Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik
yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat
persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Unsur-unsurnya yakni
carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O), yang pada umumnya mempunyai
rumus kimia Cn(H2O)n. Dalam sudut fungsi, karbohidrat adalah penghasil
utama energi dalam makanan maupun di dalam tubuh. Di dalam tubuh, dari
tiga sumber utama energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein, karbohidrat
merupakan sumber energi yang paling murah. Karbohidrat yang tidak dapat
dicerna, memberikan volume kepada isi usus, dan ransangan mekanisme yang
terjadi, melancarkan gerak peristaltik yang melancarkan aliran bubur
makanan (chymus) melalui saluran pencernaan serta memudahkan
pembuangan tinja (defekasi).
Dengan banyaknya fungsi dan murahnya karbohdirat, kita seringkali
mengonsumsi karbohdirat dengan porsi yang berlebih. Khususnya di negara
berkembang, seperti di Indonesia, nasi tetap menjadi makanan utama,
sedangkan mi, ubi, dan roti sebagai makanan selingan. Meski Indonesia
adalah bangsa agraris, konsumsi sayur dan buah amat rendah. Kondisi itu
bersamaan dengan meningkatnya konsumsi makanan olahan dan siap saji
tinggi lemak, garam, dan gula. Namun, dengan mengonsumsi karbohidrat
berlebih pun dapat memberikan dampak yang cukup berat, penyakit kencing
manis/diabetes dan obesitas contohnya.
Dikutip dari info DATIN 2013 mengatakan bahwa estimasi terakhir
IDF, terdapat 382 juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia pada tahun
2013. Pada tahun 2035 jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi
592 juta orang. Diperkirakan dari 382 juta orang tersebut, 175 juta orang
diantaranya belum terdiagnosis, sehingga terancam berkembang progresif
menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan. Diabetes melitus
(DM) atau disebut diabetes saja merupakan penyakit gangguan metabolik

1
menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak
dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah
hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. Akibatnya terjadi
peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah (hiperglikemia). Hasil dari
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013 setelah melakukan
wawancara untuk menghitung proporsi diabetes melitus pada usia 15 tahun ke
atas yakni Riskesdas 2013 meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan
tahun 2007.
Selain diabetes adapun kegemukan atau obesitas, kegemukan bukan
hanya masalah bagi Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia, WHO,
memperkirakan terdapat 2,3 miliar orang dewasa yang memiliki berat badan
berlebih pada 2015. Sebanyak 700 juta diantaranya tergolong obesitas. Angka
tahun 2005 memperlihatkan 1,6 milyar dewasa dengan berat badan berlebih
dan 400 juta tergolong obesitas. Dan menurut Riset Institut Pengukuran dan
Evaluasi Kesehatan (IHME) Amerika Serikat yang ditulis dalam jurnal The
Lancet 2016, menyebutkan, jumlah orang gemuk di dunia naik dari 875 juta
orang pada 1980 menjadi 2,1 miliar orang pada 2013. Obesitas sendiri
merupakan gejala masa modern dan statistik dalam hal obesitas belum ada 50
tahun lalu. Banyak sekali penyebab dari obesitas, seperti meningkatnya
makanan yang mudah tersedia dan harga yang relatif lebih terjangkau serta
perbaikan angkutan umum dan semakin banyaknya pekerjaan yang dilakukan
sambil duduk membuat orang semakin gemuk.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa dampak kelebihan karbohidrat?
2. Bagaimana mekanisme dampak kelebihan karbohidrat (penyakit diabetes
dan obesitas)?
3. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dampak tersebut?

2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dampak kelebihan karbohidrat
2. Mengetahui mekanisme penyakit akibat kelebihan karbohidrat (penyakit
diabetes dan obesitas)
3. Mengetahui upaya pencegahan dari dampak kelebihan karbohidrat

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karbohidrat
Semua orang yang sedang belajar, jarang menyadari bahwa dalam sel-
sel otaknya, miliaran molekul glukosa membelah untuk menyediakan energi
yang memungkinkannya untuk belajar. Glukosa menyediakan hampir semua
energi yang digunakan oleh otak manusia setiap hari. Seperti halnya seorang
pelari maraton jarang menyadari jika bahan bakar glikogen di ototnya telah
diubah menjadi energi untuk membantunya menyelesaikan lomba. Glukosa
dan glikogen menyediakan sekitar setengah dari semua energi otot dan
jaringan tubuh lainnya. Bagian lain dari energi tubuh sebagian besar berasal
dari lemak.
Orang tidak memakan glukosa dan glikogen secara langsung. Ketika
mereka makan makanan yang kaya karbohidrat, tubuh mereka menerima
glukosa untuk diubah menjadi energi dan menerima glikogen untuk dibuah
menjadu cadangan energi. Semua tanaman seperti biji-bijian, sayuran,
kacang-kacangan, buah-buahan dan susu menyediakan cukup karbohidrat
untuk digunakan tubuh kita.
Banyak orang keliru menganggap karbohidrat sebagai sebagai
penyebab kegemukan dan menghindari karbohidrat ketika mencoba untuk
menurunkan berat badan. Strategi itu akan berguna jika karbohidrat yang
dikonsumsi adalah simpel carbohydrate seperti minuman ringan, permen, dan
kue. Tetapi akan lebih baik jika karbohidrat yang dikonsumsi adalah complex
carbohydrate seperti biji-bijian, kacang-kacangan dan sayuran.
Berikut beberapa definisi karbohidrat:
1. Simple Definition of carbohydrate
Any one of various substances found in certain foods (such as bread,
rice, and potatoes) that provide your body with heat and energy and are
made of carbon, hydrogen, and oxygen.

4
2. Full Definition of carbohydrate
Any of various neutral compounds of carbon, hydrogen, and oxygen (as
sugars, starches, and celluloses) most of which are formed by green
plants and which constitute a major class of animal foods.
3. Carbohydrates are compounds composed of carbon, oxygen, and
hydrogen arranged as monosaccharides or multiples of
monosaccharides. Most, but not all, carbohydrates have a ratio of one
carbon molecule to one water molecule: (CH20 )n.
4. Carbohydrate, any of a large class of organic compounds consisting of
carbon, hydrogen, and oxygen, usually with twice as many hydrogen
atoms as carbon or oxygen atoms. Carbohydrates are produced in green
plants by photosynthesis and serve as a major energy source in animal
diets. Sugars, starches, and cellulose are all carbohydrates.
5. Carbohydrates, mainly sugars and starches, together constituting one of
the three principal types of nutrients used as energy sources (calories) by
the body. Carbohydrates can also be defined chemically as neutral
compounds of carbon, hydrogen and oxygen.
6. Carbohydrates, any of a group of organic compounds that includes
sugars, starches, celluloses, and gums and serves as a major energy
source in the diet of animals. These compounds are produced by
photosynthetic plants and contain only carbon, hydrogen, and oxygen,
usually in the ratio 1:2:1.
7. Carbohydrates, (Elements & Compounds) any of a large group of
organic compounds, including sugars, such as sucrose, and
polysaccharides, such as cellulose, glycogen, and starch, that contain
carbon, hydrogen, and oxygen, with the general formula Cm(H2O)n: an
important source of food and energy for animals.
8. Carbohydrates, any of a class of organic compounds composed of
carbon, hydrogen, and oxygen, including starches and sugars, produced
in green plants by photosynthesis: important source of food for animals
and people.

5
9. Carbohydrates, Any of a large class of organic compounds consisting of
carbon, hydrogen, and oxygen, usually with twice as many hydrogen
atoms as carbon or oxygen atoms. Carbohydrates are produced in green
plants by photosynthesis and serve as a major energy source in animal
diets. Sugars, starches, and cellulose are all carbohydrates.
10. Carbohydrates, is an essential structural component of living cells and
source of energy for animals; includes simple sugars with small
molecules as well as macromolecular substances; are classified
according to the number of monosaccharide groups they contain
saccharide, sugar.
In etymology Carbohydrates are called carbohydrates because the
carbon, hydrogen and oxygen they contain are usually in the proportion to
form water with the general formula Cn(H2O)n. Struktur Karbohidrat Simpel
yaitu Monosakarida mengandung 6 Atom karbon, 12 Atom Hidrogen, dan 6
Atom Oksigen. Setiap Atom bisa bertranformasi menjadi beberapa atom
untuk menjali ikatan degan atom lain :
1. Atom Karbon dapat menjadi 4 ikatan
2. Atom Nitrogen dapat menjadi 3 ikatan
3. Atom Oksigen dapat menjadi 2 ikatan
4. Atom Hidrogen dapat menjadi 1 ikatan
Dari definisi diatas dapat disimpulkan, karbohidrat adalah kandungan
gizi yang terdapat pada makanan seperti roti, kentang, dan beras. Karbohidrat
mempunyai fungsi untuk memberikan energi pada manusia dan terbentuk dari
4 susunan atom yaitu Atom Karbon (C), Atom Nitrogen (N), Oksigen (O),
dan Atom Hidrogen (H). Karbohidrat sendiri terdiri dari 2 macam yaitu
simple carbohydrates (gula) dan complex carbohydrates (pati dan serat).
Simple Carbohydrates terdiri dari Monosakarida dan Disakarida. Sedangkan
Complex Carbohydrates terdiri dari Polisakarida.

2.2 Fungsi Karbohidrat


Menurut Djoko Pekik Irianto (2006:6), karbohidrat merupakan senyawa
sumber energi utama bagi tubuh manusia. Kira-kira 80% kalori yang didapat

6
tubuh berasal dari karbohidrat. Karbohidrat tersusun dari unsur karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O), terdapat dalam tumbuhan seperti: beras,
jagung, gandum, dan umbi-umbian yang terbentuk melalui proses asimilasi
yang terjadi dalam tumbuhan.
Menurut Djoko Pekik Irianto (2006:9) dalam tubuh manusia,
karbohidrat bermanfaat untuk keperluan tubuh, antara lain:
1. Sumber energi utama yang diperlukan untuk gerak: 1 gram karbohidrat
menghasilkan 4 kalori.
2. Pembentuk cadangan sumber energi: kelebihan karbohidrat dalam tubuh
akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan sumber energi
yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
3. Memberi rasa kenyang: karbohidrat mempunyai volume yang besar
dengan adanya selulosa sehingga memberikan rasa kenyang.
Menurut Sunita Almatsier (2009:42) fungsi dari karbohidrat antara lain:
1. Sebagai sumber energi, satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori.
2. Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya pada monosakarida dan
disakarida.
3. Penghemat protein, jika karbohidrat makanan tidak tercukupi maka
protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dengan
mengalihkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun.
4. Pengatur metabolisme lemak, karbohidrat akan mencegah terjadinya
oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-
bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidro-
butirat. Bahan-bahan ini dibentuk dalam hati dan dikeluarkan melalui
urine dengan mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini dapat
menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi, serta PH cairan
tubuh menurun.
5. Membantu pengeluaran faeses dengan cara mengatur peristaltic usus dan
memberi bentuk pada faeses.
Dalam website welardbucket.org disebutkan bahwasannya terdapat lima
dasar fungsi karbohidrat dalam tubuh manusia meliputi energy production,

7
energy storage, building macromolecules, sparing protein, and assisting in
lipid metabolism.
Dari beberapa keterangan mengenai fungsi karbohidrat dalam tubuh
manusia dapat disimpulkan bahwa karbohidrat adalah zat tepung yang dapat
digolongkan pada makanan pokok yang menghasilkan tenaga dengan satuan
kalori. Satu gram karbohidrat dapat menghasilkan empat kalori. Sumber
tenaga ini dibutuhkan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti berjalan,
bekerja, dan berfikir.

2.3 Klasifikasi Karbohidrat


Karbohidrat ada yang tersedia dan tidak tersedia. Karbohidrat yang
tersedia adalah karbohidrat yang dapat dicerna dan diserap serta
dimetabolisme oleh tubuh. Sedangkan, karbohidrat yang tidak dapat dicerna
adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa oleh enzim-enzim pencernaan
sehingga tidak dapat diserap oleh tubuh.
Penggolongan karbohidrat dalam ilmu gizi sering digolongkan melalui
jumlah molekulnya.
1. Monosakarida
Terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh
larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. berikut
macam-macam monosakarida: dengan ciri utamanya memiliki jumlah
atom C berbeda-beda: triosa (C3), tetrosa (C4), pentosa (C5), heksosa
(C6), heptosa (C7).
a. Triosa : Gliserosa, Gliseraldehid, Dihidroksi aseton
b. Tetrosa : Threosa, Eritrosa, Xylulosa
c. Pentosa : Lyxosa, Xilosa, Arabinosa, Ribosa, Ribulosa
d. Hexosa : Galaktosa, Glukosa, Mannosa, fruktosa
e. Heptosa : Sedoheptulosa
Dalam ilmu gizi hanya ada tiga jenis monosakarida yang penting
yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa.

8
a. Glukosa
Banyak dijumpai di alam, terutama pada buah, sayur, madu,
sirup jagung, dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil
akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa. Glukosa
dijumpai di dalam aliran darah (disebut Kadar Gula Darah) dan
berfungsi sebagai penyedia energi bagi seluruh sel-sel dan jaringan
tubuh.
b. Fruktosa
Disebut gula buah ataupun levulosa. Jenis sakarida yang paling
manis dan banyak dijumpai pada mahkota bunga, madu dan hasil
hidrolisa dari gula tebu. Di dalam tubuh, fruktosa didapat dari hasil
pemecahan sukrosa.
c. Galaktosa
Tidak dijumpai dalam bentuk bebas di alam. Galaktosa dalam
tubuh merupakan hasil hidrolisa dari laktosa.

2. Disakarida
Senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau
tidak. Disakarida dapat dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga
terurai menjadi 2 molekul monosakarida. Hidrolisis terdiri dari 2
monosakarida al
a. Sukrosa : glukosa + fruktosa (C 1-2)
b. Maltosa : 2 glukosa (C 1-4)
c. Trehalosa : 2 glukosa (C1-1)
d. Laktosa : glukosa + galaktosa (C1-4)

9
Pada bahan makanan, disakarida ada tiga jenis yaitu sukrosa,
maltosa da laktosa.
a. Sukrosa
Sukrosa adalah gula yang kita pergunakan sehari-hari, sehingga
lebih sering disebut gula meja (table sugar) atau gula pasir dan disebut
juga gula invert. Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang
terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
b. Maltosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari dua
molekul glukosa. Di dalam tubuh, maltosa didapat dari hasil
pemecahan amilum, lebih mudah dicerna dan rasanya lebih enak dan
nikmat. Dengan iodium, amilum akan berubah menjadi warna biru.
Amilum terdiri dari 2 fraksi, yang pertama yaitu amilosa yang dapat
larut dengan air panas dan mempunyai struktur rantai lurus, dan yang
kedua yaitu amilopektin yang tidak larut dengan air panas dan
mempunyai sruktur rantai bercabang.
c. Laktosa
Mempunyai 2 (dua) molekul monosakarida yang terdiri dari satu
molekul glukosa dan satu molekul galaktosa. Laktosa kurang larut di
dalam air. Laktosa dapat menimbulkan intolerance (laktosa
intolerance) disebabkan kekurangan enzim laktase sehingga
kemampuan untuk mencerna laktosa berkurang.

10
3. Oligosakarida
Merupakan senyawa yang terdiri dari gabungan molekul-molekul
monosakarida yang jumlahnya antara 2 sampai dengan 8 molekul
monosakarida. Oligosakarida dapat berbentuk disakarida, trisakarida,
tetrasakarida dan lainnya. Contoh oligosakarida:
a. Trisakarida : Rafinosa (galaktosa-glukosa-fruktosa)
b. Tetrasakarida : Stakiosa (galaktosa-galaktosa-glukosa-fruktosa)
c. Prebiotik : Frukto oligosakarida, Gluko oligosakarida

4. Polisakarida
Merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat mengandung
lebih dari 60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk rantai
lurus ataupun bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak
seperti monosakarida dan disakarida. Di dalam Ilmu Gizi ada 3 (tiga)
jenis yang ada hubungannya yaitu amilum, dekstrin, glikogen dan
selulosa.
a. Amilum (Pati)
Amilum merupakan karbohidrat dalam bentuk simpanan bagi
tumbuh-tumbuhan dalam bentuk granul yang dijumpai pada umbi dan
akarnya. Amilum terdapat di umbi-umbian, jagung, serealia, beras,
dan kacang-kacangan.

11
b. Dekstrin
Merupakan zat antara dalam pemecahan amilum. Molekulnya
lebih sederhana, lebih mudah larut di dalam air, dengan iodium akan
berubah menjadi wama merah.

c. Glikogen
Glikogen merupakan "pati hewani", terbentuk dari ikatan 1000
molekul, larut di dalam air (pati nabati tidak larut dalam air) dan bila
bereaksi dengan iodium akan menghasilkan warna merah. Glikogen
terdapat pada otot hewan, manusia dan ikan. Pada waktu hewan
disembelih, terjadi kekejangan (rigor mortis) dan kemudian glikogen
dipecah menjadi asam laktat selama post mortum.
Glikogen disimpan di dalam hati dan otot sebagai cadangan
enersi, yang sewaktu-waktu dapat diubah kembali menjadi glukosa
bila dibutuhkan. Terdapat di kecambah, susu, dan sirup jagung.

12
d. Selulosa
Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia, oleh karena
tidak ada enzim untuk memecah selulosa. Meskipun tidak dapat
dicerna, selulosa berfungsi sebagai sumber serat yang dapat
memperbesar volume dari faeses, sehingga akan memperlancar
defekasi.

13
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dampak Kelebihan Karbohidrat


Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang fungsi utamanya adalah
penghasil energi. Di dalam tubuh, karbohidrat yang sudah diubah menjadi
glukosa tidak hanya berfungsi sebagai sumber energi utama. Glukosa juga
akan berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem syaraf pusat. Manusia
membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap harinya. Konsumsi
karbohidrat secara berlebihan juga akan berdampak pada kesehatan. Dampak
kelebihan karbohidrat adalah sebagai berikut :
A. Diabetes Mellitus
1) Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus atau kencing manis adalah penyakit akibat
gangguan metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh jumlah
insulin yang kurang atau karena kerja insulin yang tidak optimal,
sehingga insulin tidak bisa masuk ke dalam sel dan hanya menumpuk
di pembuluh darah.
Diabetes dapat terjadi pada semua orang. Namun besar
kemungkinan terjadi pada keluarga yang memiliki riwayat penyakit
diabetes. Selain itu, diabetes juga lebih rentan menyerang pada
mereka yang memiliki berat badan berlebihan, kolesterol tinggi,
hipertensi, dan kurang melakukan aktivitas fisik.
2) Mekanisme Timbulnya Penyakit Diabetes
Metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus adalah dua mata
rantai yang tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan antara metabolisme
karbohidrat dan diabetes mellitus dijelaskan oleh keberadaan hormon
insulin. Penderita diabetes mellitus mengalami kerusakan dalam
produksi maupun sistem kerja insulin, sedangkan ini sangat
dibutuhkan dalam melakukan regulasi metabolisme karbohidrat.
Akibatnya, penderita diabetes mellitus akan mengalami gangguan
pada metabolisme karbohidrat.

14
Umumnya diabetes melitus disebabkan oleh rusaknya sebagian
kecil atau sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau
Langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin,
akibatnya terjadi kekurangan insulin. Di samping itu diabetes mellitus
juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam
memasukan glukosa ke dalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena
kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui.
3) Dampak Penyakit Diabetes
Penderita Diabetes Mellitus mempunyai risiko untuk menderita
komplikasi yang spesifik akibat perjalanan penyakit ini, yaitu
retinopati (bisa menyebabkan kebutaan), gagal ginjal, neuropati,
aterosklerosis (bisa menyebabkan stroke), gangren, dan penyakit
arteria koronaria (Coronary artery disease).
Dampak dramatis dari diabetes mellitus terhadap kesehatan
seseorang sangatlah kompleks. Diabetes mellitus dan penyakit
turunannya telah menjadi ancaman serius. Penyakit ini membunuh 3,8
juta orang per tahun dan dalam setiap 10 detik seorang penderita akan
meninggal karena sebab-sebab yang terkait dengan diabetes.
B. Obesitas
1) Pengertian obesitas
WHO 1985 mendefinisikan obesitas sebagai kondisi BMI >30
untuk laki-laki dan >28,6 untuk perempuan. Definisi tersebut
kemudian dikembangkan dengan BMI > 25 untuk berat badan lebih
overweight dan BMI > 30 sebagai obeseObesitas merupakan keadaan
patologik dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari
yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Dari sudut ilmu gizi, defenisi
obesitas yang baik adalah bila tercakup pengertian terjadinya
penimbunan trigliserida yang berlebihan dan terdapat di seluruh tubuh
(Moehji S, 2003). Obesitas dapat terjadi pada berbagai kelompok usia
dan jenis kelamin. Juvenil obesity, misalnya adalah obesitas yang
terjadi pada usia muda (anak-anak). Orang yang menderita
kegemukan pada usia muda memiliki resiko lebih tinggi menderita

15
obesitas pada saat dewasa dibandingkan orang yang memiliki berat
tubuh normal. Sementara itu, wanita pada pasca menopause memiliki
risiko mengalami obesitas tiga kali lebih besar daripada pria (Faiz,
2004). Obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara
energy yang masuk dengan energi yang keluar dan merupakan
akumulasi simpanan energy yang berubah menjadi lemak (Pritasari,
2006). Dengan meningkatnya usia kecepatan metabolism juga mulai
menurun mulai usia 30 tahun, bila aktivitas fisik juga berkurang maka
timbunan lemak menjadi kegemukan. Penyebab lain obesitas menurut
Syarif (2002) adalah multifaktorial, genetik dan lingkungan yang
berinteraksi terus menerus.
2) Mekanisme terjadinya obesitas
a. Faktor Psikologis
Kondisi psikologis dan keyakinan seseorang berpengaruh
terhadap asupan makanan. Faktor stabilitas emosi berkaitan dengan
obesitas. Keadaan obesitas merupakan dampak dari pemecahan
masalah emosi yang dalam, dan ini merupakan suatu pelindung
bagi yang bersangkutan. Dalam kedaan semacam ini
menghilangkan obesitas tanpa menyediakan pemecahan masalah
yang tepat, justru akan memperberat masalah (Misnadiarly, 2007).
Seseorang yang sedang mengalami keadaan yang tidak
menyenangkan akan nampak lebih emosional baik sikap maupun
perilakunya. Jika keadaan tersebut berlangsung dalam waktu lama
maka dapat menyebabkan suatu keadaan yang disebut stres, bahkan
depresi. Faktor tersebut berhubungan erat dengan rasa lapar dan
nafsu makan. Hal ini disebabkan karena sejumlah hormon akan
disekresi sebagai tanggapan dari keadaan psikologis sehingga
terjadi peningkatan metabolisme energi yang dipecah dan
digunakan untuk melakukan aktivitas, namun jika seseorang yang
mengalami stres tidak melakukan aktivitas fisik yang mampu
membakar energi maka kelebihan energi tersebut akan disimpan
sebagai lemak. Proses ini akan menyebabkan glukosa darah

16
menurun sehingga menyebabkan rasa lapar pada orang yang sedang
mengalami tekanan psikologis (Purwati, 2005)
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang
untuk menjadi gemuk. Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan
yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan
keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk menjadi
gemuk. Gen merupakan faktor yang penting dalam obesitas, tetapi
lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti.
Lingkungan ini termasuk perilaku atau pola gaya hidup misalnya
apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta kelebihan
energi akibat ketidak seimbangan antara asupan energi dengan
keluaran energi. Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola
genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya
(Almatsier, 2003).
c. Faktor Nutrisi
Peranan nutrisi dimulai sejak dalam kandungan yaitu jumlah
lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi oleh berat badan
ibu. Obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara
energi yang masuk dengan energy yang keluar dan merupakan
akumulasi simpanan energy yang berubah menjadi lemak (Pritasari,
2006). Dengan meningkatnya usia kecepatan metabolism juga
mulai menurun mulai usia 30 tahun, bila aktivitas fisik juga
berkurang maka timbunan lemak menjadi kegemukan.
d. Faktor-faktor lain
Menurut Purwati (2005), faktor-faktor penyebab obesitas
lainnya antara lain enzim, hormon, metabolisme basal dan
pengaruh obat-obatan.
3) Dampak Obesitas
Obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam
gangguan kesehatan bagi seseorang yang mengalaminya. Orang yang
mengalami kelebihan berat badan akan rentan terhadap komplikasi

17
dari berbagai macam penyakit seperti diabetes, jantung koroner, serta
stroke.

3.2 Cara Mencegah Kelebihan Karbohidrat


A. Diabetes Mellitus
Jumlah penderita diabetes mellitus tiap tahun semakin meningkat
(prevalensinya menunjukkan peningkatan per tahun) dan besarnya biaya
pengobatan serta perawatan penderita diabetes mellitus, terutama akibat-
akibat yang ditimbulkannya. Jika telah terjadi komplikasi, usaha untuk
menyembuhkan keadaan tersebut ke arah normal sangat sulit, kerusakan
yang terjadi umumnya akan menetap, maka upaya pencegahan sangat
bermanfaat baik dari segi ekonomi maupun terhadap kesehatan
masyarakat. Usaha pencegahan pada penyakit diabetes mellitus adalah
sebagai berikut:
1) Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan kepada orang yang masih
sehat agar tidak memilki faktor risiko untuk terjadinya diabetes
mellitus. Peran edukasi sangat penting dalam upaya pencegahan
primordial. Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan
mengenai pengaturan gaya hidup, pentingnya kegiatan jasmani teratur,
pola makan sehat, dan lain sebagainya.
2) Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan kepada orang yang termasuk
kelompok risiko tinggi, yakni mereka yang belum terkena diabetes
mellitus, tetapi berpotensi untuk terkena penyakit diabetes mellitus.
Pada pencegahan ini, dapat dilakukan 3 hal berikut:
a. Penyuluhan, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat
terkait diabetes mellitus, sehingga materi yang dibahas adalah
segala hal terkait diabetes mellitus, mulai dari pengertian, faktor
risiko, tatalaksana, pengobatan, dan lain-lain.
b. Latihan jasmani, dilakukan secara teratur selama kurang lebih 30
menit per hari dan 3-4 kali seminggu. Latihan ini sebaiknya

18
disesuaikan dengan usia agar hasilnya optimal dan berfungsi untuk
memperbaiki metabolisme dengan menormalkan kadar glukosa
darah maupun lipid darah, meningkatkan kerja insulin, membantu
menurunkan berat badan, mengurangi resiko penyakit
kardiovaskular, dan lain-lain.
c. Perencanaan Pola Makan, dapat dilakukan dengan pembatasan
kalori, terlebih untuk penderita dengan kondisi kegemukan. Menu
dan jumlah kalori yang tepat umumnya dihitung berdasarkan
kondisi individu pasien. Standar yang dianjurkan yaitu makanan
dengan komposisi yang seimbang dalam karbohidrat, protein, dan
lemak sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut:
Karbohidrat = 60-70 %, Protein = 10-15 %, dan Lemak = 20-25 %.
3) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau
menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan seperti tes
penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini diabetes mellitus
serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama pencegahan ini
adalah untuk mengidentifikasi pasien diabetes mellitus tanpa gejala
yang telah sakit atau penderita yang beresiko tinggi untuk
mengembangkan atau memperparah penyakit. Diagnosis dini diabetes
mellitus dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah
setelah puasa dimana normalnya 70-110 mg/dl, pemeriksaan kadar
glukosa darah sewaktu dimana normalnya 110-199 mg/dl, dan Test
Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan nilai normalnya 0,5 jam <
115 mg/dl, 1 jam < 200 mg/dl, dan 2 jam < 140 mg/dl.
Pada pengobatan segera, ada 2 macam obat yang diberikan yaitu
pemberian secara oral atau disebut juga Obat Hipoglikemik Oral
(OHO) dan pemberian secara injeksi yaitu insulin. OHO dibagi
menjadi 3 golongan yaitu : pemicu sekresi insulin (Sulfonilurea dan
Glinid), penambah sensitivitas terhadap insulin (Metformin dan
Tiazolidindion), penambah absorbsi glukosa (penghambat glukosidase
alfa). Selain 2 macam pengobatan tersebut, dapat juga dilakukan

19
dengan terapi kombinasi yaitu dengan memberikan kombinasi dua
atau tiga kelompok OHO jika dengan OHO tunggal kadar glukosa
darah belum tercapai. Dapat juga menggunakan kombinasi kombinasi
OHO dengan insulin apabila ada kegagalan pemakaian OHO baik
tunggal maupun kombinasi.
4) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah upaya untuk mencegah kecacatan
akibat komplikasi dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi
penderita yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan
kerjasama yang baik antara pasien dengan dokter. Penyuluhan juga
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi pasien dalam
mengendalikan penyakit diabetes mellitus. Penyuluhan ini dapat berisi
tujuan, dan cara pengobatan komplikasi kronik diabetes mellitus,
upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan, dan lain sebagainya.
Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin
terkait juga sangat diperlukan, terutama di rumah sakit rujukan.

B. Obesitas
Obesitas merupakan masalah yang mulai banyak ditemukan, tidak
hanya di daerah perkotaan dengan sosial ekonomi yang tinggi, tetapi tidak
sedikit pula ditemukan pada orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan
dari kelompok sosial ekonomi menengah kebawah. Untuk mencegah
terjadinya obesitas, Seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat harus bisa
melakukan pendekatan yang komprehensif, mencakup promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif, yaitu dengan cara:
1) Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan menggunakan dua strategi
pendekatan yaitu strategi pendekatan populasi untuk mempromosikan
cara hidup sehat, seperti gaya hidup sehat, pengaturan pola makan
sehat, dan aktifitas jasmani pada semua anak dan remaja beserta orang
tuanya, serta strategi pendekatan pada kelompok yang berisiko tinggi
mengalami obesitas. Pendekatan tersebut bertujuan untuk

20
meningkatkan pengetahuan masyarakat. Usaha pencegahan bisa
dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan di Pusat
Kesehatan Masyarakat. (Damayanti Rusli Sjarif, 2014)
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan dengan cara deteksi dini
obesitas. Deteksi dini obesitas pada orang dewasa dapat dilakukan
dengan cara:
a. Melakukan penilaian secara visual dan anamnesa, yang meliputi:
Adanya keluhan; Riwayat gaya hidup (pola/kebiasaan makan dan
aktifitas); Riwayat keluarga (orang tua dengan berat badan lebih
atau obesitas); Riwayat mengkonsumsi obat-obatan untuk
menggemukkan badan.
b. Pengukuran Antropometri (Berat Badan/BB, Tinggi Badan/TB dan
Lingkar Perut/Pinggang/LP).
Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk
mendapatkan nilai IMT yang nantinya digunakan dalam
menentukan derajat obesitas. Penilaian IMT menggunakan rumus :
IMT = BB : TB. Pengukuran lingkar perut, pada umumnya yang
diukur adalah lingkar pinggang, apabila dalam pengukuran sulit
dilakukan maka dapat dilakukan pengukuran lingkar perut. Ukuran
normal: untuk laki-laki ≤ 90 cm dan perempuan ≤ 80 cm.
c. Pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan lanjutan dilakukan jika
mempunyai riwayat keluarga penderita penyakit penyerta.
Pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan: tekanan darah, gula
darah, trigliserida, kolesterol High Density Lipoprotein (HDL),
kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) dan asam urat.
Pada anak-anak dan remaja, deteksi dini dilakukan dengan
mendeteksi Early Adiposity Rebound yang dilihat dari usia dan
penurunan Indeks Massa Tubuh.
3) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan untuk menurunkan berat badan
dan mencegah risiko yang dapat disebabkan obesitas dengan

21
menatalaksana obesitas. Prinsip tata laksana obesitas pada anak sedikit
berbeda dengan orang dewasa karena faktor tumbuh kembang pada
anak harus dipertimbangkan. Penatalaksanaan obesitas terdiri dari:
a. Terapi Utama yaitu perubahan gaya hidup (life style) dengan cara
melakukan: 1) Pengaturan Pola Makan Sehat. Pengaturan perilaku
makan dilakukan dengan memotivasi pasien obesitas agar dapat
mengikuti pola makan sehat. 2) Pengaturan aktivitas fisik. Banyak
aktivitas yang dianjurkan untuk obesitas, misalnya jalan kaki.
b. Terapi Tambahan, seperti: 1) Psikoterapi. Psikoterapi dilakukan
untuk membantu pasien memotivasi diri dan melakukan perubahan
perilaku pasien. 2) Farmakoterapi (medikamentosa). Pemberian
terapi obat dipertimbangkan setelah pengaturan makan, aktivitas
fisik tidak memberikan hasil maksimal dalam menurunkan berat
badan. 3) Operatif. Terapi operatif hanya dapat dilakukan pada
kondisi khusus dengan pertimbangan dan pengawasan medis yang
kuat dari pihak-pihak yang berkompeten.
c. Rujukan Kasus. Jika pada penemuan dini ditemukan gejala dan
tanda obesitas yang disertai penyakit penyerta maka dilakukan
rujukan kasus untuk pemeriksaan lebih lanjut ke fasilitas pelayanan
kesehatan. (Kristina, 2014)

22
BAB IV
KESIMPULAN

Karbohidrat merupakan senyawa sumber energi utama bagi tubuh manusia.


80% kalori yang didapat tubuh berasal dari karbohidrat. Karbohidrat tersusun dari
unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Karbohidrat bisa didapatkan
dalam tumbuhan seperti beras, jagung, gandum, dan umbi-umbian yang terbentuk
melalui proses asimilasi yang terjadi dalam tumbuhan. Banyak sekali manfaat
karbohidrat bagi tubuh manusia, diantaranya yaitu sebagai sumber energi utama,
sebagai pembentuk cadangan sumber energi, memberikan rasa kenyang,
memberikan rasa manis pada makanan, sebagai penghemat protein, sebagai
pengatur metabolisme lemak, serta membantu pengeluaran faeses dengan cara
mengatur peristaltic usus. Berdasarkan jumlah molekulnya, karbohidrat
digolongkan menjadi empat, yaitu monosakarida, disakarisa, oligosakarida, dan
polisakarida.
Tubuh manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap
harinya. Namun apabila karbohidrat dikonsumsi secara berlebihan, maka akan
berdampak pada kesehatan tubuh. Salah satu penyakit yang dapat timbul akibat
kelebihan karbohidrat adalah diabetes mellitus. Diabetes mellitus atau kencing
manis adalah penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat yang disebabkan
oleh jumlah insulin yang kurang atau karena kerja insulin yang tidak optimal.
Penderita diabetes mellitus mempunyai risiko untuk menderita komplikasi yang
spesifik akibat perjalanan penyakit tersebut. Selain diabetes mellitus, kelebihan
karbohidrat juga dapat menyebabkan obesitas. Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan manusia terkena penyakit obesitas, diantaranya adalah faktor
psikologis, faktor lingkungan, faktor nutrisi, dan faktor-faktor lain seperti enzim,
hormon, metabolisme basal, dan pengaruh obat-obatan.
Diabetes mellitus dan obesitas dapat dicegah dengan beberapa upaya
pencegahan. Upaya yang pertama adalah pencegahan primordial. Pencegahan
primordial dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan mengenai pengaturan
gaya hidup, pola makan sehat, dan sebagainya. Upaya yang kedua adalah
pencegahan primer yang dilakukan kepada orang yang berisiko dengan melakukan

23
latihan jasmani secara teratur dan membuat perencanaan pola makan. Kemudian
upaya yang ketiga adalah pencegahan sekunder yang dilakukan dengan deteksi
dini penyakit serta penanganan segera dan efektif apabila penyakit terdiagnosa.
Dan yang terakhir adalah pencegahan tersier yang dilakukan untuk mencegah
kecacatan akibat komplikasi dan melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi
penderita yang mengalami kecacatan akibat diabetes mellitus dan obesitas.

24
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Cetakan IX

BBC Indonesia. 2014. Statistik Obesitas Dunia. Retrieved September 27, 2016,
from:http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2009/11/091124_obe
sity_stats.shtml
.
Betteng, Richardo. (2014). Analisis Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Diabetes
Melitus Tipe 2 Pada Wanita Usia Produktif Dipuskesmas Wawonasa.
Jurnal e-Biomedik (eBM): (Vol 2 ; No. 2)

Damayanti Rusli Sjarif, L. C. (2014). Rekomendasi Ikatan Dokter Indonesia.


Retrieved September 29, 2016, from Diagnosis, Tata Laksana dan
Pencegahan Obesitas pada Anak dan Remaja: http://www.idai.or.id

Halomoan, Hutagalung. (2004) .Karbohidrat. Retrieved September 22, 2016,


from: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46684/4/Chapter%2
0II.pdf

Indra, Rasjad. (2006). Dasar Genetik Obesitas Viseral. Malang: Jurnal


Kedokteran Brawijaya, Vol. XXII, No. 1

Info DATIN. Retrieved September 27, 2016, from:


www.depkes.go.id/resources/download/.../infodatin-diabetes.pdf

Irianto, Djoko Pekik, (2006). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta

Jauhari, Ahmad. (2013). Dasar-dasar Ilmu Gizi. Yogyakarta: Jaya Ilmu

Kristina, N. N. (2014). Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Bali. Retrieved


September 29, 2016, from Pengendalian Obesitas:
http://www.diskes.baliprov.go.id/id/PENGENDALIAN-OBESITAS2

National Geographic Indonesia. (2016). Jumlah Orang Obesitas di Indonesia


Terus Meningkat. Retrieved September 27, 2016, from :
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/06/jumlah-orang-obesitas-di-
indonesia-terus-meningkat#

Suriani, Nidia. (2012). Gangguan Metabolisme Karbohidrat pada Diabetes


Mellitus. Malang: Makalah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

25
Syah, Mansur. (2010). Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2010. Retrieved September 27, 2016, from
http://repository.usu.ac.id

UB.ND. Pengertian Karbohidrat, Klasifikasi Karbohidrat dan Metabolisme


Karbohidrat. Retrieved September 22, 2016, from:
http://habibana.staff.ub.ac.id/files/2014/06/KARBOHIDRAT.pdf

Whitney, Ellie and Sharon Rady Rolfes. (2008). Understanding Nutrition;


Eleventh Edition. USA: Thomson Learning, Inc. All

WHO Expert Consultation.Appropriate Body Mass-Index for Asian Population


and Its Implications for Policy and Intervention Strategies. Lancet
2004;363:157-163.

http://2012books.lardbucket.org/books/an-introduction-to-nutrition/s08-03-the-
functions-of-carbohydrates.html

http://www.merriam-webster.com/dictionary/carbohydrate

http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=15381

http://www.thefreedictionary.com/carbohydrate

http://www.dictionary.com/browse/carbohydrate

26

Anda mungkin juga menyukai