Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar negara yang mempersatukan bangsa dan mengarahkan bangsa
dalam mencapai tujuannya.Pancasila juga merupakan sumber jati diri, kepribadian, moralitas,
dan haluan keselamatan bangsa.Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik, sudah
seharusnya kita mengkaji, menganalisis dan mengamalkan nilai-nilai dasar Pancasila sebagai
ideologi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pancasila selalu menjadipegangan
bersama bangsa Indonesia, baik ketika negara dalam kondisi yang amanmaupun dalam
kondisi negara yang terancam.Hal itu tebukti dalam sejarah dimanapancasila selalu menjadi
pegangan ketika terjadi krisis nasional dan ancaman terhadapeksistensi bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apayang dimaksud dengan hakikat Pancasila?
2. Apa saja bentuk pengamalan Pancasila sila ke-1 sampai ke-3?
3. Bagaimana pola pelaksanaan pedoman pelaksanaan pengamalan pancasila?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan hakikat Pancasila
2. Mengetahui bentu-bentuk pengamalan Pancasila sila ke-1 sampai ke-3
3. Mengetahui pola pelaksanaan pedoman pelaksanaan pengamalan pancasila

1.4 Manfaat
1. Memberikan pengetahuan tentang hakikat Pancasila
2. Memberikan pengetahuan tentang bentuk-bentuk pengamalan Pancasila sila ke-1
sampai ke-3
3. Memberikan pengetahuan pola pelaksanaan pedoman pelaksanaan pengamalan
pancasila
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Pancasila

2.1.1 Pengertian hakikat.

Kata hakikat dapat diartikan sebagai suatu inyi yang terdalam dari segala sesuatu yang terdiri
dari sejumlah unsur tertentu dan yang mewujudkan sesuatu itu,sehinggan terpisah dengan
sesuatu lain dan bersifat mutlak.misalnya, hakikat air terdiri atas dua unsur mutlak, yaitu
hydrogen dan oksigen. Dengan kata lain, kedua unsur tersebut secara bersama-sama
menyusun air sehingga terpisah dai benda lainnya, misalnya dengan batu, kayu, air raksa dan
lain sebagainya. Terkait dengan pengertian kata ‘hakikat’ dapat dipahami dalam tiga kategori
yaitu:

1. Hakikat abstrak yang disebut juga sebagai hakikat jenis atau hakikat umum yang
mengandung usur-unsur yang sama, tidak berubah. Hakikat abstrak sila-sila
pancasila menunjukkan pada kata:Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, dan Keadilan.
2. Hakikat pribadi sebagai hakikat yang memiliki sifat khusus, artinya terikat pada
barang sesuatu.hakikat pribadi pancasila menunjuk pada ciri-ciri khusus sila-sila
pancasila yang ada pada bangsa Indonesia, yaitu adat istiadat, nilai-nilai agama,
nilai-nilai kebudayaan, sifat dan karakter yang melekat pada bangsa Indonesia
sehingga membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain di dunia.hakikat
pribadi inilah yang realisasinya sering disebut sebagai kepribadian, dan totalitas
konkretnya disebut kepribadian pancasila.
3. Hakikat Konkret yang bersifat nyata sebagaimana dalam kenyataannya. Hakikat
konkret pancasila terletak pada fungsi pancasila sebagai dasar filsafat negara.
Dalam realisasinya, Pancasila adalah pedoman praktis, yaitu dalam wujud
pelaksanaan praktis dalam kehidupan negara, bangsa dan Negara Indonesia sesuai
dengan kenyataan sehari-hari, tempat, keadaan dan waktu.
2.1.2 Hakikat sila-sila Pancasila

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Ketuhanan berasal dari kata Tuhan, ialah Allah, pencipta segala yang ada
dan semua makhluk. Yang Maha Esa berarti Yang Maha Tunggal, tiada sekutu,
esa dalam zat-Nya, esa dalam sifat-Nya, esa dalam perbuatan-Nya. Jadi,
Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian dan keyakinan adanya Tuhan
Yang Maha Esa, pencipta alam semesta beserta isinya.Di dalam Negara Indonesia
tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ketuhanan Yang Maha Esa, tidak boleh
ada sikap dan perbuatan anti Ketuhanan Yang Maha Esa dan anti keagamaan,
serta tidak boleh ada paksaan agama.
Sila ini menekankan fundamen etis-religius dari Negara Indonesia yang
bersumber dari moral Ketuhanan yang diajarkan agama-agama dan keyakinan
yang ada sekaligus juga merupakan pebgakuan akan adanya berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di tanah air Indonesia. Dengan
menyertaka.Moral ketuhanan sebagai dasar negara, Pancasila memberikan
dimensi transedental pada kehiduoan politik serta mempertemukan dalam
hubungan simbolis antara konsepsi daulat Tuhan dan daulat rakyat.

2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yaitu makhluk berbudi yang


memiliki potensi pikir, rasa, karsa, dan cipta.Karena potensi ini, manusia
menduduki atau memiliki martabat yang tinggi.Kemanusiaan berarti bersifat
manusia yang merupakan esensi dan identitas manusia, karena martabat
kemanusiaannya.Di samping kemanusiaan, adalah adil yang mengandung arti,
bahwa suatu keputisan dan tindakan didasarkan atasnorma-norma yang objektif,
tidak subjektif apalagi sewenang-wenang.Lalu beradab yang berasal dari kata
adab yang berarti budaya, jadi beradab berarti berbudaya.Adab mengandung
pengertian tata kesopanan, kesusilaan atau moral, dengan demikian beradab dapat
ditafsirkan sebagai dasar nilai-nilai kesusilaan atau moralitas, khususnya dan
kebudayaan umumnya.

Sila kemanusiaan yang Adil dan Beradab adalah kesadaran sikap dan perbuatan
manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan
dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya, baik terhadap diri pribadi,
sesama manusia, maupun alam dan hewan.Pada prinsipnya kemanusiaan yang adil
dan beradab adalah sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat
hakikat manusia yang berbudi, sadar nilai, dan berbudaya. Dengan kemanusiaan
yang adil dan beradab, maka setiap warga negara mwmpunyai kedudukan yang
sederajat dan sama terhadap undang-undang negara, mempunyai kewajiban dan
hak-hak yang sama, setiap warga negara dijamin haknya serta kebebasannya yang
menyangkut hubungan dengan Tuhan, dwngan orang-orang, dengan negara,
dengan masyarakat dan menyangkut pula kemerdekaan menyatakan pendapat dan
mencapai kehidupan yang layak sesuai dengan hak asasi manusia.

3. Sila Persatuan Indonesia


Persatuan berasal dari kata satu yang berarti untuk tidak terpecah belah.Persatuan
mengandung pengertian bersatunya bermacam corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan.Pengertian Indonesia dalam sila Persatuan Indonesia
adalah bangsa, jadi Persatuan Indonesia ialah persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia. Persatuan Indonesia merupakan faktor yang dinamis dalam
kehidupan bengsa Indonesia, bertujuan melindungi segenap bangsa Indonesia
dengan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan perdamaian dunia yang
abadi. Perwujudan Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari paham
kebangsaan Indonesia yang dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa, serta
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
2.2 Bentuk-Bentuk Pengamalan Pancasila

a. Sila pertama

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan


Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

b. Sila kedua

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

c. Sila ketiga

1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan


bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

2.3 Pola Pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan Pengamalan Pancasila

Pola pelaksanaan pedoman pelaksanaan pengamalan pancasila dilakukan agar


Pancasila sungguh-sungguh dihayati dan diamalkan oleh segenap warga negara, baik dalam
kehidupan orang seorang maupun dalam kehidupan kemasyarakatan.Oleh sebab itu,
diharapkan lebih terarah usaha-usaha pembinaan manusia Indonesia agar menjadi insan
Pancasila dan pembangunan bangsa untuk mewujudkan masyarakat Pancasila.

a. Jalur-jalur yang digunakan

1) Jalur pendidikan

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pengamalan


Pancasila, baik pendidikan formal (sekolah-sekolah) mapun pendidikan
nonformal (di keluarga dan lingkungan masyarakat), keduanya sangat erat
kaitanya dengan kehidupan manusia.Dalam pendidikan formal semua tindak-
perbuatannya haruslah mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dalam
pendidikan keluarga pengamalan Pancasila harus ditanamkan dan
dikembangkan sejak anak-anak masih kecil, sehingga proses pendarah-
dagingan nilai-nilai Pancasila dengan baik dan menuntut suasana keluarga
yang mendukung. Lingkungan masyarakat juga turut menentukansehingga
harus dibina dengan sungguh-sungguh supaya menjadi tempat yang subur bagi
pelaksanaan pengamalan Pancasila.Melalui pendidikan inilah anak-anak didik
menyerap nilai-nilai moral Pancasila.Penyerapan nilai-nilai moral Pacasila
diarahkan berjalan melalui pemahaman dari pemikiran dan dan pengamalan
secara pribadi.Sasaran pelaksanaan pedomaan pengamalan Pancasila adalah
perorangan, keluarga, masyarakat, baik dilingkungan tempat tinggal masing-
masing, maupun di lingkungan tempat bekerja.

2) Jalur media massa

Peranan media massa sangat menjanjikan karena pengaruh media


massa dari dahulu sampai sekarang sangat kuat, baik dalam pembentukan
karakter yang positif maupun karakter yang negatif, sasaran media massa
sangat luas mulai dari anak-anak hingga orang tua. Sosialisasi melalui media
massa begitu cepat dan menarik sehingga semua kalangan bisa menikmati baik
melalui pers, radio, televisi dan internet. Hal itu membuka peluang besar
golongan tertentu menerima sosialisasi yang seharusnya belum saatnya
mereka terima dan juga masuknya sosialisasi yang tidak bersifat membangun.
Media massa adalah jalur pendidikan dalam arti luas dan peranannya begitu
penting sehingga perlu mendapat penonjolan tersendiri sebagai pola pedoman
pengamalan Pancasila. Sehingga dalam menggunakan media massa tersebut
harus dijaga agar tidak merusak mental bangsa dan harus seoptimal mungkin
penggunaannya untuk sosialisasi pembentukan kepribadian bangsa yang
pancasilais. Jadi, untuk sosialisasi-sosialisasi yang mengancam penanaman
pengamalan Pancasila harus disensor.

3) Jalur organisasi sosial politik

Pengamalan Pacansila harus diterapkan dalam setiap elemen bangsa


dan Negara Indonesia.Organisasi sosial politik adalah wadah pemimpin-
pemimpin bangsa dalam bidangnya masing-masing sesuai dengan
keahliannya, peran dan tanggung jawabnya. Sehingga segala unsur-unsur
dalam organisasi sosial politik seperti para pegawai Republik Indonesia harus
mengikuti pedoman pengmalan Pancasial agar berkepribadian Pancasila
karena mereka selain warga negara Indonesia, abdi masyarakat juga sebagai
abdi masyarakat, dengan begitu maka segala kendala akan mudah dihadapi
dan tujuan serta cita-cita hidup bangsa Indonesia akan terwujud.

b. Penciptaan suasana yang menunjang

1) Kebijaksanaan pemerintah dan peraturan perundang-undangan


Penjabaran kebijaksanaan pemerintah dan perundang-undangan
merupakan salah satu jalur yang dapat memperlancar pelaksanaan
pedoman pengamalan pancasila dimana aspek sanksi atau penegakan
hukm mendpat penekanan khusus.

2) Aparatur Negara
Rakyat hendaklah berpartisipasi aktif di dalam menciptakan suasana
dan keadaan yang mendorong pelaksanaan pedoman pengamalan
Pancasila.Dan aparatur pemerintah sebagai pelaksana dan pengabdi
kepentingan rakyat harus memahami dan mengatasi permasalahan-
permasalahan yang ada di dalam masyarakat.Sarana dan prasarana
dalam pelaksanaan pengamalan Pacasila perlu disediakan dan
memfungsikan lembaga-lembaga kenegaraan, khususnya lembaga
penegak hukum dalam menjamin hak-hak warga negaranya dan
melindungi dari perbutan-perbuatan tercela.

3) Kepemimpinan dan pemimpin masyarakat

Peranan kepemimpinan dan pemimpin masyarakat, baik pemimpin


formal maupun informal sangat penting dalam pelaksanaan pedoman
pengamalan.Mereka dapat menyampaikan bagaimana pola Dengan
pelaksanaan pedoman pengamalan Pancasila dan menyuruh bawahan
atau umatnya untuk mengikuti pola pedoman pelaksanaan
Pancasila.begitu Pengamalan pancasila akan tetep lestari.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagai warna Negara Indonesia yang baik, sudah seharusnya kita mengamalkan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari karena Pancasila merupakan dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Pengamalan Pancasila secara subjektif akan memperkuat
pengamalan Pancasila secara objektif. Pengamalan Pancasila ini harus dilakukan dengan
berbagai bidang kehidupan di Negara Indonesia agar pancasila benar-benar berperan
sebagaimana fungsi dan kedudukannya dan supaya tujuan serta cita-cita bangsa Indonesia
mudah terwujud.

3.2 Saran

Pengamalan Pancasila semakin memudar di era globalisasi ini, sehingga mengancam mental
dan kepribadian bangsa Indonesia. Hal ini harus segera ditangani dengan cara meningkatkan
penanaman pengamalan Pancasila melalui pendidikan yang seutuhnya. Untuk itu perlu
adanya kesadaran dari setiap warga negara akan pentingnya pengamalan Pancasila dan
mempertahankannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ms Bakry, Noor. 1994. Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Liberty.

https://id.wikipedia.org/wiki/Pedoman_Penghayatan_dan_Pengamalan_Pancasila

Anda mungkin juga menyukai