MATERNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI PADA REMAJA, KEHAMILAN
DAN POST PARTUM
Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Erika SKp, M.Kep, Sp. Mat selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini. Serta kepada pihak
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi penugasan Mata Kuliah Maternitas dengan judul
Asuhan Keperawatan Nutrisi Pada Remaja, Kehamilan Dan Post Partum. Diharapkan
mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan kepada klien dengan hipertensi dengan
benar dan tepat.
Penulis menyadari masih ada kekurangan baik dari isi materi maupun penyusunan
kalimat dalam makalah ini. Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut
sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih kepada pembaca dan teman-teman sekalian
yang telah membaca dan mempelajari makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 1
BAB I ............................................................................................................................ 2
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2
A. Latar Belakang ................................................................................................... 2
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulis.................................................................................................... 2
BAB II ......................................................................... Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN ......................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Konsep Dasar Nutrisi ..................................................................................... 3
B. Kebutuhan Nutrisi pada Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum....................... 5
C. Asuhan Keperawatan Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum .......................... 8
BAB III ....................................................................................................................... 31
PEMNUTUP ............................................................................................................... 31
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 31
B. Saran ................................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme
dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi
kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor
patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau
meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Konsep Dasar Nutrisi?
2. Apa saja kebutuhan nutrisi pada Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum?
3. Asuhan Keperawatan pada Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Nutrisi
2. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum
3. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Remaja, Ibu Hamil, Ibu Post Partum
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Nutrisi
1. Defenisi Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan
yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah.
2006). Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama
nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk
struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia
dalam tubuh (Suitor & Hunter, 1980).
2. Faktor yang Mempengaruhi Nutrisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya
perkembangan, jenis kelamin, kesehatan, dan umur.
a. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada bayi
& remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain, lansia mem
erlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko penyakit jantung ko
rononer, osteoporosis, dan hipertensi.
b. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi tubu
h dan fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria menjelaskan bes
3
arnya kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi, wanita memerlukan le
bih banyak zat besi dibandingkan pria sebelum menopause. Wanita hamil dan
menyusui memiliki peningkatan kebutuhan kalori dan cairan.
c. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan dan st
atus nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit mengunyah
makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi tenggorokan yang me
nyakitkan atau karena struktur esofagus dapat menghambat seseorang untuk m
endapat nutrisi yang memadai (Kozier, dkk. 2010).
d. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir
akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan berangsur
menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja (Almatsier, 2001)
3. Karakteristik Status Nutrisi
Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index
(BMI) dan Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari gambaran be
rat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lema
k dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (ov
er weight) dan obesitas.
BB (kg)
Indeks Masa Tubuh = TB × TB (m)
Kategori IMT
4
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)
b. Ideal Body Weight (IBW)
Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat
badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah
tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari j
umlah itu.
Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –
[10% (Tinggi badan – 100)]
(Sumber: Repository USU)
5
2) Anak lelaki yang sedang tumbuh pesat, penambahan jaringan otot lebih
banyak daripada jaringan lemak secara proporsional, demikian pula
massa tubuh tanpa lemak dibanding anak perempuan.
3) Jumlah jaringan lemak tubuh pada orang dewasa normal adalah 23%
pada perempuan dan 15% pada lelaki.
4) Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja dan pada
akhir dekade ke-dua kehidupan 90% massa tulang tercapai.
5) Terjadi kegagalan penambahan massa tulang pada perempuan dengan
pubertas terlambat sehingga kepadatan tulang lebih rendah pada masa
dewasa. Nutrisi merupakan salah satu faktor lingkungan yang turut
menentukan pubertas.
6) Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan indeks
TB/U, BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut umur). Rumus
IMT = BB/TB.
Nutrisi pada masa remaja hendaknya dapat memenuhi beberapa hal ini:
a. Mengandung nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kognitif serta maturasi seksual.
b. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.
c. Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit
kardiovaskular, diabetes, osteoporosis dan kanker.
d. Mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat.
2. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Wanita hamil sangat memerlukan makanan yang baik dan cukup.
Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat menghasilkan 1 liter ASI harus
menyediakan kalori sebanyak 150 kal sedangkan ASI mengandung 75 kal, 12
gr protein, 45 gr lemak laktosa vitamin dll.
Jenis kebutuhan Ibu hamil
Kalori 2500 gr
Protein 85gr
6
Calsium 1,5 gr
Ferum 15 gr
Vit A 8000 U.I
Vit B 1,8 mg
Vit C 100 mg
Riboflavin 2,5 mg
Vit D 400-800 U.I
Air 6-8 gelas
3. Kebutuhan Nutrisi Ibu Post Partum
Seorang ibu yang baru melahirkan harus makan makanan yang paling
bergizi yang dapat diperolehnya, agar dapat mengatasi infeksi dan agar dapat
menghasilkan air susu yang cukup untuk bayinya.
Nutrisi dan cairan pada masa postpartum masalah diet perlu mendapat
perhatian yang serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat
penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang
diberikan harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan
banyak mengandung cairan.
Ibu yang Post Partum harus memenuhi kebutuhan akan gizi seperti
mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang
untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup, dan minum
sedikitnya 3 liter air setiap hari.
Jenis kebutuhan Ibu Post Partum
Kalori 500 gr
Protein 100 gr
Calsium 2gr
Ferum 15 gr
Vit A 8000 U.I
Vit B 2,8 mg
Vit C 150 mg
7
Riboflavin 3 mg
Vit D 400-800 U.I
Air 3 liter
10
Riwayat kesehatan Adanya riwayat penyakit diabetes
militus, adanya alergi
Pengetahuan tentang nutrisi Penentuan tingkat pengetahuan klien
mengenai kebutuhan nutrisi
B. Diagnosa
Contoh diagnosa keperawatan menurut NANDA untuk perubahan status
nutrisi antara lain:
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan:
a. Peningkatan laju metabolik
b. Asupan nutrien yang tidak adekuat dalam diet
c. Peningkatan kehilangan nutrien melalui cairan gastrointestina
d. Kebutuhan energi tonggi akibat latihan yang berlebihan
2. Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan:
a. Penurunan laju mertabolik
b. Asupan nutrien dan kilokalori yang berlebihan dalam diet
c. Latihan atau aktivitas yang tidak adekuat
3. Perubahan nutrisi : risiko untuk lebih dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan :
a. Pola asupan makanan yang disfungsional
b. Gangguan hubungan dengan orang yang penting atau bermakna
c. Gangguan menelan akibat jalan napas buatan
C. Intervensi
Intervensi yang dapat dlakukan perawat dalam mengatasi gangguan nutrisi
pada klien menurut Potter & Perry antara lain :
1. Tujuan secara umum pada pasien dengan masalah nutrisi rencana
tindakan keperawatannya adalah:
a. Mempertahankan nutrisi yang sudah baik
b. Mencegah masalah nutrisi
11
c. Memperbaiki status nutrisi
d. Menciptakan suasuana makan yang menyenangkan dan nyaman
2. Rencana tindakan keperawatan pada klien dengan masalah nutrisi,
seorang perawat perlu mempelajari kebutuhan nutrisi klien tersebut.
Rencana tindakan tersebut meliputi:
a. Merangsang selera makan klien
b. Penyuluhan tentang nutrisi
c. Pengajaran tentang diet khusus seperti untuk pengobatan atau
persiapan pemeriksaan atau pembedahan yang akan dilakukan
d. Memberikan support kepada pasien yang makan sendirian
e. Mengatur posisi yang menyenangkan
D. Implementasi
Berbagai tindakan yang dapat dialakukan perawat dalam membantu
mencukupi kebutuhan nutrisi pasien menurut Potter & Perry diantaranya
adalah:
1. Menstimulasi nafsu makan
Perawat dapat membantu menstimulasi nafsu makan klien dengan
adaptasi lingkungan, konsultasi dengan ahli gizi, ketentuan diet khusus
dan pilihan makanan, pemberian obat yang menstimulasi nafsu makan
dan konseling klien dan keluarga.
2. Terapi diet dalam manajemen penyakit
Modifikasi diet penting untuk menyesuaikan dengan kemampuan tubuh
untuk metabolisme nutrien tertentu, memeriksa defisiensi nutrisi yang
berhubungan dengan penyakit, dan mengeleminasi makanan yang
memperburuk gejala penyakit.
3. Makan sendiri
Klien yang terganggu asupan makanan secara mandiri harus
diperbolehkan melakukan sebisa mungkin untuk diri mereka sendiri.
Perawat harus menyiapkan nampan, memotong makanan menjadi
potongan kecil, melapisi roti dengan mentega, dan menuangkan air.
12
4. Konseling klien dan keluarga
Klien yang keluar dari rumah sakit dengan diresepkan diet seringkali
memerlukan konseling diet. U ntuk merencanakan makanan yang
memenuhi kebutuhan diet. Untuk merencanakan makanan yang
memenuhi kebutuhan diet khusus dan umum.
5. Pemberian makan oral
Perawat dapat meningkatkan pemberian makanan klien dengan
perlindungan martabat klien dan secara aktif melibatkan klien dalam
proses.
6. Nutrisi enteral dan infus
Nutrisi enteral adalah pada nutrien yang diberikan melalui saluran
gastrointetinal. Nutrisi enteral adalah metode yang dipilih untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi jika saluran gastrointestinal berfungsi
dengan menyediakan dukungan psikologis, keamanan dan nutrisi yang
ekonomis.
7. Nutrisi parenteral (NP)
NP adalah bentuk dukungan nutrisi yang khusus yaitu pemberian
nutrien meleluirute intravena.
E. Evaluasi
Contoh evaluasi untuk perubahan status nutrisi menurut Potter & Perry
Tujuan Tindakan Evaluatif Hasil yang
Diharapkan
Klien akan kembali Observasi tanda-tanda Berat badan akan
berada dalam defisit nutrisi pada menunjukan
rentang 10% berat klien peningkatan yang
badan yang baik sesuai yaitu ¼ - ½ kg
untuk tinggi Observasi tanda-tanda / minggu (0,25 – 0,5
badannya dehidrasi atau kg/ minggu)
13
overdehidrasi pada Parameter
klien laboratorium akan
menunjukan bukti
Palpasi kulit terhadap hidrasi yang adekuat
tanda-tanda edema dan peningkatan
parameter nutrisi.
Pantau tingkat
elektrolit observasi
terhadap
ketidakseimbangan
elektrolit
16
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap
bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises.
Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
b. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang
intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting
edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan
lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.
3. Sistem Muskuloskeletal
a. Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama
kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot
punggung dan tungkai.
b. Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk
dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat
badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan
kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan
berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari
90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi
pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi
postpartum.
17
c. Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
d. Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi
fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis.
Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan
dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode
Mc Donald dengan posisi ibu berbaring.
4. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak
memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah.
Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan.
5. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi
seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan
kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah
muda menandakan pengisian kapiler baik.
6. Sistem GI
a. Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas
dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek
peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat
dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur
karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu
terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi
ibu untuk melakukan perawatan gigi.
18
b. Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman
untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek
progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi.
Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat,
perubahan kimia tubuh, dan peningkatan kebutuhan energi untuk
melakukan aktifitas
2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan nafsu makan, mual/muntah, keuangan yang tidak
mencukupi, tidak mengenal peningkatan metabolik/nutrisi.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah
secara berlebihan
4. Resiko ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan
pengaruh hormonal, yang ditandai oleh pengungkapan kegelisan dan
perubahan tonus otot.
5. Resiko terjadinya cedera pada janin berhubungan dengan malnutrisi
ibu, pemajanan pada teratogen/agen infeksisus, adanya kelaian genetik
6. Resiko terjadi konstipasi berhubungan dengan relaksasi otot halus,
peningkatan absorbsi air, hemoroid dan mengkonsumsi suplemen zat
Fe.
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi tentang perubahan
biofisik, psikososial, budaya dan keyakinan spiritual.
8. Resiko terjadi infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis
urinarius, hygiene buruk dan keterbatasan pengetahuan.
C. Rencana Intervensi
1. Keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolisme karbohidrat,
perubahan kimia tubuh, dan peningkatan kebutuhan energi untuk
melakukan aktifitas
19
Tujuan :
Dalam waktu 2 x 24 jam setelah diberikan tindakan
keperawatan pasien tidak mengalami keletihan/keletihan berkurang
KH :
a. Mengidentifikasi dasar yang mengakibatkan kelelahan
dan area kontrol individu
b. Melaporkan adanya peningkatan energi
INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan tidur siang 1 – 2 jam Untuk memenuhi kebutuhaan metabolik yang
dan tidur malam 8 jam. berkenan dengan pertumbuhan jaringan
ibu/janin.
Tentukan siklus tidur bangun Membantu menyusun prioritas yang realistic
yang normal dan komitmen dan waktu untuk menguji komitmen. Klien
terhadap pekerjaan, keluarga, perlu membuat penilaian seperti perubahan shift
komunitas dan diri sendiri. kerja untuk mengatasi mual pagi hari atau
istirahat yang banyak dsb.
Pantau kadar Hb. Jelaskan peran Kadar Hb rendah, mengakibatkan kelelahan
zat Fe dalam tubuh, anjurkan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa
mengkonsumsi zat Fe sesuai oksigen.
indikasi.
20
b. Memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral
dan besi
c. Mengikuti diet yang dianjurkan
d. Mengkonsumsi vitamin/suplemen zat besi, Menunjukan
penambahan berat badan yang sesuai(minimal 1,5 kg
pada akhir trimester pertama)
INTERVENSI RASIONAL
Tentukan keadekuatan kebiasaan Kesejateraan janin-ibu tergantung pada
asupan nutrisi dulu atau sekarang nutrisi ibu selama kehamilan
dengan menggunakan batasan 24
jam.
Dapatkan riwayat kesehatan; catat Remaja cenderung malnutrisi/anemia,
usia (kurang dari 17 tahun, lebih dari dan lansia cenderung obesitas/diabetes
35 tahun). gestasional.
Perhatikan adanya pika/ngidam. Memakan bahan bukan makanan pada
Kaji pilihan bahan bukan makanan kehamilan karena kebutuhan psikologis,
dan tingkat motivasi untuk fenomena budaya, respon terhadap lapar
memakannya dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan
tubuh
Timbang BB klien; pastikan BB Ketidakadekuatan penambahan BB
pregravid. Informasikan tentang prenatal atau dibawah BB normal masa
penambahan prenatal yang optimum kehamilan, meningkatkan resiko retardasi
pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada
janin dengan BBLR
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual/muntah
secara berlebihan.
Tujuan :
Dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan tindakan
keperawatan, pasien tidak mengalami mual muntah
KH :
21
a. Mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk
menurunkan frekwensi mual/muntah
b. Mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setip
hari
c. Mengidentifikasi tanda dan gejalah dehidrasi
INTERVENSI RASIONAL
Tentukan Memberikan data yang berkenaan dengan
frekwensi/beratnya semua kondisi fisik, peningkatan HCG,
mual/muntah perubahan metabolisme karbohidrat dan
penurunan motilitas gastric memperberat
mual/muntah
Anjurkan klien Membantu menetukan hiperemesis
mempertahan kan input/output, grafidarum. Pada awalnya muntah dapat
tes urine dan penurunan BB mengakibatkan alkalosis, dehidrasi dan
setiap hari. ketidak seimbangan elektrolit. Muntah dapat
menyebabkan asidosis dan memerlukan
intervensi lanjut.
Anjurkan peningkatan Membantu mengatasi mual/muntah dan
masukan minuman menurunkan keasaman lambung.
berkarbonat, makan 6 x sehari
dengan tinggi karbohidrat dan
jumlahnya sedikit.
Kaji suhu dan perubahan Indikator dalam membantu mengevaluasi
kulit, membran mukosa, tensi, kebutuhan hidrasi
BJ urine dan output/input.
22
4. Risiko ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan
pengaruh hormonal, yang ditandai oleh pengungkapan kegelisan dan
perubahan tonus otot
Tujuan :
dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan tindakan
keperawatan pasien merasa lebih nyaman
KH :
a) Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan
ketidaknyamanan
b) Melaporkan berhasil/tidak penatalaksanaan
ketidaknyamanan
Intervensi Rasional
Anjurkan klien memperhatikan Meningkatkan higyene
higyene individu perorangan dan dengan mengabsorpasi secret
vagina yang berlebihan.
23
menghindari penggunaan bedak Bedak talk dapat
talk menyebabkab kanker servikal
Tinjau ulang perubahan fisiologis Frekwensi berkemih
berkemih. Anjurkan menghindari dipengaruhi oleh perubahan
minuman mengandung kafein uterus. Meskipun itu normal
tapi dapt menyebabkab
iritasi, kafein memiliki sifat
diuretic yang memperberat
ginjal
Kaji tingkat kelelahan dan sifat Mendorong klien menyusun
dasar terhadap keluarga/pekerjaan prioritas termasuk waktu
untuk istirahat
Tambahan suplemen kalsium Membantu memperbaiki
setiap hari bila asupan produk susu keseimbangan kalsium/fosfor
dikurangi. dan menurunkan kram.
3. Asuhan keperawatan pada Ibu Post Partum
A. Pengkajian
Pengkajian pada ibu post partum menurut Doenges, 2001 adalah sebagai
berikut :
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
a. Bagaimana keadaan ibu saat ini ?
b. Bagaimana perasaa ibu setelah melahirkan ?
Intervensi Rasional
Kaji karakteristik nyeri klien untuk menentukan jenis skala
dengan PQRST ( P : faktor dan tempat terasa nyeri
penambah dan pengurang nyeri,
Q : kualitas atau jenis nyeri, R :
regio atau daerah yang
27
mengalami nyeri, S : skala nyeri,
T : waktu dan frekuensi )
28
Pantau vital sign peningkatan suhu dapat
mengidentifikasi adnya infeksi
Kaji daerah perineum dan vulva menentukan adakah tanda
peradangan di daerah vulva dan
perineum
Kaji pengetahuan pasien pasien mengetahui cara
mengenai cara perawatan ibu perawatan vulva bagi dirinya
post partum
29
Jelaskan mengenai manfaat
memberikan pengetahuan bagi ibu mengenai
menyusui dan mengenai gizi manfaat ASI bagi bayi
waktu menyusui
D. Implementasi Postpartum
Mengubah kata perintah dari intervensi keperawatan menjadi kata kerja.
E. Evaluasi
1. Data subjektif
a. Pasien mengatakan luka jahitan pada kemaluan sudah tidak terasa sakit.
b. Pasien mengatakan sakit juga tidak terasa apabila sedang cebok setelah
berkemih dan buang air besar.
30
c. Pasien mengatakan nyeri payudaranya sudah berkurang dan air ASI nya
sudah lancar.
2. Data objektif
a. Pasien meringis saat berpindah posisi
b. Pasien postpartum hari ke 36 hari
c. Riwayat persalinan pertama kali
d. TD : 110/70 mmHg. N : 84 x/menit
.
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut
untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi,
reaksi, keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto &
Wartonah. 2006). Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh.
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan
energi bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta
mengatur berbagai proses kimia dalam tubuh (Suitor & Hunter, 1980).
B. Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat enting untuk diupayakan.
Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara
makan-makanan yang seimbang 4 sehat 5 sempurna dengan di imbangi keadaan hidup
bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap
hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imun tubuh yang menurun.
32
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz alimul H,2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan jilid 2. Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1 Jakarta: EGC
Tarwoto wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. “Kebutuhan
Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek” Gresik
33