Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
Pada era yang serba modern saat ini dimana perekonomian di Indonesia sedang
berkelanjutan oleh negara tentu saja membutuhkan dana investasi dalam jumlah yang
tidak sedikit. Untuk memperoleh dana tersebut dapat diperoleh dari pemerintah lewat
belanja negara dan dana dari masyarakat yang disalurkan lewat tabungan masyarakat
melalui system perbankan maupun non perbankan, serta investasi pasar modal.
saat ini membuat permintaan semen meningkat. Menurut data Asosiasi Semen
Indonesia (2014) menyebutkan, total semen di Indonesia mencapai 61 juta ton, atau
naik 5,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 58 ton. Angka tersebut
telah mencapai 48% dari target konsumsi di Indonesia sebesar 54 juta ton.
kebutuhan semen nasional 54,9 juta ton, kemudian tahun 2013 sebesar 58,5 juta ton
persen pada tahun 2014 atau sebesar 64 juta ton. Dengan adanya peningkatan
1
2
investor terus meningkatkan investasi pada industri semen di Tanah Air karena
pertumbuhan permintaannya di Tanah Air di atas 10% setiap tahun dalam tiga tahun
terakhir, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi yang rata-rata 6% per tahun. Dan
Tren pertumbuhan ini masih akan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan,
dan asing saat ini menguasai 56 persen industri semen nasional, sedangkan sisanya 44
persen dipegang oleh dua BUMN semen, yakni PT. Semen Indonesia dan PT.
Semen Baturaja.
Terdapat lima emiten perusahaan yang bergerak di bidang industri semen yang
terdaftar pada BEI tahun 2014, yaitu PT. Indocement Tunggal Prakartsa (INTP), PT.
Holcim Indonesia (SMBC), PT. Semen Indonesia (SMGR), dan PT. Semen Batu Raja
(SMBR), serta Wika Beton (WTON). Namun dalam penelitian ini hanya meneliti tiga
emiten saja yaitu SMGR, INTP, dan SMBC. Karena ketiga perusahaan tersebut telah
lengkap dari tahun 2010-2014 yang menjadi pokok atau dasar dari penelitian.
masuknya sepuluh pemain baru yang akan membangun pabrik di sejumlah wilayah
kinerjanya, sedangkan baik atau buruknya kinerja perusahaan salah satunya dapat
dilihat dari laporan keuangan perusahaan pada periode tertentu. Hal tersebut
secara akurat. Oleh karena itu, diperlukan analisis laporan secara mendalam terhadap
keuangan suatu perusahaan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat
periode tertentu yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas,
Kinerja keuangan perusahaan juga dapat dilihat dari nilai tambah ekonomis yang
dibuat oleh suatu perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode Economic
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara metode analisis rasio keuangan dan
metode EVA. Akan tetapi kedua metode tersebut saling melengkapi dalam menilai
4
kondisi keuangan perusahaan juga berada dalam kondisi yang baik dan metode EVA
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dan juga dengan adanya perbedaan hasil
dari penelitian maka dalam penelitian ini meneliti tentang variabel rasio keuangan
solvabilitas dan metode Economic Value Added (EVA) terhadap kinerja keuangan
perusahaan semen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ). Atas dasar
metode EVA?
5
Sesuai dengan perumusan masalah yang peneliti kemukakan di atas, maka tujuan
pengetahuan akan informasi baik informasi positif (good news) maupun informasi
negative (bad news) agar tidak salah dalam pengambilan keputusan investasi
2. Bagi peneliti, sangat berguna dalam penerapan teori yang telah diterima dalam
3. Bagi pembaca, hasil penelitian diharapkan menjadi masukan atau informasi dan
Indonesia (STIESIA).
3. Data yang diambil untuk penelitian ini terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi
4. Berikut alat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan yang dipakai dalam
penelitian ini yaitu dengan menggunakan rasio keuangan dan metode EVA.