Anda di halaman 1dari 35

TUGAS MAKALAH

MATERNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI PADA REMAJA, KEHAMILAN
DAN POST PARTUM

Dosen Pengampu

ERIKA SKp, M.Kep, Sp. Mat

Disusun Oleh :

AHMAD NUZUL ADITYA


NIM: 1811112204
A 2018 1

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Erika SKp, M.Kep, Sp. Mat selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini. Serta kepada pihak
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi penugasan Mata Kuliah Maternitas dengan judul
Asuhan Keperawatan Nutrisi Pada Remaja, Kehamilan Dan Post Partum. Diharapkan
mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan hipertensi dengan
benar dan tepat.
Penulis menyadari masih ada kekurangan baik dari isi materi maupun penyusunan
kalimat dalam makalah ini. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut
sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada pembaca dan teman-teman sekalian
yang telah membaca dan mempelajari makalah ini.

Pekanbaru, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 1
BAB I ............................................................................................................................ 2
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2
A. Latar Belakang ................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulis.................................................................................................... 2
BAB II ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN ......................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Konsep Dasar Nutrisi ..................................................................................... 3
B. Kebutuhan Nutrisi pada Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum....................... 5
C. Asuhan Keperawatan Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum .......................... 8
BAB III ....................................................................................................................... 31
PEMNUTUP ............................................................................................................... 31
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 31
B. Saran ................................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 32

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme
dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor
patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau
meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Konsep Dasar Nutrisi?
2. Apa saja kebutuhan nutrisi pada Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum?
3. Asuhan Keperawatan pada Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Nutrisi
2. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum
3. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Nutrisi
1. Defenisi Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan
yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah.
2006). Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama
nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk
struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia
dalam tubuh (Suitor & Hunter, 1980).
2. Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya
perkembangan, jenis kelamin, kesehatan, dan umur.
a. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada bayi
& remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain, lansia mem
erlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko penyakit jantung ko
rononer, osteoporosis, dan hipertensi.
b. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi tubu
h dan fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan bes
3
arnya kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan le
bih banyak zat besi dibandingkan pria sebelum menopause. Wanita hamil dan
menyusui memiliki peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.
c. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan st
atus nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah
makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang me
nyakitkan atau karena struktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk m
endapat nutrisi yang memadai (Kozier, dkk. 2010).
d. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir
akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan berangsur
menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja (Almatsier, 2001)
3. Karakteristik Status Nutrisi
Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index
(BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari gambaran be
rat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lema
k dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (ov
er weight) dan obesitas.
BB (kg)
Indeks Masa Tubuh = TB × TB (m)

Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0


Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 ─ 18,5
Normal 18,5 ─ 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0

4
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)
b. Ideal Body Weight (IBW)
Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat
badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah
tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari j
umlah itu.
Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –
[10% (Tinggi badan – 100)]
(Sumber: Repository USU)

B. Kebutuhan Nutrisi Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum


1. Kebutuhan Nutrisi Remaja
Tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja dikarenakan perubahan
dan pertambahan berbagai dimensi tubuh (berat badan, tinggi badan), massa
tubuh atau komposisi tubuh.
a. Tinggi badan
1) Sekitar 15 - 20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja.
b. Percepatan tumbuh anak lelaki terjadi lebih belakangan serta puncak
percepatan lebih tinggi dibanding anak perempuan.
c. Berat badan
1) Sekitar 25 - 50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada masa
remaja.
2) Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat
dipengaruhi asupan makanan / energi dan energy expenditure.
d. Komposisi tubuh
1) Pada masa pra-pubertas proporsi jaringan lemak dan otot maupun massa
tubuh tanpa lemak (lean body mass) pada anak lelaki dan perempuan
sama.

5
2) Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan otot lebih
banyak daripada jaringan lemak secara proporsional, demikian pula
massa tubuh tanpa lemak dibanding anak perempuan.
3) Jumlah jaringan lemak tubuh pada orang dewasa normal adalah 23%
pada perempuan dan 15% pada lelaki.
4) Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja dan pada
akhir dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang tercapai.
5) Terjadi kegagalan penambahan massa tulang pada perempuan dengan
pubertas terlambat sehingga kepadatan tulang lebih rendah pada masa
dewasa. Nutrisi merupakan salah satu faktor lingkungan yang turut
menentukan pubertas.
6) Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan indeks
TB/U, BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut umur). Rumus
IMT = BB/TB.
Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal ini:
a. Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kognitif serta maturasi seksual.
b. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.
c. Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan kanker.
d. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.
2. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Wanita hamil sangat memerlukan makanan yang baik dan cukup.
Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat menghasilkan 1 liter ASI harus
menyediakan kalori sebanyak 150 kal sedangkan ASI mengandung 75 kal, 12
gr protein, 45 gr lemak laktosa vitamin dll.
Jenis kebutuhan Ibu hamil
Kalori 2500 gr
Protein 85gr

6
Calsium 1,5 gr
Ferum 15 gr
Vit A 8000 U.I
Vit B 1,8 mg
Vit C 100 mg
Riboflavin 2,5 mg
Vit D 400-800 U.I
Air 6-8 gelas
3. Kebutuhan Nutrisi Ibu Post Partum
Seorang ibu yang baru melahirkan harus makan makanan yang paling
bergizi yang dapat diperolehnya, agar dapat mengatasi infeksi dan agar dapat
menghasilkan air susu yang cukup untuk bayinya.
Nutrisi dan cairan pada masa postpartum masalah diet perlu mendapat
perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat
penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang
diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan
banyak mengandung cairan.
Ibu yang Post Partum harus memenuhi kebutuhan akan gizi seperti
mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang
untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup, dan minum
sedikitnya 3 liter air setiap hari.
Jenis kebutuhan Ibu Post Partum
Kalori 500 gr
Protein 100 gr
Calsium 2gr
Ferum 15 gr
Vit A 8000 U.I
Vit B 2,8 mg
Vit C 150 mg

7
Riboflavin 3 mg
Vit D 400-800 U.I
Air 3 liter

C. Asuhan keperawatan pada Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum


1. Asuhan keperawatan pada Remaja
A. Pengkajian
Dalam mengkaji status nutrisi pasien, akan digunakan pendekatan ABCD
menurut Potter & Perry yaitu:
1. Anthropometric Meassuremen (Pengukuran Antropometri)
Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dari susunan
tubuh dan bagian khusus tubuh. Ditinjau dari sudut pandang gizi maka
antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi. Berbagai jenis pengukuran antara lain:
a. Berat Badan (BB)
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan
mineral pada tulang. Cara mengukur berat badan adalah:
BB = (TB - 100) – 10 % (TB - 100)
Sedangkan untuk berat badan ideal kriterianya adalah :
1. > 110 % dari berat badan standar = gemuk
2. 90 % – 110 % dari berat badan standar = ideal/gemuk
3. 70 % - 90 % dari berat badan standar = sedang
4. < 70 % = sangat kurus
b. Tinggi badan (TB)
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan
sekarang. Jika tinggi badan tidak dapat diukur dengan klien berdiri,
rentang lengan, atau jarak dari ujung jari ke ujung jari dengan
diulurkan penuh pada tingkat bahu kurang lebih ketinggian untuk
orang dewasa.
8
c. Lingkar lengan atas (LILA)
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko
kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur. Pengukuran
LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi
dalam jangka pendek. Ambang batas wanita usia muda dengan
risiko kekurangan energi kronik di Indonesia adalah 23,5 cm.
Apabila kurang dari angka tersebut maka wanita tersebut
mempunyai risiko kekurangan energi kronis.
d. Lipatan trisep
Pengukuran lipatan trisep dimaksudkan untuk menentukan status
lemak tubuh. Pengukuran lipatan trisep dilakukan dengan
mengggunakan caliper.
2. Biochemical Data
Pengkajian status nutrisi klien perlu ditunjang dengan pemeriksaan
laboratorium antara lain :
a. Hemoglobin (Hb)
Nilai ormal hemoglobin yaitu:
Bayi baru lahir 17 – 22 g/dl
Anak-anak 11 – 13 g/dl
Pria 13 – 16 g/dl
Wanita 12 – 14 g/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan
anemia. Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai
pada ornag yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok.
Beberapa penyakit seperti radang paru-paru, tumor dan gangguan
sumsum tulang juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin.
b. Hematokrit (Hct)
Hematokrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma
dengan cara memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya
dinyatakan dalam persen (%) dengan cara perhitungan :
9
Hct = X 100 %
Hematokrit normal pria dan wanita yaitu 4 – 5,2 g/dl. Makanan
dengan tinggi protein pada pasien dengan hipoalbuminemia adalah
meningkatkan dan mempertahankan kadar albumin untuk mencegah
komplikasi lebih lanjut.
3. Clinical Sign
Observasi klinis dapat menjadi aspek terpenting di antara pengkajian
nutrisi. Seperti pada bentuk pengkajian keperawatan lain, perawat
mengobservasi klien tanda-tanda perubahan nutrisi. Karena nutrisi yang
tidak tepat mempengaruhi semua sistem tubuh, petunjuk malnutrisi
dapat diobservasi selama pengkajian fisik. Ketika pengkajian fisik
sistem tubuh yang umum selesai, perawat dapat memeriksa kembali
area yang berhubungan untuk mengevaluasi status nutrisi klien. Tanda-
tanda klinis status nitrisi memberikan pedoman untuk observasi selama
pengkajian fisik.
4. Dietary History
Pola diet / makan Vegetarian, tidak makan ikan laut dll.
Kebiasaan makan Makan bersama-sama. Makan sambil
mendengarkan musik, makan sambil
menonton televisi dll.
Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambal, suka
coklat, suka roti-roti dll.
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum,
jenis minuman, jarang minum dll.
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
dll.
Aktivitas fisik Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/
malam, perlu makanan tambahan apa
tidak

10
Riwayat kesehatan Adanya riwayat penyakit diabetes
militus, adanya alergi
Pengetahuan tentang nutrisi Penentuan tingkat pengetahuan klien
mengenai kebutuhan nutrisi
B. Diagnosa
Contoh diagnosa keperawatan menurut NANDA untuk perubahan status
nutrisi antara lain:
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan:
a. Peningkatan laju metabolik
b. Asupan nutrien yang tidak adekuat dalam diet
c. Peningkatan kehilangan nutrien melalui cairan gastrointestina
d. Kebutuhan energi tonggi akibat latihan yang berlebihan
2. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan:
a. Penurunan laju mertabolik
b. Asupan nutrien dan kilokalori yang berlebihan dalam diet
c. Latihan atau aktivitas yang tidak adekuat
3. Perubahan nutrisi : risiko untuk lebih dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan :
a. Pola asupan makanan yang disfungsional
b. Gangguan hubungan dengan orang yang penting atau bermakna
c. Gangguan menelan akibat jalan napas buatan
C. Intervensi
Intervensi yang dapat dlakukan perawat dalam mengatasi gangguan nutrisi
pada klien menurut Potter & Perry antara lain :
1. Tujuan secara umum pada pasien dengan masalah nutrisi rencana
tindakan keperawatannya adalah:
a. Mempertahankan nutrisi yang sudah baik
b. Mencegah masalah nutrisi
11
c. Memperbaiki status nutrisi
d. Menciptakan suasuana makan yang menyenangkan dan nyaman
2. Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan masalah nutrisi,
seorang perawat perlu mempelajari kebutuhan nutrisi klien tersebut.
Rencana tindakan tersebut meliputi:
a. Merangsang selera makan klien
b. Penyuluhan tentang nutrisi
c. Pengajaran tentang diet khusus seperti untuk pengobatan atau
persiapan pemeriksaan atau pembedahan yang akan dilakukan
d. Memberikan support kepada pasien yang makan sendirian
e. Mengatur posisi yang menyenangkan
D. Implementasi
Berbagai tindakan yang dapat dialakukan perawat dalam membantu
mencukupi kebutuhan nutrisi pasien menurut Potter & Perry diantaranya
adalah:
1. Menstimulasi nafsu makan
Perawat dapat membantu menstimulasi nafsu makan klien dengan
adaptasi lingkungan, konsultasi dengan ahli gizi, ketentuan diet khusus
dan pilihan makanan, pemberian obat yang menstimulasi nafsu makan
dan konseling klien dan keluarga.
2. Terapi diet dalam manajemen penyakit
Modifikasi diet penting untuk menyesuaikan dengan kemampuan tubuh
untuk metabolisme nutrien tertentu, memeriksa defisiensi nutrisi yang
berhubungan dengan penyakit, dan mengeleminasi makanan yang
memperburuk gejala penyakit.
3. Makan sendiri
Klien yang terganggu asupan makanan secara mandiri harus
diperbolehkan melakukan sebisa mungkin untuk diri mereka sendiri.
Perawat harus menyiapkan nampan, memotong makanan menjadi
potongan kecil, melapisi roti dengan mentega, dan menuangkan air.
12
4. Konseling klien dan keluarga
Klien yang keluar dari rumah sakit dengan diresepkan diet seringkali
memerlukan konseling diet. U ntuk merencanakan makanan yang
memenuhi kebutuhan diet. Untuk merencanakan makanan yang
memenuhi kebutuhan diet khusus dan umum.
5. Pemberian makan oral
Perawat dapat meningkatkan pemberian makanan klien dengan
perlindungan martabat klien dan secara aktif melibatkan klien dalam
proses.
6. Nutrisi enteral dan infus
Nutrisi enteral adalah pada nutrien yang diberikan melalui saluran
gastrointetinal. Nutrisi enteral adalah metode yang dipilih untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi jika saluran gastrointestinal berfungsi
dengan menyediakan dukungan psikologis, keamanan dan nutrisi yang
ekonomis.
7. Nutrisi parenteral (NP)
NP adalah bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu pemberian
nutrien meleluirute intravena.
E. Evaluasi
Contoh evaluasi untuk perubahan status nutrisi menurut Potter & Perry
Tujuan Tindakan Evaluatif Hasil yang
Diharapkan
Klien akan kembali Observasi tanda-tanda Berat badan akan
berada dalam defisit nutrisi pada menunjukan
rentang 10% berat klien peningkatan yang
badan yang baik sesuai yaitu ¼ - ½ kg
untuk tinggi Observasi tanda-tanda / minggu (0,25 – 0,5
badannya dehidrasi atau kg/ minggu)

13
overdehidrasi pada Parameter
klien laboratorium akan
menunjukan bukti
Palpasi kulit terhadap hidrasi yang adekuat
tanda-tanda edema dan peningkatan
parameter nutrisi.
Pantau tingkat
elektrolit observasi
terhadap
ketidakseimbangan
elektrolit

2. Asuhan keperawatan pada Ibu Hamil


A. Pengkajian
1. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya
agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada
kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini :
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan.
d. Jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan
perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
2. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu,
atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan
14
pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum
kelahiran dan berlanjut.

3. Riwayat Penyakit dan Operasi


Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, Hipertensi, dan
penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu
adanya penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan
sebelumnya harus didokumentasikan.
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok
risiko tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel,
talasemia).
b. Penyakit pada niasa kanak-kanak dan imunisasi.
c. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan
jantung.
d. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan
pinggang).
e. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual,
dan tuberkulosis.
f. Riwayat dan perawalan anemia.
g. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan
minuman ringan.
5. Riwayat keluarga
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit
kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung,
infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang
perlu dikumpulkan.
6. Riwayat kesehatan pasangan
15
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi.
Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh
pada kemampuan keluarga untuk menghadapi kehamilan dan
persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada
ibu dan janin, terulama risiko mengalami komplikasi. Pernapasan
akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah
penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas
darah dapat terjadi.
7. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena
posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya
tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar
posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan
darah yang didapatkan.
b. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa
terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa
selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan
detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi
tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur.
c. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per
menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau
penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru
simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d. Suhu

16
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.

2. Sistem Kardiovaskuler
a. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap
bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises.
Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
b. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang
intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting
edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan
lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
3. Sistem Muskuloskeletal
a. Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama
kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot
punggung dan tungkai.
b. Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk
dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat
badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan
kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan
berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari
90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi
pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi
postpartum.
17
c. Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.

d. Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi
fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis.
Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan
dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode
Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
4. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah.
Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan.
5. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi
seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan
kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah
muda menandakan pengisian kapiler baik.
6. Sistem GI
a. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas
dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek
peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat
dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur
karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu
terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi
ibu untuk melakukan perawatan gigi.
18
b. Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman
untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek
progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi.
Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat,
perubahan kimia tubuh, dan peningkatan kebutuhan energi untuk
melakukan aktifitas
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual/muntah, keuangan yang tidak
mencukupi, tidak mengenal peningkatan metabolik/nutrisi.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah
secara berlebihan
4. Resiko ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan
pengaruh hormonal, yang ditandai oleh pengungkapan kegelisan dan
perubahan tonus otot.
5. Resiko terjadinya cedera pada janin berhubungan dengan malnutrisi
ibu, pemajanan pada teratogen/agen infeksisus, adanya kelaian genetik
6. Resiko terjadi konstipasi berhubungan dengan relaksasi otot halus,
peningkatan absorbsi air, hemoroid dan mengkonsumsi suplemen zat
Fe.
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi tentang perubahan
biofisik, psikososial, budaya dan keyakinan spiritual.
8. Resiko terjadi infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis
urinarius, hygiene buruk dan keterbatasan pengetahuan.
C. Rencana Intervensi
1. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat,
perubahan kimia tubuh, dan peningkatan kebutuhan energi untuk
melakukan aktifitas
19
Tujuan :
Dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberikan tindakan
keperawatan pasien tidak mengalami keletihan/keletihan berkurang
KH :
a. Mengidentifikasi dasar yang mengakibatkan kelelahan
dan area kontrol individu
b. Melaporkan adanya peningkatan energi
INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan tidur siang 1 – 2 jam Untuk memenuhi kebutuhaan metabolik yang
dan tidur malam 8 jam. berkenan dengan pertumbuhan jaringan
ibu/janin.
Tentukan siklus tidur bangun Membantu menyusun prioritas yang realistic
yang normal dan komitmen dan waktu untuk menguji komitmen. Klien
terhadap pekerjaan, keluarga, perlu membuat penilaian seperti perubahan shift
komunitas dan diri sendiri. kerja untuk mengatasi mual pagi hari atau
istirahat yang banyak dsb.
Pantau kadar Hb. Jelaskan peran Kadar Hb rendah, mengakibatkan kelelahan
zat Fe dalam tubuh, anjurkan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa
mengkonsumsi zat Fe sesuai oksigen.
indikasi.

2. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


perubahan nafsu makan, mual/muntah, keuangan yang tidak
mencukupi, tidak mengenal peningkatan metabolik/nutrisi.
Tujuan :
Dalam waktu 3 x 24 jam setelah dilakukan tindakan
keperawatan, kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
KH :
a. Menjelaskan komponen diit seimbang prenatal.

20
b. Memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral
dan besi
c. Mengikuti diet yang dianjurkan
d. Mengkonsumsi vitamin/suplemen zat besi, Menunjukan
penambahan berat badan yang sesuai(minimal 1,5 kg
pada akhir trimester pertama)
INTERVENSI RASIONAL
Tentukan keadekuatan kebiasaan Kesejateraan janin-ibu tergantung pada
asupan nutrisi dulu atau sekarang nutrisi ibu selama kehamilan
dengan menggunakan batasan 24
jam.
Dapatkan riwayat kesehatan; catat Remaja cenderung malnutrisi/anemia,
usia (kurang dari 17 tahun, lebih dari dan lansia cenderung obesitas/diabetes
35 tahun). gestasional.
Perhatikan adanya pika/ngidam. Memakan bahan bukan makanan pada
Kaji pilihan bahan bukan makanan kehamilan karena kebutuhan psikologis,
dan tingkat motivasi untuk fenomena budaya, respon terhadap lapar
memakannya dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan
tubuh
Timbang BB klien; pastikan BB Ketidakadekuatan penambahan BB
pregravid. Informasikan tentang prenatal atau dibawah BB normal masa
penambahan prenatal yang optimum kehamilan, meningkatkan resiko retardasi
pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada
janin dengan BBLR
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah
secara berlebihan.
Tujuan :
Dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan tindakan
keperawatan, pasien tidak mengalami mual muntah
KH :
21
a. Mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk
menurunkan frekwensi mual/muntah
b. Mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setip
hari
c. Mengidentifikasi tanda dan gejalah dehidrasi

INTERVENSI RASIONAL
Tentukan Memberikan data yang berkenaan dengan
frekwensi/beratnya semua kondisi fisik, peningkatan HCG,
mual/muntah perubahan metabolisme karbohidrat dan
penurunan motilitas gastric memperberat
mual/muntah
Anjurkan klien Membantu menetukan hiperemesis
mempertahan kan input/output, grafidarum. Pada awalnya muntah dapat
tes urine dan penurunan BB mengakibatkan alkalosis, dehidrasi dan
setiap hari. ketidak seimbangan elektrolit. Muntah dapat
menyebabkan asidosis dan memerlukan
intervensi lanjut.
Anjurkan peningkatan Membantu mengatasi mual/muntah dan
masukan minuman menurunkan keasaman lambung.
berkarbonat, makan 6 x sehari
dengan tinggi karbohidrat dan
jumlahnya sedikit.
Kaji suhu dan perubahan Indikator dalam membantu mengevaluasi
kulit, membran mukosa, tensi, kebutuhan hidrasi
BJ urine dan output/input.

22
4. Risiko ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan
pengaruh hormonal, yang ditandai oleh pengungkapan kegelisan dan
perubahan tonus otot
Tujuan :
dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan tindakan
keperawatan pasien merasa lebih nyaman
KH :
a) Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan
ketidaknyamanan
b) Melaporkan berhasil/tidak penatalaksanaan
ketidaknyamanan
Intervensi Rasional
Anjurkan klien memperhatikan Meningkatkan higyene
higyene individu perorangan dan dengan mengabsorpasi secret
vagina yang berlebihan.

23
menghindari penggunaan bedak Bedak talk dapat
talk menyebabkab kanker servikal
Tinjau ulang perubahan fisiologis Frekwensi berkemih
berkemih. Anjurkan menghindari dipengaruhi oleh perubahan
minuman mengandung kafein uterus. Meskipun itu normal
tapi dapt menyebabkab
iritasi, kafein memiliki sifat
diuretic yang memperberat
ginjal
Kaji tingkat kelelahan dan sifat Mendorong klien menyusun
dasar terhadap keluarga/pekerjaan prioritas termasuk waktu
untuk istirahat
Tambahan suplemen kalsium Membantu memperbaiki
setiap hari bila asupan produk susu keseimbangan kalsium/fosfor
dikurangi. dan menurunkan kram.
3. Asuhan keperawatan pada Ibu Post Partum
A. Pengkajian
Pengkajian pada ibu post partum menurut Doenges, 2001 adalah sebagai
berikut :
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Bagaimana keadaan ibu saat ini ?
b. Bagaimana perasaa ibu setelah melahirkan ?

2. Pola nutrisi dan metabolik


a. Apakah klien merasa kehausan setelah melahirkan ?
b. Apakah klien merasa lapar setelah melahirkan ?
c. Apakah klien kehilangan nafsu makan atau merasa mual ?
d. Apakah ibu mengalami penurunan BB setelah melahirkan ?
3. Pola aktivitas setelah melahirkan
24
a. Apakah ibu tampak kelelahan atau keletihan ?
b. Apakah ibu toleransi terhadap aktivitas sedang atau ringan ?
c. Apakah ibu tampak mengantuk ?
4. Pola eliminasi
a. Apakah ibu tampak kelelahan atau keletihan ?
b. Apakah ibu toleransi terhadap aktivitas sedang atau ringan ?
c. Apakah ibu tampak mengantuk ?
5. Neuro sensori
a. Apakah ibu merasa tidak nyaman ?
b. Apakah ibu merasa nyeri di bagian tubuh tertentunya ?
c. Bagaimana nyeri yang ibu raskan ?
d. Kaji melalui pengkajian P, Q, R, S, T ?
e. Apakah nyerinya menggangu aktivitas dan istirahatnya ?
6. Pola persepsi dan konsep diri
a. Bagaimana pandangan ibu terhadap dirinya saat ini
b. Adakah permasalahan yang berhubungan dengan perubahan
penampilan tubuhnya saat ini ?
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
1) Pemeriksaan TTV
2) Pengkajian tanda-tanda anemia
3) Pengkajian tanda-tanda edema atau tromboflebitis
4) Pemeriksaan reflek
5) Kaji adanya varises
6) Kaji CVAT ( cortical vertebra area tenderness )
b. Payudara
1) Pengkajian daerah areola ( pecah, pendek, rata )
2) Kaji adanya abses
3) Kaji adanya nyeri tekan
4) Observasi adanya pembengkakanatau ASI terhenti
25
5) Kaji pengeluaran ASI
c. Abdomen atau uterus
1) Observasi posisi uterus atau tiggi fundus uteri
2) Kaji adnanya kontraksi uterus
3) Observasi ukuran kandung kemih
d. Vulva atau perineum
1) Observasi pengeluaran lokhea
2) Observasi penjahitan lacerasi atau luka episiotomi
3) Kaji adanya pembengkakan
4) Kaji adnya luka
5) Kaji adanya hemoroid
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah
Beberapa uji laboratorium biasa segera dilakukan pada
periodepasca partum. Nilai hemoglobin dan hematokrit seringkali
dibutuhkan pada hari pertama pada partumuntuk mengkaji
kehilangan darah pada melahirkan.
b. Pemeriksaan urin
Pegambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan cateter
dengan tehnik pengambilan bersih (clean-cath) spisimen ini
dikirim ke laboratorium untuk dilakukan urinalisis rutin atau kultur
dan sensitivitas terutama jika cateter indwelling di pakai selama
pasca inpartum. Selain itu catatan prenatal ibu harus di kaji untuk
menentukan status rubelle dan rhesus dan kebutuhan therapy yang
mungkin (Bobak, 2004).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan.
(Doenges, 2001)
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan laserasi dan proses
persalinan. (Doenges, 2001)
26
3. Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang
pengetahuan cara perawatan payudara bagi ibu menyusui. (Bobak,
2004)
4. Gangguan pola eliminasi bowel berhubungan dengan adanya
konstipasi. (Bobak, 2004)
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan kehilangan darah dan intake ke oral. (Doenges, 2001)
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan respon hormonal psikologis,
proses persalinan dan proses melelahkan. (Doenges, 2001)
C. Fokus Intervensi dan Rasional
1. Nyeri berhubungan dengan involusi uterus, nyeri setelah melahirkan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
a. Klien mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3-4
b. Klien terlihat rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur
nyaman
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal : suhu 36-37 derajat celcius ,
N 60-100 x/menit, RR 16-24 x/menit, TD 120/80 mmHg

Intervensi Rasional
Kaji karakteristik nyeri klien untuk menentukan jenis skala
dengan PQRST ( P : faktor dan tempat terasa nyeri
penambah dan pengurang nyeri,
Q : kualitas atau jenis nyeri, R :
regio atau daerah yang

27
mengalami nyeri, S : skala nyeri,
T : waktu dan frekuensi )

Kaji faktor-faktor yang sebagai salah satu dasar untuk


mempengaruhi reaksi klien memberikan tindakan atau
terhadap nyeri asuhan keperawatan sesuai
dengan respon klien

Berikan posisi yang nyaman, tidak membantu klien rilaks dan


bising, ruangan terang dan tenang mengurangi nyeri

. Biarkan klien melakukan


beraktivitas sesuai kesenangan dapat
aktivitas yang disukai dan alihkan mengalihkan perhatian klien
perhatian klien pada hal lain dari rasa nyeri

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara


perawatan Vulva
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi
infeksi, pengetahuan bertambah
Kriteria hasil :
a. Klien menyertakan perawatan bagi dirinya
b. Klien bisa membersihkan vagina dan perineumnya
secara mandiri
c. Perawatan pervagina berkurang
d. Vulva bersih dan tidak inveksi
e. Tidak ada perawatan
f. Vital sign dalam batas normal
Intervensi Rasional

28
Pantau vital sign peningkatan suhu dapat
mengidentifikasi adnya infeksi
Kaji daerah perineum dan vulva menentukan adakah tanda
peradangan di daerah vulva dan
perineum
Kaji pengetahuan pasien pasien mengetahui cara
mengenai cara perawatan ibu perawatan vulva bagi dirinya
post partum

3. Resiko menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang


pengetahuan cara perawatan payudara bagi ibu menyusui
Tujuan :
Pasien mengetahui cara perawatan payudara bagi ibu
menyusui
Kriteria hasil :
a. Klien mengetahui cara perawatan payudara bagi ibu
menyusui
b. Asi keluar
c. Payudara bersih
d. Payudara tidak bengkak dan tidak nyeri
Intervensi Rasional
Kaji pengetahuan paien mengetahui tingkat pengetahuan
mengenai laktasi dan pasien dan untuk menentukan
perawatan payudara intervensi selanjutnya.

Ajarkan cara merawat meningkatkan pengetahuan pasien


payudara dan lakukan cara dan mencegah terjadinya
brest care bengkak pada payudara

29
Jelaskan mengenai manfaat
memberikan pengetahuan bagi ibu mengenai
menyusui dan mengenai gizi manfaat ASI bagi bayi
waktu menyusui

Jelaskan cara menyusui mencegah


yang terjadinya aspirasi pada bayi
benar
4. Gangguan pola eliminasi bowel berhubungan dengan adanya konstipasi
Tujuan :
Kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Pasien mengatakan sudah BAB
b. Pasien mengatakan tidak konstipasi
c. Pasien mengatakan perasaan nyamannya
Intervensi Rasional
Auskultasi bising usus, Penurunan peristaltik usus
apakah peristaltik menurun menyebapkan konstpasi

Observasi adanya nyeri Nyeri abdomen menimbulkan rasa


Abdomen takut untuk BAB

Anjurkan pasien makan- Makanan tinggi serat melancarkan


makanan tinggi serat BAB

D. Implementasi Postpartum
Mengubah kata perintah dari intervensi keperawatan menjadi kata kerja.
E. Evaluasi
1. Data subjektif
a. Pasien mengatakan luka jahitan pada kemaluan sudah tidak terasa sakit.
b. Pasien mengatakan sakit juga tidak terasa apabila sedang cebok setelah
berkemih dan buang air besar.
30
c. Pasien mengatakan nyeri payudaranya sudah berkurang dan air ASI nya
sudah lancar.
2. Data objektif
a. Pasien meringis saat berpindah posisi
b. Pasien postpartum hari ke 36 hari
c. Riwayat persalinan pertama kali
d. TD : 110/70 mmHg. N : 84 x/menit
.

31
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi,
reaksi, keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto &
Wartonah. 2006). Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan
energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta
mengatur berbagai proses kimia dalam tubuh (Suitor & Hunter, 1980).

B. Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat enting untuk diupayakan.
Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara
makan-makanan yang seimbang 4 sehat 5 sempurna dengan di imbangi keadaan hidup
bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap
hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imun tubuh yang menurun.

32
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz alimul H,2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan jilid 2. Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1 Jakarta: EGC
Tarwoto wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. “Kebutuhan
Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek” Gresik

33

Anda mungkin juga menyukai