Anda di halaman 1dari 1

MATA CINTA

Yogaswara Permana

Di pelataran waktu,
Ketika jejak-jejak kepergianmu perlahan hilang
aku terdiam melepasmu

Sejauh mataku berkaca


senja tiba dengan rona bayangmu yang memenuhi semesta
merona bagai lampu cahaya
sinarnya menembus relung jiwa yang hampa.

Hembusan angin menerpa pelan,


menyapu kenangan
dihantar suara-suara gelisah daun kerinduan
Aku terdiam
kehilangan…

Hadirmu hanya sebuah fatamorgana


menjadi komposisi rindu yang syahdu
bagai daun kering berjatuhan
dalam kata yang berserakan tanpa makna

Aku menghampiri engkau


melalui puisi yang belum usai
untuk dibaca esok hari

Aku hanya bisa menuliskanmu puisi

Jika bertemu denganmu adalah takdir Tuhan,


dan berteman denganmu adalah pilihan,
jika itu adalah cinta;
maka jatuh cinta padamu bukanlah sesuatu yang aku rencanakan***

Anda mungkin juga menyukai