Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
karena pemerintah berhasil menekan angka penyakit infeksi, namun di sisi lain
atau penguraian dan akhirnya kehilangan tulang muda (cartilage) dari satu atau
degenerative arthritis. Diantara lebih dari 100 tipe-tipe yang berbeda dari
dari 20 juta orang-orang di Amerika. OA terjadi lebih sering ketika kita menua.
Sebelum umur 45 tahun, OA terjadi lebih sering pada pria-pria. Setelah umur
lebih dari 27 juta penduduk Amerika. Di Inggris dan Wales sekitar 1,3 hingga
5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia 61
1
2
atau jika ada pembebanan pada sendi yang terkena. Pada derajat yang lebih
menderita cacat karena OA. Oleh karena itu tantangan terhadap dampak OA
akan semakin besar karena semakin banyaknya populasi yang berusia tua
(Kambayana, 2011).
Faktor risiko lain adalah riwayat keluarga dengan OA, berat badan
pada saat itu banyak orang berusaha menjadi gemuk dan mempertahankannya
kelompok umur dewasa sebanyak 14,76 % dan berat badan lebih sebesar
2
3
pada tahun 2013 sebanyak 19,7 persen, lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%)
dan tahun 2010 (7,8%). Pada obesitas perempuan dewasa (>18 tahun) 32,9
persen, naik 18,1 persen dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5 persen dari tahun
sering dialami penderita obesitas adalah osteoartritis lutut. Aini (2009) dari hasil
uji Odds ratio menemukan hasil responden dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)
normal (OR = 1,5) memiliki risiko 1,5 kali lebih besar untuk menderita
responden dengan IMT lebih (OR = 4,9) memiliki risiko 4,9 kali lebih besar
Pratiwi (2008) menemukan ada hubungan IMT dengan hubungan OA lutut dan
tubuh akan meningkatkan risiko menderita OA lutut usia lanjut. Obesitas pada
usia 36 – 37 tahun merupakan faktor risiko menderita OA lutut usia lanjut pada
usia tua (70 tahun atau lebih). Kehilangan 5 kg berat badan akan mengurangi
risiko OA lutut usia lanjut secara simtomatik pada wanita sebesar 50%.
3
4
progresif tampak pada orang-orang yang kelebihan berat badan dengan penyakit
ada korelasi antara status gizi / obesitas dengan OA lutut pada lansia.
berat badan seperti sendi lutut, sendi panggul atau sendi tulang belakang bisa
Sulawesi Selatan dan Kabupaten Luwu, tetapi menurut laporan Penyakit Tidak
Menular (PTM) Puskesmas Ponrang kabupaten Luwu dari laporan kasus yang
penelitian dengan judul “hubungan jenis kelamin dan obsesitas dengan kejadian
B. Rumusan Masalah
masalah penelitian ini adalah “ apakah jenis kelamin dan obsesitas berhubungan
4
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kabupaten Luwu.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
badan.
3. Bagi Masyarakat
5
6
4. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
diantaranya Hidayat ( 2008 ) dengan judul stres oksidatif sebagai faktor- risiko
(9,62) lebih besar dari X² tabel (5,991) dengan taraf signifikansi α 0,05 dan
derajat bebas (db) 2. Dan dari uji Odds ratio didapatkan hasil responden dengan
IMT normal (OR = 1,5) memiliki risiko 1,5 kali lebih besar untuk menderita
responden dengan IMT lebih (OR = 4,9) memiliki risiko 4,9 kali lebih besar
normal.
lutut, jenis penelitian observasional dengan rancangan studi kasus kontrol (case
6
7
nilai p = 0,046; OR adjusted = 2,51; 95% CI = 1,22 – 5,26, riwayat trauma lutut
fisik berat (nilai p = 0,006; OR adjusted = 2,25; 95% CI = 1,09 – 6,67) dan
7
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Osteoarthritis
1. Defenisi
ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat, tidak meradang, dan ditandai
oleh adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan
etiologi dan patogenesis yang belum jelas serta mengenai populasi luas.
8
9
imobilitas yang terlalu lama serta faktor risiko lainnya, seperti obesitas dan
sebagainya.
sebagai berikut:
b. Kelas II: mampu melakukan perawatan diri sendiri biasa dan kegiatan
berat, mencuci rambut, berdiri dari suatu kerusi yang tegak lurus, turun dari
2. Epidemiologi
meningkat dengan usia karena kondisi yang tidak reversible. Pada usia
9
10
kurang dari 45 tahun, laki-laki lebih rentan kena penyakit ini jika
dibandingkan dengan wanita, tetapi wanita lebih rentan kena OA pada usia
lebih dari 55 tahun. Pada dekad seterusnya, didapati kasus OA akan semakin
3. Patogenesis Osteoarthritis
di dalam tubuh ada tulang rawan. Namun karena berbagai faktor risiko yang
ada, maka terjadi erosi pada tulang rawan dan berkurangnya cairan pada
sendi. Tulang rawan sendiri berfungsi untuk meredam getar antar tulang.
Tulang rawan terdiri atas jaringan lunak kolagen yang berfungsi untuk
air (70% bagian) yang menjadi bantalan, pelumas dan pemberi nutrisi
(Hamijoyo,2014).
I, III, VI dan X yang berlebihan dan sintesis proteoglikan yang pendek. Hal
10
11
dalam rongga sendi dan merusak matriks rawan sendi serta mengaktifkan
kondrosit. Pada akhirnya tulang subkondral juga akan ikut berperan, dimana
sendi yang disebut agrekan. Ada dua tipe agrekanase yaitu agrekanase 1
Enzim lain yang turut berperan merusak kolagen tipe II dan proteoglikan
11
12
terjadi perubahan pada diameter dan orientasi serat kolagen yang mengubah
terutama bila sendi bergerak atau menanggung beban, yang akan berkurang
bila penderita beristirahat. Nyeri dapat timbul akibat beberapa hal, termasuk
leukotrien dan berbagai sitokin. Selain nyeri, dapat pula terjadi kekakuan
tetapi kekakuan ini akan hilang setelah sendi digerakkan. Jika terjadi
permukaan sendi yang tidak rata akibat kehilangan rawan sendi yang berat
atau spasme dan kontraktur otot periartikular. Nyeri pada pergerakan dapat
timbul akibat iritasi kapsul sendi, periostitis dan spasme otot periartikular.
12
13
Beberapa penderita mengeluh nyeri dan kaku pada udara dingin dan atau
pada waktu hujan. Hal ini mungkin berhubungan dengan perubahan tekanan
spesifik yang dapat timbul antara lain adalah keluhan instabilitas pada
penderita OA lutut pada waktu naik turun tangga, nyeri pada daerah lipat
paha yang menjalar ke paha depan pada penderita OA koksa atau gangguan
5. Diagnosis
a. Rontgen Tulang
13
14
d. Pembesaran tulang
6. Penatalaksanaan Osteoarthritis
yang terserang dan menghambat penyakit supaya tidak menjadi lebih parah.
badan, terapi fisik dan terapi kerja), terapi obat, terapi lokal dan tindakan
bedah.
mencegah atau menahan kerusakan yang lebih lanjut pada sendi tersebut
dan untuk mengatasi nyeri serta kaku sendi guna mempertahankan mobilitas
14
15
a. Pengobatan Fisik
1) Isitirahat
2) Latihan Fisioterapi
sebagai berikut :
15
16
kg beban. Tahap ini harus dimulai dengan 40% dari berat beban
4) Melindungi Sendi
waktu yang lama, dan pemakaian sendi yang paling kuat untuk suatu
16
17
b. Terapi Farmakologi
dengan nyeri ringan atau intermiten. Jika nyeri tidak dapat diatasi dengan
Steroid) perlu diberikan dalam dosis separuh, (Sylvia & Lorraine ,2005).
c. Pembedahan
cara menyambungkan satu bagian rawan sendi yang sehat dengan rawan
17
18
sendi lain yang juga masih sehat. Fusi tulang-tulang pada sendi mungkin
7. Strategi Penatalaksanaan
ketakutan yang tidak perlu dan harapan yang salah akan kesembuhan.
18
19
2). Sayuran hijau dan kuning sebagai sumber karoten, vitamin C, dan
peradangan.
3). Jeruk dan buah segar lainnya setiap hari sebagai sumber flavonoid,
peradangan.
2 atau 3 hari.
6). Makanan tinggi serat dan rendah kalori untuk membantu mengontrol
peradangan.
19
20
8. Pencegahan
penyakit ini .
dengan menggunakan sepatu yang nyaman dan memilih alas kaki yang
20
21
Secara garis besar, terdapat dua pembagian faktor risiko OA lutut yaitu
faktor biomekanik lebih cenderung kepada faktor mekanis / gerak tubuh yang
memberikan beban atau tekanan pada sendi lutut sebagai alat gerak tubuh,
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Demografi
1) Usia
(Hamijoyo,2014).
2) Jenis kelamin
21
22
3) Faktor Genetik
1) Kebiasaan Merokok
22
23
2) Konsumsi Vitamin D
c. Faktor Metabolik
1) Obesitas
23
24
Berat Badan ( Kg )
IMT =
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
obesitas atau gemuk apabila nilai IMT 25,1 – 27,0 atau > 27,0
2) Osteoporosis
(Hamijoyo,2014).
24
25
d. Penyakit Lain
obesitas.
1) Histerektomi
2) Menisektomi
timbulnya OA lutut.
tulang rawan sendi akan lebih besar daripada mereka yang tidak
melakukan menisektomi.
25
26
2. Faktor Biomekanis
lutut. Hal tersebut biasanya terjadi pada kelompok usia yang lebih muda
(Setyohadi,2009).
b. Kelainan Anatomis
sendi lutut seperti genu varum, genu valgus, Legg – Calve –Perthes
ligamentum pada sendi lutut termasuk kelainan lokal yang juga menjadi
c. Pekerjaan
26
27
d. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik berat seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiap
hari), berjalan jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari), mengangkat
setiap minggu), naik turun tangga setiap hari merupakan faktor risiko
OA lutut (Setyohadi,2009).
sepak bola, lari maraton dan kung fu memiliki risiko meningkat untuk
dan mengurangi shock yang menyerap materi otot. Tetapi, di sisi lain
cairan sendi akan berkurang dan berakibat aliran makanan yang masuk
27
28
BAB III
A. Kerangka Konsep
(usia, jenis kelamin, ras / etnis), faktor genetik, faktor gaya hidup (kebiasaan
kebiasaan olah raga akan mempengaruhi obesitas dan riwayat trauma lutut.
dipengaruhi oleh faktor genetik, gaya hidup, demografi dan faktor biomekanis.
28
29
ini adalah :
Jenis kelamin
Obesitas
Trauma lutut
Penggunaan sendi
berlebihan
Osteoartritis
Usia
Gaya hidup
Genetik
: Variabel dependen
29
30
B. Hipotesis
Kabupaten Luwu.
30
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Faktor risiko ( + )
Retrospektif Penderita
( Kasus ) Osteoarthritis
Faktor risiko ( - )
Populasi
Matching : Umur (Sampel)
Faktor risiko ( + )
Retrospektif Bukan
( Kontrol ) Penderita
Faktor risiko ( - ) Osteoarthritis
1. Populasi
a. Populasi Kasus
b. Populasi Kontrol
31
32
2008). Sampel dalam penelitian ini dibagi dua yaitu kasus dan kontrol,
a. Sampel Kasus
Kriteria Ekslusi
tahun
b. Sampel Kontrol
32
33
C. Variabel Penelitian
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
D. Defenisi Opersional
33
34
1. Tempat penelitian
Luwu.
2. Lingkup Tempat
F. Instrumen Penelitian
langsung berupa pengukuran tinggi badan dan berat badan. Data sekunder
diperoleh dari data catatan medis puskesmas Ponrang kabupaten Luwu, buku,
jurnal, laporan, makalah dan referensi lain yang memiliki hubungan dengan
topik penelitian.
34
35
1. Tahap persiapan
pihak terkait dimulai dengan izin Ketua STIKES Kurnia Jaya Persada
Kabupaten Luwu.
2. Tahap pelaksanaan
1. Pengolahan data
35
36
program komputer.
2. Analisis data
a. Univariat
b. Bivariat
kepercayaan 95%. Jika nilai p yang didapat lebih kecil dari 0,05 maka
hipotesis nol ditolak yang berarti antara dua variabel (bebas dan terikat)
36
37
tersebut tidak dengan menggunakan uji statistik Odd Ratio (OR) . Hasil
I. Etika Penelitian
meliputi:
1. Informed Consent
partisipasi (suka rela), kerahasiaan data, apa yang terjadi selama penelitian
pelaksanaan penelitian.
2. Anonimity
nama mereka (Anonimity). Data akan disimpan dengan nama kode khusus.
37
38
Nama subjek hanya diketahui oleh peneliti atau masing-masing subjek bila
mereka menginginkannya.
3. Confidentiality
sajikan, utamanya dilaporkan pada hasil riset. Setelah mereka setuju untuk
tetap dapat saja mengundurkan diri dari penelitian kapan pun mereka
langsung menghentikan saat itu juga. Tujuan penelitian harus etik, dalam
arti hak responden dan yang lainnya harus dilindungi (Nursalam, 2009).
38
39
BAB V
A. Hasil
1. Lokasi Penelitian
puskesmas Ponrang dengan luas wilayah kerja 12,66 km2, dengan jumlah
Ponrang sebanyak 2.287 jiwa atau 16.2 % jiwa dari populasi lansia.
2. Analisi Univariat
dari kelompok kasus yaitu lanjut usia dengan osteoartris dan kelompok
>70 tahun sebanyak 30 % (n= 20) dan terendah pada usia 65-69 tahun yaitu
tertinggi adalah petani yaitu 41 % (n=26) dan terendah adalah swasta dan
39
40
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi di
Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang Kabupaten Luwu
Tahun 2018
Status
Karakteristik Kasus Kontrol Total
n % n % N %
Jenis kelamin:
Laki-laki 24 75 19 59 43 67
Perempuan 8 25 13 41 21 33
Umur :
60-64 tahun 8 25 11 34 19 30
65-69 tahun 6 19 1 3 7 11
70-74 tahun 7 22 11 34 18 28
>70 tahun 11 34 9 28 20 31
Pendidikan :
Tidak sekolah 15 47 12 38 27 42
SD 8 25 9 28 17 27
SMP 6 19 9 28 15 23
SMA 3 9 2 6 5 8
Pekerjaan :
Petani 15 47 11 34 26 41
Swasta 2 6 4 13 6 9
PNS/pensiunan 6 19 3 9 9 14
Wiraswasta 1 3 5 16 6 9
IRT 8 25 9 28 17 27
Sumber : data primer, 2018
3. Analisa Bivariat
Tabel 5.2
Distribusi Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Penyakit
Osteoartritis (OA) di Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang
Kabupaten Luwu Tahun 2018
Kejadian Penyakit
Jenis kelamin Osteoartritis (OA) Jumlah
Kasus Kontrol OR CI
n % n % n % Upper
Laki-laki 24 55.8 19 44.2 43 67.2 limit =
2.053 5.965
Perempuan 8 38.1 13 61.9 21 32.8
Lower
limit =
Jumlah 32 100 32 100 64 100
0.706
Sumber : data primer, 2018
40
41
statistik dimana diperoleh nilai lower limit 0,706 dan upper limit 5,965
limit mencakup 1 dan nilai upper limit tidak mencakup 1, maka risiko
Tabel 5.3
Distribusi Hubungan Obesitas dengan Kejadian Penyakit
Osteoartritis (OA) di Wilayah Kerja Puskesmas Ponrang
Kabupaten Luwu Tahun 2018
Kejadian Penyakit
Obesitas Osteoartritis (OA) Jumlah
Kasus Kontrol OR CI
n % n % n % Upper
Berat 17 65.4 9 34.6 26 40.6 limit =
2.896 8.172
Ringan 15 39.5 23 60.5 38 59.4
Lower
limit =
Jumlah 32 100 32 100 64 100
1.072
Sumber : data primer, 2018
41
42
nilai lower limit 1,072 dan upper limit 8,172 pada tingkat kepercayaan
95 % yang menunjukkan bahwa antara nilai lower limit dan upper limit
Nilai Odds Ratio = 2.896. Hal ini berarti bahwa kondisi obesitas
B. Pembahasan
otot lutut pada perempuan tidak berkontraksi seperti pria saat dibebani,
42
43
(OA) lutut. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian L. Sharma dkk
(2004) yang menyatakan bahwa wanita terbukti memiliki risiko lebih tinggi
membebani sendi lutut secara rutin setiap hari seperti berdiri lama dan
tekanan pada sendi lutut saat seseorang melakukan aktivitas fisik berat
tersebut.
variabel lain yang lebih kuat sebagai faktor risiko OA .Variabel lain yang
lebih kuat tersebut adalah obesitas berat. Dari hasil penelitian menunjukkan
dengan perempuan. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa bukan jenis
kelamin yang berisiko menderita OA, tetapi obesitas beratlah yang lebih
43
44
sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi sebagai penyekat panas dan
panggul atau sendi tulang belakang bisa makin cepat aus Sylvia A. Price,
2005).
8,172, yang berarti bahwa orang yang menderita obesitas berat akan
nilai OR = 4,9.
berjalan, setengah berat badan bertumpu pada sendi lutut. Peningkatan berat
44
45
Tubuh (IMT) sebesar 2 unit (kira-kira 5 kg berat badan), odds rasio untuk
kegemukan dan sulit untuk menurunkan berat badan. Sedangkan jika tidak
mengikuti KB, mereka takut akan memiliki banyak anak. Hal tersebut
C. Keterbatasan Penelitian
lain :
45
46
2. Bias Pewawancara
yang beresiko mengalami Osteoartritis (OA) sehingga faktor resiko yang dapat
mungkin.
46
47
BAB VI
A. Kesimpulan
pada lansia dimana dimana nilai OR = 2,053 dan 95% = CI 0,706 - 5,965).
dengan nilai OR = 2.896 dan 95% = CI 1,072 - 8,172, yang berarti orang
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
Osteoartritis (OA).
47
48
3. Bagi Masyarakat
supaya tidak mengalami obesitas misalnya cara rutin berolah raga maupun
waktu yang lama misalnya lebih 2 jam dan melakukan istirahat yang cukup
4. Peneliti
48
49
DAFTAR PUSTAKA
49
50
50
51
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
51
52
KUISIONER
Persetujuan
Persetujuan telah dibacakan dengan jelas pada responden : 1. Ya 2. Tidak
Persetujuan telah diperoleh secara tertulis responden : 1. Ya 2. Tidak
A. Informasi Demografi
1. Umur : 1.60-64 tahun 2. 65-69 tahun 3. 70-74 tahun 4. > 75 tahun
2. Jenis kelamin (catat sesuai pengamatan) : 1. Laki-laki 2. Perempuan
3. Pendidikan : 1. Tidak sekolah 2. SD 4. SLTP 5. SLTA 6. Sarjana
4. Riwayat Pekerjaan : 1. Tani 2. Pegawai swasta 3. PNS/pensiunan
4. Wiraswasta 5. IRT
B. Obesitas
1. Berat Badan : ………………………
2. Tinggi Badan : ……………………….
52
53
SKRIPSI
OLEH :
HUSNAINIL
NIM. 01.2016.081
53
54
KATA PENGANTAR
skripsi dengan judul “Hubungan Jenis Kelamin Dan Obsesitas Dengan Kejadian
Luwu Tahun 2018” sebagai salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan
Palopo.
dukungan dari berbagai pihak, sehingga melalui pengantar ini kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada Bapak
dan bimbingannya dan Ibu Dwiyanti, S.Kep.Ns selaku pembimbing kedua atas
saran dan perbaikan penulisan proposal ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Hj. Nuraeni Azis.S.Kp. M.Kes selaku ketua STIKES Kurnia Jaya Persada
Palopo.
2. Ibu Grace Tedy Tulak, S.Kep. Ns,M.Kep Ketua Program Studi S1 Keperawatan
4. Para civitas akademik Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Kurnia Jaya
Persada Palopo
54
55
5. Orang tuaku atas segala doa dan cinta kasihnya yang tulus yang tak mungkin
terbalaskan.
6. Seluruh teman-teman dan pihak lain yang telah membantu dan memberikan
kelemahan olehnya diharapkan saran dan kritikan konstruktif dari berbagai pihak.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan.
Penulis
55
56
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh:
HUSNAINIL
NIM. 01.2016.081
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
56
57
DAFTAR ISI
Hal
57
58
58
59
ABSTRAK
HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN OBSESITAS DENGAN KEJADIAN
OSTEOARTRITIS LUTUT PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PONRANG KABUPATEN LUWU TAHUN 2018
59
60
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN SEX AND OBSESSITY TYPE WITH
KNEE OSTEOARTRITIS IN ELDERLY IN THE WORKING AREA
PONRANG HEALTH CENTER OF LUWU DISTRICT, 2018
Husnainil 1, Hairuddin Safaat2, Dewiyanti 3
60
61
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh:
HUSNAINIL
NIM. 01.2016.081
Tim Penguji :
2. Dewiyanti,S.Kep.Ns.M.Kes (…………………….)
Tim Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Ketua
STIKES Kurnia Jaya Persada Program Studi Keperawatan
Palopo S1 Keperawatan
61
62
Yang Menyatakan,
Husnainil
NIM. 01.2016.081
62
63
DAFTAR TABEL
63
64
DAFTAR GAMBAR
64
65
DAFTAR LAMPIRAN
65