Anda di halaman 1dari 6

Zetakai21@gmail.

com
1

THE TRANSTHEORETICAL MODEL

I. Sejarah The Transtheoretical Model

Transtheoretical model (TTM) atau yang biasa kita sebut dengan “the
stages of change model” merupakan model perubahan perilaku yang berfokus pada
kemampuan individu dalam mengambil keputusan daripada pengaruh sosial dan
biologis seperti pada pendekatan lain. TTM berusaha memasukkan dan
mengintegrasikan konsep dasar dari berbagai teori menjadi sebuah teori yang
komprehensif untuk dapat diaplikasikan pada berbagai macam perilaku, populasi
dan berbagai macam latar belakang.
Teori ini dikembangkan oleh Prochaska and DiClemente pada akhir 1970,
melalui penelitiannya tentang alasan mengapa beberapa orang mau berhenti
merokok dengan sendirinya. Dari penelitian itu dapat diketahui bahwa alasan orang
untuk berhenti merokok adalah karena terdapat kesiapan untuk berhenti merokok
pada dirinya. Dari penelitian awalnya tentang merokok tersebut, kemudian
berkembang dalam penyelidikan dan aplikasi dengan berbagai perilaku kesehatan
dan kesehatan mental, antara lain penggunaan dan penyalahgunaan alkohol, eating
disorder dan obesitas, pencegahan AIDS, dan lain sebagainya.

II. Definisi dan Konsep


Dalam teori ini terdapat 4 konsep dasar yakni stages of change, process of
changes, decisional balance, dan self efficacy.
1. Stages of change
Stages of change merupakan aspek yang temporal dalam TTM. Teori ini
beranggapan bahwa perubahan merupakan proses yang akan terus terjadi
sepanjang waktu. Ada 6 tahapan perubahan, yakni:
a. Pre Contemplation
Tahap precontemplation terjadi ketika seseorang tidak memiliki niat
untuk mengganti perilakunya. Individu yang berada di tahap ini bisa
saja sudah mendapat informasi atau belum mendapat informasi
Zetakai21@gmail.com
2

tentang konsekuensi perilakunya. Atau dia sudah pernah mencoba


untuk merubahnya dan menjadi tidak peduli tentang hal tersebut.
b. Contemplation
Tahap ini adalah tahap dimana individu telah memiliki kesadaran
akan problem yang dihadapinya dan mulai berpikir untuk itu.
Namun pada tahap ini, individu belum membentuk komitmen untuk
segera mengubah perilaku lamanya. Individu masih menimbang-
nimbang pro dan kontra dalam mengubah perilakunya agar menjadi
lebih sehat.
c. Preparation
Di tahap ini, individu mulai berniat untuk merubah perilakunya.
Rencana dibuat untuk mengurangi perilaku yang menjadi masalah
dimana individu dapat memilih beberapa solusi yang potensial.
Individu dapat lanjut pada tahap selanjutnya ketika individu telah
menetapkan rencananya dan yakin bahwa dia dapat mengikutinya.
d. Action
Merupakan tahap di mana individu membuat modifikasi spesifik
dalam perilakunya untuk menghadapi masalahnya dalam kata lain
untuk mencapai target behavior. Tindakan memerlukan komitmen
waktu dan energy untuk dapat benar-benar mengubah perilakunya.
Termasuk dalam menghentikan perilaku lama dan memodifikasi
gaya hidup serta lingkungan yang bisa membuatnya kembali ke
perilaku lamanya.
e. Maintenance
Tahap di mana individu telah membuat perubahan yang
terlihat/besar dalm gaya hidup mereka dan juga berusaha untuk
mencegah perilaku lamanya kembali, tetapi mereka tidak
mengaplikasikan proses sebanyak ketika tahapan action. Di tahapan
ini, individu akan kurang tergoda untuk kembali ke perilaku
lamanya dan kepercayaan diri merka akan bertambah untuk
meneruskan perubahan mereka.
Zetakai21@gmail.com
3

f. Termination
Individu yang telah berada pada tahap ini memiliki kepercayaan diri
100% dan terhindar dari godaan. Sekalipun mereka depresi, cemas,
bosan, kesepian, marah, atau stress, individual pada tahapan ini
yakin bahwa mereka tidak akan kembali ke gaya hidup tidak sehat
sebagai salah satu cara coping. Seolah-olah, perilaku baru mereka
telah menjadi suatu kebiasaan.
2. Processes of Changes
Processes of Changes merupakan aktivitas yang dilakukan individu untuk
maju di tiap tahapnya. Hal ini penting sebagai panduan dalam program
intervensi seperti variabel yang perlu disiapkan individu dalam proses
berpindah dari satu tahap ke tahap yang lain. Ada 10 proses di dalamnya,
yakni:
a. Conciousness raising merupakan peningkatan kesadaran tentang
penyebab, konsekuensi, cara penanganan suatu perilaku.
b. Dramatic relief merupakan proses dimana individu diharapkan
untuk mengekspresikan perasaannya terhadap perilaku yang
menjadi masalah.
c. Self re-evaluation merupakan pandangan individu bagaimana
dirinya dengan perilaku yang menjadi masalahnya dan bagaimana
jika tidak.
d. Enviromental re-evaluation merupakan pandangan individu melihat
lingkungan sekitarnya jika ia melakukan hal yang menjadi masalah
dan bagaimana jika tidak
e. Self liberation merupakan keyakinan individu bahwa dia mampu
berkomitmen dan bertindak merubah kebiasaan buruknya
f. Social liberation merupakan kebutuhan peningkatan sosial atau
alternatif khususnya untuk orang-orang yang tertindas (minoritas).
g. Counterconditioning merupakan kebutuhan individu untuk
mempelajari perilaku sehat yang bertujuan untuk mengganti
perilaku tidak sehat
Zetakai21@gmail.com
4

h. Stimulus control menghapus petunjuk untuk perilaku/kebiasaan


yang tidak sehat dan menambah petunjuk untuk perilaku sehat
i. Contingency management merupakan reward atau punishment yang
diri kita berikan saat melakukan perilaku sehat maupun tidak sehat
j. Helping relationship merupakan dukungan yang diterima individu
dari orang lain ketika ia melakukan perilaku sehat
3. Decisional balance
Individu menimbang pro dan kontra dari perilakunya
4. Self efficacy
Keyakinan individu untuk dapat mengatasi masalahnya dan tidak kembali
pada hal tersebut

III. Aplikasi
Pada kehidupan sehari-hari TTM dapat digunakan untuk menjelaskan
tahapan perubahan perilaku individu yang awalnya perokok menjadi seseorang
yang tidak merokok.
 Pada stage pre-contemplation, individu belum menyadari bahwa merokok
memiliki dampak merugikan bagi dirinya maupun orang di sekitarnya. Atau
ia sudah menyadarinya namun tetap tidak menghiraukan hal tersebut.
Seperti sebetulnya ia sudah melihat iklan-iklan rokok yang dibawahnya
terdapat peringatan bahaya merokok namun ia tidak memperdulikannya.
 Pada stage contemplation, individu akhirnya menyadari tindakannya. Ia
juga mulai memikirkan kelebihan maupun kekurangan dari kebiasaan
merokoknya itu. Ia memikirkan dampak buruk rokok yang akan terjadi pada
dirinya, dan orang-orang disekitarnya. Ia memikirkan bahwa ia akan terkena
penyakit jika ia merokok.
 Pada stage preparation individu mulai mempersiapkan apa saja yang
dibutuhkan untuk merubah kebiasaannya merokok seperti menyusun
rencana untuk merubah kebiasaan merokok menjadi kegiatan lain yang
bermanfaat dan berniat untuk tidak membeli rokok lagi
Zetakai21@gmail.com
5

 Pada stage Action, seseorang mulai menjalankan rencananya untuk berhenti


merokok dengan tidak membeli rokok dan mengganti kebiasaan
merokoknya dengan minum jus atau makan permen karet.
 Pada stage Maintenance, seseorang harus menjaga kontinuitas dari perilaku
tidak merokok. Jika dalam kurun waktu tertentu perilaku ini dijaga, maka
kebiasaan tidak merokok akan menjadi sesuatu yang menetap. Hal ini pun
juga berkaitan dengan self-efficacy yang dimiliki individu bersangkutan.
 Dan pada stage Termination, perilaku ini sudah menetap dan tidak akan
hilang. Perilaku ditandai sudah masuk ke stage ini jika tidak lagi dibutuhkan
pemotivasian dan serangkaian reinforcement. Perilaku menjadi suatu
kebutuhan yang memang harus dipenuhi oleh orang tersebut.

IV. Kelebihan dan kekurangan


Kelebihan dari teori ini adalah teori ini mudah untuk diterapkan untuk
memberikan kesadaran pada perilaku individu yang tidak memerlukan perubahan
drastis dalam perilakunya dalam tempo cepat akan tetapi perubahan secara bertahap
dan memerlukan waktu dan suasana kondusif.
Kelemahan dari teori ini adalah jika tidak ada intervensi yang direncanakan,
individu akan terjebak pada tahap awal. Selain itu proses tertentu dan prinsip-
prinsip tertentu perlu diterapkan di tiap tahap agar terjadi kemajuan di tiap
tahapnya.
Zetakai21@gmail.com
6

Daftar Pustaka

Glanz, Karen, Rimer, Barbara K., & Viswanath, K., (2008). Health Behavior and
Health Education: Theory, Research, and Practice 4th Edition. San Fransisco:
Jossey Bass
Lenio, James A. Analysis of the Transtheoretical Model of Behavior Change.
Diakses pada 4 Oktober 2015 pukul 10.47 WIB melalui
http://www2.uwstout.edu/content/rs/2006/14lenio.pdf
Prochaska, James O., & Velicer, Wayne F. (1997). The Transtheoretical Model of
Health Behavior Change. American Journal of Health Promotion, 12(1), 38-
48. Diakses dari
http://luci.ics.uci.edu/websiteContent/weAreLuci/biographies/faculty/djp3/L
ocalCopy/prochaska.pdf
The Transtheoretical Model (http://www.prochange.com/transtheoretical-model-
of-behavior-change).

Anda mungkin juga menyukai