Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


DR. EKO MAULANA ALI
Jalan Raya Belinyu Dusun Sp. Cangkum, Desa Riding Panjang
Belinyu – Bangka 33254
Email: rsud.DR_ekomaulanaali@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD DR EKO MAULANA ALI


Nomor : / /SK/RSUD.Bly/2019
TENTANG
PELAYANAN DARAH DAN PRODUK DARAH

DIREKTUR RSUD DR. EKO MAULANA ALI,

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah


sakit harus selalu berorientasi pada keselamatan pasien dan petugas
rumah sakit;
b. Bahwa untuk menunjang pelayanan darah dan produk darah di setiap
unit pelayanan harus tersedia sarana dan prasarana yang diperlukan.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a
dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSUD DR. EKO
MAULANA ALI.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431).
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan.
3. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072).
4. Undang - UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –
Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679).
5. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Pelayanan Darah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5197).
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83 Tahun 2014
tentang Unit Transfusi Darah, Bank Darah Rumah Sakit
dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1756).

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG PELAYANAN


DARAH DAN PRODUK DARAH
Kesatu : Dalam rangka persiapan penambahan unit layananan bank
darah di Rumah Sakit, perlu dibuatnya pedoman bagi
petugas terkait.
Kedua : Agar pelayanan darah dan produk darah yang diberikan
kepada pasien dalam rangka meningkatkan mutu
keselamatan pasien perlu dibuatnya Standar Prosedur
Operasional.
Ketiga : Berdasarkan per Undang – undangan yang berlaku untuk
menindaklanjuti dictum kesatu dan kedua diatas,
mengintruksikan kepada kelompok kerja pelayanan dan
asuhan pasien untuk membuat pedoman serta standar
prosedur operasional tersebut diatas.
Keempat : Keputusan berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dilakukan
dengan penuh rasa tanggung jawab.

Ditetapkan di Bangka
PadaTanggal : Juni 2019
Direktur,

dr. Aswin Hakim


NIP. 19810518 200903 1 003
Lampiran I
Keputusan direktur
RSUD DR. EKO MAULANA ALI
Nomor: / /RSUD.Bly/2019
Tentang pelayanan darah dan produk
darah

PANDUAN PELAYANAN DARAH DAN PRODUK DARAH

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan transfusi darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang
memanfaatkan darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan
dan tidak untuk tujuan komersial. Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih
apapun. Pelayanan transfusi darah sebagai salah satu upaya kesehatan dalam
rangka penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan sangat membutuhkan
ketersediaan darah atau komponen darah yang cukup, aman, mudah diakses
dan terjangkau oleh masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab atas
pelaksanaan pelayanan transfusi darah yang aman, bermanfaat, mudah diakses,
dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Darah dan produk darah memegang peranan penting dalam pelayanan
kesehatan. Ketersedian, keamanan dan kemudahan akses terhadap darah dan
produk darah harus dapat dijamin. Terkait dengan hal tersebut, sesuai dengan
World Health Assembly (WHA) 63.12 on Availability, safety and quality of blood
products, bahwa kemampuan untuk mencukupi kebutuhannya sendiri atas darah
dan produk darah (self sufficiency in the supply of blood and blood products) dan
jaminan keamanannya merupakan salah satu tujuan pelayanan kesehatan
nasional yang penting.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran
khususnya dalam teknologi pelayanan darah, pengelolaan komponen darah dan
pemanfaatannya dalam pelayanan kesehatan harus memiliki landasan hukum
sebagai konsekuensi asas Negara berlandaskan hukum. Oleh karena itu dalam
rangka memberikan pelindungan kepada masyarakat, pelayanan darah hanya
dilakukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi dan
kewenangan, dan hanya dilaksanakan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
memenuhi persyaratan. Hal ini diperlukan untuk mencegah timbulnya berbagai
risiko terjadinya penularan penyakit baik bagi penerima pelayanan darah
maupun bagi tenaga kesehatan sebagai pemberi pelayanan kesehatan maupun
lingkungan sekitarnya.
Pengamanan pelayanan transfusi darah harus dilaksanakan pada tiap
tahap kegiatan mulai dari pengerahan dan pelestarian pendonor darah,
pengambilan dan pelabelan darah pendonor, pencegahan penularan penyakit,
pengolahan darah, penyimpanan darah dan pemusnahan darah, pendistribusian
darah, penyaluran dan penyerahan darah, serta tindakan medis pemberian
darah kepada pasien. Pengamanan pelayanan transfusi darah juga dilakukan
pada pelayanan apheresisdan fraksionasi plasma.
Salah satu upaya pengamanan darah adalah uji saring terhadap infeksi
menular lewat transfusi darah (IMLTD). Darah dengan hasil uji saring IMLTD
reaktif tidak boleh dipergunakan untuk transfusi. Sebagai bentuk kepedulian
terhadap pendonor, Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2011 tentang Pelayanan
Darah telah mengamanahkan perlunya pemberitahuan hasil uji saring reaktif
kepada pendonor yang bersangkutan. Pemberitahuan harus dilaksanakan
melalui mekanisme tertentu sehingga pendonor dapat terjaga kerahasiannya dan
mendapatkan tindak lanjut pemeriksaan diagnostik dan penanganan yang tepat.
Dalam rangka peningkatan mutu, keamanan, dan kemanfaatan pelayanan
darah, diperlukan adanya Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pelayanan
Transfusi Darah.

B. TUJUAN
Pelayanan darah di Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) bertujuan untuk menjamin
tersedianya darah untuk transfusi yang aman, bermutu, dan dalam jumlah yang
cukup untuk mendukung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. BDRS menerima
darah atau komponen darah siap pakai dan sudah dilakukan uji saring IMLTD
serta pengujian konfirmasi golongan darah dari UTD di wilayahnya sesuai
dengan permintaan yang diajukan oleh BDRS.

C. PENGERTIAN
1. Pelayanan transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang meliputi
perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor darah, penyediaan
darah, pendistribusian darah, dan tindakan medis pemberian darah kepada
pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Unit Transfusi Darah (UTD) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah, dan pendistribusian
darah.
3. Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) adalah suatu unit pelayanan di Rumah
Sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk transfusi yang
aman, bermutu, dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
4. Pusat Plasmapheresisa dalah unit yang melaksanakan penyediaan plasma
dari pendonor darah melalui cara apheresis.
5. Penyediaan darah adalah rangkaian kegiatan pengambilan darah dan
pelabelan darah pendonor, pencegahan penularan penyakit, pengolahan
darah, dan penyimpanan darah pendonor.
6. Pendonor darah adalah orang yang menyumbangkan darah atau
komponennya kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
7. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup
Panduan inidapat digunakan untuk Instalasi Bank Darah. Seluruh
analis kesehatan dapat melaksanakan panduan peyanan darah dan
produk darah.
BAB III
PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DI BANK DARAH RUMAH SAKIT
A. Alur Pelayanan Di Bank Darah di Rumah Sakit
Secara keseluruhan alur aktivitas pelayanan di BDRS dapat dilihat pada bagan di bawah
ini:

Permintaan darah dari BDRS ke UTD

Pengiriman darah dari UTD

Serah / terima, dan simpan darah di blood bank

Permintaan dari ruangan

Pemeriksaan Pra - tranfusi

Simpan darah
Kompatibel Penyerahan darah ke
bangsal
Investigasi darah
atau rujuk ke UTD

Pemberian darah ke
pasien

Pencatata dan pelaporan


pelaksanaan dan reaksi tranfusi

Gambar. Alur Pelayanan BDRS


B. Perencanaan Kebutuhan Darah Di Rumah Sakit
Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) harus menghitung dan
merencanakan kebutuhan darah yang akan dimintakan ke UTD dan
disimpan di BDRS untuk menghindari terjadinya kekurangan dan
kelebihan stok serta darah kedaluwarsa. Penghitungan dan
perencanaan kebutuhan darah ini dapat didasarkan pada jumlah
tempat tidur kasus gawat darurat di RS, kasus penyakit yang
membutuhkan transfusi darah di Rumah Sakit atau kebutuhan darah
dan komponen darah di Rumah Sakit selama periode sebelumnya.
Secara umum metoda yang paling mudah untuk memperkirakan
kebutuhan darah dan komponen darah adalah dengan melihat
penggunaan darah dan komponen darah pada kurun waktu
sebelumnya. Hasil perkiraan kebutuhan darah dan komponen darah
tersebut dianggap sebagai stok darah minimal. Stok darah minimal
perlu ditambahkan dengan jumlah darah dan komponen darah untuk
kebutuhan kasus gawat darurat sehingga menghasilkan batas stok
ideal.
Metode sederhana untuk memperkirakan kebutuhan darah tersebut di
atas adalah :
No Metode untuk menetapkan Langkah
kebutuhan darah
1. Perkiraan kebutuhan darah a. Catat penggunaan darah
berdasarkan rerata penggunaan mingguan dalam periode 26
darah mingguan minggu
berdasarkan golongan ABO dan b. Bedakan penggunaan darah
Rhesus berdasarkan golongan ABO
dan Rhesus pada masing-
masing minggu
c. Keluarkan data mingguan
yang paling ekstrim. Hal ini
untuk menghilangkan
pengaruh penggunaan
darah pada saat darurat
d. Jumlahkan seluruh
penggunaan darah
e. Bagilah dengan 25 maka
hasilnya merupakan
perkiraan kebutuhan darah
dalam 1 minggu
f. berdasarkan golongan darah
ABO dan Rhesus.

2. Perkiraan berdasarkan rerata a. Catat penggunaan darah


penggunaan darah harian mingguan dalam beberapa
berdasarkan golongan ABO dan bulan
Rhesus b. Bagilah dengan jumlah hari
pada periode tersebut
c. Tentukan persentase
golongan ABO dan Rhesus
pada 1 bulan atau lebih
d. Kalikan rerata penggunaan
darah dengan persentase
golongan darah ABO dan
Rhesus
e. Stok darah minimal dihitung
dari perkalian antara rerata
penggunaan harian dengan
jumlah hari yang harus
tersedia stok (tergantung
jadwal droping darah dari
UTD, misalnya 3,4 atau 7
hari).
3. Perkiraan berdasarkan rerata a. Tentukan periode
penggunaan darah yang terus pencatatan (hari atau
berubah / moving sesuai keadaan minggu)
yang tidak b. Catat penggunaan darah
memerlukan data penggunaan pada
darah dalam jangka waktu lama periode tersebut
Bagilah dengan jumlah hari
atau minggu pada periode
tersebut
c. Hapus data yang lama dan
masukkan data terbaru.

C. PERMINTAAN DAN PENERIMAAN DARAH DONOR DARI UTD


1. Permintaan darah dan pengiriman darah
Pelaksanaan permintaan darah meliputi:
No Pelaksana Kegiatan

1. BDRS a. Permintaan darah:


1. Rutin
 Permintaan darah dibuat tertulis
Pelaksana Kegiatan oleh BDRS
kepada UTD setempat yang
mempunyai ikatan kerja sama
2. Pada keadaan khusus dan keadaan
darurat
 Permintaan darah dibuat tertulis
oleh BDRS kepada UTD walaupun
tidak mempunyai ikatan kerja
sama
2. UTD Pemenuhan permintaan darah:
1. Rutin:
Harus memberikan darah siap pakai
dalam jumlah yang cukup dan aman.
2. Pada keadaan Khusus:
Permintaan komponen darah tertentu,
golongan darah rhesus negatif atau
golongan darah langka lainnya, harus
dipenuhi
3. Pada keadaan persediaan darah
kosong, situasi gawat darurat dan
kejadian luar biasa (KLB):
Harus memberikan darah siap pakai
dalam jumlah yang cukup dan aman
dengan mencarikan darah tersebut ke
UTD lain.
Pengiriman darah:
1. Memperhatikan sistem rantai dingin,
suhu selama pengiriman untuk:
 WB, PRC dan WE harus dijaga
antara 2–100 C
 TC harus dijaga antara 20–240 C
 FFP dan Cryoprecipitate harus
dijaga ≤-250 C Waktu pengiriman
paling lama adalah 24 jam
2. Darah bisa ditransportasikan oleh
UTD ke BDRS atau BDRS yang
mengambil ke UTD, tergantung pada
ikatan kerja sama yang dibuat atau
tergantung pada keadaan.
3. Harus tersedia Standar Prosedur
Operasional permintaan darah yang
divalidasi dan disetujui.
2. Penerimaan darah
Pelaksanaan penerimaan darah di BDRS meliputi:
No Pelaksana Kegiatan

1. BDRS a. Petugas BDRS menerima darah siap


pakai dari petugas UTD setempat
sesuai permintaan
b. Segera setelah diterima, darah dan
komponen darah harus disimpan pada
tempat penyimpanan yang sesuai
c. Harus tersedia Standar Prosedur
Operasional penerimaan darah yang
divalidasi dan disetujui
2. UTD dan BDRS a. Petugas UTD maupun petugas BDRS
bersama-sama menilai jumlah, jenis
darah, golongan darah, tanggal
kedaluwarsa, dokumen, suhu minimal
maksimal saat transportasi, kondisi
darah, label di kantong darah dan
kondisi kantong darah.
Pembuatan berita serah terima darah.
Isi poin 2 harus tercantum dalam berita
serah terima darah, dikualifikasi dan
disetujui.

D. PENYIMPANAN DARAH DAN KOMPONEN DARAH DI BDRS


1. Prinsip
Penyimpanan darah dan komponen darah di BDRS merujuk
kepada persyaratan penyimpanan darah dan komponen darah di
UTD.
2. Standar
No Kriteria Persyaratan

1. Tata Cara Tata cara penyimpanan darah dan


Penyimpanan komponen darah mengacu pada tata cara
Darah dan Komponen penyimpanan darah dan komponen darah
darah di UTD
2. Monitoring suhu Monitoring suhu penyimpanan darah dan
penyimpanan komponen darah di BDRS mengacu
kepada monitoring suhu penyimpanan
darah dan komponen darah di UTD.
3. Penanganan Darah a. Darah kedaluwarsa adalah darah yang
Kedaluwarsa tidak dapat digunakan karena sudah
melewati tanggal kedaluwarsa.
b. Tanggal kedaluwarsa darah atau
komponen darah ialah tanggal terakhir
darah atau komponen darah yang masih
dapat dipergunakan untuk keperluan
transfusi.
c. Tanggal kedaluwarsa yang tercantum
pada kantong unit darah ditetapkan oleh
UTD yang menyalurkan darah tersebut.
d. Petugas BDRS memberikan keterangan
tertulis yang divalidasi terkait perubahan
masa kedaluwarsa dari komponen darah
(WE, FFP dan Cryoprecipitate yang telah
dicairkan) sesuai dengan ketentuan.
e. Darah atau komponen darah yang sudah
kedaluwarsa harus dikeluarkan dari
tempat penyimpanannya.
f. Petugas BDRS mencatat darah
kedaluwarsa dalam laporan darah
kedaluwarsa.
g. Darah yang sudah kedaluwarsa
dimusnahkan di RS atau dikembalikan ke
UTD sebagai limbah medis.
h. BDRS harus mempunyai SPO
pengendalian penggunaan darah stok
untuk menghindari peningkatan
darah kedaluwarsa.

E. PERSIAPAN PERMINTAAN PEMERIKSAAN DARAH TRANSFUSI


1. Permintaan darah dan/atau komponen darah dari Ruang
Perawatan
No Kegiatan Persyaratan

1. Instruksi a. Setiap permintaan darah harus disertai


permintaan darah dengan formulir permintaan darah yang
telah diisi lengkap dan ditandatangani
oleh Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) disertai sampel
darah pasien
b. Untuk permintaan darah persiapan
harus dibuat maksimal tiga hari sebelum
rencana pelaksanaan transfusi
c. Untuk permintaan darurat harus
dilengkapi dengan alasan permintaan
darurat menggunakan formulir khusus
yang ditentukan Rumah Sakit
2. Pengisian formulir Harus diisi dengan informasi:
permintaan darah a. Identitas pasien terdiri dari : nama
yang disediakan lengkap (minimal nama depan dan
oleh Rumah Sakit belakang), tanggal lahir, nomor rekam
medis, jenis kelamin
b. Ruang perawatan
c. Tanggal permintaan dan tanggal
rencana transfusi
d. Diagnosis klinis
e. Indikasi transfusi
f. Jenis permintaan (elektif, rutin dan
darurat)
g. Kadar hemoglobin atau trombosit
pasien
h. Golongan darah pasien
i. Riwayat transfusi sebelumnya
j. Riwayat reaksi transfuse
k. Jenis dan volume komponen darah
yang diminta
l. Nama dokter DPJP, dilengkapi tanda
tangan DPJP atau dokter yang
meminta
m. Nama dan tanda tangan personil yang
mengambil sampel darah
3. Pengambilan Sampel darah pasien untuk pemeriksaan
sampel darah pratransfusi diambil langsung dari
pasien pembuluh darah pasien dan harus
ditampung di dalam tabung tersendiri
4. Penyerahan Formulir permintaan darah diserahkan
formulir secara bersamaan dengan sampel darah
permintaan darah pasien ke BDRS oleh petugas Rumah
ke BDRS Sakit yang telah dilatih rantai dingin darah
5. Penyerahan darah a. Pada tanggal rencana transfusi,
dari BDRS ke perawat atau dokter mengkonfirmasi
Ruang Perawatan apakah transfusi tetap berlangsung
atau ditunda.
b. Bila transfusi ditunda lebih dari 3 x 24
jam, darah dapat diberikan kepada
pasien yang lebih membutuhkan
6. Dokumentasi Harus ada sistem dokumentasi permintaan
darah di ruang perawatan yang disimpan
didalam folder rekam medis pasien
BAB IV
TATA LAKSANA

A. Prosedur
Prosedur pemesanan darah
1. Dokter memutuskan bahwa seorang pasien memerlukan transfusi darah /
komponen darah, setelah menimbang resiko dan manfaatnya.
2. Dokter memberikan instruksi pemberian darah / komponen darah dilembar
instruksi yang meliputi tipe darah ( termasuk pesanan khusus), volume
darah, kecepatan pemberian, obat premedikasi apabila diperlukan.
3. Perawat atau bidan menuliskan/mengisi form pemesanan darah ke PMI.
4. Formulir permintaan darah diisi secara lengkap, ditandatangani oleh dokter
yang meminta atau dokter jaga ruangan dan dinilai kelengkapannya oleh
perawat ruangan.
5. Perawat mengambil sampel darah dialam syiring 3-5 cc darah. Pada
sample darah ini harus ditempelkan label yang kuat bertuliskan nama
lengkap (sesuai formulir), jenis kelamin, umur, nomor rekam medic, tanggal
pengambilan dan ruangan perawatan dan mengirimkannya ke instalasi
laboratorium.
6. Perawat meminta cap RS kebagian pendaftaran untuk form permintaan
darah
7. Instalasi laboratorium mengkroscek kelengkapan persyaratan amprah darah
dan pengisian formulir, selajutnya memberikan formulir permintaan darah
kepada keluarga pasien beserta sampel darah untuk di kirim ke UTD PMI.

B. Prosedur pemberian darah dan komponen darah


Dokter atau perwat menjelaskan perlunya pemberian darah transfusi darah
kepada pasien, termasuk resiko dan manfaatnya, serta meminta pasien
menandatangani inform consent bila setuju.
1. Instalasi laboratorium memberikan kabar ke ruang rawat bahwa darah telah
tersedia, petugas ruang rawat mengambil darah dengan terlebih dahulu
mencocokan labu darah dengan data pasien menggunakan 3(tiga)
pengidentifikasian.
2. Sebelum kontak dengan pasien lakukan cuci tangan dan kenakan sarung
tangan
3. Siapkan alat-alat dalam troli :
a. Perlengkapan pemasangan kanul intravena dan blood set.
b. Darah atau produknya (sesuai kebutuhan) yang sudah di crossmatch
c. Label bukti crossmatch
d. Cairan normal saline (NaCL 0,9%)
e. Formulir catatan dan keperawatan dan catatan terintegrasi
f. Tiang infus
4. Lakukan double check dengan perawat lain tentang ;
a. Instruksi dokter
b. Nama pasien dan golongan darah pasien
c. Jenis, jumlah darah dan noimornya harus sesuai antara formulir
permintaan, formulir crossmatch dan yang tertulis dikantong darah dan
cek tanggal dan jam kadaluarsanya.
5. Lakukan observasi keadaan umum pasien dan tanda-tanda vital seperti :
tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu sebelum dilakukan pemberian
transfusi.

C. Prosedur pemberian transfusi darah dan komponen darah oleh perawat :


1. Perawat melakukan prosedur pemasangan infuse dengan menggunakan
blood set
2. Alirkan cairan NaCL 0,9% untuk bilas 50 ml dengan menggunakan blood set.
3. Berikan darah/produknya sesua instruksi dokter dan atur tetesannya.
4. Observasi setiap 15 menit untuk 1 jam pertama selanjutnya setiap jam, dan
dokumentasi dalam lembar observasi (15 menit pertama, perawat harus
berada disisi pasien).
5. Beritahu dokter spesialis atau dokter jaga bila ditemukan reaksi alergi
seperti:
a. Peningkatan suhu, nadi, pernapasan
b. Pasien gelisah, menggigil, berdebar, keringat dingin, gatal-gatal.
c. Adanya darah dalam urine (hematuri) pada pasien yang terpasang
kateter.
6. Timbul reaksi alergi lakukan tindakan sebagai berikut :
a. Segera hentikan transfusi
b. Alirkan NaCL 0.9% dengan menggunakan set infuse biasa.
c. Laporkan dokter jaga
d. Kirimkan ke instalasi laboratorium sisa darah yang masih ada.
7. Lakukan penanganan sesuai penatalaksanaan syok anafilaksis.
8. Cuci tangan selesai tindakan pemberian transfuse darah.

D. Reaksi simpang transfusi yang mungkin dapat terjadi :


1. Reaksi hemolisis cepat maupun lambat
2. Reaski alergi sistematik termasuk syok anafilaktik
3. Sepsis bacterial
4. Infeksi lain yang ditularkan melalui transfusi
5. Kematian
6. Reaksi imunologi terhadap transfusi
7. Purpura post transfuse
8. Reksi serius lainnya

E. Apabila terjadi reaksi simpang akibat penerimaan transfusi


1. Segera hentikan transfusi dengan melakukan klem selang transfusi. Darah yang
masih terdapat dalam selang tidak boleh dimasukkan kepada pasien.
2. Lakukan resusitasi jantung paru apabila terjadi syok anafilaktik
3. Ganti selang, berikan NaCL 0.9% bolus drip cepat
4. Periksa kembali identitas pasien digelang dengan identitas pada kantong darah.
5. Beritahukan kepada DPJP
6. Periksa kembali identitas pasien digelang dengan identitas pada kantong darah
7. Laporkan kejadian tersebut kepada instalasi laboratorium :
a. Semua gejala dan tanda yang ditemukan pada pasien harus
didokumentasikan
b. Catat jenis dan volume darah yang telah diberikan kepada pasien
c. Semua tindakan yang dilakukan harus didokumentasikan
d. Sema labu darah beserta selang yang masih ada harus diserahkan ke
laboratorium

F. Quality control (pemantauan mutu)


Kejadian reaksi transfusi
Judul Kejadian reaksi transfusi
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya managemen resiko pada pelayanan
darah
Definisi operasional Reaksi transfusi adalah kejadian tidak diharapkan
yang terjadi akibat transfuse darah, dalam bentuk
reaksi alergi, infeksi akibat transfusi, hemolisi akibat
golongan darah tidak sesuai atau gangguan system
imun sebagai akibat pemberian transfuse darah.
Frekuensi pengumpulan 1 bulan
data
Periode analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kejadian reaksi transfuse dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang mendapatkan transfuse
dalam satu bulan
Sumber data Laporan bulanan permintaan darah
Standar Perkasus
Penanggung jawab Instalasi laboratorium
pengumpulan data
G. EVALUASI
Evaluasi dilakukan terhadap :
1. Data hasil monitoring
a. Data hasil monitoring dikumpulkan, disajikan dalam bentuk grafik,
kemudiaan dibandingkan dari bulan kebulan dan dari tahun ke tahun. Data
dibuat trend dana dilakukan analisa setiap 3 bulan sekali.
b. Data dibandingkan dengan standar atau nilai yang diharapkan dsri setiap
indicator/parameter yang diukur.
c. Analisa dilakukan untuk mencari penyebab dari penyimpangan yang
ditemukan dari proses pengumpulan data.
2. Hasil proses monitoring
Selain melakukan analisa data indicator yang diukur, analisa juga dilakukan
terhadap data subjektif hasil pengawasan (observasi) pelaksanaan SOP
dilapangan.
Penyimpanan darah transfusi :
Jenis komponen
No SUHU ˚C BERTAHAN
darah
1. Whole blood (WB) 2˚C – 6˚C 35 hari
2. Packed red cell 2˚C – 6˚C 35 hari
(PRC)
3. Fresh frozen - 25˚C 1 tahun
plasma (FFP)
plasma segar
beku
4. Plasma segar cair 2˚C – 6˚C 24 jam
5. Platelet 20˚C – 5 hari
concentrate 24˚C
(trombosit pekat)
BAB V
DOKUMENTASI

Semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di RSUD DR. EKO
MAULANA ALI tentang pelayanan darah dan produk darah didokumentasikan pada lembar
rekam medis.

Ditetapkan di Bangka
Pada Tanggal : Mei 2019
Direktur,

dr. Aswin Hakim


NIP. 19810518 200903 1 003

Anda mungkin juga menyukai