MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Bangka
PadaTanggal : Juni 2019
Direktur,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan transfusi darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang
memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan
dan tidak untuk tujuan komersial. Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih
apapun. Pelayanan transfusi darah sebagai salah satu upaya kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan sangat membutuhkan
ketersediaan darah atau komponen darah yang cukup, aman, mudah diakses
dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas
pelaksanaan pelayanan transfusi darah yang aman, bermanfaat, mudah diakses,
dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Darah dan produk darah memegang peranan penting dalam pelayanan
kesehatan. Ketersedian, keamanan dan kemudahan akses terhadap darah dan
produk darah harus dapat dijamin. Terkait dengan hal tersebut, sesuai dengan
World Health Assembly (WHA) 63.12 on Availability, safety and quality of blood
products, bahwa kemampuan untuk mencukupi kebutuhannya sendiri atas darah
dan produk darah (self sufficiency in the supply of blood and blood products) dan
jaminan keamanannya merupakan salah satu tujuan pelayanan kesehatan
nasional yang penting.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran
khususnya dalam teknologi pelayanan darah, pengelolaan komponen darah dan
pemanfaatannya dalam pelayanan kesehatan harus memiliki landasan hukum
sebagai konsekuensi asas Negara berlandaskan hukum. Oleh karena itu dalam
rangka memberikan pelindungan kepada masyarakat, pelayanan darah hanya
dilakukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi dan
kewenangan, dan hanya dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
memenuhi persyaratan. Hal ini diperlukan untuk mencegah timbulnya berbagai
risiko terjadinya penularan penyakit baik bagi penerima pelayanan darah
maupun bagi tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan kesehatan maupun
lingkungan sekitarnya.
Pengamanan pelayanan transfusi darah harus dilaksanakan pada tiap
tahap kegiatan mulai dari pengerahan dan pelestarian pendonor darah,
pengambilan dan pelabelan darah pendonor, pencegahan penularan penyakit,
pengolahan darah, penyimpanan darah dan pemusnahan darah, pendistribusian
darah, penyaluran dan penyerahan darah, serta tindakan medis pemberian
darah kepada pasien. Pengamanan pelayanan transfusi darah juga dilakukan
pada pelayanan apheresisdan fraksionasi plasma.
Salah satu upaya pengamanan darah adalah uji saring terhadap infeksi
menular lewat transfusi darah (IMLTD). Darah dengan hasil uji saring IMLTD
reaktif tidak boleh dipergunakan untuk transfusi. Sebagai bentuk kepedulian
terhadap pendonor, Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan
Darah telah mengamanahkan perlunya pemberitahuan hasil uji saring reaktif
kepada pendonor yang bersangkutan. Pemberitahuan harus dilaksanakan
melalui mekanisme tertentu sehingga pendonor dapat terjaga kerahasiannya dan
mendapatkan tindak lanjut pemeriksaan diagnostik dan penanganan yang tepat.
Dalam rangka peningkatan mutu, keamanan, dan kemanfaatan pelayanan
darah, diperlukan adanya Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pelayanan
Transfusi Darah.
B. TUJUAN
Pelayanan darah di Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) bertujuan untuk menjamin
tersedianya darah untuk transfusi yang aman, bermutu, dan dalam jumlah yang
cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. BDRS menerima
darah atau komponen darah siap pakai dan sudah dilakukan uji saring IMLTD
serta pengujian konfirmasi golongan darah dari UTD di wilayahnya sesuai
dengan permintaan yang diajukan oleh BDRS.
C. PENGERTIAN
1. Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang meliputi
perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor darah, penyediaan
darah, pendistribusian darah, dan tindakan medis pemberian darah kepada
pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Unit Transfusi Darah (UTD) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah, dan pendistribusian
darah.
3. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) adalah suatu unit pelayanan di Rumah
Sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfusi yang
aman, bermutu, dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
4. Pusat Plasmapheresisa dalah unit yang melaksanakan penyediaan plasma
dari pendonor darah melalui cara apheresis.
5. Penyediaan darah adalah rangkaian kegiatan pengambilan darah dan
pelabelan darah pendonor, pencegahan penularan penyakit, pengolahan
darah, dan penyimpanan darah pendonor.
6. Pendonor darah adalah orang yang menyumbangkan darah atau
komponennya kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
7. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat.
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Ruang Lingkup
Panduan inidapat digunakan untuk Instalasi Bank Darah. Seluruh
analis kesehatan dapat melaksanakan panduan peyanan darah dan
produk darah.
BAB III
PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DI BANK DARAH RUMAH SAKIT
A. Alur Pelayanan Di Bank Darah di Rumah Sakit
Secara keseluruhan alur aktivitas pelayanan di BDRS dapat dilihat pada bagan di bawah
ini:
Simpan darah
Kompatibel Penyerahan darah ke
bangsal
Investigasi darah
atau rujuk ke UTD
Pemberian darah ke
pasien
A. Prosedur
Prosedur pemesanan darah
1. Dokter memutuskan bahwa seorang pasien memerlukan transfusi darah /
komponen darah, setelah menimbang resiko dan manfaatnya.
2. Dokter memberikan instruksi pemberian darah / komponen darah dilembar
instruksi yang meliputi tipe darah ( termasuk pesanan khusus), volume
darah, kecepatan pemberian, obat premedikasi apabila diperlukan.
3. Perawat atau bidan menuliskan/mengisi form pemesanan darah ke PMI.
4. Formulir permintaan darah diisi secara lengkap, ditandatangani oleh dokter
yang meminta atau dokter jaga ruangan dan dinilai kelengkapannya oleh
perawat ruangan.
5. Perawat mengambil sampel darah dialam syiring 3-5 cc darah. Pada
sample darah ini harus ditempelkan label yang kuat bertuliskan nama
lengkap (sesuai formulir), jenis kelamin, umur, nomor rekam medic, tanggal
pengambilan dan ruangan perawatan dan mengirimkannya ke instalasi
laboratorium.
6. Perawat meminta cap RS kebagian pendaftaran untuk form permintaan
darah
7. Instalasi laboratorium mengkroscek kelengkapan persyaratan amprah darah
dan pengisian formulir, selajutnya memberikan formulir permintaan darah
kepada keluarga pasien beserta sampel darah untuk di kirim ke UTD PMI.
Semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di RSUD DR. EKO
MAULANA ALI tentang pelayanan darah dan produk darah didokumentasikan pada lembar
rekam medis.
Ditetapkan di Bangka
Pada Tanggal : Mei 2019
Direktur,