Trad Mill LLLLL
Trad Mill LLLLL
A. Pendahuluan
Modul ini berisi tentang teknik treadmill Test, kegunaan uji latih jantung,
keuntungan uji latih jantung, kerugian uji latih jantung,Tingkat probabliti pra-uji
berdasarkan usia, jenis kelamin dan keluhan, Indikasi Uji Latih Jantung, Kontra
Indikasi Absolut, Kontraindikasi Relatif, Uji Latih Jantung adekuat vs inadekuat.
Tes Treadmill atau Uji latih jantung (ULJ) adalah merekam aktivitas
kelistrikan jantung selama latihan fisik yang berdampak terhadap peningkatan
kebutuhan oksigen pada jantung. Latihan fisik yang dilakukan pasien dapat
berupa pasien berjalan pada ban berjalan atau treadmill.
Modul ini mengajak pembacanya memahami Pemeriksaan uji latih
jantung dengan menggunakan alat tradmill dengan memahami terlebih dahulu
pengertian treadmill test, kegunaan, uji latih jantung dan Kontra Indikasi
Absolut, Kontraindikasi Relatif, Uji Latih Jantung. Bagian ini akan memudahkan
dalam mengetahui lebih jauh terkait pemeriksaan Uji Latih Jantung.
Treadmill test adalah uji latih jantung beban dengan cara memberikan
stress fisiologi yang dapat menyebabkan abnormalitas kardiovaskuler yang
tidak ditemukan pada saat istirahat. Pemeriksaan ini dapat memberikan
informasi apakah jantung Anda memiliki asupan darah dan oksigen dari
sirkulasi saat terjadi stres fisik yang mungkin tidak muncul pada EKG saat
istirahat. Pemeriksaan ini juga dapat memberikan informasi penting apabila
ada kelainan dari irama jantung dan tekanan darah.
B. Kompetensi Dasar
Mampu menjelaskan Definisi Treadmill Test, fisiologi latihan fisik,
kegunaan uji latih jantung, keuntungan uji latih jantung, kerugian uji latih
janting,Tingkat probabliti pra-uji berdasarkan usia, jenis kelamin dan keluhan,
Indikasi, Kontra Indikasi Absolut, Kontra indikasi Relatif, Uji Latih Jantung.
C. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
1. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan Kegunaan Uji Latih
Jantung.
2. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan Keuntungan Uji Latih
Jantung.
3. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan Kerugian Uji Latih
Jantung.
4. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan Tingkat probabliti pra-
uji berdasarkan usia, jenis kelamin dan keluhan Uji Latih Jantung.
5. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan Indikasi Uji Latih
Jantung
6. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan Kontra Indikasi Absolut
Uji Latih Jantung.
7. Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan Kontra indikasi Relatif
Uji Latih Jantung.
8. Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya Pemeriksaan Uji Latih Jantung
(Treadmill Test).
D. Kegiatan Belajar 1
3. Rangkuman
Data dapat didefinisikan sebagai fakta tercatat tentang sesuatu
objek. Jadi, apa pun yang berupa catatan tentang sesuatu objek dapat
disebut data. Jenis-jenis data diantaranya data teks, data numerik, data
gambar, data video dan data audio.
4. Tes Formatif
E. Kegiatan Belajar 2
2) Isi sekuncup
Isi sekuncup adalah jumlah darah yang dikeluarkan jantung
pada setiap kali kontraksi. Produk isi sekuncup dan dneyut jantung
menghasilkan curah jantung. Isi sekuncup sama dengan volume
diastole akhir dikurangi volume sistol akhir. Jadi, pengisian
diastole yang lebih besar (beban awal = preload) akan
meningkatkan isi sekuncup. Sedangkan faktor yang
meningkatkan tekanan darah arteri akan menahan darah keluar
dari ventikrl (beban akhir = afterload), sehingga isi sekuncup
berkurang.
Pada latihan fisik, isi sekuncup meningkat mendekati 50-
60% kapasitas maksimal, selebihnya kenaikan curah jantung
disebabkan oleh peningkatan frekuensi denyut jantung. Tidak
jelas apakah kenaikan isi sekuncup itu disebabkan oleh kenaikan
volume diastole akhir atau penurunan volume sistolik akhir, tetapi
tampaknya fungsi ventrikel, posisi tubuh dan intensitas latihan fisik
ikut menentukan.
d. Interaksi
Terdapat interaksi antara kelainan perfusi miokard sebagai
manifestasi uji latih dan fungsi miokard. Respon EKG dan angina
sangat erat hubungannya dengan iskemia miokard (penyakit jantung
koroner). sedangkan kapasitas latihan fisik, respon tekanan darah
sistol dan denyut jantung dipengaruhi oleh iskemia miokard, disfungsi
miokard, respon perifer, atau kombinasi ketiganya. Iskemia yang
terjadisaat latihan fisik menimbulkan gangguan fungsi jantung,
sehingga kemampuannya berkurang dan tekanan darah sistolik
turun, sulit dipisahkan apakah ini dampak iskemia ataukah dampak
gangguan fungsi ventrikel.
Beratnya iskemia atau luasnya miokard yang terancam secara
klinis dapat diketahui dari respon negatif pada denyut jantung,
tekanan darah sistol dan kemampuan latihan fisik. Namun, baik fraksi
ejeksi saat istirahat maupun pada latihan fisik (juga perubahannya
saat
Latihan fisik) tidak berkolerasi dengan v02max. Meskipun
pada pasien dengan keluhan atau gejala iskemia. Tanda iskemia
yang terjadi pada latihan fisik (angina, depresi ST defect thallium,
kelainan gerakan dinding ventrikel) tak berkolerasi satu sama lain.
Iskemia tanpa angina (silent ischemia) tidak tampak berpengaruh
terhadap kemampuan latihan fisik pada pasien penyakit jantung
koroner. Meskipun curah jantung umumnya dianggap sebagai
penentu utama kapasitas latihan jantung, faktor perifer juga berperan
penting dalam membatasi atau menambah kapasitas latihan fisik.
e. Perfusi Miocard
Meskipun denyut jantung dan isi sekuncup penting dalam
menentukan pengambilan oksigen maksimal maupun konsumsi
oksigen miocard, tetapi konsumsi oksigen miocard mempunyai
penentuan independen lain. Beban metabolik relatif seluruh tubuh
aau jantung saja di tentukan oleh faktor yang berbeda, sehingga bila
ilakukan suatu intervensi perubahannya tiak paralel. Meskipun
jantung saat istirahat hanya menerima 4% dari seluruh curah jantung,
tetap menyerap 10% pengambilan oksigen sistemik. α-Vo2 difference
yang lebar (10-12 volume persen) saat istirahat ini disebabkan oleh
ekstraksi yang hampir maksimal dalam sirkulasi koroner. Bila miocard
memerlukan lebih banyak oksigen, aliran darah koroner harus
ditingkatkan dengan cara dilatasi arteri koroner. Pada orang normal
yang melakukan latihan fisik, aliran darah koroner dapat meningkat
sampai 5 kali saat istirahat.
Peningkatan kebutuhan oksigen miocard pada saat latihan
fisik dinamik merupakan kunci penggunaan uji latih jantung sebagai
sarana diagnostik penyakit jantung koroner. Dalam praktek konsumsi
oksigen miocard tak apat diukur langsung, tetapi kebutuhan relatifnya
dapat diperkirakan dari faktor penentu, seperti denyut jantung,
regangan dinding ( tekanan ventrikel kiri dan volume diastolik),
kontraktilitas dan beban jantung. Meskipun semua faktor ini
meningkat saat latihan fisik, tetapi kelainan denyut jantung yang
paling membahayakan pasien dengan penyempitan arteri koroner.
Kenaikan frekuensi denyut jantung mengakibatkan pemendekan fase
diastol- pengisian ventrikel, yang merupakan fase dimana aliran
darah koroner paling besar. Pada kondisi normal, terjadi dilatasi
koroner; tetapi pada penyempitan arteri koroner, dilatasi terbatas
padahal aliran sudah menurun akibat fase diastolik yang pendek.
Situasi ini menimbulkan aliran darah koroner yang tidak adekuat
demikian halnya suplay oksigen. Perubahan nilai ambang ini
disebabkan oleh spasme arteri koroner.
2. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan benar !
1. Jelaskan 3 kegunaan respon sistem kardiovaskular pada latihan fisik
2. Jelaskan mengenai VO2max
3. Menjelaskan faktor sentral yang mempengaruhi O2max
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi isi sekuncup
5. Menjelaskan makna curah jantungdan faktor-faktor yang mempengaruhi
6. Menjelaskan faktor perifer yang mempengaruhi VO2max
7. Menjelaskan makna a-v O2 difference
8. Menjelaskan makna konsumsi oksigen (oxygen consumption)
9. Menjelaskan interaksi kelainan perfusi miocard yang ditimbulkan oleh
latihan dengan fungsi miocard
10. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruh perfusi miocard
3. Rangkuman
Data dapat didefinisikan sebagai fakta tercatat tentang sesuatu
objek. Jadi, apa pun yang berupa catatan tentang sesuatu objek dapat
disebut data. Jenis-jenis data diantaranya data teks, data numerik, data
gambar, data video dan data audio.
4. Tes Formatif
2) Kelas 2a.
Pasien dengan diagnose angina pectoris tak satbil dengan
resiko sedang dengan enzim jantung yang normal, jika dilakukan
pemeriksaan EKG ulang maka tetap tidak ada perubahan yang
bermakna, enzim jantung 6-12 jam setelah adanya keluhan normal,
dan tidak terdapat keluhan ataupun bukti lain yang mendukung
terjadinya iskemia selama observasi berlangsung.
b) ULJ bagi subyek tanpa keluhan atau tidak diketahui menderitas PJK
1) Kelas 1 : tidak ada
2) Kelas 2a : pasien diabetes mellitus asimptomatis yang akan
menjalani latihan fisik berat
3) Kelas 2b
a) Subyek dengan faktor risiko multiple
b) Laki-laki usia > 45 tahun dan perempuan > 55 tahun tanpa
keluhan, yang akan memulai latihan fisik berat (terutama bila
biasanya diam)
c) Pekera yang berdamak besar pada keselamatan public
d) Berisiko PJK karena penyakit lain yang dideritanya
4) Kelas 3
Skrining rutin pada pria atau wanita tanpa keluhan.
f. Keterbatasan ULJ
Sebelum membuat surat permintaan ULJ, dokter perlu
memahami Bayes’ theorem dan keterbatasan ULJ.
1) Bayes’ theorem menyatakan bahwa, besarnya kemungkinan
hasil ULJ positif di pengaruhi oleh kecenderungan tes positif
pada suatu kelompok tertentu yang pernah menjalani ULJ
(pretest probability). Semakin tinggi kemungkinan ada penyakit
pada suatu kelompok tertentu sebelum tes di kerjakan, semakin
tinggi kemungkinan hasil tes yang positif benar-benar positif (true
positive).
a) Pretest probability terbagi atas kemungkinan sangat rendah,
rendah, sedang dan tinggi.
b) Pretest probability di tentukan oleh keluhan, usia, jenis
kelamin, dan faktor risiko.
2) Kemungkinan subyek dengan EKG yang abnormal benar-benar
menderita PJK, lebih tinggi pada orang tua dengan faktor risiko
multipel di banding usia muda tanpa faktor risiko.
a) ULJ paling baik di lakukan pada pasien risiko sedang dengan
keluhan atipikal atau pasien risiko rendah dengan keluhan
tipikal
b) Untuk populasi umum ULJ mempunyai sensitifitas 68% dan
spesifisitas 70%. Nilai sensitifitas dan spesifisitas lebih
rendah pada subyek berisiko rendah. Nilai sensitifitas dan
spesifisitas lebih tinggi pada subyek berisiko tinggi, dan juga
bila pasien dengan LVH, depresi ST saat istirahat, atau
minum digoxin, tidak disertakan.
c) Setelah kemungkinan pra ULJ, sensitifitas dan spesifisitas
diketahui, Positive Predictive Value (PPV) dapat dihitung.
PPV merupakan nilai dimana kecenderungan kelainan EKG
pada ULJ benar memberikan hasil positif. Ini sangat
tergantung pada kemungkinan pra ULJ (prevalensi penyakit)
pada populasi yang di periksa. Misalnya pada populasi
berisiko rendah, PPV dari ULJ hanya 21%, sedangkan pada
populasi berisiko tinggi PPV meningkat menjadi 83%.
g. Kondisi Pra Ulj (Usia, Jenis Kelamin, Dan Keluhan) Dan Kemungkinan
Mengalami PJK
2. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan benar !
1. Jelaskan keuntungan ULJ
2. Jelaskan kerugian ULJ
3. Jelaskan indikasi ULJ
4. Jelaskan kontraindikasi ULJ
5. Jelaskan keterbatasan ULJ
3. Rangkuman
Data dapat didefinisikan sebagai fakta tercatat tentang sesuatu
objek. Jadi, apa pun yang berupa catatan tentang sesuatu objek dapat
disebut data. Jenis-jenis data diantaranya data teks, data numerik, data
gambar, data video dan data audio.
4. Tes Formatif
G. Kunci Jawaban
1. Tes formatif 1
Text
2. Tes formatif 2
Text
3. Tes formatif 3
4. Text
H. Daftar Pustaka
text