Anda di halaman 1dari 10

PEWARISAN SIFAT YANG DIKENDALIKAN OLEH ALEL

MAJEMUK

LAPORAN PRAKTIKUM

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Genetika

Dosen Pengampu :
Dr. H. Riandi, M.Si.
Drs. Suhara, M.Pd.

oleh:
Biologi C 2017
Kelompok 4
Alifiani Azzahra 1704729
Aziz Annaba 1701946
Denia Dwi Citra Resmi 1704637
Nisa Sholihatul 1703301
Rey Tamara Jessica 1705269

PROGRAM STUDI BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
A. Judul
Pewarisan Sifat yang Dikendalikan Oleh Alel Majemuk

B. Tujuan
1. Mengenali fenotip pada dirinya sendiri yang dikendalikan oleh gen yang
terdiri dari alel majemuk.
2. Memperkirakan fenotipnya berdasarkan silsilah keluarganya.

C. Waktu Pelaksanaan
Hari, Tanggal : Jum’at, 13 September 2019
Waktu Pelaksanaan : 09.30 – 12.00 WIB
Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Mikrobiologi FPMIPA UPI

D. Alat dan Bahan


Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum
No. Alat Jumlah
1. Kaca pembesar 1 Buah
2. Alat tulis 1 Buah

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum

No. Bahan Jumlah


1. Hasil tes golongan darah 5 Buah
E. Langkah Kerja

Hasil pengamatan dicatat menurut


Rambut pada ruas kedua setiap jari
ada atau tidaknya rambut pada ruas
tangan diamati dengan menggunakan
kedua setiap jari tangan dan dihitung
kaca pembesar
persentasenya

Hasil tes golongan darah dari setiap


anggota kelompok dicatat dan
dihitung persentasenya

Bagan 1. Langkah kerja pada penentuan fetinotip yang dikendalikan alel majemuk

F. Landasan Teori
Alel majemuk adalah salah suatu keadan dimaan sebuah gen memiliki lebih
dari satu alela. Peristiwa ini disebut multiple alelisme, sedangkan perangkat dari
alel-alel tersebut disebut deretan alel. Alel majemuk terjadi karena gen mengalami
beberapa kalimutasi. Adanya alel majemuk individu diploid tidak hanya memiliki
tiga kemungkinan genotip, tetapi kemungkinan genotipnya menjadi lebih dari 3.
Genotip individu tergantung dari seri dominansi dari perangkat alel. Beberapa
sifat yang ditentukan oleh alel ganda antara lain sifat golongan darah sistem ABO
dan tumbuhnya rambut pada segmen digitalis kedua dari jari tangan pada
manusia, sifat warna rambut pada kelinci dan sifat warna mata pada lalat
Drosophila melanogaster.(Widianti dan Noor Aini :2014)
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu
berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran
sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat
dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus
(faktor Rh). Didunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen
ABO dan Rh,hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan
yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang
berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Golongan Darah
ABO pada manusia ditentukan oleh tiga alel pada saatu gentungga: IA, IB dan i.
Golongan darah seseorang (fenotip) mungkin salah satu dari empat tipe: A, B, AB
dan O. Huruf-huruf ini mengacu pada dua karbohidrat – A dan B- yang bisa
ditemukan dipermukaan sel darah merah. Sel darah seseorang mungkin memiliki
karbohidrat A (golongan darah A), karbohidrat B (golongan darah B),
keduanya(golongan darah AB), atau tidak keduanya (golongan darah O).
(Campbell, 2010) Hal ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Karl Landsteiner
bahwa sel-sel darah merah (eritrosit) dari beberapa individu akan menggumpal
(beraglutinasi) dalam kelompok-kelompok yang dapat dilihat dengan mata
telanjang, apabila dicampur dengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak
dengan semua orang. Kemudian diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya
eritrosit tadi adalah adanya reaksi antigen antibodi. Apabila suatu substansi asing
(disebut antigen) disuntikkan ke dalam aliran darah dari seekor hewan akan akan
mengakibatkan terbentuknya antibodi tertentuyang akan bereaksi dengan antigen
(Suryo, 2005).
Mengikuti penemuan Karl Landsteiner tentang penggumpalan sel-sel darah
merah dan pengertian tentang reaksi antigen-antibodi, maka penyelidikan
selanjutnya memberi penegasan mengenai adanya dua antibodi alamiah di dalam
serum darah dan dua antigen pada permukaan eritrosit. Seseorang dapat
membentuk salah satu atau kedua antibodi itu atau sama sekali tidak
membentuknya. Demikian pula dengan antigennya. Dua antigen itu disebut
antigen A dan antigen B, sedangkan dua antibodi itu disebut anti A dan anti B .
Melalui tes darah maka setiap orangdapat mengetahui golongan darahnya.
Berdasarkan sifat kimianya, antigen A dan B merupakan mukopolisakarida,
terdiri dari protein dan gula. Dalam dua antigen itubagian proteinnya sama, tetapi
bagian gulanya merupakan dasar kekhasan antigen antibodi (Suryo, 2005).Dalam
tubuh seseorang tidak mungkin terjadi reaksi antara antigen danantibodi yang
dimilikinya sendiri. Namun, pada transfusi darah kemungkinanterjadinya reaksi
antigen-antibodi yang mengakibatkan terjadinya aglutinasi(penggumpalan)
eritrosit tersebut sangat perlu untuk diperhatikan agar dapat dihindari(Selma,
Risni, 2011)
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigendan
antibodiyang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
• Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen
A dipermukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen
Bdalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif
hanya dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-
negatif.
• Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel
darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum
darahnya.Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat
menerima darahdari orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif
• Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen
Adan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
Sehingga,orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari
orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal .
Namun,orang dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah
kecualipada sesama AB-positif.
• Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang
dengangolongan darah ABO apapun dan disebut donor universal . Namun, orang
dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama O-
negatif.Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di
dunia,meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah
A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena
golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B, golongan
darah ini adalah jenisyang paling jarang dijumpai di dunia.

G. Hasil Pengamatan
1. Penentuan Sifat Adanya Rambut pada Segmen Digitalis Tengah Jari Tangan

Tabel G.1. Hasil pengamatan Rambut pada Segmen Digitalis Tengah Jari Tangan Kelompok 4
Fenotip Rambut Jari
Nama Jumlah
H1 H2 H3 H4 H5
Alifiani - - - -  1
Aziz - - - -  1
Denia  - - - - 1
Nisa - - - -  1
Rey - - -  - 1
Jumlah 1 - - 1 3 5
Presentase 20% 0% 0% 20% 60% 100%

Tabel G.2. Hasil pengamatan Rambut pada Segmen Digitalis Tengah Jari Tangan Kelas
Nomor Fenotip Rambut Jari
Jumlah
Kelompok H1 H2 H3 H4 H5
1 - - 2 1 2 5
2 1 - 1 - 3 5
3 1 - 1 - 3 5
4 1 - - 1 3 5
5 - - 2 - 2 4
6 - - 2 - 2 4
Jumlah 3 0 8 2 15 28
Presentase 10,7% 0 28,5% 7,1% 53,5%

Keterangan :

H1 : Adanya rambut pada semua jari, kecuali ibu jari

H2 : Adanya rambut pada jari manis dan jari tegah dan telunjuk

H3 : Adanya rambut pada jari manis dan tengah

H4 : Adanya rambut pada jari manis saja

H5 : Tidak ada rambut pada semua jari

2. Penentuan Golongan Darah

Tabel G.3. Hasil Pengamatan Penentuan Golongan Darah Kelompok 4

Nama Fenotip Fenotip


Jumlah Jumlah
Kelompok A B AB O Rh+ Rh-
Alifiani -  - - 1  - 1
Aziz  - - - 1  - 1
Denia - -  - 1  - 1
Nisa -  - - 1  - 1
Rey -  - - 1  - 1
Jumlah 1 3 1 0 5 5 0 5
Presentase 20% 60% 20% 0% 100% 0%

Tabel G.3. Hasil Pengamatan Penentuan Golongan Darah Kelompok 4

Nomor Fenotip Jumlah Fenotip Jumlah


Kelompok A B AB O Rh+ Rh-
1 - 2 - 3 5 5 - 5
2 2 2 - 1 5 5 - 5
3 1 3 - 1 5 5 - 5
4 1 3 1 - 5 5 - 5
5 - 2 - 2 4 4 - 4
6 2 1 - 1 4 4 - 4
Jumlah 6 13 1 8 28 28 0 28
Presentase 21,4% 46,4% 3,75% 28,57% 100% 0

H. Pembahasan
Pewarisan sifat pada manusia yang ditentukan oleh alel ganda adalah rambut
pada digitalis tengah jari tangan serta golongan darah. Hasil pengamatan yang
didapatkan dari data kelompok 4 yaitu dari 5 orang didapatkan 20% H1 (Rambut
pada semua digitalis jari, kecuali ibu jari), 20% H4 (Rambut pada digitalis jari
manis saja), dan 60% H5 (Pada semua digitalis jari tidak terdapat rambut).
Sedangkan untuk data kelas dari 28 orang didapat 10,7 % untuk H1; 28,5 % untuk
H3; 7,1% untuk H4; dan 53,5% untuk H5.
Hasil pengamatan penentuan golongan darah untuk data kelompok 4 didapat
dari 5 orang yaitu 20% bergolongan darah A, 60% golongan darah B, dan 20%
golongan daran AB. Sedangkan untuk data kelas dari 28 orang didapat golongan
darah A sebanyak 21,4%; golongan darah B sebanyak 46,4%; golongan darah AB
sebanyak 3,75%; dan golongan darah O sebanyak 28,5 %. Hasil pengamatan
rhesus untuk data kelas Biologi C 2017 yang berjumlah 28 orang didapatkan hasil
yaitu 100% Rhesus positif (Rh+ ). Rhesus berperan penting pada pewarisan
keturunan manusia. Eritroblastosis fetalis disebabkan karena rhesus ibu berbeda
dengan rhesus bayi. Dimana rhesus ibu Rh- sedangkan bayi Rh+ yang
menyebabkan anti-Rh dari serum darah ibu merusak eritrosit bayi yang
mengandung antigen-Rh.

I. Jawaban Pertanyaan
J. Kesimpulan
1. Alel majemuk pada gen dapat berjumlah dua bahkan bisa mencapai lebih dari
20 alel. Pewarisan sifat pada manusia yang ditentukan oleh alel majemuk
adalah contohnya yaitu rambut pada digitalis tengah jari tangan dan golongan
darah.
2. Data yang didapatkan dari kelompok 4 adalah 20% H1; 20% H4; dan 60% H5.
Sedangkan untuk data kelas didapat 10,7 % H1; 28,5 % H3; 7,1% H4; dan
53,5% untuk H5. Untuk golongan darah data dari kelompok 4 adalah
bergolongan darah A, 60% golongan darah B, dan 20% golongan daran AB.
Sedangkan untuk data kelas didapat golongan darah A sebanyak 21,4%;
golongan darah B sebanyak 46,4%; golongan darah AB sebanyak 3,75%; dan
golongan darah O sebanyak 28,5 %. Hasil pengamatan rhesus untuk data
kelas didapatkan hasil yaitu 100% Rh+.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G., 2010.Biologi Edisi Kedelapan Jilid
1.Erlangga. Jakarta

Jusuf, Muhammad. 2001.Genetika I . Jakarta: CV. INFOMEDIKA.

Listiani, Endang.2013. Alel Ganda.Pontianak : Universitas Tanjungpura

Suryo. 2005.Genetika strata 1.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Widianti, Tuti dan Noor Aini.2014.Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang:


JurusanBiologi Unnes

Yatim, Wildan. 1986.Genetika. Tarsito : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai