Anda di halaman 1dari 26

LATAR BELAKANG KURIKULUM 2013

Makalah
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan dan Telaah
Kurikulum Sekolah

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Sunardi, M.Pd.
Sadam Hussen, S.Pd, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Muhammad Fahmy Absa (170210101164)
2. Titis Sahrita (170210101062)
3. Indah Lutfiyatul Mursyidah (170210101079)
4. Intan Dwi Rachma (170210101083)
5. Zulfiani Ainur Rohmah (170210101089)
Kelas : C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Latar
Belakang Kurikulum 2013”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Telaah dan Kurikulum Sekolah, program studi Pendidikan
Matematika Universitas Jember.
Kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan penulisan makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami maupun bagi pembaca pada umumnya, sehingga dapat menambah
pengetahuan kita.

Jember, 11 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN .....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................1
1.3 Tujuan ................................................................................................2
BAB 2. PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1 Pengertian Kurikulum ......................................................................3
2.2 Sejarah Kurikulum di Indonesia .....................................................4
2.3 Karakteristik Umum Kurikulum 2013 ...........................................9
2.4 Rasionalitas Pengembangan Kurikulum 2013 .............................10
2.5 Alasan Pergantian Kurikulum Sebelumnya Menjadi Kurikulum 2013 ...13
2.6 Tujuan Kurikulum 2013 .................................................................15
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013 ..............................16
BAB 3. PENUTUP ................................................................................................22
3.1 Kesimpulan ......................................................................................22
3.2 Saran.................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................23

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyusunan kurikulum 2013 pada dasarnya menitikberatkan pada
penyederhanaan, tematik-integratif, dan mengacu pada kurikulum 2006. Beberapa
permasalahan saat kurikulum 2006 seperti konten kurikulum yang masih terlalu
padat, belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional, serta pembelajaran yang berpusat pada guru. Dengan
demikian yang mendasari dikembangkannya kurikulum 2013, selain untuk
memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang melekat pada kurikulum
2006, adalah kurikulum 2013 juga bertujuan untuk mendorong peserta didik atau
siswa mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengomunikasikan (mempresentasikan) yang diperoleh atau diketahui setelah
siswa menerima materi pembelajaran. Selain itu, pada dasarnya zaman selalu
berubah. Oleh karena itu kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan
perubahan dan tuntutan zaman. Objek yang menjadi pembelajaran dalam penataan
dan penyempurnaan kurikulum 2013 ini lebih menekankan pada fenomena alam,
fenomena sosial, fenomena seni, dan fenomena budaya. Melalui pendekatan
tersebut siswa diharapkan untuk memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih
produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai
persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik. Atau
dengan kata lain, tema pengembangan kurikulum 2013 adalah agar dapat
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui
penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan
(tahu apa) secara terintegrasi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah pengertian dari kurikulum dalam dunia pendidikan?
1.2.2 Bagaimanakah sejarah kurikulum di Indonesia?
1.2.3 Bagaimanakah karakteristik umum dari Kurikulum 2013?
1.2.4 Bagaimanakah rasionalitas pengembangan Kurikulum 2013?
1.2.5 Apakah alasan pergantian kurikulum sebelumnya menjadi Kurikulum
2013?

1
1.2.6 Bagaimanakah tujuan dari Kurikulum 2013?
1.2.7 Apa sajakah kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum dalam dunia pendidikan.
1.3.2 Untuk mengetahui sejarah kurikulum di Indonesia.
1.3.3 Untuk mengetahui karakteristik umum dari Kurikulum 2013.
1.3.4 Untuk mengetahui rasionalitas pengembangan Kurikulum 2013.
1.3.5 Untuk menjelaskan alasan pergantian kurikulum sebelumnya menjadi
Kurikulum 2013.
1.3.6 Untuk menguraikan tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kurikulum
2013?
1.3.7 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum 2013.

2
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum


Kurikulum berasal dari bahasa yunani berasal dari kata curir yang berarti
pelari, dan curere yang berarti tempat berpacu atau tempat berlomba. Dari dua kata
ini kurikulum diartikan sebagai jarak perlombaan yang harus ditempuh oleh pelari
dalam suatu arena perlombaan.
Dalam dunia pendidikan kurikulum bisa diartikan secara sempit maupun
secara luas. Secara sempit kurikulum diartikan hanya sebagai sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa di sekolah atau di
perguruan tinggi. Secara lebih luas kurikulum diartikan tidak terbatas pada mata
pelajaran saja, tetapi lebih luas, istilah kurikulum dalam dunia pendidikan ini
diartikan sebagai aktivitas apa saja yang dilakukan di sekolah dalam rangka
mempengaruhi anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, termasuk
didalamnya kegiatan belajar mengajar, mengatur strategi dalam proses belajar,
serta cara-cara mengevaluasi program pengembangan pengajaran.
Oemar Hamalik melihat kurikulum dari beberapa tafsiran sebagai berikut:
1) Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran
Hal ini berarti dalam kurikulum terdapat sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh serta dipelajari oleh siswa selama mengikuti kegiatan
pendidikan atau kegiatan pembelajaran pada jenjang pendidikan tertentu.
Dalam pandangan ini mata pelajaran merupakan pengalaman orang tua atau
orang-orang pandai masa lalu yang telah tersusun secara rasional, logis dan
sistematis.
2) Kurikulum sebagai rencana pembelajaran
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran merupakan suatu program
dan rencana pendidikan yang disesuaikan untuk membelajarkan siswa. Dengan
program dan rencana yang telah dibuat siswa melakukan aktivitas belajar
untuk mengembangkan dan merubah tingkah laku sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam rencana pembelajaran yang dibuat guru harus
merancang keterlibatan siswa secara aktif untuk melakukan aktivitas belajar.
3) Kurikulum sebagai pengalaman belajar
Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Dalam hal ini kurikulum
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar serta mengembangkan
kecakapan hidup siswa. Kurikulum sebagai pengalaman belajar

3
mengisyaratkan bahwa kegiatan belajar tidak hanya berlangsung dalam
ruangan kelas, akan tetapi juga bisa berlangsung di luar ruangan kelas. Dengan
demikian seluruh kegiatan belajar yang dilakukan baik di dalam ruangan kelas
maupun di luar kelas disebut kurikulum.

Dari beberapa pengertian diatas maka kurikulum dapat diartikan secara luas
merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus diselesaikan oleh siswa dengan
cara tertentu yang telah diatur untuk menempuhnya, serta rencana pembelajaran
yang dibuat oleh guru dan sejumlah pembelajaran belajar yang harus dilakukan
oleh siswa.

2.2 Sejarah Kurikulum di Indonesia


Perkembangan kurikulum di Indonesia dibagi menjadi 2, yakni sebelum
kemerdekaan Indonesia dan setelah kemerdekaan Indonesia.
a. Sebelum Kemerdekaan Indonesia
Sejarah perkembangan kurikulum pada masa sebelum kemerdekaan
Indonesia dimulai sejak adanya penjajahan di Indonesia oleh bangsa Eropa
yaitu pada masa kompeni Belanda dan masa pemerintahan Jepang sampai
periode kemerdekaan. Kurikulum di Indonesia pada masa ini memiliki ciri khas
tersendiri, yakni dengan tujuan pendidikannya adalah untuk menciptakan
sumber daya manusia yang dapat membantu misi penjajahan di tanah air.

1) Kurikulum pada Masa Penjajahan Belanda


Pada zaman Belanda, pelaksanaan pendidikan dan persekolahan
mempunyai ciri khas kurikulum pendidikan tersendiri dan tentunya
diwarnai oleh misi penjajahan Belanda. Salah satu contohnya adalah
dengan memanfaatkan masyarakat pribumi untuk mengeruk kekayaan alam
seoptimal mungkin.
Kurikulum pada masa kompeni Belanda juga mempunyai misi dalam
hal penyebaran agama dan untuk mempermudah pelaksanaan perdagangan
di Indonesia. Pada abad 16 dan 17 berdirilah lembaga-lembaga pendidikan
dalam upaya penyebaran agama Kristen di Indonesia, pendidikan tersebut
didirikan untuk bangsa Belanda dan pribumi. Dengan adanya lembaga
pendidikan tersebut pihak kompeni merasakan perlunya pegawai rendahan
yang dapat membaca dan menulis.

4
2) Kurikulum pada Masa Penjajahan Jepang
Pada masa Jepang, perkembangan pendidikan mempunyai arti
tersendiri bagi bangsa Indonesia yaitu terjadinya keruntuhan sistem
pemerintahan kolonial Belanda. Tujuan utama pendidikan pada masa
pendudukan Jepang adalah untuk misi memenangkan perang Asia Timur
Raya. Pada masa ini munculah sekolah rakyat yang disebut Kokumin Gako
selama 6 tahun lamanya, selanjutnya pelajaran berbau Belanda dihilangkan
dan Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar. Dari
pendidikan yang dilakukan pada masa penjajahan Jepang inilah, Indonesia
mulai mengenal sistem-sistem perang yang juga memberikan manfaat bagi
bangsa Indonesia itu sendiri.

b. Sesudah Kemerdekaan Indonesia


Setelah Indonesia merdeka, pendidikan di tanah air terus berkembang,
termasuk perhatian pemerintah dalam hal perkembangan kurikulum. Dalam
perkembangannya, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan
sebanyak 10 kali dan terbaru saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum
sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis
sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua
kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 sebagai pedoman utama. Hanya saja
perbedaan masing-masing kurikulum dari periode ke periode adalah terletak
pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam
merealisasikannya.

1) Kurikulum 1947
Kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada saat
itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem
pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang
pernah digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan
sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana
kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut
kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism,
bertujuan untuk membentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka
dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.

5
2) Kurikulum 1952
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di
Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama
Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada
suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri
dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari.

3) Kurikulum 1964
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama
Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang
menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai
keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan
pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa,
karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok
bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan
(keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

4) Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964,
yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa
pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila
sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan
diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.

6
5) Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih
efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di
bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal
saat itu. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah
“satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap
satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus
(TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan
evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis
rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

6) Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting.
Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.
Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada tujuan instruksional.
Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada
siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-
benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau
menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa
yang harus dicapai siswa.

7) Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian
waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem
caturwulan. Dengan system caturwulan yang pembagiannya dalam satu
tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa
untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran

7
menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan
soal dan pemecahan masalah.

8) Kurikulum 2004 (KBK)


Kurikukum 2004 ini lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas
tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan. Hal ini
mengandung arti bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan
individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah
ditentukan. Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu kurikulum
berbasis kompetensi sebagai pedoman pembelajaran.
Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada: (1) hasil dan
dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik melalui
serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang
dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya (Puskur, 2002a).
Tujuan yang ingin dicapai menekankan pada ketercapaian
kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

9) Kurikulum 2006 (KTSP)


Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah
KTSP. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi
pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan
dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru
lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai
dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini
disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL),
standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran
untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti
silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan
(sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
(TIAR).

8
Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini
untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam
penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada
tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.

10) Kurikulum 2013


Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan,
dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi
yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun
untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa,
mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau
mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang
menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013
menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi
sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih
kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses
dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya,
memasuki masa depan yang lebih baik.

2.3 Karakteristik Umum Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 (atau biasa disebut dengan K-13) adalah kurikulum yang
berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan
kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-
2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang
telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.

9
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari
kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu
aspek pengetahuan, aspek keterampialan, aspek sikap, dan perilaku.
Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik yang membedakan
dengan kurikulum sebelum-sebelumnya. Karakteristik dari kurikulum 2013
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan social,
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi
di sekolah dan masyarakat.
b. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai
sumber belajar.
c. Mengembangkan sika, pengetahuan, dan keterampiln serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
e. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi
Inti kelas yang dirinci lebi lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
f. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsurpengorganisasi
Kompetensi Dasar Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan unuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
Kompetensi Inti.
g. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsi akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya atar mata pelajaran dan jenjang pendidikan.

2.4 Rasionalitas Pengembangan Kurikulum 2013


Sebagaimana disebutkan di dalam Permendikbud Nomor 67 tahun 2013
tentang kerangka Dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar dan struktur
kurikulum sekolah menengah pertama atau madrasah tsanawiyyah, No 69 tahun
2013 tentang dasar dan struktur kurikulum menengah ke atas atau madrasah
aliyyah, dan Nomor 70 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur
kurikulum sekolah menengah dan kejuruan atau madrasah aliyyah kejuruan
bahwa faktor- faktor yang digunakan dalam pengembangan kurikulunm 2013
adalah :

10
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi
kelulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
standar prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian
pendidikan.
Tantangan internal lainya terkait dengan perkembangan pendidik
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak usia yang
tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun
ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini di perkirakan akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020 -2035 pada saat angkanya mencapai 70% .oleh
sebab itu tantangan besar yang di hadapi adalah bagaimana mengupayakan
agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpa ini dapat di
transformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
dan ketrampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industry kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional . arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industry dan perdagangan modern seperti terdapat terlihat
di world trade Organization (WTO), Association of southeast Asian Nations
(ASEAN). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan
ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains ,serta mutu, investasi, dan
tranformasi bidang pendidikan. keikutsertaan Indonesia didalam study
internasional Trends in internasional Mathematics and science study
(TIMSS) dan progam for internasional student assessment (PISA) sejak tahun
1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak- anak Indonesia tidak
menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan
PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di
TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

11
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir
sebagai berikut:
 Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peseta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang di pelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.
 Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru–pesrta didik-masyarakat-
lingkungan alam,sumber atau media lainya).
 Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembeljaran secara jejaring (peseta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
di hubungi serta di peroleh melalui internet).
 Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(Pembelajaran system aktif mencari semakin di perkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains).
 Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok(berbasis tim).
 Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia.
 Pola pembelajaran berbasis masal menjadi kebutuhan pelanggan (user)
dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki peserta
didik.
 Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monosdiscpline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak atau (multi discipline).
 Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum


Dalam kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:
 Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang
bersifat kolaboratif.
 Penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan.
 Penguatan sarana dan prsarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.

12
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan
materi yang relevan bagi peserta didik.

2.5 Alasan Pergantian Kurikulum Sebelumnya Menjadi Kurikulum 2013


Kurikulum bersifat dinamis dan terus berkembang, serta wajib mengikuti
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Kurikulum tidak dapat
dipatok harus berlaku 10 tahun atau 15 tahun. Persoalan kurikulum itu dipakai
untuk waktu tertentu, karena masih dianggap relevan dengan tujuan pendidikan
yang ingin dicapai. Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan aspek
teoretis berkembangnya ilmu pengetahuan dan aspek empiris implementasi dan
manajemen kurikulum. Selain itu, persepsi masyarakat terhadap output
pendidikan juga harus diakomodasi secara memadai.Perubahan kurikulum
dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar peserta
didik mampu bersaing di masa depan. Alasan dilakukannya perubahan ke
kurikulum 2013 adalah kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan peserta
didik. Perubahan kurikulum juga melihat kondisi yang ada selama beberapa
tahun ini. KTSP yang memberi keleluasaan terhadap guru membuat kurikulum
secara mandiri untuk masing-masing sekolah ternyata tak berjalan mulus.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada
tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan
ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat
menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat. Ada beberapa hal lain yang
mendasari pengembangan kurikulum 2013. Tantangan masa depan yang harus
dihadapi dan tidak bisa dihindari, kemampuan atau kompetensi yang harus
dimiliki siswa pada masa depan, fenomena negatif yang akhir-akhir ini terus
mengemuka, dan persepsi masyarakat terhadap keberadaan kurikulum yang
diberlalukan saat ini merupakan hal-hal yang menjadi pertimbangan disusunnya
kurikulum 2013. Tabel berikut ini menunjukkan tentang kesenjangan kurikulum
yang ada pada konsep kurikulum saat ini dengan konsep ideal yang diinginkan.

13
Kurikulum 2013 yang dikembangkan saat ini mengarah ke konsep ideal
dimaksud.

Identifikasi
Kesenjangan Kondisi saat ini Konsep ideal
Kurikulum
Belum sepenuhnya Berkarakter mulia
menekankan Pendidikan
Kompetensi karakter.
Lulusan Belum menghasilkan Keterampilan yang relevan
keterampilan sesuai
kebutuhan.
Pengetahuan- pengetahuan Pengetahuan- pengetahuan
lepas terkait
Belum relevan dengan Relevan dengan
Materi kompetensi yang dibutuhkan kompetensi yang
Pembelajaran dibutuhkan
Beban belajar terlalu berat Materi esensial
Terlalu luas, kurang Sesuai perkembangan anak
mendalam
Berpusat pada guru Berpusat pada peserta didik
Sifat pembelajaran yang Sifat pembelajaran yang
berorientasi pada buku teks bersifat kontekstual
Proses Buku teks hanya memuat Buku teks memuat materi
Pembelajaran materi bahasan dan proses pembelajaran,
sistem penilaian serta
kompetensi yang
diharapkan
Menekan aspek kognitif Menekan aspek kognitif,
afektif, psikomotorik secara
Penilaian proporsional
Tes menjadi cara penilaian Pemilaian tes dan
yang paling dominan portofolio saling
melengkapi
Memenuhi kompetensi Memenuhi kompetensi
Pendidik profesi saja profesi, pedagogik, sosial,
dan personal
Fokus pada ukuran kinerja Motivasi mengajar
saja
Satuan Pendidikan Pemerintah memiliki
mempunyai kebebasan kualitas dalam pelaksanaan
dalam pengelolaan kurikulum di tingkat satuan
kurikulum pendidikan
Pengelolaan Masih terdapat Satuan Pendidikan mampu
Kurikulum kecenderungan satuan menyusun kurikulum

14
Identifikasi
Kesenjangan Kondisi saat ini Konsep ideal
Kurikulum
Pendidikan menyusun dengan mempertimbangkan
kurikulum tanpa kondisi satuan Pendidikan,
mempertimbangkan kondisi kebutuhan peserta didik,
satuan Pendidikan, dan potensi daerah
kebutuhan peserta didik, dan
potensi daerah
Pemerintah hanya Pemerintah menyiapkan
menyiapkan sampai standar semua komponen
isi mata pelajaran kurikulum sampai buku
teks dan pedoman

Selain itu, alasan pengembangan kurikulumnya antara lain : Tantangan


arus globalisasi seperti WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA, Masalah
lingkungan hidup, Kemajuan teknologi informasi, Konvergensi ilmu dan
teknologi, Ekonomi berbasis pengetahuan, Kebangkitan industri kreatif dan
budaya, Pergeseran kekuatan ekonomi dunia , Pengaruh dan imbas teknosains,
mutu, investasi, dan transformasi pada sektor Pendidikan. Sedangkan
kompetensi masa depan yang diinginkan antara lain:
1. Kemampuan berkomunikasi
2. Kemampuan berpikir jernih dan kritis
3. Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan
4. Kemampuan menjadi warga negara yang bertanggungjawab
5. Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan
yang berbeda
6. Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal
7. Memiliki minat luas dalam kehidupan
8. Memiliki kesiapan untuk bekerja
9. Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya
10. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan

2.6 Tujuan Kurikulum 2013


Tujuan dari pengembangan kurikulum 2013 menurut Kemendikbud adalah
(Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah):
Tujuan kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman,

15
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Pada
kurikulum ini diharapkan siswa lebih kritis dan mandiri dalam proses
pembelajaran. Menumbuhkan rasa ingin tahu, mandiri, dan percaya diri kepada
siswa.
Kurikulum 2013 dikembangkan dari kurikulum 2006 (KTSP) yang
dilandasi pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pendagogi, kompetensi masa depan, dan
fenomena negative yang mengemuka. Melalui pengembangan Kurikulum 2013
akan menghasilkan insane Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif;
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Dalam hal ini pengembangan kurikululm difokuskan pada pembentukan
kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai
wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.
Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik
salam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan
pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu
mengetahui criteria penguasaan kompetensi dan karakter yang akan dijadikan
sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat
mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan
karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan
kompetensi dan karakter beikutnya.

2.7 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013


Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan
seseorang, dengan pendidikan yang baik maka akan baik pula pola pikir dan
sikap seseorang. Pendidikan yang baik terbentuk dari pola dan sistem
pendidikan yang baik pula. Pola dan sistem pendidikan yang baik terwujud
dengan kurikulum yang baik.
Kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013 sudah diterapkan di beberapa
sekolah di Indonesia, dalam penerapannya tentu ada kelebihan dan
kekurangannya. Menurut beberapa ahli pendidikan, perubahan kurikulum dari
masa ke masa, baik di Indonesia maupun di negara lain, disebabkan karena

16
kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan
zaman yang selalu berubah tanpa bisa dicegah.
Perkembangan kurikulum diharapkan dapat menjadi penentu masa depan
anak bangsa, oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat
dilaksanakan di Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa
yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara.
Kurikulum yang terbaru yaitu kurikulum 2013 yang mulai dilaksanakan
pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk pemerintah maupun
sekolah yang siap melaksanakannya. Meskipun masih premature, namun ada
beberapa hal yang dirasakan oleh banyak kalangan terutama yang langsung
berhadapan dengan kurikulum itu sendiri.
Terdapat beberapa hal penting dari perubahan atau penyempurnaan
kurikulum tersebut yaitu keunggulan dan kekurangan yang terdapat di sana-sini.

a. Kelebihan dari Kurikulum 2013


 Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
 Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan
hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan,
religi, praktek, sikap dan lain-lain.
 Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan ke dalam semua program studi.
 Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional.
 Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan.
 Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti
pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft
skills dan hard skills, kewirausahaan.
 Hal yang paling menarik dari kurikulum 2013 ini adalah sangat tanggap
terhadap fenomena dan perubahan sosial. Hal ini mulai dari perubahan
sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
 Standar penilaian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi
seperti sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional.
 Mengharuskan adanya remediasi secara berkala.

17
 Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
 Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi
profesi, pedagogi, sosial dan personal.
 Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran (buku induk)
 Guru berperan sebagai fasilitator
 Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat
 Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku,
dimana buku sudah disiapkan dari pusat
 Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat dan memperoleh
koordinasi dan supervise dari daerah
 Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode
pembelajaran yang lebih bervariasi
 Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi
 Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama
dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan lain-
lain.

b. Kekurangan dari Kurikulum 2013


 Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013
guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak
mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru.
 Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan kurikulum
2013 ini, karena kurikulum ini menuntut guru lebih kreatif, pada
kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga
membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir
guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar
merubah paradigm guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat
memotivasi siswa agar kreatif.
 Kurangnya pemahaman guru dengan konsep pendekatan scientific
 Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP
 Guru tidak banyak yang menguasai penilaian autentik
 Tugas menganalisis SKL, KI, KD buku siswa dan buku guru belum
sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang hanya menjadi
plagiat dalam kasus ini.

18
 Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa
mempunyai kapasitas yang sama.
 Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil
dalam kurikulum 2013 karena UN masih menjadi factor penghambat.
 Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap
materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang
kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang dia ampu.
 Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di
sekolah terlalu lama.
 Timbulnya kecemasan khususnya guru mata pelajaran yang dihapus yaitu
KPPI, IPA dan Kewirausahaan dan terancam sertifikasiya dicabut.
 Sebagian besar guru masih terbiasa menggunakan cara konvensional
 Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.
 Guru tidak tiap dengan perubahan
 Kurangnya kekmampaun guru dalam proses penilaian sikap, ketrampilan
dan pengetahuan secara holistic.
 Kreatifitas dalam pengembangan silabus berkurang
 Otonomi sekolah dalam pengembangan kurikulum berkurang
 Sekolah tidak mandiri dalam menyikapi kurikulum
 Tingkat keaktifan siswa belum merata
 KBM umumnya saat ini mash konvensional
 Belum semua guru memahami sistem penilaian sikap dan ketrampilan.
 Menambah beban kerja guru.
 Citra sekolah dan guru akan menurun jika tidak berhasil menjalankan
kurikulum 2013
 Pramuka menjadi beban bagi siswa yang tidak menyukai Pramuka,
sehingga ada unsur keterpaksaan.

Berikut ini beberapa perbedaan kurikulum 2013 dan kurikulum yang


digunakan sebelumnya Kurikulum 2006 (KTSP), yaitu:

No Kurikulum 2013 KTSP


1 SKL (Standar Kompetensi SI (Standar Isi) ditentukan terlebih
Kelulusan) ditentukan terlebih dahulu, setelah itu baru ditentukan
dahulu setelah itu baru ditentukan SKL (Standar Kompetensi
SI (Standar Isi) Kelulusan)

19
No Kurikulum 2013 KTSP
2 Kompetensi lulusan meliputi Lebih menekankan pada aspek
aspek soft skills dan hard skills pengetahuan
yang meliputi aspek kompetensi
sikap, ketrampilan dan
pengetahuan
3 Di jenjang SD Tematik Terpadu Di jenjang SD Tematik Terpadu
untuk kelas I-VI untuk kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran perminggu Jumlah pelajaran lebih sedikit dan
lebih banyak dan jumlah mata jumlah mata pelajaran lebih
pelajaran lebih sedikit disbanding banyak disbanding kurikulum
KTSP 2013
5 Proses pembelajaran setiap tema Standar proses dalam
dilakukan dengan penedkatan pembelajaran terdiri dari
ilmiah yaitu standar proses dalam Eksplorasi, Elaborasi dan
pembelajaran terdiri dari Konfirmasi
mengamati, menanya, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan dan
mencipta
6 TIK bukan sebagai mata TIK sebagai mata pelajaran
pelajaran, melainkan sebagai
media pembelajaran
7 Standar penilaian menggunakan Penilaian lebih dominan pada
penilaian otentik yaitu mengukur aspek pengetahuan
semua kompetensi sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil
8 Pramuka menjadi ekstrakurikuler Pramuka bukan ekstrakurikuler
wajib wajib
9 Penjurusan mulai kelas X untuk Penjurusan mulai kelas XI
jenjang SMA/MA
10 BK lebih menekankan BK lebih pada menyelesaikan
mengembangkan potensi siswa masalah siswa

Adapun perubahan-perubahan yang ada dalam kurikulum 2013 dari


kurikulum sebelumnya antara lain adalah:
1. Perubahan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Penyempurnaan SKL memperhatikan pengembangan nilai,
pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu dengan fokus pada pencapaian
kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan rumusan empat kompetensi inti

20
(penghayatan dan pengamalan agama, sikpa ketrampilan, dan pengetahuan)
menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas.
2. Perubahan Standar Isi
Perubahan Standar Isi dari kurikulum sebelumnya yang
mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada
kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan
tematik integrative (Standar Proses).
3. Perubahan Standar Proses
Perubahan pada Standar Proses berarti perubahan strategi pembelajaran.
Guru wajib merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang
menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta.
4. Perubahan Standar Evaluasi
Penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, serta
pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Sebelumnya penilaian hanya
mengukur hasil kompetensi.

Beberapa konsekuensi akibat perubahan substansi tersebut diantaranya adalah:


1. Penambahan jumlah jam belajar di SD yang sebelumnya 26 jam/minggu
menjadi 32 jam/minggu. Dari 10 mata pelajaran dipangkas menjadi 6 mata
pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, PPKN, Agama, Matematika, Sosial Budaya
dan Olah Raga. Pelajaran IPA dan IPS ditiadakan dan diintegrasikan ke mata
pelajaran lain.
2. Penambahan jumlah jam belajar di SMP yang sebelumnya 32 jam/minggu
menjadi 38 jam/minggu. Kalau belajarnya 5 hari berarti setiap hari anak
belajar 8 jam setiap hari.
3. Penambahan Jumlah jam pelajaran Agama pada SD yang bertambah dari 2
jam/minggu menjadi 4 jam/minggu dan di tingkat SMP dari 2 jam/minggu
menjadi 3 jam/minggu.
4. Jumlah mata pelajaran dikurangi tapi jumlah jam belajar ditambah.
5. Mata pelajaran IPA diintegrasikan dalam Mapel Bahasa Indonesia.

21
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013
merupakan kurikulum berbasia sains yang bertujuan untuk mempersiapkan
lahirnya generasi emas bangsa Indonesia, dengan sistem dimana siswa dituntut
lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Rincian kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Indonesia sebagai bangsa yang merdeka telah mengalami berbagai hal
perkembangan terutamanya dalam bidang pendidikan untuk pelaksanaan
kurikulum.
2. Kurikulum 2013 dilaksanakan guna meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia.
3. Rasionalitas pengembangan kurikulum 2013 mempunyai berbagai
tantangan, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
4. Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik-karakteristik tertentu yang
berbeda dengan kurikulum yang berlaku sebelumnya dan tentunya dirancang
dengan lebih memperbaiki kurikulum yang sudah pernah ada serta
mengikuti perkembangan pendidikan.
5. Tujuan kurikulum 2013 pada intinya adalah mempersiapkan manusia
Indonesia untuk potensi pembangunan bangsa negara dan peradaban dunia.
6. Pada tiap jenjang pendidikannya Kurikulum 2013 mempunyai struktur yang
berbeda-beda dan lebih ditekankan pada peserta didik sebagai objek.
7. Kurikulum 2013 memiliki kelebihan dan kekurangan pada aspek-aspeknya
yang tentunya dapat ditingkatkan lagi.

3.2 Saran
Dari pemaparan pembahasan di atas, dapat diberikan saran bahwa para
pendidik terutama dalam hal kurikulum sebagai bidang studi yang tujuannya
adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum,
memanfaatkan sebaik-baiknya kurikulum 2013 untuk meningkatkan kualitas
pendidikan kepada peserta didiknya. Selain itu, diharapkan peserta didik juga
dapat aktif serta menciptakan suasana yang hidup dalam lingkup kelas.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, J. 2014. Keunggulan dan Kelemahan Kurikulum 2013.


https://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2014/04/27/perihal-keunggulan-dan-
kelemahan-kurikulum-2013/amp/. [Diakses pada 10 September 2019]

Halimah, S. 2013. Implementasi Kurikulum 2013. Bahan Kajian Workshop PAI


Jurusan Tarbiyah STAIN.

Kurinawan, O., E. Noviana, 2017. Penerapan Kurikulum 2013 dalam Meningkatkan


Keterampilan, Sikap, dan Pengetahuan. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
Vol 6(2): 389-396.

Kusyamto. 2014. Studi Analisis Kurikulum 2013.


https://bdksemarang.kemenag.go.id/studi-analisis-kurikulum-2013/. [Diakses
pada 10 September 2019]

Sugeng. 2019. Pengertian, Tujuan, dan Karakteristik Kurikulum 2013.


https://www.salamedukasi.com/2014/11/pengertian-tujuan-dan-
karakteristik.html. [Diakses pada 10 September 2019]

Wahyuni, F. 2015. Kurikulum dari Masa ke Masa (Telaah atas Pentahapan Kurikulum
Pendidikan di Indonesia. Al-Adabiya. 10(2):231-242.

Wikipedia. 2019. Kurikulum 2013. https://id.wikipedia.org › wiki › Kurikulum_2013.


[Diakses pada 10 September 2019]

23

Anda mungkin juga menyukai