Anda di halaman 1dari 25

PENGOLAHAN TANAH

Purwono
Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB
puripb@gmail.com
puripb.blogspot.com
Bahan Kuliah
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
Tahun 2011
TEKNIK BUDIDAYA
 Segala usaha untuk memodifikasi lingkungan
tumbuh agar sesuai bagi pertumbuhan tanaman
pertanian sehingga dicapai hasil maksimum serta
berkelanjutan
 Modifikasi lingkungan didasarkan pada faktor yang
menjadi pembatas
 Keadaan pencahayaan, kelembaban udara, curah hujan,
dan kelembaban tanah
 Kesuburan tanah (fisik, kimia, biologi)
 Keadaan suhu (tanah, udara)
 Lereng
2
Pengelolaan SDA - Produktivitas
Peningkatan Pengelolaan
kemiskinan yang salah

Gangguan
Degradasi
keamanan
lahan
pangan

Penurunan
produktivitas

3
Contoh Kesalahan Pengelolaan

4
ALUR TAHAPAN BUDIDAYA
• Pemupukan
• Pengairan
• Penyiangan
Pengolahan • Pengendalian OPT
tanah
Tanam Pemeliharaan
Persiapan
bahan tanam
Taksasi hasil

Panen dan
Hasil Samping
pascapanen

Hasil Ekonomi

5
TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN
 Persiapan lahan dan media tanam
 Persiapan bahan tanam
 Penanaman
 Pemupukan
 Pengairan
 Pemeliharaan
 Pengendalian organisme pengganggu
 Panen dan pasca panen

6
PENGOLAHAN TANAH (TILLAGE)
 Pengolahan tanah adalah tindakan persiapan media
tumbuh agar sesuai dan mendukung pertumbuhan
tanaman secara optimum
 Tujuan pengolahan tanah
 Memperbaiki aerasi dan drainase
 Menghilangkan kemasaman tanah (oksidasi)
 Mencampur bahan organik dengan tanah
 Mengurangi erosi tanah
 Menyiapkan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman
 Mengendalikan serangan OPT (gulma, hama, dan
penyakit)

7
Faktor yang Mempengaruhi

 Sifat fisik tanah (tekstur tanah, tanah


berat atau ringan)
 Kemiringan (lereng)
 Jenis tanaman yang akan diusahakan
 Waktu dan alat yang tersedia
 Biaya usahatani

8
Tahapan Pengolahan Tanah
 Land clearing
 Menyiapkan areal agar dapat diolah lebih lanjut
 Bajak (plowing) :
 prinsipnya memecah tanah dan membaliknya, agar biji
gulma dan residu tanaman tertimbun; lapisan bawah
tersinari matahari (proses oksidasi). Bajak dapat berbentuk
singkal atau piring (disk)
 Garu (harrowing) :
 prinsipnya memecah bongkah tanah menjadi lebih halus,
meratakan permukaan tanah, dan memperbaiki granulasi
tanah
 Alat berbentuk piringan atau sisir
 Pembuatan seedbeds/plantbeds dan lubang tanam
 bertujuan untuk mempermudah penanaman dan merangsang
pertumbuhan tanaman, di lapangan bentuk seedbeds
beragam
9
Land Clearing
Vegetasi

Semak
Hutan Alang-alang
belukar

Babat dan
Babat Babat
Tebang

Semprot Herbisida
Tumpuk Tebang
dan Wipping

Cincang Tumpuk

Cabut akar Cincang

Land Forming

Pembuatan Jalan,
Petak dan Blok

10
Contoh Land Clearing

11
Intensitas Pengolahan tanah
 Pengolahan tanah intensif :
 Bajak ke-1
 Garu ke-1
 Bajak ke-2
 Garu ke-2
 Pengolahan tanah minimum (Minimum tillage)
 Pengolahan tanah hanya dilakukan pada tempat yang
akan ditanami (lubang tanam atau jalur tanam)
 Pengendalian gulma dilakukan secara kimiawi dengan
herbisida. Setelah gulma mati, bekas lubang akar-akarnya
dapat terisi udara (aerasi), sehingga tanpa merusak
keadaan tanah, dua tujuan tercapai sekaligus.
 Bagian yang tidak diolah ditanami dengan legum cover
crops untuk mencegah pertumbuhan gulma dan erosi

12
Jenis Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah biasa
Pengolahan tanah khusus
 Pelumpuran
 Reynoso/juringan
 Bedengan
 Guludan
 Pembuatan lubang tanam

13
Pengolahan tanah biasa
 Pengolahan tanah di lahan kering
 Tanah diolah dengan tujuan menyediakan
tempat tumbuh tanaman
 Bentuk permukaan tanah rata dan pekerjaan
tidak didahului dengan tahapan khusus
 Pekerjaan dimulai dengan pembajakan, diikuti
dengan penggaruan dan perapihan petak
 Contoh : areal untuk tanaman jagung, padi
gogo, kedelai
14
Pelumpuran
 Khusus untuk budidaya padi sawah dan
beberapa jenis sayuran
 Pengolahan dilakukan pada kondisi jenuh air
 Tujuannya untuk membuat struktur lumpur
 Hanya dapat dilakukan jika kandungan liat
tanah ≥ 20 % dan ketersediaan air melimpah
 Pekerjaan diawali dengan pembajakan,
penggenangan,dan penggaruan
 Permukaan areal dibuat cembung agar air
dapat dikeluarkan pada saat diinginkan
(pemupukan, penyiangan, panen)

15
Reynoso
 Dikenal pada budidaya tebu lahan
sawah
 Pekerjaan dimulai dengan
membuat got (saluran) yang
tujuannya untuk menurunkan
muka air tanah
 Pengolahan hanya dilakukan pada
bagian yang akan ditanami,
dikenal dengan juringan
 Pekerjaan dilakukan sepenuhnya
manual  sangat banyak
membutuhkan tenaga kerja
16
Juringan (tebu)
 Pengolahan tanah untuk tebu di
lahan kering
 Hasil pengolahan tanah adalah
lubang tanam (juringan) seperti
pada pola Reynoso
 Pekerjaan dilakukan secara
mekanis atau semi mekanis
 Seluruh permukaan tanah diolah
(dibajak, digaru dan dibuat
juringan)
 Saluran drainase dibuat sesuai
dengan kondisi areal

17
Skema Pembumbunan Tebu
Penampang bibit tebu

Tanam (I)

(II) (III) (IV)

Kadang-kadang dilakukan sekaligus


18
Bedengan
 Dikenal pada budidaya hortikultura
atau pada areal pembibitan.
 Seedbeds lebih lebar dibandingkan
saluran
 Tujuannya untuk menyediakan
media tumbuh yang optimal bagi
akar tanaman dan menghindarkan
dari genangan air
 Lebar bedengan dibuat sesuai
dengan kemampuan untuk
memelihara, sebab antar bedengan
dipisahkan oleh saluran drainase
 Contoh : budidaya bawang merah
19
Pembuatan Bedengan dg Traktor

20
Guludan
 Tujuannya untuk menyediakan
tempat tumbuh akar dan umbi
tanaman yang ideal, serta
menghindari genangan air
 Lebar guludan dan saluran
hampir sebanding
 Bibit/benih ditanam di atas
guludan
 Contoh : kentang, ubijalar,
singkong, talas, tembakau

21
Lubang Tanam
 Pengolahan tanah hanya
dilakukan pada lokasi
penanaman
 Areal di bersihkan saat land
clearing kemudian pada titik
tanam dibuat lubang tanam
dengan jarak yang telah
ditentukan
 Areal lainnya ditanami
dengan cover crop untuk
menghindari tumbuhnya
gulma
 Cara ini contohnya pada
penanaman kelapa sawit
22
Lubang Tanam

LUBANG TANAM NORMAL


DI TANAH MINERAL

LUBANG TANAM HOLE-IN-HOLE


DI TANAH GAMBUT

23
Penanaman Jagung Secara Mekanisasi

24
Tanam Bibit Dengan Alat Tanam

25

Anda mungkin juga menyukai