Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Produk Knowledge Komatsu Hydraulic Excavator (PC 400 LC -8R).

Gambar 2.1 Hydraulic Excavator PC 400 LC -8R


Hydraulic excavator merupakan sebuah tractor rantai atau crawler tractor yang
berfungsi untuk melakukan pekerjaan seperti menggali dan memindahkan tanah atau
material yang ada disekitarnya. Unit ini dapat beroperasi dilingkungan berbatu dan
dilingkungan tanah berlumpur. Unit tersebut hanya dapat beroperasi dengan jarak
yang dekat dengan kecepatan rata- rata mencapai 3 - 5km/jam. Lingkungan kerja dari
unit ini adalah pertambangan, konstruksi dan perkebunan.[1]
Pada permasalahan yang akan diangkat oleh penulis, penulis mengambil
penelitian salah satu unit yaitu PC 400 LC -8R yang tertulis pada Hydraulic
Excavator ini merupakan kode penamaan yang memiliki arti yakni,
P : Power
C : Crawler
400 : Berat bersih 40 ton dan berat siap operasi 400 x 0,1
L : Long
C : Chasis
-8R : Generasi ke delapan / seri R dari PC 400 LC-8

2.2 Engine Diesel


Engine diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam lebih spesifik lagi,
sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas
yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi). Mesin diesel pada
kendaraan otomotif sering digunakan pada mobil-mobil yang mempunyai kapasitas
mesin yang besar, dan juga tenaga yang besar (contoh ; Truk, unit alat berat, bus dan
kendaraan besar lainnya). hal ini dikarenakan mesin diesel cocok untuk penggunaan
jarak jauh (mesin diesel lebih tahan panas dibanding mesin bensin) dan tenaga yang
besar (karena konstruksi mesin diesel rata-rata berkapasitas besar).
Ketika udara dikompresi suhunya akan meningkat (seperti dinyatakan oleh
Hukum Charles), mesin diesel menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran.
Udara disedot ke dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang
merapat, jauh lebih tinggi dari rasio kompresi dari mesin bensin. Beberapa saat
sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau BTDC (Before Top Dead
Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke ruang bakar dalam tekanan tinggi melalui
nozzle supaya bercampur dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil
pencampuran ini menyala dan membakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar
ke ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat) TMA untuk
menghindari detonasi. Penyemprotan bahan bakar yang langsung ke ruang bakar di
atas piston dinamakan injeksi langsung (direct injection) sedangkan penyemprotan
bahan bakar kedalam ruang khusus yang berhubungan langsung dengan ruang bakar
utama dimana piston berada dinamakan injeksi tidak langsung (indirect
injection).Ledakan tertutup ini menyebabkan gas dalam ruang pembakaran
mengembang dengan cepat mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga
linear. Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke crankshaft
dan oleh crankshaft tenaga linear tadi diubah menjadi tenaga putar. Tenaga putar
pada ujung Poros crankshaft dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.Untuk
meningkatkan kemampuan mesin diesel, umumnya ditambahkan komponen :

 Turbocharger atau supercharger untuk memperbanyak volume udara yang


masuk ruang bakar karena udara yang masuk ruang bakar didorong oleh
turbin pada turbo/supercharger.
 Intercooler untuk mendinginkan udara yang akan masuk ruang bakar. Udara

yang panas volumenya akan mengembang begitu juga sebaliknya, maka

dengan didinginkan bertujuan supaya udara yang menempati ruang bakar bisa

lebih banyak.Mesin diesel sulit untuk hidup pada saat mesin dalam kondisi

dingin. Beberapa mesin menggunakan pemanas elektronik kecil yang disebut

busi menyala (spark/glow plug) di dalam silinder untuk memanaskan ruang

bakar sebelum penyalaan mesin. Lainnya menggunakan pemanas "resistive

grid" dalam "intake manifold" untuk menghangatkan udara masuk sampai

mesin mencapai suhu operasi. Setelah mesin beroperasi pembakaran bahan

bakar dalam silinder dengan efektif memanaskan mesin.

2.3 Siklus Engine Diesel Empat Langkah

Adapun proses kerja siklus motor bakar empat langkah dapat diuraikan sebagai
berikut:

1) Langkah Hisap (intake stroke)


Pada langkah ini piston bergerak dari titik mati atas menuju titik mati bawah.
Katup hisap terbuka sehingga akibat kevakuman yang terjadi dari ekspansi volume
pada ruang bakar maka udara dari luar dapat masuk ke dalam ruang bakar melalui
katup hisap yang terbuka. Pada motor bakar yang dilengkapi dengan turbocharger
maka udara yang

masuk ke ruang bakar akan lebih banyak lagi dikarenakan adanya dorongan
dari sisi tekan compressor wheel pada turbocharger.

2) Langkah Kompresi (compression stroke)

Setelah piston mencapai titik mati bawah maka arah piston akan berbalik
menuju kembali ke titik mati atas, hanya saja pada langkah ini tidak ada katup yang
membuka. Sebagai akibat dari mengecilnya volume ruang bakar maka udara yang ada
di dalam ruang bakar menjadi terkompresi. Beberapa derajat sebelum piston
mencapai titik mati atas bahan bakar solar di-injeksikan melalui nozzle ke dalam
ruang bakar,

penginjeksiannya harus menggunakan tekanan yang tinggi sehingga solar


yang di semprotkan ke dalam ruang bakar berubah menjadi butiran-butiran cairan
solar yang sangat halus seperti kabut. Pada saat solar disemprotkan maka campuran
antara solar dan udara di dalam ruang bakar mulai terbakar akibat terkena panas yang
dihasilkan oleh heat compression.

3) Langkah Tenaga (power stroke)

Proses pembakaran campuran solar dan udara terus berlangsung sampai piston
mencapai titik mati atas dan selanjutnya kembali berubah arah kembali menuju titik
mati bawah. Beberapa derajat setelah melewati titik mati atas maka pembakaran yang
terjadi telah sempurna sehingga dihasilkan ledakan yang tekanan ekspansinya
memaksa piston untuk terus bergerak menuju titik mati bawah

4) Langkah Pembuangan (exhaust stroke)


Setelah energi ledakan panas pada langkah power telah berubah bentuk
menjadi energi mekanis maka sisa proses pembakaran yang ada harus dibuang.
Proses ini terjadi ketika piston bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas
dengan kondisi katup buang membuka. Gas sisa hasil pembakaran di dorong keluar
oleh piston melalui katup buang. Selanjutnya melalui muffler gas tersebut akan
dilepas ke atmosfir. kecuali untuk motor bakar diesel yang diperlengkapi dengan
turbocharger maka sebelum masuk ke dalam muffler gas tersebut masih
dimanfaatkan untuk memutarkan sudu-sudu turbin pada turbin wheel.

Demikian siklus ini terjadi secara terus menerus pada motor bakar diesel.
Ilustrasi dari proses kerja diesel empat langkah dapat dilihat pada gambar dibawah
ini. Urutan gambar dari kiri ke kanan memperlihatkan kondisi: akhir langkah hisap,
akhir langkah kompresi, awal langkah power dan awal langkah buang.

Gambar 2.2 Siklus Engine Diesel Empat Langkah

2.4 Sistem Pemasukan Udara dan Gas Buang (Air Induction System)

Engine diesel juga sangat memerlukan jumlah udara yang sangat banyak
untuk membakar bahan bakar. Sistem udara masuk harus menyediakan udara yang
cukup bersih untuk pembakaran. Sistem pembuangan gas bekas harus membuang
panas dan gas pembakaran. Tiap hambatan terhadap aliran udara atau gas
pembakaran yang melalui sistem akan mengurangi kinerja engine.

Gambar 2.3 Skema jenis udara masuk


Terdapat beberapa jenis dari sistem pemasukan udara masuk diantaranya:
1. Naturally Aspirated (NA)
2. Turbocharged (T)
3. Turbocharged Aftercooled (TA)

2.4.1 Komponen Dasar Air Induction System

Sistem pemasukan udara dan pembuangan gas buang yang umum termasuk :

 (1)Precleaner
 (2)Air filter/ Air cleaner
 (3)Turbocharger (blower)
 (4)Intake manifold
 (5)Aftercooler
 (6)Exhaust manifold
 (7)Exhaust stack
 (8)Muffler dan connecting pipes
 (3)Turbocharged (turbin)
 Turbocharger Aftercooler (TA)
Gambar 2.4 Konsep dasar air induction system

Untuk melakukan pekerjaan dan perbaikan pada sistem udara pada engine,
maka penting untuk memahami aliran udara melalui sistem dan fungsi dari tiap-tiap
komponen. Dan juga penting utuk memahami bentuk komponen tersebut dan
bagaimana cara kerjanya.

1. Pre cleaner

Precleaner terletak pada lokasi sebelum udara memasuki air cleaner.Tujuan


penggunaan precleaner adalah untuk menyaring partikel debu atau kotoran yang
lebih besar sebelum memasuki air cleaner. Hal ini akan meningkatkan usia pakai air
cleaner.

Gambar 2.5 Komponen Pre cleaner

2. Air cleaner
Udara memasuki engine melalui air cleaner. Pada air cleaner terdapat elemen
penyaring yang akan memisahkan material debu pada udara sebelum
memasuki engine. Terdapat beberapa jenis air cleaner yang saat ini tersedia
untuk engine.

Gambar 2.6 Komponen Air cleaner

Air cleaner engine harus dirawat secara berkala. Pada beberapa air
cleaner dilengkapi dengan service indicator (penunjuk perawatan).Indikator ini
memantau besarnya hambatan melalui air cleaner sehingga bisa diketahui
apabila filter tersumbat.

3. Turbocharger

Turbocharger adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memaksimalkan


suplai udara kedalam mesin saat langkah hisap. Ini bertujuan agar tenaga mesin lebih
besar.

Beberapa engine diesel dilengkapi dengan komponen turbocharger untuk


meningkatkan performa dan effisiensi engine.Turbocharger menerima aliran udara
yang telah dibersihkan oleh air cleaner.
Putaran compressor pada turbocharger mengisap udara untuk masuk, dan
menekan dan mengalirkannya menuju cylinder.

Gambar 2.7 Komponen Turbocharger

4. Intake Manifold

Dari air cleaner (atau turbocharger aftercooler bila dilengkapi) udara


memasuki inlet manifold yang kemudian meneruskan udara menuju cylinder head.

Gambar 2.8 Komponen Intake Manifold

5. Exhaust Manifold

Gas buang meninggalkan cylinder dan memasuki exhaust manifold dan


kemudian mengalir menujuturbocharger (bila dilengkapi).Gas buang yang panas ini
keluar dari cylinder mempunyai kecepatan aliran dan energi panas yang besar.

Energi ini kemudian digunakan untuk menggerakan turbine pada turbocharger


dan karena turbine terhubung satu shaft dengan compressor maka compressor pun
akan berputar. Gas buang yang mendorong turbine dan menyebabkan compressor
wheel berputar pada putaran tinggi, mencapai 30.000 sampai 130.000 rpm. Hal ini
menyebabkan tekana udara yang akan masuk menuju cylinder menjadi naik.

6. Exhaust Pipe

Dari turbocharger (bila dilengkapi), gas buang mengalir melewati pipa exhaust,
muffler dan exhaust stack.

7. Muffler

Dari turbocharger, gas bekas pembakaran disalurkan melalui muffler dan


exhaust stack. Muffler berfungsi meredam suara ribut dari gas buang sehingga
membuat suara engine menjadi lebih halus.

8. Exhaus Stack

Setelah gas buang melaui muffler, maka gas buang tadi melewati exhaust stack
(pipa keluar). Stack (pipa) ini mengeluarkan gas buang agar menjauh dari operator.
Gas buang terlepas ke atmosfer melalui stack tersebut.[2]

2.5 Turbocharger

Turbocharger adalah sebuah mesin khusus yang memiliki bentuk seperti rumah
keong, yang dipasang tepat berada pada ujung saluran exhaust yang kemudian
memanfaatkan tekanan dari gas buang tadi untuk memutar turbin yang berada pada
exhaust kemudian turbin inipun memutar kompresor wheel sehingga suplai oksigen
yang masuk dari luar menuju kedalam ruang bakar menjadi lebih banyak. Selain itu
mesin ini juga mampu memanfaatkan sisa uap bahan bakar yang belum
terbakar,fungsi turbocharger adalah untuk mengkonversikan energi panas serta
tekanan gas buang dari hasil pembakaran untuk dijadikan energi mekanis putar poros
yang nantinya akan dipergunakan untuk mengkompresi udara masuk dari intake
manifold. sempurna dan mengembalikannya lagi kedalam ruang bakar untuk
dilakukan pembakaran ulang. Adapaun manfaat dari turbocharger ialah :
1. Meningkatkan tenaga pada sebuah mesin diesel menjadi berlipat ganda
2. Menghemat bahan bakar karena sisa pembakaran akan dimampatkan dan
dikembalikan ke ruang bakar
3. Lebih ramah lingkungan karena pasokan udara kedalam mesin melimpah
membuat proses pembakaran menjadi lebih sempurna.

Gambar 2.9 Gambar Potongan Turbocharger Tampak Depan

2.5.1 Sistem Kerja Dari Turbochager

Gas buang memutar turbin. Karena compressor dan turbin berada pada satu
poros, maka compressor turut berputar. Bertambah cepat compressor berputar, maka
bertambah banyak udara yang dimasukkan ke dalam sistem udara yang memperbesar
tekanan dan density. Peningkatan tekanan udara disebut boost. Adapun penjelasan
tentang cara kerja dari komponen turbocharger di bawah :

1. Warna merah adalah aliran udara hasil pembakaran ( gas buang ) yang menuju
dan memutar turbin wheel. Selanjutnya turbin wheel akan berputar pada
porosnya dan memutar compressor wheel.
2. Warna biru adalah aliran udara yang dihisap dari luar oleh compressor wheel,
kemudian dialirkan dan distabilkan suhunya kedalam intercooler dan
selanjutnya dimasukkan kedalam ruang bakar.

Gambar 2.10 Cara kerja dari komponen turbocharger

2.5.2 Macam-macam Blade Turbocharger

1. Compressor Wheel

Kompresor wheel sentrifugal adalah bentuk sederhana dari kompresor


sentrifugal, dimana terdiri dari sebuat rotor (impeler) dengan sejumlah sudu (vane)
lengkung terpasang secara simetris. Energi mekanik diberikan ke rotor dari sumber
eksternal. Ketika rotor berputar, kompresor menghisap udara melalui matanya,
meningkat tekanannya karna gaya senrtifugal dan mendorong udara mengalir malalui
diffuser. Akhirnya udara bertekanan tinggi dibuang ke receiver. Udara masuk ke
impeler secara radial dan meninggalkan impeler secara aksial. Diffuser yang
dimaksud disini untuk mengubah energi kinetis fluida yang ke luar dari impeler ke
dalam energi tekanan. Casing (rumah kompresor) di desain sehingga energi kinetik
udara dirubah ke energi tekanan sebelum meninggalkan casing seperti ditunjukan
oleh gambar 2.11.
Gambar 2.11 Kompresor Sentrifugal

Terdapat tiga macam sudu-sudu kompresor sentrifugal berdasarkan bentuk dari


impeler seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.12 Tipe-tipe Kompresor Sentrifugal (atas ke bawah) wheel with


radially tpped blades, wheel with slightly retro-curved blades, enclosed wheel with
greatly retro-curved blades.
Kompresor diffuser atau disebut juga stator dapat dibuat dalam berbagai
macam tipe yang berbeda, namun pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi diffuser
berbilah dan tidak berbilah. Pada tipe diffuser tidak berbilah sangat mudah untuk
dibuat sehingga tidak perlu memikirkan sudut sudut bilah yang harus sesuai dengan
aliran massa wheel. Seperti pada gambar dibawah.

Gambar 2.13 Aliran Udara Melewati diffuser Tanpa Bilah

2. Turbin Wheel

Turbin adalah mesin rotari yang berfungsi untuk mengubah energi dari aliran
fluida menjadi energi gerak yang bermanfaat. Didalam sistem kerja dari turbin wheel
terjadi gaya sentripetal yang arah aliran fluidanya selalu menuju pada titik pusat
lingkaran. Gaya sentripetal inilah yang menyebabkan suatu benda dapat bergerak
mekingkar. Turbin wheel terdiri dari sebuah bagian yang berputar di sebut rotor, yang
terdiri atas sebuah poros/shaft denga sudu-sudu atau blade yang terpasang
disekelilingnya.

Oleh karena itulah turbin terbagi menjadi atas 2 jenis, yaitu turbin implus dan
turbin reaksi.Rotor pada turbin implus berputar akibat tumbukan fluida bertekanan
yang diarahkan oleh nozzle atau aliran gas buang kepada rotor tersebut. Sedangkan
rotor turbin reaksi berputar akibat dari tekanan fluida itu sendiri yang keluar dari
ujung sudu melalui nozzle.
a) Turbin Impuls
Turbin ini merubah arah dari aliran fluida berkecepatan tinggi menghasilkan
putaran impuls dari turbin dan penurunan energi kinetik dari aliran fluida. Tidak ada
perubahan tekanan yang terjadi pada fluida, penurunan tekanan terjadi di nozzle
ataupun di aliran gas buang.

Gambar 2.14 Tipe Turbin Impuls


b) Turbin Reaksi
Turbin ini menghasilkan torsi dengan menggunakan tekanan atau massa gas
atau fluida. Tekanan dari fluida berubah pada saat melewati sudu rotor. Pada turbin
jenis ini diperlukan semacam sudu pada casing untuk mengontrol fluida kerja seperti
yang bekerja pada turbin tipe multistage atau turbin ini harus terendam penuh pada
fluida kerja (seperti pada kincir angin).

Gambar 2.15 Tipe Turbin Reaksi


2.5.3 Waste Gate

Waste gate adalah bagian dari beberapa turbocharger. Apabila boost lebih
besar dari yang dianjurkan, maka waste gate terbuka untuk membuang gas buang dari
sekeliling turbin ke atmosfer. Dengan mengurangi aliran gas buang, maka akan
memperlambat putaran turbin dan kompresor untuk mengontrol tekanan boost.
Turbocharger memberikan banyak udara untuk memperbaiki pembakaran. Karena
udara dimampatkan, maka udara tersebut akan panas dan mengembang, menjadi
berkurang massa jenisnya. Ini berarti akan terjadi tidak cukup udara untuk
menghasilkan pembakaran yang baik, pada fuel setting yang lebih besar. Sebagian
besar engine yang memakai turbocharger memakai aftercooler untuk mengurangi
suhu udara masuk.

2.6 DELAPAN LANGKAH TROUBLESHOOTING

2.6.1 LANGKAH I (SATU) : TROUBLE SHOOTING CHART

Apabila mendapat informasi unit trouble, mintalah informasi tentang unit


antara lain :

a. Nama Customer
b. Type dan serial number dari unit
c. Detail dari lokasi
Kemudian sedapat mungkin mendapatkan informasi tentang trouble :
a. Kondisi kerusakan
b. Pekerjaan yang dilakukan saat terjadinya trouble.
c. Kondisi lingkungan sekitar tempat operasi
d. Catatan problem yang pernah terjadi sebelumnya .

Dari data data diatas, persiapkan trouble shooting chart yang didapatkan dari Shop
Manual.

2.6.2 LANGKAH II (DUA) : POSSIBILITIES CAUSES


Sebelum mendatangi lokasi unit dan memeriksa unit, perlu dikaji beberapa
analisa kemungkinan penyebab trouble, dan juga persiapkan tools yang
diperlukan (persiapkan juga part yang kemungkinan diperlukan). Referensi yang
bisa dipakai untuk mempertajam analisa penyebab :

a. Trouble shooting chart.


b. Shop Manual
c. Part & Service News
d. Catatan trouble atau sejenisnya
e. Machine Hystorical File

Persiapkan juga : Meassuring Tools, Camera.

2.6.3 LANGKAH III (TIGA) : OBSERVE & DIAGNOSTIC

Tuntunan dalam trouble shooting (mengatasi gangguan) :

1. Jangan terburu buru langsung membongkar komponen, karena apabila hal ini
dilakukan bisa menyebabkan :
a. Ikut terbongkarnya part yang tidak ada hubungannya dengan kerusakan.
b. Hal tersebut akan menyulitkan penemuan dari penyebab kerusakan.
c. Hal lain bisa menyebabkan waktu terbuang percuma, biaya menjadi besar
karena harus mengganti part, oli dll. yang tidak semestinyadiganti,
sehingga dapat mengakibatkan kehilangan kepercayaan dari customer atau
operator.
2. Tanyakan kepada operator mengenai :
a. Apakah ada gangguan lain, selain gangguan yang telah dilaporkan.
b. Apakah ada kelainan sebelum gangguan terjadi.
c. Apakah gangguan tersebut terjadi mendadak atau secara perlahan lahan.
d. Bagaimana dengan kondisi sebelum gangguan terjadi
e. Apakah sudah pernah ada perbaikan sebelum gangguan ini terjadi .
f. Apakah sudah pernah terjadi gangguan yang sama sebelumnya.
g. Hal-hal lain yang dapat membantu melengkapi informasi sehinnga
pelaksanaan trouble shooting menjadi lebih mudah.
3. Sebelum melakukan trouble shooting, perlu diperiksa :
a. Apakah ada tanda ketidak normalan pada engine atau lainnya.
b. Lakukan pemeriksaan seperti pada pemeriksaan sebelum
menghidupkan engine.
c. Periksa hal- hal lain bila diperlukan, terutama sekali pemeliharaan
berkala.
d. Periksa kondisi panel monitor

2.6.4 LANGKAH IV (EMPAT) : COLLECT DATA

1. Lakukan pemeriksaan dan pengukuran dan penge-test-an secara


langsung ke unit.Bila perlu operasikan sendiri unitnya untuk
meyakinkan trouble yang terjadi.
2. Lakukan pencatatan atas hasil pengukuran dan peng-test-an.

2.6.5 LANGKAH V (LIMA) : ANALYSIS

1. Lakukan perbandingan berdasarkan data-data yang diperoleh dengan


standart yang ada.
2. Pergunakan Shop Manual untuk mendapatkan standard.

2.6.6 LANGKAH VI (ENAM) : SUSPECTED CAUSE

Dengan menggunakan bantuan Trouble shooting Chart, temukan bagian


bagian yang kemungkinan besar tidak berfungsi dengan normal sehingga
menyebabkan trouble Perlu diperhatikan, apakah tidak normal itu:

1. Hanya akibat dari bagian lain .


2. Atau memang merupakan penyebab utama.

2.6.7 LANGKAH VII (TUJUH) : CONCLUSION


1. Pastikan penyebab trouble, dengan melakukan pengecekan pada
point-point yang didapat dari step 6.

2. Tentukan langkah perbaikan yang akan diambil.

2.6.8 LANGKAH VIII (DELAPAN) : ACTION TO IMPROVEMENT

1. Lakukan perbaikan.
2. Diskusikan dengan customer langkah langkah untuk
meminimalkan Trouble terulang kembali.
[1] P. N. B. Dimas Putraning,T.Mesin, “ANALISA PENYEBAB FAN CONTROL DECLINE PADA
UNIT DOZER D375-6 DI PT. UNITED TRACTORS TBK, SITE SEPARI KALIMANTAN
TIMUR,” vol. 549, pp. 40–42, 2017.

[2] maritimeworld, “Air Induction Pada Mesin Diesel,” 2013.

Anda mungkin juga menyukai