Anda di halaman 1dari 61

Manajemen

memberikan dukungan dan dorongan untuk proyek pengembangan serta

menyerasikan sistem informasi dengan strategi perusahaan.

Akuntan

1.sbg pemakai SIA

2.sbg komite pelaksana sistem informasi

3.mendesain, mengawasi, serta menguji

Komite pelaksana sistem informasi

merencanakan dan mengawasi fungsi sistem informasi


Analisis sistem dan programmer

Analis sistem mempelajari sistem yang ada, mendesain yg baru, dan

membuat spesifikasi yang digunakan programmer komputer. Programmer

komputer menulis program komputer dengan menggunakan spesifikasi

yang dikembangkan analis.

Dengan telah dikembangkannya sistem yang baru, maka

diharapkan akan terjadi peninkatan-peningkatan di sistem yang

baru.

Peningkatan – Peningkatan ini berhubungan dengan PIECES :

1. Perfomance ( kinerja )

Peningkatan kinerja sistem yang baik dari mulai data disiapkan,

dimanilpulasi , dihasilkan dan didistribusikan dalam waktu yang

singkat.

2. Information
Informasi yang dihasilkan berkualitas, terhindar dari kesalahan,

bermanfaat dan kini, up-date ( baru )

3. Economy

Secara ekonomis terrjadi peningkatan manfaat

4. Control

Sistem terkendali dengan baik, terhindar dari kesalahan input ,

proses dan output.

5. Efficiency

Opersi sistem menjadi leih efisien , pemanfaatan sumberdaya yang

tepat.

6. Service

Sistem dapat memberi pelayanan yang baik .

Bentuk Rancangan sistem dalam bentuk tampilan layar yang

dibuat dengan menggunakan bahasa program yang merupakan

hasil pengembangan sistem menjadi sistem yang baru


Prinsip Pengembangan Sistem

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang paling

besar. Investasi modal harus mempertimbangkan beberapa hal :

. Bila alternatif yang diabaikan dan sudah terlanjur

menanamkan dana ke suatu proyek investasi tertentu.

. Investasi yang terbaik harus bernilai

Investasi ini baru menguntungkan jika manfaat atau hasil baliknya

lebih besar dari biayanya..

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan banak orang yang

terdidik.

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam

proses Pengembagan sistem.

5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.

6. Jangan takut membatalkan proyek.


7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman pengembangan

sistem.

Alasan pentingnya perencanaan dalam pengembangan sistem

adalah:

. Mengurangi ketidak pastian ( Informasi rencana induk )

. Meningkatkan ekonomi operasi ( intergritas dan otomatisasi

. Memusatkan perhatian pada tujuan ( penetapan tujuan )

. Menyediakan sarana guna mengendalikan operasi.

( pengembangan ,penerapan dan operasi )

Mengumpulkan data, dalam upaya mengumpulkan data, a

nda akan meninjau dokumen tertulis, mewawancarai pega

wai dan manager, membuat kuesioner dan mengobservasi

rang dan proses-proses di tempat kerja. 2.


Menganalisa data, data yang telah dikumpulkan kemudian

dianalisis. Ada banyak piranti analitik yang dapat dipakai,

piranti pemodelan memungkinkan analisis system menam

pilkan representasi system dalam bentuk gambar, misal d

ata flow diagram atau diagram aliran data. Dan Perangkat

CASE (Computer Aided Software Engineering) adalah progr

am yang mengotomatisasi berbagai aktivitas SDLC. Conto

h programnya ialah Analyst Pro, Visible Analyst dan Syste

m Architect. 3.

Menulis laporan, perlu membuat laporan setelah selesai m

elakukan analisis. Ada 3 bagian, yang pertama, harus me

njelaskan cara bekerja system yang sudah ada. Kedua, har

us menjelaskan masalah-masalah pasa system yang ada.

Ketiga harus mendeskripsikan ketentuan-ketentuan untuk

system baru dan memberikan rekomendasi tentang apa y

ang akan dilakukan selanjutnya.

Membuat desain awal, desin awal mendeskripsikan kpabili

tas fungsional secar umum dari system system informasi y

ang diusulkan. Perangkat yang digunakan pada fase ini ad

alah perangkat CASE dan perangkat lunak managemen pr


oyek. Prototyping juga digunakan pada tahap ini,prototypi

ng ialah pengguna workstation, perangkat CASE dan aplik

asi perangkat lunak lain untuk membuat model kerja dari

komponen system sehingga system baru bisa segera diuji

dan dievaluasi. Jadi prototype adalah system dengan kem

apuan kerja terbatas yang dikembangkan untuk menguji k

onsep-konsep desain.2.

Membuat desain yang detail, desain yang detail menggam

barkan bagaimana sistem informasi yang diusulkan mamp

u memberikan kapabilitas yang digambarkan secara umu

m dalam desain awal. 3.

Menulis laporan, semua pekerjaan dala desain awal dan d

esain yang detail akan dikemas dalam laporan yang terper

inci. Anda bisa melakukan persentasi atau diskusi saat me

nyerahkan laporan ini kepada manajemen senior.

Fase Keempat : Mengembnagkan Sistem

Tiga langkah yang diperlukan dalam mengembangkan syst

em 1.
Mengembangkan atau mendapatkan perangkat lunak, ana

lisis system harus membuat keputusan yang

disebut keputusan “membuat

-atau-

membeli’. Dalam keputusan

tersebut, anda menentukan apakah akan membuat progra

menulis sendiri

atauembelinya, yang artinya hanya tinggal membeli pake

t perangkat lunak yang sudah ada.2.

Mendapatkan perangkat lunak, setelah memilih perangkat

lunak, maka selanjutnya meng-uprade perangkat keras un

tuk menjalankan perangkat lunak tersebut. Namun bisa s

aja system tidak membutuhkan perangkat keras, atau per

angkat keras tersebut dapat disewa tanpa harus dibeli. 3.

Menguji system, dengan perangkat lunak dan perangkat k

eras yang telah diperoleh,maka dilakukan pengujian. Biasa

nya dilakukan dalam 2 tahap, yaitu : Pengujian unit : kinerj


a dari masing-masing bagian diteliti dengan menggunakan

data uji (disusun atau sampel). Jika program ditulis sebaga

i usaha kerja sama dari banyak programmer, maka masin

g-masing bagian dari program diuji terpisah.

• Pengujian system : bagian

-bagian dihubungkan bersama-sama dengan menggunaka

n data uji untuk mengetahui apakah bagian-bagian itu dap

at bekerja sama. System juga dapat diuji dengan data ses

ungguhnya dari organisasi.

Fase Kelima : Mengimplementasikan system

1.

Konversi ke system baru, proses transisi dari system infor

masi yang lama ke yang baru, melibatkan konversi peran

gkat keras, perangkat lunak, dan file. Ada 4 strategi untuk

melakukan konversi,yaitu : a.

Implementasi langsung : pengguna hanya berhenti mengg

unakan system yang lama dan mulai mengguanakn yang

baru. b.
Implementasi parallel : Sistem lama dan system yang baru

berjalan berdampingan sampai system baru menunjukkan

keandalannya di saat system lama tidak berfungsi lagi. c.

Implementasi bertahap : bagian-bagian dari system baru d

ibuat dalam fase terpisah-entah waktu yang berbeda(paral

lel) atau sekaligus dalam kelompok-kelompok (langsung).

d.

Implementasi pilot : seluruh system dicoba, namun hanya

oleh beberapa pengguna. Stelah keandalannya terbukti b

arulah system bisa diimplementasikan pada pengguna lai

nnya.

2.

Melatih pengguna, ada banyak piranti yang bisa digunkan

membuat pengguna membuat pengguna mengenal syste

m baru dengan baik,dari dokumentasi hingga video tape h

ingga pelatiah diruang kelas secara langsung ataupun sat

u per satu.

Fase Keenam : Memelihara Sistem


Pemeliharaan system ialah menyesuaikan dan meningkatk

an system dengan cara melakukan audit dan evaluasi sec

ara periodic dan dengan membuat perubahan berdasarka

n kondisi-kondisi baru. Meskipun pengonversian sudah len

gkap, bahkan pengguna sudah dilatih, system tidak bisa b

erjalan dengan sendirinya. Inilah tahap dimana system har

us dimonitor untuk memastikan bahwa system itu berhasil

. Pemeliharaan tidak hanya menjaga agar mesin tetap berj

alan, namun juga meng-upgrade dan meng-update system

agar bisa mengikuti perkembangan produk, jasa, layanan,

peraturan pemerintah, dan ketentuan lain yang baru. Sete

lah beberapa saat, biaya pemeliharaan akan meningkat se

iring makin banyaknya usaha untuk mempertahankan syst

em agar tetap responsive terhadap kebutuhan pengguna.

Dalam beberapa hal, biaya pemeliharaan ini bis

Tahap-Tahap Pengembangan Sistem Informasi

Terlepas dari perbedaan karakteristik yang

melatarbelakangi ketiga
jenis pengembangan tersebut, secara garis besar ada

enam tahap

yang biasa dijadikan sebagal batu pijakan atau model

dalam

melaksanakan aktivitas pengembangan tersebut, yaitu:

perencanaan, analisis, desain, konstruksi, implementasi,

dan

pascaimplementasi seperti digambarkan pada diagram di

bawah ini.

Gambar Konsep Pengembangan Sistem Informasi

Secara umum tahapan informasi sbb:

 Survei sistem / preliminary

 Analisis Sistem

 Desain Sistem

 Pembuatan Sistem

 Implementasi Sistem

 Pemeliharaan Sistem

I. Survei Sistem (Preliminary)

A. Identi'kasi permasalahan, peluang atau arahan

Investigasi awal untuk melihat kebutuhan pengguna.

Berikut

ini contoh investigasi awal.


B. De'nisi Lingkup Kerja

Untuk mengetahui ruang lingkup aplikasi yang akan

dikembangkan beserta rencana tahapan pengembangan

(mulai dari nol atau prototype)

C. Penyusunan Proposal

Proposal yang disusun mencakup gambaran umum

pelaksanaan proyek, jadwal pelaksanaan, rincian biaya,

aplikasi yang akan dikembangkan, analisis keuntungan

dan

metodologi yang akan dipakai

Proposal dinilai oleh klien dalam hal:

 Kelayakan operasional

Apakah secara operasional, sistem yang diusulkan

dapat dilaksanakan dengan sumber daya manusia

yang tersedia, metode training yang ditawarkan,

layanan purna jual/pemeliharaan serta e'siensi dan

efekti'tas sistem usulan

 Kelayakan teknis

Apakah hardware, software yang diusulkan tersedia,

jadwal pelaksanaan proyek 'sibel, dab bagaimana

dengan sistem keamanan data

 Kelayakan ekonomis
Menyangkut biaya pembuatan, implementasi, dan

keuntungan/bene't yang diperoleh

II. Analisis Sistem

Analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah

yang mendekomposisi sebuah sistem menjadi komponen-

komponen penyusunnya dalam rangka mempelajari lebih

jauh

bagaimana komponen sistem tersebut bekerja dan

berinteraksi

dengan komponen lainnya untuk suatu tujuan tertentu.

Desain sistem (sintesis sistem) adalah kelanjutan dari

teknik

pemecahan masalah yang merangkai kembali komponen-

komponen sistem menjadi satu kesatuan sistem yang utuh

dengan harapan telah terbentuk perbaikan sistem.

Analisis sistem dapat diartikan juga sebagai proses untuk

memahami sistem yang ada dengan menganalisis jabatan

dan

uraian tugas (business users), proses bisnis (business

process),

ketentuan/aturan yang ada (business rules), masalah dan


mencari solusinya (business problems & solutions),

business

tools dan berbagai rencana perusahaan (business plans)

Pendekatan analisis sistem biasanya include dalam

metodologi

pengembangan sistem, misal pendekatan Structured

Analysis

Design, Information Engineering, Object-Oriented Analysis,

Accelerated Analysis, Requirements Discovery, Business

Process Reengineering, FAST, dll

Alasan perlunya analisis sistem

 Sebagai Problem solving, yakni mengasumsikan

sistem

lama tidak berfungsi sesuai kebutuhan dan memerlukan

perbaikan untuk dapat digunakan secara baik

 Kebutuhan baru dalam organisasi, sehingga perlu

dilakukan

modi'kasi sistem

 Teknologi baru

 Keinginan meningkatkan performansi sistem secara

keseluruhan

Akti'tas dalam analisis sistem hendaknya dapat menjawab


pertanyaan umum berikut:

 Sistem baru apa yang akan dibangun?

 Sistem apakah yang akan dimodi'kasi atau

ditambahkan

pada sistem lama

Sebelum melakukan analisis sistem, hendaknya susun

rencana

tentang:

Batasan analisis, fakta yang akan dikumpulkan dan

dipelajari

selama analisis, sumber dimana fakta dapat diperoleh,

tujuan

dan kendala yang mungkin dalam analisis, proyeksi

kemungkinan masalah yang akan terjadi selama analisis,

dan

jadwal tentatif analisis

Sumber-sumber fakta analisis sistem:

 Sistem yang ada.

 Sumber internal lain: orang, dokumen, hubungan

antar

orangorganisasi atau fungsi yang ada


 Sumber eksternal: Interface dengan sistem luar,

seminar,

vendor, jurnal, textbook, dll

Aspek-aspek yang dianalisis dalam analisis sistem:

 Business users

 Analisis Jabatan

 Proses bisnis (business process),

 Ketentuan/aturan yang ada (business rules),

 Masalah dan mencari solusinya (business problems

&

solutions),

 Business tools

 Rencana perusahaan (business plans)

III. Desain Sistem

Analisis sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan

what ?.

Desain sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan

how ?.

Desain berkonsentrasi pada bagaimana sistem dibangun

untuk

memenuhi kebutuhan pada fase analisis


Manfaat desain sistem adalah memberikan gambaran

rancang

bangun (blue print) yang lengkap, sebagai penuntun

(guideline) bagi programmer dalam membuat aplikasi

Sistem informasi yang terkomputerisasi setidaknya terdiri

dari:

 Hardware: terdiri dari komponen input, proses,

output, dan

jaringan

 Software: terdiri dari sistem operasi, utilitas, dan

aplikasi

 Data: mencakup struktur data, keamanan dan

integritas

data

 Prosedur: seperti dokumentasi, prosedur sistem,

buku

petunjuk operasional dan teknis

 Manusia: pihak yang terlibat dalam penggunaan

sistem

informasi

Beberapa hal yang dilakukan dalam desain sistem adalah:

 Pemodelan sistem
 Desain Basis data

 Desain Aplikasi

 Desain Perangkat Keras/Jaringan

 Desain Jabatan/Deskripsi Pengguna

IV. Pembuatan Sistem

Buatlah aplikasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat

Selain aplikasi, buatlah juga buku panduan penggunaan

aplikasi agar mudah saat melakukan training pada saat

implementasi.

Lakukan testing aplikasi, diantaranya:

 Testing performa

 Testing program logic / sintaks

 Testing implementasi bisnis rules

 Testing faktor manusia

 Testing bisnis proses / prosedur

 Testing e'siensi input

 Testing ouput

V. Implementasi Sistem

Sebelum implementasi, lakukanlah persiapan secara

matang

mengenai perangkat keras, perangkat lunak, ruangan dan

fasilitas pendukung lainnya.


Beberapa hal yang juga penting diperhatikan dalam

implementasi sistem adalah:

 Konversi

Biasanya diperlukan konversi dari sistem lama ke sistem

baru, apalagi jika sebelumnya juga telah menggunakan

aplikasi terkomputerisasi

 Pelatihan

Lakukan pelatihan secara menyeluruh untuk setiap pihak

yang menggunakan. Jangan lupa lakukan sosialisasi

kepada

pihak-pihak yang terlibat dalam sistem namun tidak

menggunakan aplikasi sistem secara langsung.

 Testing Penerimaan

Lakukan testing selama periode tertentu sebagai proses

belajar.

 Pemeliharaan Sistem

Tahapan pemeliharaan sistem mencakup seluruh proses

yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan,

kelancaran,

dan penyempurnaan sistem yang telah dioperasikan.

Beberapa hal yang harus dilakukan:

 Pemantauan pengoperasian
Libatkan tim pengembang untuk memantau secara

langsung pada waktuwaktu tertentu mengenai bagaimana

pihak-pihak pengguna mengoperasikan sistem yang

dibuat.

 Antisipasi gangguan kecil (bug)

Biasanya selalu ada gangguan kecil dalam suatu aplikasi

yang baru dikembangkan.

 Lakukan penyempurnaan

 Antisipasi faktor-faktor luar

Virus, kerusakan/kehilangan data, atau sistem diakses

oleh

pihak luar

Contoh penerapan sistem informasi keuangan yang

berkualitas

harus memenuhi unsur unsur seperti :

 Relevan

 Akurat dan bisa dipertanggung jawabkan

 Tepat waktu

 Lengkap

 Materialitas

 Mudah Dipahami

 Bebas dari bias


 Bisa dibandingkan dengan laporan sejenis

 Formal dan substantif

 Konsisten dari waktu kewaktu

Informasi keuangan yang disajikan berbentuk laporan

khusus

dan dilaporkan rutin secara periodik. Informasi keuangan

tersebut diolah dari seluruh data keuangan baik yang

berasal

dari internal maupun eksternal perusahaan.

Pengembangan Sistem Informasi bidang KEUANGAN

Sistem informasi manajemen keuangan terdiri atas

beberapa

cabang subsistem didalamnya, diantaranya adalah

subsistem input

keuangan dan subsistem output keuangan sistem

informasi

keuangan

A. Subsistem Input Keuangan

Subsistem input keuangan terdiri dari:

1. Subsistem informasi akuntansi

Subsistem informasi akuntansi merupakan salah satu

bagian
dari sistem informasi manajemen yang bertujuan untuk

menyediakan dan menyajikan informasi keuangan berupa

data data akuntansi. Biasanya hal ini dikenal dengan

nama

sistem informasi akuntansi. Data akuntansi akan mencatat

hal hal yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.

Dimulai dari mencatat seluruh transaksi termasuk

menjelaskan transaksi apa, kapan waktu transaksi

dilakukan, siapa yang melakukan, berapa nilai transaksi

yang dilakukan dan hal lainnya.

2. Subsistem Audit Internal

Subsistem audit internal bertujuan untuk memeriksa

dengan melakukan audit terhadap kondisi keuangan

perusahaan. Audit pada subsitem audit disini adalah audit

internal perusahaan saja. Dilakukan oleh auditor internal

perusahaan. Bukan auditor dari luar perusahaan.

Subsistem

audit membantu perusahaan dalam mengontrol,

mengawasi

dan mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan.

Audit memungkinkan adanya temuan penyimpangan dan

pelanggaran yang mungkin terjadi pada operasional


perusahaan, terutama yang berhubungan dengan alur

keuangan.

Audit internal bisa jadi adalah sistem pengendalian

internal

yang utama bagi perusahaan.

3. Subsistem Intelejen Keuangan

Subsistem intelejen keuangan merupakan sebuah sistem

yang mengumpulkan data dan informasi dari internal

ataupun eksternal perusahaan yang bisa berpengaruh

pada

arus kas perusahaan.

Sistem ini memberikan opsi alternatif sumber pendanaan

sebagai sumber sumber keuangan perusahaan dari luar

yang bisa menambah jumlah dana perusahaan.

B. Subsistem Output Keuangan

Subsistem output keuangan setidaknya terdiri dari:

1. Subsistem Peramalan Keuangan

Subsistem peramalan keuangan akan memprediksi dan

memberikan proyeksi terhadap kondisi keuangan dimasa

yang akan datang, memberikan gambaran dalam

penyusunan perencanaan strategis perusahaan.

Waktu akan terus berputar, perubahan perubahan kondisi


internal maupun kondisi eksternal perusahaan niscaya

akan

terjadi dimasa yang akan datang. Permintaan pasar,

hambatan hambatan, kapasitas produksi dan kondisi

keuangan perusahaan akan mengalami perubahan dari

waktu kewaktu.

Subsistem peramalan keuangan akan membaca hal

tersebut

dengan menggunakan metode kuantitatif atau metode

peramalan non-kuantitatif dalam melakukan peramalan.

Metode peramalan kuantitatif melibatkan hubungan

antara

variabel terikat (kegiatan yang akan diramal) dengan

variabel bebas (kegiatan lain). Contoh regresi bivariate,

regresi sederhana, regresi multivariate.

Metode peramalan non-kuantitatif tidak melibatkan

perhitungan dengan angka, namun berdasarkan pada

pandangan penaksiran yang subyektif. Seperti metode

delphi, teknik consensus panel.

2. Subsistem Manajemen Dana

Subsistem ini berhubungan dengan pengaturan arus kas

perusahaan. Subsistem manajemen dana mengatur arus


kas perusahaan dalam kondisi yang seimbang positif.

Mengawasi arus kas masuk dan arus kas keluar agar

sesuai

dengan arus kas yang telah direncanakan sebelumnya.

Sedikit penyimpangan akan membuat arus kas

perusahaan

tidak lancar dan membuat perencanaan yang telah

disusun

sebelumnya tidak bisa dieksekusi dengan baik oleh

manajemen.

3. Subsistem Pengendalian Keuangan

Subsistem pengendalian keuangan merupakan sistem

pengendalian yang mengawasi dan melakukan evaluasi

terhadap kebijakan keuangan yang diambil oleh

manajemen

perusahaan.

Subsistem pengendalian keuangan menghasilkan

informasi

yang menunjukkan penggunaan dana perusahaan.

Informasi

tersebut bisa dibandingkan anggaran yang telah

ditentukan
sebelumnya.

Apakah penggunaan dana tersebut telah sesuai dengan

apa

yang telah direncanakan dalam anggaran atau tidak.

Apabila ternyata tidak sesuai dengan yang direncanakan,

maka perlu diadakan evaluasi dan caranya.

C. Fungsi Sistem Informasi Manajemen Keuangan

Sistem informasi manajemen keuangan pada sebuah

perusahaan setidaknya mempunyai fungsi seperti:

 Menyediakan laporan keuangan untuk manajemen

 Mengawasi dan menyajikan laporan tentang arus

kas

perusahaan

 Melakukan perencanaan keuangan perusahaan.

Termasuk

perencanaan sumber dana, kegiatan operasional dan

kegiatan investasi perusahaan

 Melakukan pemisahan kekayaan antara kekayaan

perusahaan dan kekayaan pemilik perusahaan

 Sebagai bahan evaluasi terhadap semua aktivitas

keuangan

perusahaan
Melihat pemaparan diatas, bisa disimpulkan sistem

informasi

manajemen keuangan bertugas untuk:

 Mendata dan mengidenti'kasi berapa kebutuhan

dana

perusahaan dimasa yang akan datang

 Membantu memberikan informasi mengenai cara

mendapatkan dana perusahaan

 Mengawasi, mengontrol dan mengendalikan

pengunaan

dana tersebut.

Dan dalam menjalankan fungsinya, sistem informasi

manajemen keuangan harus memperhatikan prinsip yang

ada

seperti:

 Cepat.

Standar akuntansi keuangan harus memberikan data yang

dibutuhkan secara cepat dan tepat ketika dibutuhkan.

Bahkan penerapan sistem informasi keuangan saat ini

sudah mulai mengarah kepada laporan sistem manajemen

keuangan berbasis web agar informasi bisa diperoleh

dengan cepat.
 Aman.

Informasi yang dihasilkan harus diproses dengan penuh

pengawasan dan disimpan sebaik mungkin agar data tidak

disalah gunakan.

 Hemat.

Tidak boleh lebih besar pasak daripada tiang. Biaya dalam

menjalankan sistem informasi manajemen keuangan

harus

tidak lebih besar dari manfaat yang akan diperoleh.

Pengembangan Sistem Informasi bidang SDM

Karakteristik informasi yang dipersiapakan dalam Sistem

Informasi

Sumberdaya Manusia adalah:

1. Timely (tepat waktu)

2. Accurate (akurat)

3. Concise (ringkas)

4. Relevant (relevan)

5. Complete (lengkap)

Manajer dalam suatu perusahaan memerlukan informasi

yang

memiliki karakteritik di atas dalam rangka mengambil

suatu
keputusan (a decision making).

Fungsi HRIS

Fungsi HRIS memiliki empat kegiatan utama yaitu:

 Perekrutan dan Penerimaan (Recruiting and Hiring).

SDM membantu menerima pegawai baru ke dalam

perusahaan.

SDM selalu mengikuti perkembangan terakhir dalam

peraturan

pemerintah yang mempengaruhi praktek kepegawaian

dan

menasehati manajemen untuk menentukan kebijakan

yang

sesuai.

 Pendidikan dan Pelatihan.

Selama periode kepegawaian seseorang, SDM dapat

mengatur

berbagai program pendidikan dan pelatihan yang

diperlukan

untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian kerja

pegawai.

 Manajemen Data.
SDM menyimpan database yang berhubungan dengan

pegawai

dan memproses data tersebut untuk memenuhi

kebutuhan

informasi pemakai.

 Penghentian dan Admistrasi Tunjangan.

Selama seseorang diperkerjakan oleh perusahaan mereka

menerima paket tunjangan. Setelah penghentian, SDM

mengurus

program pensiun perusahaan bagi mantan pegawai yang

berhak.

Model HRIS

Model HRIS dapat dilihat dari Input, Process dan Output.

INPUT HRIS terdiri atas 3 subsistem yaitu :

 SIA (Sistem Informasi Akuntansi).

SIA menyediakan data akuntansi bagi HRIS sehingga

database

berisi gambaran yang lengkap dari sumber daya personil

bail

keuangan maupun non keuangan.

 Penelitian Sumber Daya Manusia.


Berfungsi untuk mengumpulkan data melalui proyek

penelitian

khusus. Contoh: Penelitian Suksesi (succession Study),

Analisis

dan Evaluasi Jabatan (Job Analysis and Evaluation),

Penelitian

Keluhan (Grievance Studies).

 Intelijen Sumber Daya Manusia. Berfungsi

mengumpulkan data

yang berhubungan dengan sumber daya manusia dari

lingkungan

perusahaan yang meliputi:

a. Intelijen Pemerintah.

Pemerintah menyediakan data dan informasi yang

membantu

perusahaan mengikuti berbagai peraturan

ketenagakerjaan.

b. Intelijen Pemasok.

Pemasok mencakup perusahaan seperti perusahaan

asuransi,

yang memberikan tunjangan pegawai, dan lembaga


penempatan lulusan universitas serta agen tenaga kerja

yang

berfungsi sebagai sumber pegawai baru. Para pemasok ini

menyediakan data dan informasi yang memungkinkan

perusahaan melaksanakan fungsi perekrutan dan

peneriamaan.

c. Intelijen Serikat Pekerja.

Serikat pekerja memberikan data dan informasi yang

digunakan dalam mengatur kontrak kerja antara serikat

pekerja dan perusahaan.

d. Intelijen Masyarakat Global.

Masyarakat global menyediakan imnformasi yang

menjelaskan

sumber daya lokal seperti perumahan, pendidikan, dan

rekreasi. Informasi ini digunakan untuk merekrut pegawai

dalam skala lokal, nasional dan internasional, dan untuk

mengintegrasikan pegawai yang ada ke dalam komunitas

lokalnya.

e. Intelijen Masyarakat Keuangan.

Masyarakat keuangan memberikan data dan informasi

ekonomi yang digunakan dalam perncanaan personil.

f. Intelijen Pesaing.
Dalam industri tertentu yang memerlukan pengetahuan

dan

keahlian yang sangat khusus, seperti industri komputer,

sering

terjadi perpindahan pegawai dari satu perusahaan ke

perusahaan lain. Beberapa perusahaan memandang

pesaing

mereka sebagai sumber pegawai baru yang baik, dan

mengumpulkan informasi mengenai praktek personalia

pesaing, dan mungkin informasi perorangan yang

berpotensi

untuk direkrut.

Kemudian dari model subsistem input HRIS dimasukkan ke

dalam

suatu database yang telah dirancang oleh perusahaan

tersebut.

Database HRIS bukan hanya data mengenai pegawai

tetapi juga

mengenai perorangan dan organisasi dilingkungan

perusahaan yang

mempengaruhi arus personil. OUTPUT HRIS terdiri atas 6

subsistem
yaitu :

a. Subsistem Perencanaan Kerja. Merupakan informasi

yang

dibutuhkan oleh manajer atas untuk merencanakan

kebutuhan

tenaga kerja dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Informasi

ini meliputi informasi untuk analisis perputaran tenaga

kerja

(turnover), anggaran biaya tenaga kerja dan perencanaan

tenaga kerja itu sendiri.

b. Subsistem Perekrutan. Merupakan informasi-informasi

yang

dibutuhkan untuk pengadaan tenaga kerja secara

eksternal

maupun internal. Informasi-informasi ini diantaranya

adalah

informasi pasar tenaga kerja, penjadwalan wawamcara,

perekrutan dan analisis rekruitmen.

c. Subsistem Manajemen Angkatan Kerja. Merupakan

informasi–

informasi yang dibutuhkan untuk mengelola sumber daya


manusia di dalam organisasi. Informasi–informasi ini

meliputi

informasi pelatihan, penilaian atau evaluasi kerja, evaluasi

keahlian, karir, realokasi jabatan, suksesi, dan

kedisiplinan.

d. Subsistem Tunjangan. Merupakan informasi tentang

penggajian

dan kompensasinya yang meliputi kehadiran dan jam

kerja,

perhitungan gaji dan bonus, analisis kompensasi dan

perencanaan kompensasi.

e. Subsistem Bene't. Meliputi bene't yang diterima oleh

karyawan.

Bene't berbeda dengan kompensasi. Kompensasi lebih ke

insentif yang dihubungkan dengan kinerja karyawannya,

sedang

bene't lebih ke manfaat tambahan yang diterima

karyawan

sepeti dana pensiun.

f. Subsistem Pelapor Lingkungan. Informasi–informasi ini

berhubungan dengankeluhan – keluhan, kecelakaan selam

kerja,
kesehatan karyawan dan lingkungan kerjanya.

HRD (Human Resource Department)

Human Resources Department bertanggung jawab

terhadap

pengelolaan sumber daya manusia dalam sebuah

organisasi.

Pengelolaan dari SDM yang ideal dalam organisasi

memiliki 8 aspek

yaitu:

a. Seleksi dan Rekrutmen. Bertanggung jawab untuk

menjawab

kebutuhan pegawai melalui penerimaan pegawai hingga

penempatan para pegawai baru tersebut di posisi-posisi

yang

tepat. Kami percaya, agar dapat menjalankan fungsinya

dengan

baik (menempatkan orang yang tepat di posisi yang

tepat),

maka biasanya fungsi ini sudah memiliki success pro'le

sebagai

acuan yang membantu menyeleksi kandidat yang sesuai.


Sedangkan untuk metode seleksi, biasanya sangat

bervariasi,

mulai dari psikotest, interview, skill test, referensi maupun

assessment center.

b. Pelatihan dan Pengembangan (Training and

Development). Yaitu

fungsi yang menjaga kualitas sumber daya manusia dalam

organisasi melalui berbagai aktivitas pelatihan, pendidikan

dan

pengembangan sebagai upaya peningkatan kemampuan

dan

keterampilan kerja. Aktivitas ini dapat dilakukan secara

internal

maupun eksternal.

c. Compensation and Bene't. Berfungsi untuk menyusun

strategi

hingga implementasi atas seluruh kompensasi yang

diterimakan

kepada pegawai yang mengacu pada kondisi pasar.

d. Manajemen Kinerja (Performance Management).

Merupakan
upaya monitoring kesenjangan antara standard kinerja

yang

diharapkan dengan aktual kinerja yang ditunjukkan. Pilar

performance management bertanggung jawab untuk

merancang

sistem hingga implementasi penilaian kinerja para

pegawai

hingga laras dengan objective yang harus dicapai oleh

organisasi.

e. Perencanaan Karir (Career Planning). Bertanggung

jawab atas

pengelolaan, perencanaan dan jenjang karir bagi seluruh

anggota organisasi. Fungsi ini menjawab setiap pegawai

memiliki

jalur karir menurut tugas, tanggung jawab, dan

kompetensi yang

ia miliki. Mengacu kepada kondisi jangka panjang, karir

setiap

pegawai akan ditentukan oleh kelompok kerja di mana

masing-

masing pegawai bekerja (vertical path), namun dengan

mempertimbangkan besarnya organisasi masing-masing,


penyeberangan karir dari setiap kelompok tidak dapat

dihindarkan (cross functhin career path) atau bahkan

berpindah

dari satu kelompok ke kelompok lainnya (horizontal

carreer

path).

f. Hubungan Karyawan (Employee Relations). Berfungsi

sebagai

internal PR bagi setiap kebutuhan pegawai terhadap

informasi,

kebijakan dan peraturan perusahaan. Fungsi ini juga

penting

untuk menggali input-input dari pegawai mengenai

berbagai

aspek dalam organisasi.

g. Separation Management.Yaitu fungsi yang mengelola

seluruh

tindakan pemutusan hubungan kerja dalam organisasi

bayak

yang disebabkan karena normal separation (pensiun,

habisnya
masa kontrak, atau meninggal), forced separation

(indisipliner,

dll), atau early retirement (pensiun sebelum masanya).

h. Personnel Administration and HRIS. Biasa dikenal

dengan

Personalia atau Kepegawaian adalah fungsi yang

mendukung

terlaksananya fungsi HR yang lain. Secara umum fungsi ini

bertanggung jawab terhadap Employee Database, Payroll

dan

pembayaran bene't lainnya, pinjaman karyawan, absensi,

pencatatan cuti tahunan.

Masing-masing pilar inilah yang akan menopang kinerja

fungsi HR

dalam organisasi untuk dapat menghasilkan sumber daya

manusia

berkualitas untuk menjawab kebutuhan bisnis dalam

organisasi.

Pengembangan Sistem Informasi bidang Layanan

Informasi

Pada zaman yang modern seperti sekarang ini, kebutuhan

akan
informasi semakin meningkat. Salah satunya adalah

kemudahan

dalam mengakses informasi, mutlak diperlukan untuk

memberikan

pelayanan yang lebih baik bagi konsumen yang

membutuhkan.

Dengan hal tersebut, timbul berbagai tuntuan mengenai

pelayanan

informasi dan pengolahan informasi secara terintegrasi

menjadi

sangat penting di setiap lembaga, termasuk di suatu

rumah sakit.

Dengan adanya tuntutan tersebut, maka dibuat pelayanan

informasi

secara online yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan

saja dan

dimana saja tanpa terbatas ruang dan waktu. Dilatar

belakangi

kasus yang sudah dijelaskan, diperlukan suatu sistem

aplikasi yang

mendukung kegiatan rumah sakit dalam penanganan data

pasien
dengan tujuan dapat mempermudah pengaksesan

informasi dan

menge'siensi kan waktu pada saat penanganan data

pasien.

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN

INFORMASI

DAN PENDAFTARAN ONLINE RUMAH SAKIT KARYA MEDIKA

BEKASI

 Perangkat Lunak (Software) yang dibutuhkan

 Bahasa Pemrograman PHP

 Bahasa skrip yang dapat ditanamkan atau

disisipkan ke dalam

HTML

 Bahasa Pemrograman SQL

 Bahasa yang digunakan untuk mengakses data

dalam basis data

relasional. SQL digunakan sebagai pengelola database

aplikasi

tersebut.

 AJaX (Ansynchronous JavaScript and XMLHTTP)

Suatu teknik pemrograman berbasis web untuk

menciptakan
aplikasi web interaktif

 CSS (Cascading Style Sheet)

Aturan untuk mengendalikan beberapa komponen dalam

sebuah

web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam

 HTML (HyperText Markup Language)

Bahasa yang digunakan untuk membuat sebuah halaman

web

Perangkat Keras (Hardware) yang dibutuhkan

 Computer Server

 Ram 2GB

 HDD 500 GB

 Monitor Flat

 Printer

 Keyboard

 Mouse

Metode Pengembangan Sistem

 SDLC (Systems Development Life Cycle)

Proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model

dan

metodologi yang digunakan oleh analis sistem dan

programer
untuk membangun serta mengembangkan suatu sistem

informasi. Langkah yang digunakan meliputi: tahap

perencanaan, tahap analisis, tahap perancangan system,

tahap evaluasi, tahap implementasi system dan

pemeliharaan

system. Metode Penelitian :

 Melakukan Observasi

 Mempelajari dan Menganalisis SI

 Menentukan Permintaan Pemakan SI

 Memilih Solusi

 Menentukan Hardware & Software

 Merancang SI yang Baru

 Membangun SI yang Baru

 Mengkomunikasikan & Mengimplementasikan SI

 Memelihara & Melakukan Perbaikan/Peningkatan SI

Sistem Pelayanan Informasi RS Karya Medika

Untuk saat ini Rumah Sakit Karya Medika masih

menggunakan sistem pelayanan informasi yang manual,

yaitu dengan menggunakan buku jurnal sebagai proses

data

pasien yang kemudian disimpan dalam bentuk arsip per

periode bulan. Contohnya adalah pelayanan untuk


konsultasi atau berobat jalan. Tentu saja hal ini sangat

tidak

efektif dan menghabiskan banyak kertas karena data

masih

berupa 'sik. Dari segi keamanan data juga sangat rentan

akan kerusakan yang dapat disebabkan hal-hal yang tak

terduga seperti kebocoran, kebakaran, atau bahkan

pencurian. Dilihat dari sisi keamanan pengolahan data

arsip

manual ini sangat riskan akan pengaksessan data oleh

orang ang tidak berwenang dan tidak bertanggung jawab

Pengembangan Sistem Informasi bidang Produksi

Sistem Informasi Produksi termasuk dalam kerangka kerja

Sistem

Informasi Manajemen (SIM) secara keseluruhan. Sistem

informasi Produksi lebih menekankan kepada proses

produksi yang

terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input

bahan mentah

hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan

semua

proses yang terjadi.


 Subsistem Input (yang mengumpulkan data dan

informasi dari

dalam perusahaan dan lingkungannya).

a. Sistem informasi akuntansi

Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi

manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan

transaksi

perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh, pegawai

produksi memasukan data kedalam terminal dengan

menggunakan kombinasi media yang dapat dibaca mesin

dan

keyboard. Media tersebut sering berbentuk dokumen

dengan barcode yang dapat dibaca secara optik. Media

lain

meliputi dokumen dengan tanda pensil yang dapat dibaca

secara optik, dan kartu plastik dengan garis-garis catatan

yang

dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data

tersebut

ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui

database.

b. Sub sistem industrial engineering (IE)


Industrial Engineering merupakan analisis sistem yang

terlatih

khusus yang mempelajari operasi manufaktur dan

membuat

saran-saran perbaikan. Industrial engineering terdiri dari

proyek-proyek pengumpulan data khusus dari dalam

perusahaan yang menetapkan berapa lama waktu yang

dibutuhkan untuk suatu produksi.

c. Sub sistem intelijen manufaktur

Subsistem intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen

manufaktur tetap mengetahui perkembangan terakhir

mengenai sumber-sumber pekerja, material dan mesin.

Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen

manufaktur

adalah :

1. Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus

memperhatikan serikat pekerja yang mengorganisasikan

para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak

berjangka maupun borongan.

2. Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus

informasi pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja

yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia.


Sumber daya manusia kemudian mengumpulkan informasi

dari berbagai elemen lingkungan dan menhubungakan

kepada pihak pelamar.

3. Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan

manajemen manufaktur sebagaian besar bersifat informal

arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer

mereka. Kegiatan-kegiatan yang terjadi di dalam intelijen

manufaktur :

a. Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan

b. Pengujian data,

c. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan

kemutakhiran data.

d. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta

penyalahgunaan data

e. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk

memudahkan pengolahan data yang lain.

 Database(tempat penyimpanan data).

Database adalah suatu kumpulan data komputer yang

terintegrasi, diatur dan disimpan menurut cara tertentu

sehingga mudah dalam hal pengambilan kembali.

Beberapa
data dalam database adalah unik bagi fungsi produksi,

tetapi

banyak yang berbagi dengan area fungsional lain. Data

yang

masuk ke dalam database berasal dari subsistem input,

yaitu :

a. Sumber Internal, terdiri dari SIA,dan

Sistem Industrial Engineering (IE)

Data internal merupakan data intern sistem keseluruhan

yang mendukung proses pengolahan data menjadi

informasi

yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia

(SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung

proses secara keseluruhan seperti transportasi, spesi'kasi

kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain-lain.

b. Sumber Eksternal, terdiri dari Intelijen Manufaktur.

Data eksternal perusahaan merupakan data yang berasal

dari luar perusahaan (environment) yang mendukung

proses

pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Contoh

data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan

pemerintah tentang UMR, listrik, dll.Data-data ini biasanya


berguna untuk perhitungan biayadalam manufaktur mulai

dari awal hingga akhir proses.

 Subsistem Output(yang mengubah data menjadi

informasi)

Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data yang

dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu produksi,

persediaan dan kualitas,

dimana ketiganya ini tidakmeninggalkan unsur biaya yang

terjadi di dalamnya.

a. Sub sistem produksi

Adalah segala hal yang bersangkutan dengan proses yang

terjadi disetiap divisi kerja ataupun departemen yang

mengukur produksi dalam halwaktu,

menelusuriaruskerjadarisatu langkah ke langkah

berikutnya.

b. Sub sistem persediaan

Tingkat persediaan perusahaan sangat penting karena

menggambarkan investasi yang besar. Tingkat persediaan

suatu barang dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan

dari pemasok setiap kalinya, dan tingkat persediaan rata-

rata dapat diperkirakan dari separuh kuantitas pesanan

ditambah safety stock.


Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya

holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil

pengolahan data dari input. Subsistem persediaan

biasanya

memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan

(inventory). Dan fungsi dari sub sistem persediaan adalah

mengukur volume akti'tas produksi saat persediaan

diubah

dari bahan mentah menjadi bahan jadi.

c. Sub sistem kualitas

Adalah semua hal yang berhubungan dengan kualitas,

baik

waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier.

Fungsi dari sub sistem kualitas adalah mengukur kualitas

material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan

unsur mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur

kualitas seperti proses (Process Control), Perawatan

(Maintenance), dan Spesi'kasi (Speci'cation) baik produk

jadi maupun material.

Subsistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk

meningkatkan kualitas produksinya dengan menggunakan

total quality management (TQM) yaitu manajemen


keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul

dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi

semua pelanggan. TQM menyediakan kerangka kerja bagi

semua akti'tas perusahaan yang berhubungan dengan

kualitas.

Dalam kerangka ini subsistem kualitas menyediakan

bagian

manajer informasi yang mengungkapkan seberapa jauh

produk perushaan mencapai sasaran kualitas.

d. Sub sistem biaya

Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang

ada. Tujuan perusahaan manufaktur secara umum adalah

mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya.

Oleh

karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah

terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya. Subsistem

biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi

selama

proses produksi terjadi. Unsur-unsur pengendalian biaya

ada

dua yaitu standard kerja yang baik dan sistem untuk


melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses

produksi

yang akurat. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu :

1. Biaya Pemeliharaan

Biaya pemeliharaan atau biaya penyimpanan biasanya

dinyatakan sebagai presentase biaya tahunan dari

barang. Dan biaya tersebut mencakup faktor-faktor

seperti kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan

asuransi.

2. Biaya Pembelian

Adalah yang mencakup biaya-biaya yang terjadi saat

material dipesan, waktu pembelian, biaya telp, biaya

sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan

sebagainya.

Pengembangan Sistem Informasi bidang Pemasaran

Sistem informasi pemasaran mengumpulkan data yang

menjelaskan

transaksi pemasaran perusahaan. Subsistem intelejen

pemasaran

mengumpulkan informasi dari lingkungan perusahaan

yang
berkaitan dengan operasi pemasaran. Subsistem peneliti

pemasaran

menlakukan penelitian khusus mengenai operasi

pemasaran.

A. Komponen Model Pemasaran

Model digunakan untuk menghasilkan informasi yang

relevan

yang sesuai dengan kebutuhan pemakai sistemnya. Model

merupakan cetakan yang merubah bentuk input menjadi

output. Model di sistem informasi pemasaran banyak

digunakan untuk menghasilkan laporan keperluan

anggaran

operasi, strategi penentuan harga produk, evaluasi produk

baru, pemilihan lokasi fasilitas, evaluasi penghapusan

produk

lama,penunjukan salesman, penentuan rute pengiriman

yang

paling optimal, pemilihan media iklan yang paling efektif

dan

untuk persetujuan kredit.

B. Komponen Basis Data Pemasaran


Data yang digunakan oleh Subsistem out put berasal dari

data

base. Beberapa data dalam data base adalah unik bagi

fungsi

pemasaran, tapi banyak yang berbagi dengan area

fungsional

lain.

C. Komponen Output Pemasaran

Tiap Subsistem out put menyediakan informasi tentang

Subsistem itu sebagai bagian dari bauran Subsistem

produk

menyediakan informasi tentang produk perusahaan.

Subsistem

promosi menyediakan informasi tentang kegiatan

periklana

perusahaan dan penjualan langsung. Subsistem harga

membantu manajer untuk membuat keputusan harga.

D. Sistem Laporan Internal

Dasar sistem informasi yang digunakan oleh manager

pemasaran adalah Sistem Laporan Internal. Sistem ini

melaporkan pesanan, penjualan, tingkat persediaan,

utang
piutang, dan lain-lain. Dengan menganalisis informasi-

informasi ini manager dapat melihat ada atau tidaknya

peluang atau masalah penting. Sistem ini terdiri dari :

1. Sistem pesan, kirim, tagih

Inti dari sistem laporan internal adalah siklus pesan, kirim,

tagih. Petugas penjualan yang representatif , penyalur,

dan

pelanggan mengirim pesanan ke perusahaan. Departemen

(bagian) pesanan meniapkan beberapa nota dan

mengirimkan salinannya ke berbagai departemen (bagian)

yang terkait. Nota pengiriman dan tagihan di kirimkan

kepada pembeli dan dua salinannya dikirimkan pula

kepada

departemen (bagian) yang terkait.

2. Sistem laporan penjualan

Manajemen pemasaran menerima laporan penjualan

beberapa waktu setelah transaksi terjadi. Dalam hal ini

manager pemasaran sering menerima laporan penjualan

terlambat. Untuk meningkatkan ketepatan waktu laporan

penjualan, maka perlu di jadwalkan secara teratur.

3. Mengembangkan sistem laporan yang berorientasi pada

pemakai
Dalam mengembangkan suatu sistem informasi penjualan

yang mapan, perusahaan harus menghindari lubang-

lubang

perangkap. Pertama, informasi yang diterima manager

terlalu banyak, sehingga membingungkan bahkan

memusingkan manager untuk menelaahnya. Kedua,

informasi yang diterima terlalu baru, sehingga belum

mungkin dapat ditanggapi atau di telaah oleh manager.

Oleh karena itu, sistem informasi pemasaran yang baik

hendaklah sesuai dengan apa yang dibutuhkan, dan

diinginkan manager tersebut.

E. Sistem Intelejen Pemasaran ( Marketing Intelligence

System)

“A maketing intelligence system is a set of procedures and

sources used by managers to obtain their every day

information about pertinent development in the marketing

environment.”

Artinya :

Sistem intelejen pemasaran adalah seperangkat prosedur

dan

sumber yang dipergunakan oleh manager untuk

memperoleh
informasi harian mengenai perkembangan penting di

dalam

lingkungan pemasaran.

Intelejen pemasaran merupakan pengamat dan penyelidik

tentang situasi dan kondisi pasar sasaran. Dengan

perkataan

lain, intelejen pemasaran berusaha mencari dan meraih

data

dan informasi yang di butuhkan dan diinginkan oleh

manager

pemasaran. Cara melakukan pengamatan dan

penyelidikan,

manager perusahaan dapat menempuh 4 (empat) cara

yaitu :

a. Pengamatan tanpa arah ( undirected viewing)

Yaitu menyingkapkan informasi secara umum tanpa ada

tujuannya yang jelas.

b. Pengamatan bersyarat ( conditioned viewing)

Yaitu penyingkapan informasi secara terarah dan lebih

jelas,

tanpa melakukan penelitian secara aktif.

c. Penyelidikan tidak formal ( informal search )


Yaitu melakukan penyelidikan langsung, tetapi tidak

dilakukan secara aktif, hanya sekedar mengumpulkan

informasi –informasi tertentu.

d. Penyelidikan formal ( formal search )

Yaitu melakukan penyelidikan secara teratur, disusun

dengan suatu rencana, prosedur maupun metodologi yang

jelas. Usaha melakukan intelejen pemasaran ini ada

beberapa cara, yaitu :

1. Pertama, manajer pemasaran melakukan sendiri

dengan

membaca referensi, dengan interview atau wawancara

langsung dengan pelanggan, perantara, atau siapapun

yang terkait.

2. Kedua, melatih dan memotivasi tenaga penjual sebagai

mata- mata untuk mengumpulkan data dan informasi

yang diperlukan,

3. Ketiga, membeli informasi dari luar.

Anda mungkin juga menyukai