Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS SISTEM MANAJEMEN DALAM KEGIATAN PENJARINGAN

KESEHATAN ANAK SEKOLAH DASAR DI PUSKESMAS KABUPATEN DEMAK

Cicilia Ninik S *) Atik Mawarni**) Ayun Sriatmi**)


*) Dosen STIKES Telogorejo Semarang
**)Dosen Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRAK
Salah satu faktor penting keberhasilan sistem penjaringan kesehatan anak SD adalah peran
manajemen Puskesmas dalam pengelolaan program tersebut. Peran manajerial Puskesmas terkait program
tersebut adalah dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Berdasarkan data
dari DKK Kabupaten Demak, cakupan penjaringan kesehatan anak SD tahun 2011 adalah 100%.
Penelusuran lebih lanjut ternyata hasil cakupan yang dihitung adalah hanya berdasarkan jumlah SD yang
dilakukan program penjaringan yaitu 683 SD. Berdasarkan petunjuk teknis dari program penjaringan
kesehatan anak sekolah, seharusnya perhitungan cakupan berdasarkan jumlah murid SD yang diperiksa
kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
dibagi dengan jumlah murid SD dan setingkat pada suatu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
dikalikan 100%. Langkah persiapan Tim Penjaringan, Puskesmas dan DKK Kabupaten Demak belum
menyusun perencanaan yang baik dan terstruktur. Pelaksanaannya juga belum baik, pengawasan dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan belum dilaksanakan, pencatatan-pelaporan akhir kegiatan juga belum
berjalan. Akibat aspek input yang belum dikelola baik maka akan berpengaruh terhadap berjalannya
fungsi manajemen di Puskesmas, yang akhirnya menentukan ouput dan outcome dalam sistem
penjaringan kesehatan tersebut.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif melalui observasi dan wawancara mendalam.
Informan utama penelitian ini adalah 8 orang terdiri 4 penanggung jawab UKS dan 4 orang pelaksana
UKS dan informan triangulasi terdiri dari 4 orang Kepala Puskesmas, 4 orang Guru UKS, 4 orang Kepala
UPTD Pendidikan Kecamatan, 1 orang Kasi UKS DKK yang diambil secara purposive. Pengolahan dan
analisis data penelitian menggunakan metode content analysis.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam sistem manajemen penjaringan kesehatan anak SD
di Puskesmas Kabupaten Demak pada 1) aspek input, a) petugas yang terlibat langsung masih kurang,
baik perawat, perawat gigi, petugas gizi, petugas laboratorium, petugas promosi kesehatan, dan guru/wali
kelas; belum pernah ada yang mengikuti pelatihan. Kendalanya jadwal penjaringan bersamaan dengan
program yang lain atau undangan rapat ke DKK sehingga tim tidak lengkap dalam melaksanakan kegiatan;
b) dana khusus untuk penjaringan dari dana BOK untuk transportasi tim; c) sarana prasarana berupa set
THT, set gigi, timbangan, tensimeter, stetoskop, alat periksa mata, senter yang dimanfaatkan baik
sehingga penjaringan tetap berjalan; sarana dikelola oleh bendahara barang namun tidak dilakukan
pemeliharaan berkala dan kalibrasi; d) tim berpedoman pada buku petunjuk teknis penjaringan kesehatan
anak SD yang telah disosialisasikan ke Tim dan dipahami. 2) Aspek proses : a) perencanaan dilakukan
melalui lokakarya mini dengan pembentukan tim, menyusun anggaran, penyusunan jadwal dan
pengumpulan alat-alat dilakukan oleh penanggung jawab program penjaringan. b) pengarahan dan
sosialisasi penjaringan kepada Tim dilakukan oleh Kepala Puskesmas saat lokakarya mini, Koordinasi
antara Kepala Puskesmas dengan Tim dilakukan ketika ada surat edaran penjaringan. Penanggung jawab
UKS mempersiapkan rencana kegiatan di wilayah Puskesmas masing-masing. Motivasi oleh Kepala
Puskesmas kepada tim dengan pemberian uang transport kegiatan, sedangkan motivasi semangat kerja
tidak pernah diberikan. Tim melakukan pemeriksaan keadaan umum, fisik, gigi dan mulut, penilaian
status gizi, pemberian obat cacing untuk semua anak dan pemeriksaan mental emosional, namun tidak
melakukan pemeriksaan anemia dan kecacingan, mental emotional, kesegaran jasmani, pemberian garam

Analisis Sistem Manajemen Dalam Kegiatan.... (Cicilia Ninik S) 281


beryodium. Apabila tim tidak lengkap/berhalangan maka tugasnya dikerjakan oleh anggota tim yang hadir.
Kepala Puskesmas sebagai supervisor jarang melakukan pemantauan langsung kegiatan. c) Mekanisme
pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan dilakukan dengan merekap kegiatan tersebut sesuai dengan
format dalam petunjuk teknis dan dilaporkan ke DKK oleh penanggung jawab program Puskesmas. Tidak
semua Kepala Puskesmas supervisi dan monitoring pelaksanaannya. 3) Aspek output, penyakit yang
ditemukan pada penjaringan adalah ISPA, penyakit kulit, gigi caries, penyakit gondok. Kendalanya pada
pengisian format pencatatan dan pelaporan hasil penjaringan perlu waktu lama, tim tidak hadir semua
saat kegiatan dan masih ada siswa yang tidak masuk sekolah.

Kata kunci : Input, proses, penjaringan kesehatan

ABSTRACT

One of the critical success factors of child health netting system is the primary health center
management role in the management of the program. Managerial roles related to health center program is
in the planning, mobilizing and evaluation. In Demak regency clinic coverage calculated results are based
solely on the number of elementary schools do crawl. Detection team preparations, health centers and
health districts Demak have good planning and structured. Implementation is also not good, monitoring
and evaluation activities have not been implemented, the end of the recording-reporting is also not
running. As a result of input aspect that has not been managed properly it will affect the functioning of the
management at the health center, which ultimately determines the output and outcomes in the healthcare
system crawl.
The study was a descriptive exploratory through observation and in-depth interviews. Key
informant study were 8 people comprising 4 people responsible for implementing the school health and 4
school health and informant triangulation consisting of 4 Head Health Center, school health Teachers 4
people, 4 people Chief of district education office, 1 person district chief of health distric that taken
purposively. Processing and analysis of research data using content analysis method.
These results indicate that the recruitment management system health in elementary school children
at the health center Demak are aspects of the input ; the recruitment officers directly involved are still
lacking, there has never been a training, a special fund for the recruitment of BOK funds for
transportation networking team, be a set of infrastructures ENT, set of teeth, scales, tensimeter,
stethoscopes, eye check tool, flashlight; facilities managed by the treasurer of the goods but not
performed periodic maintenance and calibration. Aspects of the process ; planning team building ,
budgeting, scheduling and collection of tools made by those responsible for the recruitment program. The
team do a general condition, physical, dental, nutritional status assessment, provision of de-worming for
all children, but no checks anemia and intestinal worms, mental emotional, physical fitness and the
provision of iodized salt. If a team is incomplete or absent the job done by the team members in
attendance. Head of health centers as supervisor rarely do direct monitoring activities. Recording and
reporting mechanism to recapitalize per primary school. Aspects of output ; the disease was found in
crawl acute respiratory tract infections, skin diseases, dental caries and sometimes mumps. The obstacles
are still there are students who do not attend school.

Keywords: Input, process, output, health detection

282 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vil. II No. 5, Desember 2016 281-288
PENDAHULUAN sehingga pihak SD seringkali tidak melakukan
persiapan-persiapan, termasuk persiapan para
Manajemen merupakan elemen peserta siswanya, sehingga tidak semua peserta
penting dalam pencapaian tujuan didik terjaring. Selain itu pelaksanaan kegiatan
organisasi.Berhasil tidaknya organisasi sangat tersebut dilaksanakan selang beberapa bulan
tergantung dari mutu dan kerja dalam sistem setelah tahun ajaran baru dimulai.
manajemennya.3Unsur-unsur manajemen pada
dasarnya terdiri dari sumber daya, yaitu: men METODE PENELITIAN
(manusia), money (dana), materials
(sarana/bahan baku), machines Jenis penelitian ini menggunakan
(peralatan/prasarana), methode (metode), dan rancangan penelitian kualitatif yang disajikan
market (pasar/masyarakat). Unsur-unsur secara deskriptif eksploratif melalui observasi
manajemen ini harus dapat dimanfaatkan secara dan wawancara mendalam.
efektif dan efisien, melalui penyelenggaraan .Informan utama diambil secara
fungsi-fungsi manajemen yang berupa purposive samplingyaitu berdasarkan wilayah
perencanaan, pelaksanaan, penggerakkan, serta Puskesmas yang dengan beban kerja
pencatatan dan pelaporan.2,3 (berdasarkan jumlah SD yang menjadi
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan tanggungjawab Puskesmas)Informan utama dari
Kabupaten (DKK) Demak cakupan penjaringan 4 Puskesmas sebanyak 8 orang terdiri atas 4
kesehatan anak SD pada tahun 2011 adalah orang penanggung jawab/koordinator program
100%. Berdasarkan penelusuran lebih lanjut dan 4 orang pelaksana kegiatan
ternyata hasil cakupan yang dihitung adalah penjaringan.Pengolahan dan analisis data
hanya berdasarkan jumlah SD yang dilakukan dilakukan dengan metode content analysis.
program penjaringan yaitu sebanyak 683 SD,
sedangkan berdasarkan petunjuk teknis dari HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
program penjaringan kesehatan anak sekolah,
seharusnya perhitungan cakupan berdasarkan 1. Aspek Input dalam Manajemen Sistem
jumlah murid SD yang diperiksa kesehatannya Penjaringan Kesehatan Anak SD
oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih a. Sumber Daya Manusia
disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu jumlah tenaga kesehatan yang
dibagi dengan jumlah murid SD dan setingkat ada dan terlibat selama ini belum
pada suatu wilayah kerja dalam kurun waktu mencukupi untuk pelaksanaan kegiatan
yang sama dikalikan 100%. Dengan demikian penjaringan kesehatan anak SD. tim
terlihat bahwa ada perbedaan sudut pandang yang terlibat adalah perawat/perawat
dalam menilai cakupan penjaringan kesehatan gigi, petugas gizi, petugas laboratorium,
anak sekolah dasar. petugas promosi kesehatan, dan
Informasi dari Kepala Seksi UKS guru/wali kelas, tenaga yang terlibat
DKK Demak bahwa sumber daya manusia untuk dalam Tim Penjaringan yang ada diatur
melaksanakan program penjaringan kesehatan sedemikian sehingga pelaksanaan
anak SD di Kabupaten Demak masih terbatas penjaringan tetap bisa berjalan dan jika
karena untuk satu wilayah kerja Puskesmas tidak bisa menjalankan kegiatan
terdapat kurang lebih 20-30 SD. Hal ini tentunya digantikan dengan pelaksana lainnya.
menjadi beban kerja yang cukup berat untuk tim Ketrampilan Tim penjaringan kesehatan
penjaringan kesehatan anak SD. anak SD adalah standar cukup
Terkait dengan proses informasi dari baik.karena pemeriksaannnya hanya
salah satu Guru UKS di dua SD yang merupakan pemeriksan dasar dan pemeriksaan
kegiatan perencanaan diketahui bahwa untuk deteksi dini saja yang sudah
puskesmas tidak membuat penjadwalan yang berlangsung dari beberapa tahun yang
terstruktur dan pelaksanaan dan kegiatan lalu sehingga tim sudah bisa
penjaringan kesehatan anak sekolah dasar menjalankan tugasnya. Tidak ada jenis
terkadang tanpa sosialisasi sebelumnya, pelatihan yang sudah diikuit oleh

Analisis Sistem Manajemen Dalam Kegiatan.... (Cicilia Ninik S) 283


pelaksana penjaringan kesehatan anak
SD selama ini. d. Metode
Sumber daya yang terampil Petugas dari tim penjaringan
sangat penting dalam mendukung kesehatan anak SD tidak mempunyai
pelaksanaan hasil yang diharapkan. Hal buku petunjuk teknis penjaringan anak
ini mengacu pada Buku Petunjuk Teknis SD, tetapi buku tersebut sudah
Standar Pelayanan Minimal Bidang disosilisasikan ke semua tim
Kesehatan Kabupaten/Kota, tenaga penjaringan sehingga mereka bisa
kesehatan adalah tenaga medis, memahami isi buku tersebut.
keperawatan, atau petugas Puskesmas Buku petunjuk teknis
lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga penjaringan kesehatan anak sekolah
pelaksana UKS/UKGS. Dalam hal ini merupakan pedoman yang menjadi
maka dokter, perawat, perawat gigi, acuan dalam melaksanakan suatu
petugas laboratorium, petugas gizi, dan kegiatan, dengan tersedianya buku
petugas promkes serta wali kelas petunjuk teknis di setiap Puskesmas
merupakan kelompok tenaga kesehatan merupakan salah satu faktor
dalam penjaringan kesehatan siswa pendukung supaya kegiatan
sekolah. penjaringan anak SD bisa berjalan
dengan baik serta sesuai dengan
b. Dana prosedur tetap.
Ketersediaan dana khusus
untuk kegiatan penjaringan anak SD 2. Aspek proses dalam manajemen
hanya berasal dari dana BOK yang sistem penjaringan kesehatan anak
dipakai hanya untuk memberikan Sekolah Dasar
pengganti uang transportasi bagi Proses perencanaan meliputi
pelaksana kegiatan dari Puskesmas penyusunan anggaran, transport,
dimana dana tersebut dikelola oleh persiapan alat-alat, membuat tim
bendahara BOK. penjaringan dan jadwal kegiatan.
Kegiatan-kegiatan penjaringan
c. Sarana prasarana kesehatan anak sekolah yang harus
Kebutuhan sarana untuk direncanakan dahulu melalui lokakarya
kegiatan penjaringan kesehatan anak mini, pembentuk tim, menyusun
SD adalah set THT, set gigi, anggaran, penyusunan jadwal dan
timbangan, tensi, senter, snellen pengumpulan alat-alat. Dimana yang
untuk periksa mata, stetoskop yang bertanggung jawab adalah penanggung
disediakan oleh bendahara barang jawab program. Koordinasi kepala
Puskesmas.Akan tetapi kondisi sudah Puskesmas bersama koordinator dan tim
tidak layak untuk dipakai dalam dilakukan setahun sekali ketika
kegiatan karena belum distandarisasi mendapat surat edaran dari DKK.
ulang.sehingga akan berpengaruh Sebagai supervisor kepala Puskesmas
terhadap ketepatan hasil jarang sekali memberikan motivasi
pememriksaan. secara langsung ketika di Puskesmas
Sarana adalah segala jenis ataupun saat tim berada di sekolah saat
peralatan, perlengkapan kerja dan kegiatan berlangsung (supervisi)
fasilitas yang berfungsi sebagai alat sehingga motivasi mereka menjadi
utama/pembantu dalam pelaksanaan menurun. Beberapa pemeriksaan
pekerjaan, dan juga dalam rangka kesehatan yang tidak dilakukan oleh tim
kepentingan yang sedang berhubungan penjaringan adalah pemeriksaan
dengan organisasi kerja dimana alat kecacingan, anemia, pemeriksaan
tersebut harus selalu dalam kondisi mental emotional, dan pemeriksaan
yang baik. kesegaran jasmani dengan kendala pada

284 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vil. II No. 5, Desember 2016 281-288
pengambilan sampel yang susah juga dalam melaksanakan kegiatan atau tugas
terkendala waktu pelaksanaan yang sehari-hari
terlalu lama Beberapa pemeriksaan Menurut petunjuk teknis
kesehatan yang tidak dilakukan oleh tim penjaringan kesehatan anak SD setiap
penjaringan adalah pemeriksaan pemeriksaan harus dilakukan, apabila
kecacingan, anemia, pemeriksaan ada pemeriksaan yang tidak dilakukan
mental emotional, dan pemeriksaan untuk deteksi dini terhadap anak SD
kesegaran jasmani dengan kendala pada yang baru masuk sekolah menjadi tidak
pengambilan sampel yang susah juga lengkap, dan dengan begitu
terkendala waktu pelaksanaan yang menunjukkan tidak semua resiko-resiko
terlalu lama. pada anak-anak SD bisa terdeteksi
Mekanisme pencatatan dan dengan benar. Anak-anak SD yang tidak
pelaporan hasil kegiatan penjaringan masuk sekolah tidak dilakukan
anak SD dengan merekap kegiatan di pemeriksaan kesehatannya
setiap SD dari hasil pemeriksaan tim menunjukkan bahwa tidak semua anak-
penjaringan kesehatan berdasarkan anak SD di wilayah Puskesmas terjaring
format yang dari DKK dan kesehatannya, dan ini berarti juga tidak
melaporkannya ke DKK.Penyerahan terdeteksi secara dini tentang
laporan dari Puskesmas ke DKK banyak kesehatannya
yang terlambat bahkan ada yang tidak
tahu kapan harus diserahkan ke Menurut Peraturan Menteri
DKK.Berkaitan dengan perhitungan Kesehatan RepublikIndonesia Nomor
cakupan penjaringan kesehatan anak SD 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang
selama ini diungkapkan oleh lima Standar Pelayanan Minimal Bidang
informan utama bahwa perhitungan Kesehatan di Kabupaten/ Kota
cakupan penjaringan kesehatan anak disebutkan bahwa penjaringan kesehatan
sekolah dasar berdasarkan jumlah SD anak sekolah merupakan salah satu
yang dijaring dikalikan 100 %. program SPM kesehatan yang dalam
Jadwal adalah pembagian waktu pelaksanaannya termasuk kedalam 11
berdasarkan rencana pengaturan urutan indikator dasar pelayanan kesehatan ibu
kerja(26). Bila setiap jadwal bisa dipatuhi dan anak. Mengacu Petunjuk Teknis
tentunya urutan kerja dalam organisasi Standar Pelayanan Minimal Bidang
bisa terlaksana dengan baik. Monitoring Kesehatan Kabupaten/Kota disebutkan
adalah proses rutin pengumpulan data bahwa cakupan penjaringan kesehatan
dan pengukuran kemajuan atas objektif siswa SD dan setingkat adalah
program.(24) Apabila monitoring jarang pemeriksaan kesehatan umum,
dilakukan tentunya proses kemajuan kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan
suatu program tidak akan dapat setingkat melalui penjaringan kesehatan
diketahui. terhadap murid kelas 1 SD dan
Supervisi adalah melakukan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan
pengamatan secara langsung dan berkala oleh tenaga kesehatan bersama guru dan
oleh atasan terhadap pekerjaan yang dokter kecil. Rumus cakupan tersebut
dilaksanakan oleh bawahan untuk adalah jumlah murid SD dan setingkat
kemudian apabila ditemukan masalah, yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga
segera diberikan petunjuk atau bantuan kesehatan atau tenaga terlatih (guru
yang bersifat langsung guna UKS/dokter kecil) melalui penjaringan
mengatasinya. Kegiatan supervisi adalah kesehatan disatu wilayah kerja pada
kegiatan-kegiatan yang terencana kurun waktu tertentu dibagi jumlah
seorang manajer melalui aktifitas murid SD dan setingkat disatu wilayah
bimbingan, pengarahan, observasi, kerja pada kurun waktu yang sama
motivasi dan evaluasi pada stafnya dikalikan 100%.

Analisis Sistem Manajemen Dalam Kegiatan.... (Cicilia Ninik S) 285


KESIMPULAN
3. Aspek output dalam manajemen
sistem penjaringan kesehatan anak 1. Aspek input:
Sekolah Dasar a. Sumber daya manusia, jumlah petugas
Semua jadwal penjaringan yang terlibat di Puskesmas masih
kesehatan anak SD terlaksana dengan kurang.Petugas kesehatan yang terlibat
baik walaupun terkadang waktunya langsung adalah perawat, perawat gigi,
harus mundur karena pihak SD yang petugas gizi, petugas laboratorium,
meminta jadwalnya diundur. Penyakit petugas promosi kesehatan, dan
yang ditemukan pada anak SD yaitu guru/wali kelas.Petugas pelaksana
ISPA, penyakit kulit, gigi caries dan ada belum pernah ada yang mengikuti
juga penyakit gondok bahwa penyakit pelatihan berkaitan dengan kegiatan
yang ditemukan pada anak SD yaitu tersebut. Kendala yang dihadapinya
ISPA, penyakit kulit, gigi caries dan ada adalah jadwal bersamaan dengan
juga penyakit gondok dan perilaku program yang lain atau ada undangan
hidup bersih dan sehat pada anak-anak rapat ke DKK sehingga tim penjaringan
masih kurang, karena banyak yang tidak tidak lengkap dalam melaksanakan
mencuci tangan pada saat mau makan kegiatannya.
saat di sekolah. b. dana, dana khusus untuk penjaringan
kesehatan berasal dari dana BOK hanya
Salah satu tujuan khusus digunakan untuk biaya transportasi tim
penjaringan kesehatan adalah tersebut.
terdeteksinya secara dini masalah c. sarana prasarana, sarana/alat yang
kesehatan peserta didik2.Sesuai hasil digunakan adalah set THT, set gigi,
kegiatan penjaringan kesehatan anak timbangan, tensimeter, stetoskop, alat
SD, penyakit-penyakit atau masalah periksa mata dan senter. Sarana yang
yang sering muncul adalah ISPA, caries ada dimanfaatkan sebaik-baiknya
dan penyakit kulit. Kondisi ini memang sehingga penjaringan kesehatan tetap
sering dan wajar dialami oleh sebagian berjalan meskipun masih ada alat yang
besar anak SD, akan tetapi jika tidak kurang.Sarana yang ada dikelola oleh
dilakukan tindakan preventif dan kuratif bendahara barang namun tidak
maka kondisi tersebut dapat dilakukan pemeliharaan berkala dan
menyebabkangangguan terhadap proses kalibrasi terhadap alat tersebut.
pembelajaran. d. metode, berpedoman pada buku petunjuk
Perilaku hidup bersih dan sehat teknis penjaringan kesehatan anak SD.
(PHBS) merupakan satu indikator Buku tersebut telah disosialisasikan ke
tercapinya tujuan dari penjaringan tim dan dijadikan pedoman dalam
kesehatan3.Tetapi menjadi hal pelaksanaan penjaringan. Tim juga telah
sebaliknya bahwa kondisi siswa yang memahami buku petunjuk tersebut.
kurang dalam menerapkan PHBS 2. Aspek proses:
menjadi gambaran bahwa belum a. Perencanaan, perencanaan penjaringan
tercapainya tujuan dilakukan melalui lokakarya mini
penjaringan.Kurangnya PHBS siswa dengan pembentuk tim, menyusun
juga erat kaitannya dengan penyakit anggaran, penyusunan jadwal dan
yang muncul pada siswa. pengumpulan alat-alat. Penyusunan
jadwal kegiatan dilakukan oleh
. penanggung jawab program penjaringan
sebelum kegiatan dilakukan dengan
melibatkan anggota tim yang lain agar
pelaksanaannya dapat diikuti semua
anggota tim tersebut. Apabila jadwalnya

286 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vil. II No. 5, Desember 2016 281-288
bersamaan dengan jadwal kegiatan yang tidak pernah melakukan kegiatan
lain maka anggota tim tidak bisa tersebut.
mengikuti penjaringan diganti oleh 3. Aspek output :
tenaga kesehatan lain di Puskesmas. penyakit yang ditemukan pada
b. Penggerakan, pengarahan dan sosialisasi penjaringan adalah ISPA, penyakit kulit,
penjaringan kepada Tim dilakukan oleh gigi caries dan kadang-kadang penyakit
Kepala Puskesmas melalui lokakarya gondok. Kejadian penyakit tersebut
mini Koordinasi antara Kepala berhubungan dengan perilaku hidup
Puskesmas dengan Tim Penjaringan bersih dan sehat. Kendala yang dijumpai
dilakukan ketika ada surat edaran di dalam pelaksanaan kegiatan yaitu
melakukan penjaringan dengan pengisian format pencatatan dan
berkoordinasi dengan penanggung pelaporan hasil penjaringan perlu waktu
jawab program tersebut di tingkat lama, tim tidak hadir semua saat
Puskesmas. Motivasi diberikan oleh kegiatan penjaringan di SD dan masih
Kepala Puskesmas kepada tim dalam ada siswa yang tidak masuk sekolah
bentuk pemberian uang transport untuk sehingga tidak terjaring kesehatannya.
kegiatan, sedangkan motivasi semangat
kerja tidak pernah diberikan oleh Kepala
Puskesmas. Tim tersebut melakukan SARAN
pemeriksaan keadaan umum, fisik, gigi
dan mulut, penilaian status gizi, 1. Bagi Puskesmas
pemberian obat cacing untuk semua Tim penjaringan kesehatan anak
anak dan pemeriksaan mental emosional. SD bersama dengan Kepala
Namun tidak melakukan pemeriksaan Puskesmas lebih meningkatkan
anemia dan kecacingan, mental perencanaan yang baik untuk
emotional dan kesegaran jasmani. menjalankan kegiatan penjaringan
Pemeriksaan penunjang dilakukan hanya anak SD dan program-program yang
pada pemberian garam beryodium. lain di Puskesmas.
Apabila Tim Penjaringan tidak lengkap
atau berhalangan tidak hadir maka 2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten
tugasnya dikerjakan atau dirangkap oleh Demak
anggota tim yang hadir. Kepala DKK diharapkan lebih
Puskesmas sebagai supervisor jarang meningkatkan pemberian motivasi dan
melakukan pemantauan langsung merencanakan anggaran untuk
kegiatan penjaringan. pendanaan kegiatan penjaringan anak
c. Pencatatan dan pelaporan, mekanisme SD terutama untuk sarana dan
pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan prasarananya.
penjaringan dilakukan dengan merekap
kegiatan tersebut sesuai dengan format
dalam petunjuk teknis yang ditentukan DAFTAR PUSTAKA
dan dilaporkan ke DKK oleh
penanggung jawab program di Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Puskesmas. Perhitungan cakupan Kabupaten Demak Tahun 2011-2016
penjaringan kesehatan anak SD adalah
jumlah SD yang dijaring dibagi dengan Kenikwno files wordpress.com,
semua SD diwilayah itu dan dikalikan Usaha Kesehatan Sekolah Tingkat
100%. Kepala Puskesmas melakukan Sekolah Dasar.
supervisi dan monitoring pelaksanaan
penjaringan kesehatan anak SD, namun Departemen Kesehatan Republik
masih ada juga Kepala Puskesmas yang Indonesia, 2002, Petunjuk
Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah,

Analisis Sistem Manajemen Dalam Kegiatan.... (Cicilia Ninik S) 287


Ditjen Bina Pelayanan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, 2008,
Masyarakat, Jakarta. Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan
di Sekolah, Departemen Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Jakarta.
Indonesia, 2007, Profil Kesehatan
Indonesia, Jakarta. Kepmenkes Nomor :
828/MENKES/SK/IX/2008.
Alma, Buchari, 2002. Manajemen Perhitungan Cakupan Penjaringan,
Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Jakarta
Edisi Revisi, Cetakan Ke lima,
Alfabeta. Bandung. Christine Daymon Immy Holloway,
2008, Riset Kualitatif Dalam Public
Handoko, T.H. 2003. Manajemen. Relations dan Marketing
Edisi 11. Cetakan 18. Penerbit. PBFE. Communications, Bentang, Bandung.
Yogyakarta.
Moleong, Lexy J, 2008, Metodologi
Azwar, Asrul,Pengantar 1996, Penelitian Kualitatif, PT Remaja
Administrasi Kesehatan,Bina Rupa Rosdakarya, Bandung.
Aksara, Jakarta.
Sugiyono, 2003. Metodologi
Satrianegara, Fais M. & Siti Saleha. Penelitian Administrasi. PT Alfabeta,
2009, Buku Ajar Organisasi dan Bandung.
manajemen Pelayanan Kesehatan
serta Kebidanan, Salemba http://id.shvoong.com/business-
Medika,Jakarta. manajemen/human-
resouces/21224600 pengertian sumber
Gibson,L, James, John M, Ivancevich daya manusia
& James H, Donnely,Jr. 1997,
Organisasi dan Manajemen, Erlangga, Amaniah Nur, 2009, Hubungan Faktor
Jakarta. Manajemen dan Tenaga Pelaksana
UKGS dengan cakupan Pelayanan
A.A Gde Muninjaya, 1999, UGS serta status Kesehatan Gigi dan
Manajemen Kesehatan, EGC, Jakarta. mulut Murid Sekolah Dasar di Kab.
Tamiyang Aceh. Jurnal Ilmiah
Loveridge Catherine, 1996, Nursing
Manajement in the New Paradigm. http/www.sarjanako.com/2012/04/pen
AN ASPEN PUBLICATION, gertian motivasi menurut para
Gaithersburg, Maryland. ahli.html

hhtp/id. shvoong.com/medicine and http://id.shvoong.com/business-


health/2138650 (WHO 1994) manajemen/human-
resouces/21224600 pengertian
Departemen Kesehatan RI, 1998, monitoring
Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I,
Jakarta. http://vivitardyansah.blogspot.com/20
11/01/pengertian-koordinasi.html
Tim Reformasi Puskesmas
Departemen Kesehatan dan Kessos http://www.artikata.com/arti-331247-
RI, 2001, Paradigma Baru Puskesmas jadwal.html
di Era Desentralisasi, Jakarta.

288 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vil. II No. 5, Desember 2016 281-288

Anda mungkin juga menyukai