Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya berkat,
rahmat, dan bimbingan-Nya. Kami dapat menangani tugas Undang Undang Lingkungan
AMDAL dengan baik.
Makalah tentang Amdal untuk perencanaan rumah sakit ini kami buat untuk melengkapi
tugas mata kuliah Undang Undang Lingkungan. Dalam menyusun tugas atau materi ini, tidak
sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa dalam pelajaran ini kami
sangat berterima kasih kepada dosen D4K3.
Kami sangat bisa makalah ini bisa bermanfaat bagi semua dan menjadi kenyataan bagi
yang membutuhkan, terutama dalam bidang Keselamatan Lingkungan.Kami menyembunyikan
makalah ini belum sempurna, masih banyak kesalahan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
BAB III DASAR HUKUM DAN PERATURAN BAGIAN MENYUSUN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
BAB I
PE N DAHULUAN
LATAR BELAKANG
Adanya Peraturan Pemerintah No. 51 Tahu n 1993 Tentang Analisis Dampak Lingkungan,
merupakan terobosan baru yang memungkinkan setiap Rumah Sakit yang membutuhkan
AMDAL (Rumah Sakit dengan kapasitas lebih dari 400 tempat tidur) dapat dilakukan dengan
baik.
TUJUAN PENULISAN AMDAL
1. Mengidentifikasikan rencana usaha dan / atau kegiatan yang akan dilakukan secara
khusus terhadap lingkungan hidup
2. Mengidentifikasikan komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena
dampak besar dan penting
3. Memprakirakan dan mengevaluasi rencana kegiatan dan kegiatan yang menimbulkan
dampak terhadap lingkungan hidup
Hasil dari pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
terutama untuk siswa atau pelajar untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang AMDAL,
peningkatan rumah sakit.
BAB II
1. AMDAL Kegiatan Terpadu / Multi Sektor yaitu hasil studi lingkungan yang merupakan
kegiatan yang terintegrasi dengan lingkungan hidup dalam satu kesatuan dan tanggung
jawab lebih dari satu lembaga yang bertanggung jawab.
Jadi pengertian AMDAL di sini dapat digunakan proses studi dan dapat pula hasil dari
studi. Dengan ditetapkannya PP 51 tahun 1993 tentang AMDAL, tidak ada lagi ketentuan
tentang AMDAL bagi kegiatan yang sudah berjalan yang dikenal dengan SEMDAL. Namun
demikian untuk kegiatan-kegiatan bidang kesehatan yang semula ditetapkan Wajib SEMDAL
tetapi untuk saat ini sekalipun membuat SEMDAL, Departemen Kesehatan akan mengeluarkan
peraturan khusus yang mewajibkan pembuatan prosedur operasi standar manajemen dan
pemantauan lingkungan yang dituangkan dalam rencana teknis dan lingkungan proyek sebagai
pembuatan kewajiban SEMDAL. Dampak lingkungan adalah lingkungan yang diakibatkan oleh
kegiatan-kegiatan. Pada mulanya perubahan lingkungan digambarkan sebagai adanya benturan
antara dua kepentingan yaitu kepentingan antara perlunya pelaksanaan kegiatan dan tujuan usaha
melestarikan kualitas lingkungan yang baik. Benturan kepentingan itu hanyalah mencerminkan
keberadaan yang merugikan (negatif) saja. Dalam perkembangannya kemudian, yang dianalisis
bukan hanya negatifnya saja tetapi juga menghasilkan efek-efek yang sama. Sedangkan
kontribusi yang lebih besar adalah lingkungan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh
kegiatan-kegiatan.
1. Kegiatan setiap kegiatan bersifat khusus dan unik ( spesifik situs ), artinya dampak
lingkungan kegiatan hanya berlaku untuk ekosistem dan kelompok sosial tertentu
yang menghuni ruang dan waktu tertentu. Sebagaimana yang dilakukan dari proses
yang AMDAL hanya terfokus pada ruang khusus dan kurun waktu tertentu yang
dihipotesakan terkena hasil kegiatan. Implikasi dari asumsi ini adalah kegiatan
sejenis, yang berbeda yang akan berbeda jika berada di ruang yang berbeda.
2. Perkembangan kegiatan bersifat kompleks. Seperti yang disebutkan saat ini, setiap
komponen lingkungan satu sama lain saling terkait. Perubahan atau tekanan yang
dialami oleh satu komponen lingkungan akan mempengaruhi komponen
lainnya. Hubungan sebab-akibat ini semakin sulit ditelusuri oleh faktor-faktor yang
mungkin terjadi secara umum dan baru setelah kurun waktu yang cukup
lama. Implikasi hal ini adalah bahwa studi AMDAL harus dilakukan secara
profesional sesuai dengan fakta ekonomi yang ditimbulkan. Jadi yang dibutuhkan
yang mengkaji masing-masing fungsi dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
analisis.
2.2 MANFAAT AMDAL
2. Mengetahui wasiat yang berlaku Tetapkan kegiatan untuk kegiatan yang dapat
menimbulkan pertentangan.
3. Memberi masukan untuk studi kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi dapat
dilakukan, terutama dalam rangka pengendalian negatif dan mengembangkannya
positifnya.
4. Menyesuaikan informasi dan mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan
Kegiatan-kegiatan, terutama informasi tentang sumber daya yang membutuhkan
kegiatan-kegiatan tersebut, seperti energi, tenaga manusia, sarana dan prasarana
angkutan dan sebagainya.
5. Pelaksanaan upaya lingkungan berdasarkan pendugaan dan evaluasi lingkungan yang
dilakukan dalam proses penyusunan AMDAL.
Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa proyek dan / atau kegiatan. Dalam
penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat membentuk dokumen AMDAL. Penyusun
dokumen AMDAL harus telah memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di
bidangnya. Ketentuan standar penyusunan anggaran minimal AMDAL dalam Keputusan Kepala
Bapedal Nomor 09/2000 .
Pelaku Kegiatan
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL,
pemrakarsa, dan masyarakat yang berkepentingan. Komisi Penilai AMDAL adalah
komisi yang memproses dokumen AMDAL. Di tingkat pusat di Bapedalda / lnstansi
manajer lingkungan hidup, dan di tingkat Kabupaten / Kota di Bapedalda / lnstansi
manajer lingkungan hidup Kabupaten / Kota. Unsur pemerintah lainnya yang
berkepentingan dan warga masyarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili di
dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan isi Komisi Penilai AMDAL dalam Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup, sementara anggota-anggota Komisi Penilai AMDAL
dalam propinsi dan kabupaten / kota ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati /
Walikota. Pemrakarsa adalah orang-orang atau badan hukum yang bertanggung jawab
atas rencana proyek dan / atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Masyarakat yang
berkepentingan adalah masyarakat yang menggunakan berbagai bentuk keputusan dalam
proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara lain sebagai berikut: kedekatan dengan
rencana dan / atau kegiatan, faktor ekonomi, faktor sosial budaya, perhatian pada
lingkungan hidup, dan / atau faktor reputasi-nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat
berkepentingan dalam proses AMDAL dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena, dan
masyarakat pemerhati. Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang
menggunakan berbagai bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-
alasan antara lain sebagai berikut: kedekatan dengan rencana dan / atau kegiatan, faktor
ekonomi, faktor sosial budaya, perhatian pada lingkungan hidup, dan / atau faktor
reputasi-nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses
AMDAL dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena, dan masyarakat
pemerhati. Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang menggunakan
berbagai bentuk keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara lain
sebagai berikut: kedekatan dengan rencana dan / atau kegiatan, faktor ekonomi, faktor
sosial budaya, perhatian pada lingkungan hidup, dan / atau faktor reputasi-nilai atau
norma yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL dapat
dibedakan menjadi masyarakat terkena, dan masyarakat pemerhati.
Langkah-langkah yang digolongkan dalam diagram tersebut tidak ada bentuk yang akan
menghasilkan seperti yang sesuai dalam AMDAL berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51
tahun 1993. Langkah-langkah yang selanjutnya akan diuraikan di bawah ini lebih lanjut dari
langkah-langkah studi AMDAL sejak awal studi sampai langkah dari studi AMDAL yaitu
pengelolaan lingkungan dan alternatif pengelolaannya.
LANGKAH BARU
Identifikasi bahaya yaitu mengidentifikasi komponen lingkungan yang mungkin tercakup
dalam kegiatan / komponen kegiatan
Pendugaan dampak lingkungan yaitu memproyuasi lingkungan yang mungkin terjadi
akibat dilaksanakannya rencana kegiatan
Dari langkah-langkah tersebut kemudian disusun hasil laporan yang mencakup beberapa
dokumen yang mencakup: KA ANDAL, ANDAL, dan RKL / RPL.
Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1993, laporan hasil studi AMDAL harus disusun dalam
bentuk dokumen sebagai berikut:
1. Lingkungan
1. Lingkungan Rumah Sakit harus memiliki batas yang jelas dilengkapi dengan pagar yang kuat
dan tida yang memungkinkan orang-orang atau orang-orang yang tidak ingin masuk dengan
bebas
b. Lingkungan rumah sakit harus dilengkapi penerangan dengan cahaya yang cukup
c. Tidak becek, tidak berdebu dan tidak mengandung genangan udara dan juga dibuat landai
menuju kesaluran terbuka / tertutup, tersedia lubang penerima udara masuk dan tampilan
halaman yang luas.
d. Saluran air limbah harus tertutup dan terpisah langsung dengan sistem pengolahan air
limbah
e. Ditempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat-tempat khusus harus tersedia tempat
pengumpul sampah pada radius 20 meter masing-masing.
2. Ruang dan Bangunan
Ruang dan bangunan harus dalam keadaan bersih dan mudah dibersihkan, dengan tempat
sampah sesuai dengan jenis sampahnya dan tersedia fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan
tempat tidur.
1. Ruang bayi:
1) Ruang perawatan minimal 2 m2 / tempat
2) Ruang isolasi minimal 3,5 m2 / tempat tidur
2. Ruang Dewasa
1) Ruang perawatan minimal 4,5 m2 / tempat tidur
2) ruang isolasi minimal 6 m2 / tempat tidur
Ruang dan bangunan harus bebas dari gangguan serangga, binatang pengerat dan binatang
penganggu lainnya. Lantai harus selalu bersih, tingkat kebersihan lantai untuk ruang operasi 0-5
kuman / cm2 dan untuk ruang perawata 5-10 kuman / cm2. Mutu udara termasuk sebagai
berikut:
Berikut ini akan diuraikan secara singkat butir-butir yang harus DIPELAJARI dalam semua
dokumen dan beberapa hal penting yang harus ada pada setiap dokumen.
Sesuai dengan aturan teknis Kerangka Acuan ANDAL harus disusun dengan sistimatika sebagai
berikut:
1) Pendahuluan
2) Tujuan studi
4) Metodologi
6) Biaya
7) Waktu pelaksanaan
8) Daftar pustaka.
Sesuai dengan kebiasaan teknis secara sistimatis dokumen ANDAL rumah sakit Harus
Memperbaiki uraian tentang:
Ringkasan:
1) Pendahuluan
5) Perkiraanpenting
6) Evaluasi penting
7) Kepustakaan
8) Laporan hasil studi ANDAL harus disusun berdasarkan Kerangka Acuan yang telah
ditetapkan oleh Komisi. Untuk hal-hal yang bersifat sangat rahasia dan tidak mungkin
dalam dalam dalam dalam rahasia rahasia rahasia rahasia rahasia rahasia rahasia rahasia rahasia
rahasia rahasia rahasia rahasia rahasia rahasia rahasia rahasia rahasia rahasia rahasia rahasia
RKL:
1) Identitas pemrakarsa
2) kegiatan Uraian
5) Kepustakaan.
RPL:
1) Identitas pemrakarsa
2) kegiatan Uraian
5) Kepustakaan.
Uraian yang disampaikan dalam laporan RKL dan RPL harus dapat mengungkap secara terbuka
tentang apa, bagaimana, siapa, dan kapan pengelolaan dan pelestarian lingkungan yang akan
dilakukan. Perlu diingat bahwa dokumen RKL dan RPL termasuk dokumen yuridis yang
menjadi pegangan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan
pengawasan pelaksanaan RKL dan RPL.
2.6 Penatalaksanaan AMDAL Rumah Sakit
2.6.1 Organisasi
Sesuai dengan PP 51 tahun 1993, satuan kerja yang bertanggung jawab dalam penatalaksanaan
AMDAL adalah Komisi AMDAL Bidang Kesehatan yang berstatus pusat (perijinan atau
pemilikannya) adalah Komisi AMDAL, yang menetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
No. 041 / MENKES / SK / I / 1989, dan telah dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan No.280 / MENKES / SK / I / 1993. Dalam rangka pelaksanaan PP 51 tahun 1993
RUU AMDAL Departemen Kesehatan akan ditambah dengan wakil-wakil dari Badan
Pertanahan Nasional dan Badan Koordinasi Penanaman Modal. Dalam melaksanakan tugasnya
Komisi AMDAL Departemen Kesehatan bekerja sama dengan lembaga yang bertanggung jawab
dalam Rumah Sakit dalam hal ini Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Hubungan kerja tersebut
lebih lanjut akan diuraikan dalam tata cara penyampaian dokumen AMDAL Rumah Sakit.
Komisi AMDAL Departemen Kesehatan diketuai oleh Direktur Jenderal PPM PLP dengan
mengambil tanggung jawab dari tanggung jawab menjadi Direktur Jenderal PPM PLP. Anggota
Komisi AMDAL Departemen Kesehatan terdiri dari pejabat di lingkungan unit utama
Departemen Kesehatan yang tugas pokoknya berhubungan dengan pengelolaan lingkungan
maupun
mencakup dengan kegiatan bidang kesehatan yang wajib AMDAL. Para pejabat tersebut terdiri
dari:
16) Wakil dari Badan Pengendalian Informasi Lingkungan / Kantor Menteri Negara KLH
Untuk membantu pelaksanaan AMDAL, Komisi AMDAL dibantu oleh Tim Teknis AMDAL
yang anggotanya terdiri dari tenaga-tenaga yang berkualifikasi AMDAL B yang berasal dari unit
kerja di lingkungan Departemen Kesehatan yang terkait dengan AMDAL.
ANDAL, RKL dan RPL diajukan oleh pemrakarsakepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik.
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik memberikan bukti penerimaan dokumen-dokumen
tersebut kepada pemrakarsa dengan mencantumkan tanggal penerimaan.
Hal tersebut diteruskan ke Komisi AMDAL Departemen Kesehatan untuk kemudian dilakukan
pembahasan dan evaluasi.
Berdasarkan hasil dari politik-dokumen tersebut, Direktur Jenderal Yanmed menetapkan
Keputusan tentang dokumen selambat-lambatnya 45 hari sejak tanggal pengajuan.
1. Jika diperlukan, maka dokumen tersebut harus disampaikan kembali kepada Dirjen Yanmed,
dan selambat-lambatnya 30 hari sejak pengajuan kembali harus sudah mengeluarkan keputusan
tentang dokumen audit.
2. Jika hasil negatif tidak mencapai negatif tidak dapat ditanggulangi berdasarkan IPTEK dan
biaya penanggulangan negatif untuk hasil yang positifnya, maka Dirjen Yanmed memutuskan
3. Pengajuan soal keputusan dapat disampaikan kepada Menteri Kesehatan dengan tembusan
kepada Bapedal selambat-lambatnya 14 hari sejak diterimanya keputusan penolakan.
4. Menteri Kesehatan akan memberikan keputusan terhadap pengajuan itu setelah mendapat
pertimbangan dari Bapedal selambat-lambatnya 30 hari sejak lahir pengajuan tersebut dan hasil
ini merupakan keputusan terakhir.
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL) Adalah Upaya Yang dilakukan hearts Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Oleh Penanggung Jawab Dan ATAU activities Yang TIDAK wajib melakukan AMDAL
( Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002 TENTANG Pedoman
Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan lingkungan dan upaya
pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-UPL diberlakukan untuk kegiatan yang tidak
diwajibkan menyusun AMDAL dan kegiatan-kegiatan yang aman dengan teknologi yang
tersedia. UKL-UPL adalah perangkat yang mendukung lingkungan untuk pengambilan
keputusan dan untuk kegiatan ijin melakukan usaha dan atau kegiatan.
Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi dengan menggunakan
formulir isian yang berisi:
Identitas pemrakarsa
Rencana Usaha dan / atau kegiatan
Kepentingan Lingkungan yang akan terjadi
Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
Tanda tangan dan cap
Formulir Isian PROM untuk kegiatan pemrakarsa:
Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup Kabupaten / Kota
untuk kegiatan yang berlokasi pada satu kabupaten / kota
Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup untuk kegiatan yang
lebih baik dari satu Kabupaten / Kota
Instansi yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan dan pengendalian
lingkungan untuk kegiatan yang lebih baik dari satu negara atau lintas batas Negara
Rencana kegiatan yang sudah ditetapkan wajib AMDAL tidak lagi diwajibkan menyusun UKL-
UPL (lihat penapisan Keputusan Menteri LH 17/2001 ) . UKL-UPL digunakan untuk kegiatan
yang telah melihat teknologi dalam pengelolaan limbahnya.
Bagi activities Yang Telah Berjalan Dan Belum memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RKL-RPL) sehingga hearts operasionalnya menyalahi Peraturan perundangan di Bidang
Lingkungan Hidup, Maka activities tersebut TIDAK can dikenakan Kewajiban AMDAL, untuk
review KASUS seperti Penyanyi activities tersebut dikenakan Audit Lingkungan Hidup Wajib
Sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 30 tahun 2001tentang Pedoman
Pelaksanaan Audit Lingkungan yang Diwajibkan. Audit Lingkungan Wajib merupakan dokumen
lingkungan yang sifatnya spesifik, yaitu tanggung jawab yang sangat efektif untuk hal-hal yang
lain yang membutuhkan kondisi-kondisi khusus yang aturan dan kebijakannya ditetapkan oleh
Menteri Negara Lingkungan Hidup. Kegiatan dan / atau usaha yang sudah berjalan yang
kemudian diwajibkan mengandung Audit Lingkungan tidak membutuhkan AMDAL baru.
Kegiatan yang telah memiliki AMDAL dan dalam operasionalnya menghendaki untuk
meningkatkan ketaatan dalam lingkungan yang memungkinkan untuk melakukan audit
lingkungan secara profesional. Pelaksanaan Audit Lingkungan Dapat dilakukan pada Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 42 tahun 1994tentang Panduan umum Pelaksanaan
Audit Lingkungan. Perangkat perangkat perangkat perangkat Penerapan Penerapan lingkungan
AMD AMD AMD AMD AMD AMD AMD AMD AMD kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan
kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan Dengan demikian
dokumen-dokumen ini sangat sesuai untuk digunakan oleh pemrakarsa karena sifatnya akan
sangat membantu efektifitas pelaksanaan pengendalian lingkungan sekaligus dapat
“memperbaiki” ketidaksempurnaan yang ada dalam dokumen AMDAL. Lingkungan yang sangat
umum ini sangat beragam dan sangat berguna untuk pemrakarsa, termasuk dalam melambungkan
hubungan perdagangan dengan luar negeri. Dokumen-dokumen itu adalah Audit Lingkungan
Sukarela, dokumen-dokumen yang diatur dalam ISO 14000, dokumen-dokumen yang
dipromosikan penyusunannya oleh asosiasi-asosiasi industri / bisnis.
BAB III
Tidak.
Materi PP 29/1986 PP 51/1993
Ditetapkan Menteri LH /
Penapisan kegiatan
sekurang-kurangnya
tahun.
Pasal 5:
Pasal 5:
Keputusan tentang
Pemberian izin usaha dan kegiatan
makan izin terhadap oleh lembaga yang memfasilitasi
untuk kegiatan-kegiatan yang
berbeda dalam Pasal 2 hanya dapat
rencana kegiatan oleh diberikan setelah adanya
2 Kaitan antara AMDAL dengan Perizinan pelaksanaan rencana
lembaga yang kerah
pengelolaan lingkungan
di bidang perizinan
dan proyek lingkungan yang telah
dikeluarkan oleh lembaga yang
hanya dapat diberikan bertanggung jawab.
setelah adanya keputusan
RPL
Pasal 6: Pasal 6:
Pasal 7:
komisi
Pasal 12: KA = 30 hari
Kegiatan
-berada dalam
dilaksanakan dilaksanakan.
Dihilangkan
Pasal 30:
Pasal 20:
Pengawasan
Pendidikan, pelatihan,
Kualifikasi penyusun
penelitian, dan
10. Pembinaan
AMDAL dengan pem-
pengembangan AMDAL
Pasal 22 25
umurn