konsep Lingkungan
(Hukum Minimum Liebig, Hukum Toleransi Shelford, Konsep Faktor Pembatas)”
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ekologi. Penulis menyadari makalah
ini tidak lepas dari bantuan dan keikutsertaan semua pihak. Pada kesempatan kali
ini kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa
doa, motivasi, nasehat maupun finansial.
2. Ibu Novy Eurika, S.Si selaku dosen mata kuliah Ekologi kami.
3. Teman-teman semester 5 khususnya FKIP Biologi UMJ
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Jember, 24 Oktober 2011


DAFTAR ISI

Judul………………………………………………………………………………..i

Kata Pengantar……………………………………………...……………………..ii

Daftar Isi……………………………………………………………………….....iii

DataGambar………….……………………………………………………...……iv

Data Tabel………………………………………………...…………………….…v

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang……………………………………………………...…………1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………...…….1

BAB 2 Pembahasan

2.1 Hukum Minimum Liebig………………………………………………...……2

2.2 Hukum Toleransi Shelford……………………………………………………4

2.3 Konsep Faktor Pembatas……………………………………………….……..6

BAB 3 Penutup

3.1 Kesimpulan…………………………..…………………………………….….8
3.2 Saran…………………………………………………………………….…….8

Daftar Pustaka…………………………………………………………………….9
DATA GAMBAR

Gambar 2.1 Justus von Liebig……………………………………………………..2

Gambar 2.2 Gambaran Hukum Liebig………….………..………………………..3

Gambar 2.3 Prinsip Batas Toleransi…...…………….…………………………….7


DATA TABEL

Tabel Toleransi Shelford………………………………………………………….4


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang yang berada di luar individu
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan
tidak sam dengan habitat. Habitat adalah tempat di mana organisme atau
komunitas organisme hidup. Organisme terdapat di laut, di padang pasir, di
hutan dan lain sebagainya. Jadi habitat secara garis besar dapat dibagi menjadi
habitat darat dan habitat air. Semua atau setiap faktor yang mempengaruhi
terhadap kehidupan dari suatu organisme dalam proses perkembangannya
disebut faktor lingkungan. Tumbuhan dan juga hewan dalam ekosistem
membentuk bagian hidup atau komponen biotik, komponen ini (jenis -
jenisnya) akan bertoleransi terhadap kondisi lingkungann tertentu. Dalam hal
ini tidak ada orbanisasi hidup berada dalam keadaan yang berdiri sendiri,
harus mempunyai kondisi – kondisi lingkungan yang menentukan
kehidupannya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah Hukum Minimum Liebig itu?
1.2.2 Apakah Hukum Toleransi Shelford itu?
1.2.3 Bagaimana hubungan kedua hukum tersebut?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui hukum minimum Liebig dan
toleransi Shelford serta konsep faktor pembatas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hukum Minimum Liebig

Gambar 2.1 Justus von Liebig

Justus von Liebig (1840) adalah seorang pionir yang mempelajari faktor –
faktor lingkungan dan menjelaskan bahwa pertumbuhan dari tanaman tergantung
pada sejumlah bahan makanan yang berada dalam kuantitas terbatas atau sedikit
sekali. Penemuannya kemudian lebih dikenal sebagai "hukum minimum Liebig".

Hukum minimum hanya berperan dalam air untuk materi kimia yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan reproduksi. Liebig tidak mempertimbangkan
peranan faktor lainnya, baru kemudian penelitian lainnya mengembangkan
pernyataannya yang menyangkut faktor suhu dan cahaya. Sebagai hasil
penelitiannya mereka menambahkan dua pernyataan yaitu:

a) Hukum ini berlaku hanya dalam kondisi keseimbangan yang dinamis atau
stesdy-state. Apabila masukan dan keluaran energi dan materi dari yang
diperlukan akan berubah terus dan hukum minimum tidak berlaku.

b) Hukum minimum harus memperhitungkan juga adanya interaksi di antara


faktor – faktor lingkungan. Konsentrasi yang tinggi atau ketersediaan yang
melimpah dari suatu substansi mungkin akann mempengaruhi laju pemakaian
dari substansi lain dalam jumlah yang minimum. Sering juga terjadi
organisme hidup memanfaatkan unsur kimia tambahan yang mirip dengan
yang diperlukan yang ternyata tidak ada di habitatnya. Contoh yang baik
adalah tidak adanya kalsium di suatu habitat tetapi stronsium melimpah,
beberapa moluska mampu memanfaatkan stronsium ini untuk membentuk
cangkangnya.

Dalam ekologi tumbuhan faktor lingkungan sebagai faktor ekologi dapat


dianalisis menurut bermacam-macam faktor. Satu atau lebih dari faktor-faktor
tersebut dikatakan penting jika dapat mempengaruhi atau dibutuhkan, bila
terdapat pada taraf minimum, maksimum atau optimum menurut batas-batas
toleransinya.

Sifat toleransi dan penyesuaian diri yang diperlihatkan oleh tumbuh-


tumbuhan atau bagian dari anggota tubuhnya terhadap sesuatu perubahan kondisi
atau keadaan dari faktor-faktor lingkungan tertentu dinamakan adaptasi, yang
dapat diperoleh secara heriditer (dikontrol secara genetis) atau oleh induksi
sesuatu factor lingkungan dan habitatnya.

Tumbuhan untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik membutuhkan


sejumlah nutrien tertentu (misalnya unsur-unsur nitrat dan fosfat) dalam jumlah
minimum. Jika hal tersebut tidak terpenuhi maka pertumbuhan dan
perkembangannya akan terganggu. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut sebagai
faktor ekologi berperan sebagai faktor pembatas.

Faktor-faktor lingkungan sebagai faktor pembatas ternyata tidak saja


berperan sebagai faktor pembatas minimum, tetapi terdapat pula faktor pembatas
maksimum. Bagi tumbuhan tertentu misalnya faktor lingkungan seperti suhu
udara atau kadar garam (salinitas) yang terlalu rendah/sedikit atau terlalu
tinggi/banyak dapat mempengaruhi berbagai proses fisiologinya. Faktor-faktor
lingkungan tersebut dinyatakan penting jika dalam keadaan minimum, maksimum
atau optimum sangat berpengaruh terhadap proses kehidupan tumbuh-tumbuhan
menurut batas-batas toleransi tumbuhannya.

Gambar 2.2 Gambaran Hk.Liebig


2.2 Hukum Toleransi Shelford

Faktor-faktor lingkungan penting yang berperan sebagai sifat toleransi


faktor pembatas minimum dan faktor pembatas maksimum yang pertama kali
dinyatakan oleh V.E. Shelford (1913), kemudian dikenal sebagai "hukum
toleransi Shelford". Shelford menyebutkan bahwa tumbuhan dapat mempunyai
kisaran toleransi terhadap faktor-faktor lingkungan yang sempit (steno) untuk satu
faktor lingkungan dan luas (eury) untuk faktor lingkungan yang lain. Suatu jenis
tumbuhan yang mempunyai toleransi yang luas sebagai faktor pembatas
cenderung mempunyai sebaran jenis yang luas. Masa reproduksi merupakan masa
yang kritis untuk tumbuhan jika faktor lingkungan dan habitatnya dalam keadaan
minimum.

Dalam ekologi pernyataan taraf relatif terhadap faktor-faktor lingkungan


dinyatakan dengan awalan steno (sempit) atau eury (luas) pada kata yang menjadi
faktor lingkungan tersebut. Misalnya toleransi yang sempit terhadap suhu udara
disebut stenotermal atau toleransi yang luas terhadap kadar pH tanah, disebut
euryionik.

TABEL TOLERANSI SHELFORD

Toleransi Sempit Toleransi Luas Faktor Lingkungan

Stenotermal Iritermal Suhu

Stenenohidrik Irihidrik Air

Stenohalin Irihalin Sallinitas

Stenofagik Irifagik Makanan

Stenoedafik Iriedafik Tanah

Stenoesius Iriesius Seleksi habitat


Beberapa azas tambahan terhadap hokum toleransi dapat dinyatakan
sebagai berikut:

1. Organisme-organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar bagi


satu faktor dan kisaran yang sempit untuk lainnya.
2. Organisme-organisme dengan kisaran-kisaran toleransi yang luas untuk
semua wajar memiliki penyebaran yang paling luas.
3. Apabila keadaan-keadaan tidak optimum bagi suatu jenis mengenai suatu
fator ekologi, batas-batas toleransi terhadap faktor-faktor ekologi lainnya
dapat dikurangi berkenaan dengan faktor-faktor ekologi lainnya.
4. Seringkali ditemukan bahwa organism-organisme di alam sebenarnya
tidak hidup pada kisaran optimim berkenaan dengan faktor fisik tertentu.
5. Periode reproduksi biasanya merupakan periode yang gawat apabila
faktor-faktor lingkungan bersifat membatasi. Batas-batas toleransi
individu-individu reproduktif, biji-biji, telur-telur, embrio, kecambah, atau
anakan-anakan pohon, larva biasanya lebih sempit daripada tumbuh-
tumbuhan atau binatang dewasa lebih sempit daripada tumbuh-tumbuhan
atu binatang dewasa nonproduktif.

Shelford menyatakan bahwa jenis – jenis dengan kisaran toleransi yang


luas untuk berbagai faktor lingkungan akan menyebar secara luas. Ia juga
menambahkan bahwa dalam fase reproduksi dari daur hidupnya faktor – faktor
lingkungan lebih membatasinya. Biji, telur dan embrio mempunyai irisan yang
sempit jika dibandingkan dengan fase dewasanya.

Hasil dari shelford telah memberikan doronngan dalam kajian berbagai


ekologi toleransi. Berbagai percobaan dilakukan di laboratorium untuk
mendapatkan atau menentukan kisaran toleransi dari individu suatu jenis terhadap
pencemar air yang akan sedikit memberikan gambaran dalam penyebarannya.

Shelford sendiri memberikan penjelasan dalam hukumnya bahwa reaksi


suatu organisme terhadap faktor lingkungan tertentu mempunyai hubungan yang
erat dengan kondisi lingkkungan lainnya, misalnya apabila Nitrat dalam tanah
terbatas jumlahnya, maka resistansi rumput terhadap kekeringan menurun.
Shelford juga melihat kenyataan bahwa sering organisme hidup, tumbuhan
dan atau hewan, hidup berada pada kondisi tempat yang tidak optimum. Karena
berada pada kondisi yang tidak optimum ini akibat kompetisi dengan jenis
lainnya, sehingga berada pada keadaan yanng lebih efektif dalam hidupnya.
Misalnya berbagai tumbuhan di padang pasir sesunggguhnya akan tumbuh lebih
baik di tempat yang lembab, tetapi mereka memilih padang pasir karena adanya
keuntungan ekologi yang lebih. Demikian juga dengan anggrek sebenarnya
kondisi optimumnya berada pada keadaan penyinaran yang langsung, tetapi
mereka hidup di bawah naungan karena faktor kelembaban sangat
menguntungkan.

Pengaruh faktor-faktor lingkungan dan kisarannya untuk suatu tumbuh-


tumbuhan berbeda-beda, karena satu jenis tumbuhan mempunyai kisaran toleransi
yang berbeda-beda menurut habitat dan waktu yang berlainan. Tetapi pada
dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan variabilitas unsur-
unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien dan faktor fisik, misalnya suhu
udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas toleransi tumbuhan terhadap faktor
atau sejumlah faktor lingkungan tersebut.

Pengertian tentang faktor lingkungan sebagai faktor pembatas kemudian


dikenal sebagai Hukum faktor pembatas, yang dikemukakan oleh F.F Blackman,
yang menyatakan: jika semua proses kebutuhan tumbuhan tergantung pada
sejumlah faktor yang berbeda-beda, maka laju kecepatan suatu proses pada suatu
waktu akan ditentukan oleh faktor yang pembatas pada suatu saat.

Seorang ahli ekologi Jerman Friedrich (1927), menyatakan bahwa


hubungan antara komunitas dan lingkungannya bersifat holocoenotik. Ini berarti
bahwa tidak ada dinding pemisah antara lingkungan dengan organisme atau
komunitas biologis yang ada. Setiap organisme merupakan lingkungan dari
organisme lain. Kebutuhan dari suatu populasi akan berubah dengan adanya
faktor waktu atau masa atau seleksi alam di dalam siklus kehidupan suatu
organisme.(Prof. Dr. Zoer’ain Djamal Irwan,, M.Si: 1996. Prinsip – Prinsip
Ekologi)
Gambar 2.3 Prinsip Batas Toleransi

2.3 Konsep Faktor Pembatas

Eksistensi dari keberhasilan suatu organisme atau kelompok organisme


tergantung pada keadaan lingkungan yang sangat rumit. Suatu keadaan yang
melampaui batas-batas toleransi disebut keadaan yang membatasi atau faktor
pembatas. Faktor pembatas dapat mencapai nilai ekstrim maksimum maupun
minimum dengan ukuran kritis. Faktor pembatas bervariasi dan berbeda untuk
setiap tumbuhan maupun hewan dengan nilai ekstrim tertentu, sehingga terjadilah
pengelompokan dan perkembangan serta penyebaran organisme tersebut.

Suatu organisme mempunyai toleransi yang besar terhadap suatu faktor


yang konstan, maka faktor itu tidak merupakan pembatas. Sebaliknya bila
mempunyai toleransi tertentu terhadap suatu faktor yang bervariasi dalam
lingkungan, dapat menjadi faktor yang membatasi. Sebagai contoh oksigen yang
tersedia cukup banyak dan tetap serta siap untuk digunakan dalam lingkungan
daratan sehingga jarang membatasi organisme daratan. Pada pihak lain, oksigen
jarang dan sangat bervariasi dalam air sehingga merupakan faktor pembatas pada
organisme perairan. Keadaan lingkungan yang ekstrim mengurangi batas
toleransi.

Suatu contoh konsep faktor pembatas dengan membandingkan telur-telur


ikan trout dan telur-telur kodok. Telur-telur ikan trout berkembang antara 00C dan
120C dengan optimum 40C sedangkan telur-telur kodok antara 00C dan 300C
dengan optimum 220C. Jadi telur-telur ikan trout adalah stenothermal dan telur-
telur kodok eurythermal. Titik-titik minimum, optimum dan maksimum
berdekatan untuk jenis-jenis yang stenotermal. Sehingga perbedaan tempratur
yang kecil menyebabkan efek yang kecil pada jenis eurythermal. Jenis-jenis yang
stenotermal ada yang bersifat toleransi tempratur rendah (oligothermal) dan
adapula yang toleransi tempratur tinggi (polythermal) atau di antaranya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Justus Von Liebig yang merupakan salah satu ahli dalam hal mempelajari
pengaruh macam-macam faktor terhadap pertumbuhan organisme,dalam hal ini
adalah tanaman, Liebig menyatakan dalam hukum minimum Liebig yaitu
pertumbuhan tanaman tergantung pada unsur atau senyawa yang berada dalam
keadaan minimum. Sedangkan organisme mempunyai batas maksimum dan
minimum ekologi, yaitu kisaran toleransi dan ini merupakan konsep hukum
toleransi Shelford. Konsep Faktor Pembatas merupakan gabungan hukum
minimum dan hukum toleransiKehadiran dan keberhasilan suatu organisme
tergantu ng pada kompleksitas faktor lingkungan. Keadaan manapun yang
mendekati atau melampaui batas toleransi dinamakan sebagai faktor pembatas.

3.2 Saran

Akan lebih bermanfaat apabila mennghubungkan konsep minimum


dengan konsep toleransi ini untuk mendapatkan gambaran yang umum tentang
konsep faktor pembatas. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa kehadiran dan
keberhasilan dari organisme hidup tergantung pada kondisi – kondisi tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

 Hadisubroto,Tisno.1989.Ekologi Dasar.Jakarta:Depdikbud

 Zoer’aini Djamal, Irwan. 1991. Prinsip – Prinsip Ekologi EKOSISTEM.

 Diktat Ekologi Tumbuhan, oleh Purtasih, M.pd

 http://www.inforedia.com/2010/03/faktor-pembatas-ekosistem.html?m=1
KRITERIA PENILAIAN MAKALAH
MATAKULIAH EKOLOGI TUMBUHAN
SEMESTER GASAL 2011-2012

No. Elemen Skor Penilaian


Maks
KS KT D
I. Identitas Makalah 4 4
1 Judul makalah 4 2 2
2 Keperluan ditulisnya makalah 2 2 2
3 Nama penulis makalah 2 2 2
4 Tempat dan waktu penulisan makalah 2 2 2

II. Sistematika Makalah


5 Makalah terorganisasi dengan baik dan lengkap:
 Ada Kata Pengantar dan Daftar Isi/Tabel/Gambar 5 5 5
 Pendahuluan berisi: latar belakang penulisan makalah, masalah 5 5 5
beserta batasannya, dan tujuan penulisan makalah
 Bagian inti berisi paparan topik-topik bahasan 5 5 5
 Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran 5 5 5
 Memuat daftar rujukan/pustaka dan lampiran (jika ada) 5 5 5

III. Bagian Teks Utama Makalah


6 Latar Belakang memaparkan:
 Hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah (secara teoritis 10 8 7
maupun praktis),
 Masalah yang memerlukan pemecahan/penjelasan/ 5 4 4
pendeskripsian /penegasan,
 Tujuan penulisan makalah 5 4 3
7 Topik-topik Bahasan pada bagian inti:
 Relevan dengan masalah yang dipaparkan pada bagian penda- 10 8 3
huluan (isi dan kuantitas)
 Beragam konsep dieksplor dari banyak sumber (> 3 sumber buku 10 7 7
atau artikel)
 Gambar/diagram/foto yang disertakan sesuai dengan pembahasan 5 5 4
8 Penutup memaparkan:
 Kesimpulan atau penegasan atau ringkasan pembahasan 10 9 9
 Saran/rekomendasi sehubungan dengan masalah yang dibahas 5 5 5

IV. Lain-Lain
9 Makalah disertai dengan ‘power point’ 5 5 5

Jumlah Skor Maksimal 100 90 87

Anda mungkin juga menyukai