Anda di halaman 1dari 17

Administrasi Pembangunan Kesehatan 1

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

BAB XI
ADMINISTRASI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

A. ANGGARAN BELANJA SEBAGAI PROGRAM KEGIATAN


PEMERINTAH
Setelah diuraikan mengenai masalah dan penggunaan sumber-sumber
tenaga dalam administrasi pembangunan, maka segi lain yang penting
adalah aspek pembiayaan dari usaha pembangunan secara berencana.
Administrasi pembangunan dapat pula dilihal dari kemampuan untuk
merumuskan kebijaksanaan dan realisasi pelaksanaannya dalam rangka
mobilisasi dana serta penggunaannya secara efektif, sehingga menimbulkan
proses pembangunan. Dana-dana atau pembiayaan pembangunan,
penggalian sumber, arah dan cara penggunaannya sangat mempengaruhi
perkembangan kesehatan suatu masyarakat. Dengan meningkatnya peranan
pemerintah serta perluasan fungsinya, maka pengelolaan sumber serta
penggunaan dana dan pembiayaan pembangunan menjadi amat penting.
Kebijaksanaan pemerintah terhadap masalah tersebut sebaiknya merupakan
bagian dari suatu kebijaksanaan dan rencana pembangunan kesehatan.
Dana dan pembiayaan pembangunan sumbernya berbagai macam.
Ada yang langsung diusahakan oleh pemerintah sendiri, dan ada pula yang
diciptakan dan digunakan dalam masyarakat sendiri. Misalnya yang terakhir
ini adalah tabungan yang dihimpun oleh masyarakat dan digunakan untuk
investasi oleh masyarakat sendiri. Namun demikian, hal tersebut dapat dibina
dan diarahkan oleh kebijaksanaan pemerintah, sehingga serasi di dalam
suatu kerangka kebijaksanaan/atau rencana tersebut, serta merupakan
bagian dari kebijaksanaan pembiayaan pembangunan secara menyeluruh.
Salah satu alat penting dalam rangka pembiayaan pembangunan yang
berada di tangan pemerintah adalah anggaran belanja negara. Budget
bahkan tidak hanya menjadi alat kebijaksanaan kesehatan pemerintah, tetapi
pada umumnya karena harus mendapatkan persetujuan dari Dewan

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 2

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

Perwakilan Rakyat, maka ini menjadi suatu kebijaksanaan negara. Dengan


demikian budget mempunyai kekuatan legal yang cukup tinggi serta menjadi
alat pelaksanaan kegiatan serta pengawasan di dalam suatu negara
demokrasi.
Anggaran belanja mempunyai dua segi, yaitu segi penerimaan dan segi
pengeluaran. Pelaksanaan kebijaksanaan dari kedua segi tersebut
mempunyai pengaruh langsung terhadap berbagai bidang sosial di sektor
pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu anggaran belanja menjadi
sangat penting sebagai suatu program aksi pemerintah.
Penyusunan anggaran belanja negara, menjadi suatu kegiatan utama
dari pemerintahan. Pada pokoknya, analisa, penyusunan, memberikan alasan
untuk pengesahannya, dan kemudian pelaksanaan budget negara, adalah
salah satu fungsi pemerintahan. Badan legislatif mempunyai peranan penting
untuk menilai, memberikan kritik, dan pada akhirnya memberikan
persetujuan final terhadapnya. Penyusunan anggaran di dalam bidang
pemerintahan sendiri dilakukan oleh badan penyusunan anggaran,
bekerjasama dengan departemen-departemen dan badan-badan
pemerintahan lainnya. Dalam rangka perencanaan tahunan, badan tersebut
harus pula bekerjasama erat dengan badan perencanaan tingkat pusat.
Dalam pelaksanaan anggaran juga terdapat dua alternatif, yaitu
dilakukan langsung oleh badan penyusunan anggaran, atau oleh suatu badan
pelaksanaan anggaran yang tersendiri. Dalam rangka perencanaan tahunan,
maka juga dalam pelaksanaan anggaran perlu terjalin kerjasama erat dengan
badan perencanaan, khususnya dalam rangka pengendalian pembiayaannya
untuk proyek-proyek dan bila diperlukan penyesuaian kembali rencana-
rencana operasionil tersebut (di Indonesia disebut sebagai revisi anggaran).
Tempat badan penyusunan anggaran pada umumnya berada dalam
lingkungan Departemen Keuangan. Namun di beberapa negara lain, berada
di dalam lingkungan kantor Presiders atau Sekretariat Negara, dan seperti di-
sebutkan terdahulu, juga ada kecenderungan menempatkannya dalam badan

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 3

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

perencanaan pusat. Hal ini tergantung dari struktur pemerintahan masing-


masing negara.
Mengenai pertanggungan jawab anggaran belanja ini tergantung pada
sistim pertanggungan jawab pembukuan yang dipakai. Pada umumnya
dipakai sistim kas (kas stelsel). Dalam sistim ini apa yang diperhitungkan
(dimasukkan) dalam tata pembukuan pelaksanaan anggaran untuk sesuatu
tahun tertentu, adalah transaksi keuangan yang dilakukan pada tahun
anggaran tersebut. Namun untuk keperluan kontinuitas pembiayaan berbagai
kegiatan pembangunan, modifikasi terhadap sistim tersebut juga kadang-
kadang dilakukan dengan pelaksanaan sistim firemen. Dengan sistim ini
biaya-biaya tahun anggaran tertentu yang belum selesai digunakan, dapat
terns dipakai pada pelaksanaan tahun anggaran berikutnya.
Terakhir perlu dikemukakan bahwa dalam penyusunan anggaran
belanja perlu pula diserasikan dengan pengarahan atau perencanaan kredit,
anggaran devisa, bahkan di dalam rangka suatu rencana investasi nasional
secara menyeluruh. Hal ini perlu untuk menjamin konsistensi dalam usaha
berencana yang bersifat nasional. Tetapi mengenai ini, dalam
pelaksanaannya tergantung pada lugs atau tidaknya jangkauan perencanaan
pembangunan, misalnya apakah suatu perencanaan bersifat komprehensif
atau parsiil. Demikian pula tergantung dari tersedianya informasi mengenai
bidang-bidang pembiayaan pembangunan lainnya itu. Dengan mengaitkan
penyusunan anggaran dalam rangka perencanaan tahunan, dimaksudkan
supaya anggaran dapat lebih berfungsi dalam rangka suatu usaha
pembangunan yang lebih luas.

B. PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN ANGGARAN


Kebijaksanaan budget lain adalah melaksanakan suatu anggaran
berimbang, yaitu kesamaan antara penerimaan dan pengeluaran. Sekali lagi
perlu dikemukakan bahwa ini menyangkut kebijaksanaan budget sebagai
bagian dari kebijaksanaan ekonomi yang dianut oleh pemerintah.

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 4

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

Dalam rangka perencanaan dan penyusunan anggaran ini penting di-


kemukakan adanya perubahan dalam cara klasifikasinya. Dan ini terkait eras
dengan orientasi perkembangan dalam perencanaan dan penyusunan
anggaran yang barn, yaitu performance budgeting dan apa yang disebut
PPBS (Planning, Programming, Budgeting System)'. Mengenai yang terakhir
ini dalam bahasa Indonesia disebut dengan sistim perencanaan, pembuatan
program dan anggaran (SIPPA). Tentang ini perlu dikemukakan bahwa
pelaksanaan yang sebenarnya seringkali bukan pelaksanaan performance
budgeting ataupun penggunaan SIPPA secara sepenuhnya, tetapi suatu
usaha yang lebih didasarkan pada prinsip-prinsipnya.
Kemudian berkembang pula suatu sistim baru yaitu PPBS (Planning,
Programming and Budgeting System). Dalam pengembangan sistim baru ini
penyusunan anggaran berorientasi kepada perencanaan strategic,
pertimbangan kepada pengaruhnya secara ekologis dan dalam jangka waktu
ke muka, Serta berdasarkan alas usaha pencapaian tujuan-tujuan.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, di sini dikemukakan
pembedaan ciri-ciri pokok antara ketiga sistim anggaran tersebut, yang
disusun oleh A. Kadir Prawiraatmadja.
1. Object budget yang:
a. berorientasi kepada pertanggungan jawab (accounting),
b. berdasarkan obyek-obyek pengeluaran (object of expenditures
atau_inputs), dan
c. bcrpangkal kepada satuan-satuan organisasi (organization
units).
2. Performance budget, yang:
a. berorientasi kepada penata-laksanaan (management control),
b. pelaksanaan dari hasil-hasil berdasarkan pendayagunaan
(efficiency outputs) dan
c. berpangkal kepada kegiatan-kegiatan (activities).

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 5

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

3. PPBS budget (David Novick, dalam bukunya Program Budgeting,


menyebutnya pula Program budget), yang:
a. berorientasi kepada perencanaan strategic (strategic planning),
b. berdasarkan tekanan pengaruhnya (impact) baik secara ekologis
maupun secara jangka waktu ke muka (teleologis/futuristis), dan
c. berpangkal kepada penentuan tujuan-tujuan (objectives),
dengan mempert i mbangkan/memperhitungkan bermacam-macam
alternatif. Penyusunan anggaran pada tahap terakhir disampaikan oleh
pemerintah, seringkali oleh pimpinan pemerintah sendiri kepada badan
legislatif untuk dibahas dan kemudian disetujui.

C. PELAKSANAAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN


Segi anggaran belanja yang kedua adalah segi pengeluaran. Pada
umumnya pengeluaran negara didasarkan atas:
1. Pemenuhan kebutuhan rutin pemerintahan,
2. Usaha-usaha pertumbuhan ekonomi dan pembangunan pada
umumnya,
3. Pertimbangan stabilitas ekonomi, dan
4. Pemenuhan kebutuhan jangka pendek yang tumbuh karena
perkembangan keadaan negara dan masyarakat.
Terutama struktur dan komposisi pengeluaran anggaran akan
memberikan landasan bagi suatu usaha pembangunan. Seperti telah
dikemukakan terdahulu, penyusunan anggaran dan khususnya segi
pengeluaran, sebaiknya dikaitkan dengan usaha pembangunan berencana
serta perencanaan tahunannya. Dengan demikian alokasi pembiayaan
dilaksanakan berdasar kegiatan-kegiatan usaha yang memang perlu
dilakukan dalam usaha pembangunan, serta dengan prioritas-prioritasnya.
Mengenai klasifikasi pengeluaran, juga telah dikemukakan tentang
adanya orientasi barn yang mengarah kepada pelaksanaan performance
budgeting dan prinsip-prinsip PPBS atau SIPPA. pengeluaran-pengeluaran

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 6

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

diklasifisir berdasar fungsi pemerintahan yang pada umumnya dibagi di


dalam berbagai program-program kegiatan usaha. Dan supaya program
kegiatan usaha ini juga menjadi lebih kongkrit untuk keperluan manajemen,
pelaksanaannya dibagi pula dalam suatu unit kegiatan lebih kecil dan
komponen yang disebut proyek. Unit kegiatan tersebut rnerupakan bagian
dari seluruh kegiatan usaha program yang paling cocok untuk penghitungan
ongkos dan manfaatnya, serta paling mudah untuk pembinaan keperluan
anggarannya. Mengenai klasifikasi anggaran di Indonesia telah dikemukakan
di bagian yang terdahulu. Sebagai contoh tentang pembagian dari sektor,
sub-sektor, program dan proyek di sini dilampirkan tabel berikut.
Anggaran pengeluaran pada umumnya terbagi atas dua bagian, yaitu
anggaran rutin (current expenditure) dan anggaran pembangunan
(development expenditure). Kemudian sesuai dengan klasifikasi fungsionil,
anggaran pembangunan tersebut dibagi untuk anggaran berbagai sektor
kegiatan pembangunan. Dalam rangka keserasian antara rencana dan
anggaran, perlu diusahakan beberapa hal. Mengenai ini Khalid berpendapat:
1. Perlunya anggaran meliputi secara menyeluruh kegiatan-kegiatan
sektor pemerintahan.
2. Menyusun struktur anggaran dalam rangka apa yang ingin dihasilkan
dan kegiatan-kegiatan yang perlu untuk itu dalam berbagai program dan
proyek.
3. Penggunaan analisa laba-rugi (cost-efectiveness analysis) untuk
mengalokir biaya-biaya pengeluaran kepada berbagai fungsi, program
dan proyek tersebut.
4. Pengawasan pelaksanaan anggaran pengeluaran dan
5. Penyusunan prosedur-prosedur pelaksanaan anggaran
Menurut pendapat Williamson, ada beberapa ciri-ciri tertentu dari pada
pengeluaran negara yang terdapat pada negara-negara baru berkembang
jika dibandingkan dengan praktek di negara-negara industri maju yaitu:
a. jumlah yang lebih besar dari anggaran pengeluaran negara dipakai

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 7

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

untuk investasi dalam prasarana ekonomi.


b. Bagian kecil dari jumlah seluruh pengeluaran dipakai untuk keperluan
penyantunan sosial.
c. jumlah biaya pengeluaran untuk tugas-tugas administratif rutin
biasanya tinggi.Oleh karena itu tingkat dan komposisi pengeluaran rutin
perlu diusahakan penyempurnaannya, guna mengurangi kebocoran-
kebocoran atau pengeluaran yang kurang relevan dan lebih diserasikan
dengan anggaran pembangunan.
Dalam pelaksanakan pembiayaan, terutama biaya pembangunan,
perlulah didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, pencapaian
tujuan kegiatan usaha (product goal) dengan biaya yang seefisien mungkin.
Dalam hal ini perencanaan unit kegiatan usaha atau proyek tertentu perlu
diusahakan sebaik mungkin, kemudian dilakukan 'pengendalian serta
pengawasan atas pelaksanaannya. Kedua, dapat dipertanggung jawabkan
serta sejauh mungkin mengurangi kebocoran dan penyelewengan. Di sini
lebih menyangkut pelaksanaan pembiayaan dilihal dari segi pertanggungan
jawab keuangannya. Untuk itu perlu diadakan penyernpurnaan di bidang pre-
audit, cara-cara transaksi keuangan yang baik (penyempurnaan administrasi
keuangan) dan post-audit. Ketiga, pertimbangan-pertimbangan manajemen
pelaksanaan kegiatan-kegiatan usaha atau proyek yang dibiayai dari
anggaran negara. Tentang hal ini perlulah dikembangkan dan disempurnakan
manajemen kegiatan-kegiatan usaha proyek tersebut, termasuk
pengendalian dan pengawasannya. Kemudian adalah perlu terdapat suatu
fleksibilitas dalam pelaksanaan biaya pembangunan. Sudah barang tentu
keluwesan ini harts menjaga keterarahan dan tetap menghindari keborosan.
Salah satu aspek penting dari pengeluaran pembiayaan pembangunan
adalah pengeluaran anggaran yang merupakan kekayaan negara yang
kemudian dipisahkan untuk menjadi modal keseluruhan, atau sebagian dari
suatu kegiatan usaha seni pemerintah, atau perusahaan yang tunduk pada
perundangundangan perusahaan swasta (Perseroan Terbatas). Dalam hal ini

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 8

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

perlu perhalian mengenai ketentuan-ketentuan tentang pemisahan kekayaan


negara tersebut, Serta syarat-syarat penggunaan dana itu yang jelas dengan
kegiatan usaha atau perusahaan penerima. Pada akhirnya, hasil-hasil yang
diperoleh dari pelaksanaan ketentuan-ketentuan itu, menjadi dasar yang
perlu diperhalikan dalam aspek penerimaan anggaran. Kecuali itu adakalanya
terjadi pengaturan pengeluaran anggaran negara yang dimaksudkan untuk
menggairahkan sektor swasta. Pengaturan ini dilakukan melalui berbagai
lembaga-lembaga keuangan. Dalam hal ini misalnya pengaturan dana dari
anggaran negara sebagai pemisahan kekayaan negara (dalam bentuk equity
atau modal partisipasi), atau sebagai pinjaman kepada bank-bank (peme-
rintah), lembaga-lembaga keuangan untuk pembangunan, lembaga jaminan
kredit, dan lain-lain. Dalam hal ini juga perlu adanya ketentuan-ketentuan
yang jelas tentang pengaturan atas pemisahan itu serta syarat-syaratnya
(terms).

D. PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DI DAERAH.


Uraian di sini dimaksudkan mengenai pembiayaan pembangunan yang
dilakukan pada tingkat daerah, terutama dalam rangka pelaksanaan
otonominva, vaitu sebagai negara bagian ataupun sebagai pemerintah
daerah otonom. Pemerintah daerah juga menerima pendapatan-pendapatan
dan perlu pula melakukan pengeluaran keuangan. Sebaiknya hal ini
dilakukan dan didasarkan pula atas sesuatu penyusunan anggaran daerah
yang disyahkan. Hal ini sedang terus disempurnakan di Indonesia.
Mengenai penerimaan keuangan daerah dapat dikemukakan antara
lain sumber-sumbernya sebagai berikut:
1. Dari pendapatan dan melalui pajak yang sepenuhnya diserahkan
kepada daerah atau yang bukan menjadi kewenangan pemajakan
pemerintah pusat dan masih ada potensinya di daerah.
2. Penerimaan dari jasa-jasa pelayanan daerah, seperti misalnya
retribusi, tarif perizinan tertentu, dan lain-lain.

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 9

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

3. pendapatan-pendapatan daerah yang diperoleh dari keuntungan per-


usahaan-perusahaan daerah. Yaitu perusahaan-perusahaan yang
mendapatkan modal sebagian atau seluruhnya dari kekayaan daerah
(merupakan bagian dari kekayaan negara).
4. Penerimaan daerah dari perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Dengan ini dimaksudkan sebagai bagian
penerimaan tertentu dari pajak-pajak yang dipungut pemerintah pusat
dan kemudian diserahkan kepada daerah. Tentang hal ini untuk masing-
masing daerah berbeda-beda persentase penerimaannya, karena kriteria
kondisi daerah yang berbeda-beda.
5. Pendapatan daerah karena pemberian subsidi secara langsung atau
yang penggunaannya ditentukan (earmarked) untuk daerah tersebut.
Sebagai contoh di Indonesia, ialah pelaksanaan instruksi-instruksi
Presiders mengenai bantuan-bantuan tertentu kepada daerah untuk
maksud-maksud pembangunan daerah.
6. Seringkali terdapat pula pemberian bantuan dari pemerintah pusat
yang bersifat khusus karena keadaan-keadaan tertentu. Di Indonesia hal
ini disebut ganjaran.
7. Penerimaan-penerimaan daerah yang didapat dari pinjaman-pinjaman
yang dilakukan pemerintah daerah.
Sudah barang tentu terdapat berbagai variasi sesuai dengan peranan
pemerintahan negara masing-masing. Hasil penerimaan-penerimaan
tersebut dipergunakan oleh pemerintah daerah (di sini selalu dimaksud
negara bagian, pemerintah daerah otonom atau yang serupa) untuk
keperluan-keperluan pembiayaan rutin maupun pembiayaan pembangunan
dari pemerintahan daerah tersebut. Kebanyakan dalam kenyataannya,
bagian terbesar dari jumlah penerimaan daerah dipergunakan untuk
keperluan rutin tugas-tugas administratif pemerintahan daerah. Bahagian
yang relatif lebih kecil, dipergunakan bagi pengeluaranpengeluaran
pembiayaan pembangunan daerah. Sehalnya keuangan daerah juga akan

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 10

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

tercermin dengan meningkatnya bagian yang dapat dipergunakan bagi


pengeluaran pembiayaan pembangunan.
Namun bagaimanapun juga beberapa pertimbangan dalam
pembiayaan pembangunan daerah ini perlu dilakukan. Pertama, supaya
pembiayaan pembangunan daerah harus konsisten dengan pembiayaan
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan pusat di daerah tersebut.
Konsistensi ini akan lebih menjamin proses pertumbuhan ekonomi daerah.
Dengan Baling menunjangnya kegiatan usaha pembangunan yang dibiayai
oleh pemerintah daerah dengan kegiatan-kegiatan usaha atau proyek-
proyek pemerintahan pusat, maka dapat ditingkatkan manfaat kegiatan
usaha tersebut.
Kedua, lebih baik apabila pengeluaran pembiayaan daerah dilakukan
pula dalam rangka perencanaan pembangunan daerah dan juga
dicerminkan dalam suatu anggaran belanja daerah. Dengan ini
dimaksudkan juga adanya pertanggungan jawab legislatif.
Ketiga, perlunya pula pengeluaran pembiayaan pembangunan daerah
tersebut dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip efisiensi dan atas dasar
ongkos dan manfaat. Seringkali karena kekurangan tenaga-tenaga yang
cukup mampu di tingkat daerah, demikian pula kurangnya konsultan-
konsultan yang lebih baik, maka hal itu belurn mendapatkan perhalian yang
cukup di daerah. Keempat, orientasi dari pengeluaran pembiayaan
pembangunan dalam hubungannya dengan penggairahan kegiatan
masyarakat atau sektor swasta. Dalam hal Nang terakhir ini, dua hal
merupakan keterbatasan dari pemerintah daerah, yaitu karena terbatasnya
biaya-biaya untuk pembangunan, atau karena hal ini dianggap lebih
merupakan togas pemerintahan pusat secara nasional, atau karena peranan
pemerintah daerah fungsinya membatasi hal itu.
Keterbatasan sumber-sumber pembiayaan pembangunan disebabkan
antara lain karena kemampuan pemajakan di tingkat daerah masih kurang,
karena pemerintahan pusat belum atau tidak memindahkan kewenangan

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 11

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

pemajakan yang berarti kepada daerah-daerah (pemajakan yang


diserahkan secara langsung maupun dalam rangka sharing ). Daerah
kekurangan kekuasaan pemajakan (taxing power).'-'' Mengenai kurangnya
kemampuan perpajakan di tingkat daerah, disebabkan antara lain oleh
karena memang lemahnya kemampuan administratif perpajakkan daerah
dan untuk daerah-daerah yang tradisionil agraris, kesulitan karena sifat-sifat
kemasyarakatan yang belum "depersonalized". Untuk daerah-daerah
perkotaan, di mana hubungan-hubungan yang non pribadi dan bersifat
resmi lebih bisa dilakukan, keada relatif Iebih baik.

E. ADMINISTRASI PERALATAN DAN PERBEKALAN


Dalam rangka pelaksanaan administrasi keuangan, seringkali
diabaikan mengenai pengurusan masalah milik-milik fisik pemerintahan dan
peralatannya. Sedangkan hal tersebut merupakan bagian pengeluaran
keuangan negara yang besar. Oleh karena itu perhalian juga mulai diarahkan
kepada masalah tersebut. Di samping itu administrasi keuangan yang baik
perlu dilengkapi dengan administrasi peralatan dan perbekalan. Sehingga
dapat diketahui secara baik apa yang telah dipunyai, pemeliharaannya dan
apa yang masih dibutuhkan. Administrasi peralatan dan perbekalan sebagai
proses tersendiri, meliputi perencanaan, penentuan kebutuhan, anggaran
kebutuhan, pengadaan, penyimpanan (storage), pemeliharaan,
penghapusan dan inventarisasi. Dengan cara pengaturan seperti itu maka
diharapkan administrasi peralatan dan perbekalan tidak saja mernenuhi
fungsinya sebagai bagian dan administrasi keuangan yang baik, tetapi juga
merupakan bagian dalam perencanaan dan penyelenggaraan suatu kegiatan
pemerintahan atau proyek. Banyak negara-negara barn berkembang seeing
mengalami, bahwa suatu kegiatan atau proyek terbengkalai atau mengalami
kemunduran oleh karena kurang sempurnanya administrasi peralatan dan
perbekalan.
Berbagai masalah administrasi peralatan dan perbekalan dapat dilihal

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 12

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan secara menyeluruh. Hal ini


misalnya penyusunan standar-standar mengenai barang-barang dan cara-
cara pembelian secara nasional, sehingga pembelian-pembelian dapat
dilakukan tanpa mengalami keborosan. Bahkan kadangkala beberapa negara
tertentu mempunyai badan pengadaan atau pembelian pusat. Alasan untuk
adanya badan tersebut adalah, antara lain supaya dalam pembelian-
pembelian besar dapat dilakukan secara lebih hemat. Demikian pula dapat
diusahakan supaya satu badan pemerintahan tidak berkelebihan barang
tertentu, sedang badan pemerintahan lain kekurangan. Dalam cara-cara
pembelian dengan dikembangkannya kemampuan maupun standar-standar,
dapat diusahakan kurangnya badan-badan pemerintahan dibohongi dalam
penyediaan barangbarang yang kwalitasnya kurang baik atau kerugian lain.
Namun dernikiian suatu badan yang berpusat dalam bidang
pengadaan/pembelian ini, berada dalam suatu keadaan di many dava tarik
untuk melakukan hal-hal yang kurang wajar acialah besar sekah (kurangnya
gaji, monopoli kewenangan, hubungan pribadi dan lain-lain). Maka suatu
badan terpusat itu justru mengandung bahava-bahava tertentu. Apalagi bila
diingat, bahwa masalah peralatan dan perbekalan dapat dilihal baik dalam
masing-masing unit kegiatan atau proyek-proyek pemerintah. Misalnya
mengenai kriteria tehnis, standar barang, keperluannya dalam kwalitas. Oleh
karena itu cara-cara pengadaan Serra pemeliharaan, dengan penempatan
administrasi peralatan dan perbekalan di dalam kerangka rencana dan
pelaksanaan kegiatan proyekprovek pemerintah tersebut, dianggap lebih
efisien.
Administrasi peralatan dan perbekalan dengan demikian dapat dilihal
dalam kerangka perencanaan dan pelaksanaan unit-unit kegiatan atau
proyekprovek pemerintah. Secara nasional dapat diusahakan adanya
kebijaksanaan, rencana dan standar-standar yang bersifat umum dan yang
mengenai pokokpokok secara nasional, sedangkan pelaksanaan administrasi
peralatan dan perbekalan didesentralisir. Hal ini juga beralasan oleh karena

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 13

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

pengetahuan teknis yang terperinci tentang berbagai peralatan baru yang


diperlukan dalain rangka pembangunan, menghendaki pengetahuan
profesionil yang tinggi dalam kegiatan masing-masing bidang. Uraian lebih
lanjut menitik beratkan kepada pokok-pokok masalah yang perlu mendapat
perhalian dalam proses pelaksanaan administrasi peralatan dan perbekalan.
Dalam perencanaan peralatan dan perbekalan, maka standardisasi,
intensifikasi teknik peralatan dan, perbekalan, sangat menolong
penyusunannya. Pengetahuan akan barang, sesuai dengan perkembangan
produksi barangbatang dan icknologi, perlu dipunvai dan ditingkatkan secara
terns mencrus oleh Para pejabat yang bekerja di bidang ini. Seringkali
barang-barang be- lum aus (obsolete) secara teknis, tetapi sudah aus secara
ekonomis-ataupun teknologis.
Perencanaan tersebut terdahulu, dikaitkan secara langsung dengan
penentuan kebutuhan peralatan dan perbekalan untuk sesuatu kegiatan
pemerintah atau proyek. Dengan pertimbangan persediaan peralatan dan
perbekalan yang ada, dan jangka waktu ausnya peralatan dan perbekalan
tersebut secara teknis, ekonomis maupun teknologis, volume pekerjaan
yang dihadapi Serta macam-macam kegiatannya, kemudian ditentukan
kebutuhan peralatan dan perbekalan itu. Atas dasar rencana dan penentuan
kebutuhan tersebut, disusun pula anggarannya. Anggaran untuk peralatan
dan perbekalan sebaiknya tercantum dalam anggaran suatu kegiatan
pemerintah atau proyek. Perlu dikernukakan di sini bahwa tidak hanya
dirasakan kebutuhan menentukan anggaran, namun juga seringkali
kebutuhan itu harus memperhalikan tersedianya anggaran. Anggaran itu
tidak hanya meliputi pembelian atau pengadaan, tetapi juga sebaiknya
meliputi pula anggaran untuk pemeliharaan dan perbaikannya, penyimpanan
dan penyaluran, serta lain-lain yang berhubungan dengan administrasi
peralatan dan perbekalan yang baik. Anggaran untuk pemeliharaan ini
seringkali terabaikan dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah di banyak
negara-negara barn berkembang.

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 14

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

Pengadaan (procurement) tidak selalu harus dilaksanakan dengan


pembelian. Tetapi didasarkan atas pilihan berbagai alternatif dengan
berpedoman pada prinsip-prinsip mana yang paling praktis, hemat, sesuai
dan tepat. Pengadaan dapat dilaksanakan dengan pembelian, penyewaan,
peminjaman, penukaran, pembikinan dan perbaikan. Hal-hal yang perlu
diperhalikan dalam rangka penyempurnaan pengadaan dengan pembelian
adalah antara lain:
a. Spesifikasi teknik barang yang dikehendaki.
b. Penyempurnaan di bidang tender, antara lain kualifikasi perusahaan-
perusahaan yang ikut tender. Tender dapat dilakukan secara terbuka
atau terbatas. Namun ada hal-hal yang dapat dilakukan dengan pesanan
langsung, misalnya dalam keadaan mendesak.
c. Penyempurnaan dalam rangka penyusunan kontrak jual-beli dan
syaratsyarat niaga yang tercantum dalam kontrak. Hal itu dimaksudkan
supaya isi kontrak atau syarat-syarat niaga tidak akan menimbulkan
kerugian bagi fihak pembeli.
d. Penelitian biaya asuransi dan pengangkutan sering dimasukkan di
dalam kontrak, tetapi juga bisa berdasarkan persetujuan tersendiri.
e. Penyempurnaan aspek-aspek hukum dari pengadaan/pembelian
seperti ketentuan tentang klaim dan lain-lain."
f. Hal ini akan lebih rumit lagi apabila diingat bahwa dalam rangka pem-
bangunan, unit kegiatan maupun proyek-proyek perlu mengadakan
pengadaan dari luar negeri.
Bagian yang tak kalah pentingnya akan tetapi sering kurang
diindahkan dalam administrasi peralatan dan perbekalan adalah masalah
penyimpanan. Dalam hal ini berperanan sekali soal gudang. Penyimpanan
dalam rangka pengadaan seringkali harus dilakukan berkali-kah, misalnya
penyimpanan waktu kedatangan di pelabuhan, penyimpanan pada tempat
lokasi dan lain-lain.
Tetapi vang paling menonjol kurang perhalian adalah di bidang

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 15

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

pemeliharaan (maintenance). Dengan pemeliharaan yang baik, teratur dan


cermat, diharapkan akan dapat menambah umur (life time) peralatan dan
perbekalan. Demikian pula pengurangan atau pencegahan kerusakan yang
lebih bestir. Pemeliharaan juga ditujukan ke arah peningkatan efisiensi
peralatan. Dilihal dari jangka umur sesuatu peralatan, maka pemeliharaan
yang baik merupakan penghematan biaya.
Bentuk pemeliharaan ada berbagai ragam, misalnya ada pemeliharaan
atau perawatan yang bersifat pencegahan terhadap kerusakan-kerusakan.
Kemudian, ada perawatan yang dilakukan secara berkala sehingga umur
peralatan dapat seefisien mungkin. Pemeliharaan boleh juga berarti
perbaikan-perbaikan atau reparasi. Dan tentang ini mungkin ada perbaikan
yang dapat dilakukan setempat, ataupun pada bengkel-bengkel khusus.
Kemudian pemeliharaan dapat berbentuk rehabilitasi (rebuild reconditioning)
peralatan dan perbekalan.
Peralatan dan perbekalan yang sudah dianggap rusak atau berlebih,
sebaiknva dihapuskan. Penghapusan (disposal) paling sedikit akan
mengurangi tanggungjawab pengawasan terhadap barang, penambahan
ruangan yang tersedia, kebersihan, bahkan penghematan biaya untuk
penyimpanan. Dalam hal ini yang merupakan masalah adalah mengenai
barang-barang yang sebetulnya belum aus secara teknis tetapi sudah aus
secara ekonomis/ wknologis. Perlu diperhalikan keinungkinan penggunaannya
untuk bidangbidang pekerjaan yang masih melakukan cara-cara kerja yang
sederhana. Penghapusan dapat dilakukan dengan pengrusakan (barang-
barang yang sama sekali tak dapat dipakai), ditransfer ke badan lain, atau
dijual.
Di negara-negara barn berkembang pemilikan atas barang-barang fisik,
termasuk gedung-gedung, kantor, kendaraan, berbagai peralatan, seringkali
lemah inventarisasinya. Sedangkan inventarisasi milik negara tersebut bukan
saja memberikan pengetahuan tentang bahagian dari kekayaan negara, te-
rapi juga memungkinkan untuk mengetahui kebutuhan yang masih diperlu-

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 16

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

kan. Demikian pula dapat dijadikan dasar bagi standardisasi, penggantian,


penentuan aus dan lain-lain. Hal itu juga diperlukan sebagai alat pengawas-
an. Pada pokoknya inventarisasi menjadi salah satu alat dan bagian yang
penting dalam keseluruhan administrasi peralatan dan perbekalan. Dalam
rangka inventarisasi ini, perlu dilakukan secara terns menerus
penyempurnaan klasifikasi inventarisasi menurut jenis peralatan dan
perbekalan. Dan apabila inventarisasi dilakukan secara berkala, maka cara
penilaian harganya perlu ditentukan, karena perubahan-perubahan harga,
penyusutan, adanya kerusakan barang dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan
supaya gambaran tentang kekayaan negara tersebut tetap tercermin dengan
baik."

F. PENGAWASAN KEUANGAN
Pengawasan keuangan atau post-audit harus dibedakan dengan
penutupan pembukuan anggaran. Penutupan buku anggaran untuk sesuatu
tahun tertentu adalah penerbitan neraca anggaran secara menyeluruh,
sebagai hasil pelaksanaan anggaran sesuatu tahun tertentu. Sedangkan
fungsi pengawasan keuangan adalah verifikasi terhadap kesyahan transaksi-
transaksi keuangan dan ketepatan tata pembukuannva. Dengan ini berarti
suatu penilaian dan pengecekan terhadap tata pembukuan pelaksanaan
keuangan pemerintah.
Fungsi pengawasan keuangan atau post-audit ini pada umumnya
dilakukan oleh suatu badan administratif yang bebas, dan bahkan dapat
melaporkan hasil pengawasan tersebut kepada pimpinan pemerintahan dan
kepada badan legislatif. Badan tersebut dapat memberikan laporan tahunan
maupun laporan khusus mengenai sehalnya pelaksanaan keuangan negara.
Oleh karma itu keanggotaan badan administratif ini mempunyai kedudukan
yang tinggi, dan bahkan untuk beberapa hal tertentu, mempunyai kedudukan
"judicial or semi judicial". Ada pula yang menempatkan badan tersebut bebas
dari pemerintahan eksekutif. Biarpun suatu badan lain diadakan di dalam

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu


Administrasi Pembangunan Kesehatan 17

Suhadi, SKM, M.Kes

Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu Bab XI

lingkungan pemerintahan eksekutif sebagai badan auditnya pemerintah.


Tentang hal-hal untuk keadaan Indonesia, telah dikemukakan terdahulu.
Kecuali adanya suatu pengawasan keuangan yang dilakukan secara
nasional bebas dari pemerintahan eksekutif, maka ada pengavasan keuangan
yang dilakukan oleh pemerintahan eksekutif sendiri. Demikian pula seringkali
diadakan pengawasan keuangan di dalam masing-masing badan pemerintah-
an, dengan pembentukan suatu inspektorat. Macam pengawasan keuangan
tertentu dapat pula dilakukan misalnya bagi perusahaan-perusahaan negara,
atau transaksi-transaksi perusahaan yang menggunakan kekayaan negara
sebagai modal keseluruhan atau sebagian.
Namun demikian apabila terjadi pengawasan keuangan yang
berlebihan, maka hal itu akan menghambat pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pemerintahan. Tara hubungan yang baik antara berbagai macam
pengawasan keuangan dan tingkat-tingkatnya, perlu diusahakan untuk
menghindari kesimpangsiuran. Pada pokoknya tujuan pengawasan keuangan
adalah supaya terdapat jaminan pelaksanaan pemerintahan diselenggarakan
secara dapat dipertanggung jawabkan, namun tetap memberikan keluwesan
bagi pelaksanaan kerja pemerintahan.

Bahan Ajar Hanya Untuk Dilingkungan Jurusan Kesmas FMIPA Unhalu

Anda mungkin juga menyukai