Makalah
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan dan Telaah
Kurikulum Sekolah
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Sunardi, M.Pd.
Sadam Hussen, S.Pd, M.Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Muhammad Fahmy Absa (170210101164)
2. Titis Sahrita (170210101062)
3. Indah Lutfiyatul Mursyidah (170210101079)
4. Intan Dwi Rachma (170210101083)
5. Zulfiani Ainur Rohmah (170210101089)
Kelas : C
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Latar
Belakang Kurikulum 2013”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Telaah dan Kurikulum Sekolah, program studi Pendidikan
Matematika Universitas Jember.
Kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan penulisan makalah ini.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami maupun bagi pembaca pada umumnya, sehingga dapat menambah
pengetahuan kita.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
1.2.6 Bagaimanakah tujuan dari Kurikulum 2013?
1.2.7 Apa sajakah kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari kurikulum dalam dunia pendidikan.
1.3.2 Untuk mengetahui sejarah kurikulum di Indonesia.
1.3.3 Untuk mengetahui karakteristik umum dari Kurikulum 2013.
1.3.4 Untuk mengetahui rasionalitas pengembangan Kurikulum 2013.
1.3.5 Untuk menjelaskan alasan pergantian kurikulum sebelumnya menjadi
Kurikulum 2013.
1.3.6 Untuk menguraikan tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kurikulum
2013?
1.3.7 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum 2013.
2
BAB 2. PEMBAHASAN
3
mengisyaratkan bahwa kegiatan belajar tidak hanya berlangsung dalam
ruangan kelas, akan tetapi juga bisa berlangsung di luar ruangan kelas. Dengan
demikian seluruh kegiatan belajar yang dilakukan baik di dalam ruangan kelas
maupun di luar kelas disebut kurikulum.
Dari beberapa pengertian diatas maka kurikulum dapat diartikan secara luas
merupakan sejumlah mata pelajaran yang harus diselesaikan oleh siswa dengan
cara tertentu yang telah diatur untuk menempuhnya, serta rencana pembelajaran
yang dibuat oleh guru dan sejumlah pembelajaran belajar yang harus dilakukan
oleh siswa.
4
2) Kurikulum pada Masa Penjajahan Jepang
Pada masa Jepang, perkembangan pendidikan mempunyai arti
tersendiri bagi bangsa Indonesia yaitu terjadinya keruntuhan sistem
pemerintahan kolonial Belanda. Tujuan utama pendidikan pada masa
pendudukan Jepang adalah untuk misi memenangkan perang Asia Timur
Raya. Pada masa ini munculah sekolah rakyat yang disebut Kokumin Gako
selama 6 tahun lamanya, selanjutnya pelajaran berbau Belanda dihilangkan
dan Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar. Dari
pendidikan yang dilakukan pada masa penjajahan Jepang inilah, Indonesia
mulai mengenal sistem-sistem perang yang juga memberikan manfaat bagi
bangsa Indonesia itu sendiri.
1) Kurikulum 1947
Kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada saat
itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem
pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang
pernah digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan
sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana
kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut
kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism,
bertujuan untuk membentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka
dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.
5
2) Kurikulum 1952
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di
Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama
Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada
suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri
dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-
hari.
3) Kurikulum 1964
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama
Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang
menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai
keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan
pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program
Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa,
karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok
bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan
(keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
4) Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964,
yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa
pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila
sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan
diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta
mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
6
5) Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih
efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di
bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal
saat itu. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah
“satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap
satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus
(TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan
evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis
rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
6) Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting.
Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”.
Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada tujuan instruksional.
Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar kepada
siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus benar-
benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau
menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa
yang harus dicapai siswa.
7) Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian
waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem
caturwulan. Dengan system caturwulan yang pembagiannya dalam satu
tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa
untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran
7
menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan
soal dan pemecahan masalah.
8
Tujuan KTSP ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan
dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah. Tujuan Panduan Penyusunan KTSP ini
untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam
penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada
tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
9
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari
kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu
aspek pengetahuan, aspek keterampialan, aspek sikap, dan perilaku.
Kurikulum 2013 memiliki beberapa karakteristik yang membedakan
dengan kurikulum sebelum-sebelumnya. Karakteristik dari kurikulum 2013
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan social,
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi
di sekolah dan masyarakat.
b. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai
sumber belajar.
c. Mengembangkan sika, pengetahuan, dan keterampiln serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
e. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi
Inti kelas yang dirinci lebi lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
f. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsurpengorganisasi
Kompetensi Dasar Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan unuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
Kompetensi Inti.
g. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsi akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya atar mata pelajaran dan jenjang pendidikan.
10
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu pada 8 standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi
kelulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
standar prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian
pendidikan.
Tantangan internal lainya terkait dengan perkembangan pendidik
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak usia yang
tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun
ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini di perkirakan akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020 -2035 pada saat angkanya mencapai 70% .oleh
sebab itu tantangan besar yang di hadapi adalah bagaimana mengupayakan
agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpa ini dapat di
transformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
dan ketrampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industry kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional . arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industry dan perdagangan modern seperti terdapat terlihat
di world trade Organization (WTO), Association of southeast Asian Nations
(ASEAN). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan
ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains ,serta mutu, investasi, dan
tranformasi bidang pendidikan. keikutsertaan Indonesia didalam study
internasional Trends in internasional Mathematics and science study
(TIMSS) dan progam for internasional student assessment (PISA) sejak tahun
1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak- anak Indonesia tidak
menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan
PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di
TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
11
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir
sebagai berikut:
Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peseta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang di pelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.
Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru–pesrta didik-masyarakat-
lingkungan alam,sumber atau media lainya).
Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembeljaran secara jejaring (peseta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
di hubungi serta di peroleh melalui internet).
Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(Pembelajaran system aktif mencari semakin di perkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains).
Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok(berbasis tim).
Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia.
Pola pembelajaran berbasis masal menjadi kebutuhan pelanggan (user)
dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki peserta
didik.
Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monosdiscpline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak atau (multi discipline).
Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
12
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan
materi yang relevan bagi peserta didik.
13
Kurikulum 2013 yang dikembangkan saat ini mengarah ke konsep ideal
dimaksud.
Identifikasi
Kesenjangan Kondisi saat ini Konsep ideal
Kurikulum
Belum sepenuhnya Berkarakter mulia
menekankan Pendidikan
Kompetensi karakter.
Lulusan Belum menghasilkan Keterampilan yang relevan
keterampilan sesuai
kebutuhan.
Pengetahuan- pengetahuan Pengetahuan- pengetahuan
lepas terkait
Belum relevan dengan Relevan dengan
Materi kompetensi yang dibutuhkan kompetensi yang
Pembelajaran dibutuhkan
Beban belajar terlalu berat Materi esensial
Terlalu luas, kurang Sesuai perkembangan anak
mendalam
Berpusat pada guru Berpusat pada peserta didik
Sifat pembelajaran yang Sifat pembelajaran yang
berorientasi pada buku teks bersifat kontekstual
Proses Buku teks hanya memuat Buku teks memuat materi
Pembelajaran materi bahasan dan proses pembelajaran,
sistem penilaian serta
kompetensi yang
diharapkan
Menekan aspek kognitif Menekan aspek kognitif,
afektif, psikomotorik secara
Penilaian proporsional
Tes menjadi cara penilaian Pemilaian tes dan
yang paling dominan portofolio saling
melengkapi
Memenuhi kompetensi Memenuhi kompetensi
Pendidik profesi saja profesi, pedagogik, sosial,
dan personal
Fokus pada ukuran kinerja Motivasi mengajar
saja
Satuan Pendidikan Pemerintah memiliki
mempunyai kebebasan kualitas dalam pelaksanaan
dalam pengelolaan kurikulum di tingkat satuan
kurikulum pendidikan
Pengelolaan Masih terdapat Satuan Pendidikan mampu
Kurikulum kecenderungan satuan menyusun kurikulum
14
Identifikasi
Kesenjangan Kondisi saat ini Konsep ideal
Kurikulum
Pendidikan menyusun dengan mempertimbangkan
kurikulum tanpa kondisi satuan Pendidikan,
mempertimbangkan kondisi kebutuhan peserta didik,
satuan Pendidikan, dan potensi daerah
kebutuhan peserta didik, dan
potensi daerah
Pemerintah hanya Pemerintah menyiapkan
menyiapkan sampai standar semua komponen
isi mata pelajaran kurikulum sampai buku
teks dan pedoman
15
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Pada
kurikulum ini diharapkan siswa lebih kritis dan mandiri dalam proses
pembelajaran. Menumbuhkan rasa ingin tahu, mandiri, dan percaya diri kepada
siswa.
Kurikulum 2013 dikembangkan dari kurikulum 2006 (KTSP) yang
dilandasi pemikiran tentang tantangan masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pendagogi, kompetensi masa depan, dan
fenomena negative yang mengemuka. Melalui pengembangan Kurikulum 2013
akan menghasilkan insane Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif;
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Dalam hal ini pengembangan kurikululm difokuskan pada pembentukan
kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai
wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.
Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik
salam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan
pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik perlu
mengetahui criteria penguasaan kompetensi dan karakter yang akan dijadikan
sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat
mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan
karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan
kompetensi dan karakter beikutnya.
16
kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan
zaman yang selalu berubah tanpa bisa dicegah.
Perkembangan kurikulum diharapkan dapat menjadi penentu masa depan
anak bangsa, oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat
dilaksanakan di Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa
yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara.
Kurikulum yang terbaru yaitu kurikulum 2013 yang mulai dilaksanakan
pada tahun ajaran 2013-2014 pada sekolah yang ditunjuk pemerintah maupun
sekolah yang siap melaksanakannya. Meskipun masih premature, namun ada
beberapa hal yang dirasakan oleh banyak kalangan terutama yang langsung
berhadapan dengan kurikulum itu sendiri.
Terdapat beberapa hal penting dari perubahan atau penyempurnaan
kurikulum tersebut yaitu keunggulan dan kekurangan yang terdapat di sana-sini.
17
Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi
profesi, pedagogi, sosial dan personal.
Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran (buku induk)
Guru berperan sebagai fasilitator
Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat
Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku,
dimana buku sudah disiapkan dari pusat
Sekolah dapat memperoleh pendampingan dari pusat dan memperoleh
koordinasi dan supervise dari daerah
Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan metode
pembelajaran yang lebih bervariasi
Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi
Ekstrakurikuler wajib Pramuka meningkatkan karakter siswa terutama
dalam kedisiplinan, kerjasama, saling menghargai, cinta tanah air dan lain-
lain.
18
Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses pengembangan
kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa
mempunyai kapasitas yang sama.
Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil
dalam kurikulum 2013 karena UN masih menjadi factor penghambat.
Terlalu banyak materi yang harus dikuasai siswa sehingga tidak setiap
materi bisa tersampaikan dengan baik, belum lagi persoalan guru yang
kurang berdedikasi terhadap mata pelajaran yang dia ampu.
Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di
sekolah terlalu lama.
Timbulnya kecemasan khususnya guru mata pelajaran yang dihapus yaitu
KPPI, IPA dan Kewirausahaan dan terancam sertifikasiya dicabut.
Sebagian besar guru masih terbiasa menggunakan cara konvensional
Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.
Guru tidak tiap dengan perubahan
Kurangnya kekmampaun guru dalam proses penilaian sikap, ketrampilan
dan pengetahuan secara holistic.
Kreatifitas dalam pengembangan silabus berkurang
Otonomi sekolah dalam pengembangan kurikulum berkurang
Sekolah tidak mandiri dalam menyikapi kurikulum
Tingkat keaktifan siswa belum merata
KBM umumnya saat ini mash konvensional
Belum semua guru memahami sistem penilaian sikap dan ketrampilan.
Menambah beban kerja guru.
Citra sekolah dan guru akan menurun jika tidak berhasil menjalankan
kurikulum 2013
Pramuka menjadi beban bagi siswa yang tidak menyukai Pramuka,
sehingga ada unsur keterpaksaan.
19
No Kurikulum 2013 KTSP
2 Kompetensi lulusan meliputi Lebih menekankan pada aspek
aspek soft skills dan hard skills pengetahuan
yang meliputi aspek kompetensi
sikap, ketrampilan dan
pengetahuan
3 Di jenjang SD Tematik Terpadu Di jenjang SD Tematik Terpadu
untuk kelas I-VI untuk kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran perminggu Jumlah pelajaran lebih sedikit dan
lebih banyak dan jumlah mata jumlah mata pelajaran lebih
pelajaran lebih sedikit disbanding banyak disbanding kurikulum
KTSP 2013
5 Proses pembelajaran setiap tema Standar proses dalam
dilakukan dengan penedkatan pembelajaran terdiri dari
ilmiah yaitu standar proses dalam Eksplorasi, Elaborasi dan
pembelajaran terdiri dari Konfirmasi
mengamati, menanya, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan dan
mencipta
6 TIK bukan sebagai mata TIK sebagai mata pelajaran
pelajaran, melainkan sebagai
media pembelajaran
7 Standar penilaian menggunakan Penilaian lebih dominan pada
penilaian otentik yaitu mengukur aspek pengetahuan
semua kompetensi sikap,
ketrampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil
8 Pramuka menjadi ekstrakurikuler Pramuka bukan ekstrakurikuler
wajib wajib
9 Penjurusan mulai kelas X untuk Penjurusan mulai kelas XI
jenjang SMA/MA
10 BK lebih menekankan BK lebih pada menyelesaikan
mengembangkan potensi siswa masalah siswa
20
(penghayatan dan pengamalan agama, sikpa ketrampilan, dan pengetahuan)
menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas.
2. Perubahan Standar Isi
Perubahan Standar Isi dari kurikulum sebelumnya yang
mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus pada
kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui pendekatan
tematik integrative (Standar Proses).
3. Perubahan Standar Proses
Perubahan pada Standar Proses berarti perubahan strategi pembelajaran.
Guru wajib merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang
menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk mengamati, menanya,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta.
4. Perubahan Standar Evaluasi
Penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, serta
pengetahuan berdasarkan hasil dan proses. Sebelumnya penilaian hanya
mengukur hasil kompetensi.
21
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum 2013
merupakan kurikulum berbasia sains yang bertujuan untuk mempersiapkan
lahirnya generasi emas bangsa Indonesia, dengan sistem dimana siswa dituntut
lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Rincian kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Indonesia sebagai bangsa yang merdeka telah mengalami berbagai hal
perkembangan terutamanya dalam bidang pendidikan untuk pelaksanaan
kurikulum.
2. Kurikulum 2013 dilaksanakan guna meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia.
3. Rasionalitas pengembangan kurikulum 2013 mempunyai berbagai
tantangan, baik yang bersifat internal maupun eksternal.
4. Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik-karakteristik tertentu yang
berbeda dengan kurikulum yang berlaku sebelumnya dan tentunya dirancang
dengan lebih memperbaiki kurikulum yang sudah pernah ada serta
mengikuti perkembangan pendidikan.
5. Tujuan kurikulum 2013 pada intinya adalah mempersiapkan manusia
Indonesia untuk potensi pembangunan bangsa negara dan peradaban dunia.
6. Pada tiap jenjang pendidikannya Kurikulum 2013 mempunyai struktur yang
berbeda-beda dan lebih ditekankan pada peserta didik sebagai objek.
7. Kurikulum 2013 memiliki kelebihan dan kekurangan pada aspek-aspeknya
yang tentunya dapat ditingkatkan lagi.
3.2 Saran
Dari pemaparan pembahasan di atas, dapat diberikan saran bahwa para
pendidik terutama dalam hal kurikulum sebagai bidang studi yang tujuannya
adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum,
memanfaatkan sebaik-baiknya kurikulum 2013 untuk meningkatkan kualitas
pendidikan kepada peserta didiknya. Selain itu, diharapkan peserta didik juga
dapat aktif serta menciptakan suasana yang hidup dalam lingkup kelas.
22
DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, F. 2015. Kurikulum dari Masa ke Masa (Telaah atas Pentahapan Kurikulum
Pendidikan di Indonesia. Al-Adabiya. 10(2):231-242.
23