Anda di halaman 1dari 6

PT ARAH ENVIRONMENTAL INDONESIA Dokumen : KERJASAMA PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS

Ruko Sentra Dagang dan Pertokoan No : 0143/PKS-3/MUO/AEI-SBY/VI/19


Rungkut Megah Raya Blok J - 8 Nama Pelanggan : RSIA AL HASANAH MADIUN
Rungkut, Surabaya 60293 Kode Pelanggan : 0143.01.3.07
Tanggal : 01/06/2019
Tel/Fax: (031) 878 3408 / (031) 8722981
Perjanjian Kerjasama Pengelolaan Limbah B3 Medis (“Perjanjian”) ini dibuat pada tanggal tertera diatas oleh dan antara Para Pihak
yang tercantum dalam Perjanjian ini. Syarat dan Ketentuan dalam Lampiran 1 Perjanjian ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Perjanjianini

Para Pihak A. RSIA AL HASANAH MADIUN, yang beralamat domisili di Jl. Sri Rejeki No 91 B RT 001 RW 001
Kel. Sukosari Kec. Kartoharjo Kab. Madiun Jawa Timur 63114, yang dalam hal ini diwakili oleh
ISTINI selaku KETUA YAYASAN, selanjutnya disebut sebagai “Pihak Pertama”.

B. PT ARAH ENVIRONMENTAL INDONESIA, yang beralamat Ruko Sentra Dagang & Pertokoan
Rungkut Megah Raya Blok J No. 8, Kel. Kali Rungkut, Kec. Rungkut - Surabaya yang dalam hal
ini diwakili oleh NANIK TRI WINARSIH, selaku GENERAL MANAGER PT Arah Environmental
Indonesia, selanjutnya disebut sebagai “Pihak Kedua”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut “Para Pihak”, dan masing-
masing disebut “Pihak”.

Pasal 1 Pihak Pertama menunjuk Pihak kedua untuk mengelola Limbah B3 Medis yang di hasilkan Pihak
Ruang Lingkup Pertama. Dan Pihak Kedua menerima penunjukan Pihak Pertama sesuai dengan Syarat dan
Ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian ini.

Pasal 2 Perjanjian ini berlaku 1 (Satu) Tahun tahun atau mulai 01/06/2019 hingga 31/05/2020
Periode Perjanjian

Pasal 3 Suplai wadah penampung,1 unit Wheel Bin 240 liter.


Fasilitas Layanan

Pasal 4 (1) Jl. Sri Rejeki No 91 B RT 001 RW 001 Kel. Sukosari Kec. Kartoharjo Kab. Madiun Jawa Timur
Lokasi Layanan 63114(“Lokasi”)
(2) Apabila Lokasi layanan tidak sesuai dengan Ayat (1) diatas, maka Pihak Kedua berhak
melakukan penyesuaian biaya kepada Pihak Pertama.

Pasal 5 2 (Dua) kali Layanan per bulan atau 24 (Dua Puluh Empat) kali Layanan per Periode Perjanjian
FrekuensiLayanan (“Frekuensi Layanan”).

Pasal 6 (1) Rp 1.100.000 per bulan. (“Biaya Jasa”)


BiayaJasa, Biaya Disposal (2) Rp 15.000,- per Kg (“Biaya Disposal Limbah”)
Limbah dan Cara (3) Pihak Kedua akan melakukan penagihan kepada Pihak Pertama setiap bulan nya.
Pembayaran (4) Pihak Pertama membayar biaya jasa paling lambat 7 (tujuh) hari setelah tagihan diterima sesuai
dengan nominal tagihan yang dikirimkan oleh Pihak Kedua melalui Virtual Rekening yang
tertera pada tagihan.
(5) Apabila Pihak Pertama menghendaki Perjanjian ini dibuat secara manual (tidak secara
elektronik), maka Pihak Pertama akan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp 150.000
(seratus lima puluh ribu rupiah).
(6) Apabila ada permintaan Layanan tambahan dari Pihak Pertama maka akan dikenakan biaya
tambahan sebesar Rp. 550.000 (lima ratus lima puluh ribu rupiah) per kedatangan, tidak termasuk
biaya pemusnahan Limbah B3 Medis, biaya pemusnahan Limbah B3 Medis sebesar Rp.
15.000,- per kg.
(7) Semua Biaya yang disebutkan dalam Perjanjian ini belum termasuk PPn 10%.

Pasal 7 (1) Membayar Biaya Jasa kepada Pihak Kedua tepat waktu.
Kewajiban Pihak pertama (2) Menyediakan 1 (satu) tempat penyimpanan sementara (“TPS”) Limbah B3 Medis yang dapat
dilalui oleh armada pengangkut milik Pihak Kedua.
(3) Melakukan semua tindakan pencegahan dan keamanan berkaitan dengan penanganan,
pemilahan, dan penyimpanan / pengumpulan Limbah B3 Medis sebelum dan hingga waktu
pengangkutan oleh Pihak Kedua
(4) Menjamin bahwa Limbah B3 Medis harus terpilah dengan baik dan tersimpan dalam
wadah/kantong berkode warna dan semua benda tajam tersimpan terpisah dan dimasukkan ke
dalam wadah untuk benda tajam (safety box atau sharp container). Pihak Pertama harus
memisahkan Limbah B3 Medis dengan bahan-bahan limbah lainnya yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pemilahan dan kategori Limbah B3 Medis dalam kondisi siap angkut.
(5) Menunjuk wakilnya yang akan mendampingi Pihak Kedua pada saat pengangkutan berlangsung
sesuai jadwal yang telah ditentukan.

FM.AEI.03.B.V3
Pasal 8 (1) Melaksanakan setiap Pekerjaan sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam Perjanjian ini
Kewajiban Pihak kedua (2) Menentukan jadwal pengangkutan Limbah B3 Medis sesuai dengan frekuensi layanan.
(3) Melakukan pengambilan Limbah B3 Medis hanya di TPS yang disediakan oleh Pihak Pertama.
(4) Sesuai dengan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pihak Kedua tidak akan pernah
membuka kemasan Limbah B3 Medis yang diserah terimakan dari Pihak Pertama.
(5) Menimbang Limbah B3 Medis menggunakan timbangan Pihak Kedua dengan di damping oleh
Pihak Pertama, kemudian Dokumen Limbah B3 Medis ditandatangani oleh wakil-wakil Para
Pihak.
(6) Melakukan pengangkutan dari TPS ketempat Pengolahan Limbah B3 Medis.
(7) Menyerahkan Dokumen Limbah B3 Medis dari Pengolah Limbah B3 kepada Pihak Pertama.

Setiap pemberitahuan dalam Perjanjian ini wajib dibuat secara tertulis dan dikirimkan kepada Para
Pasal 9 Pihak sebagai berikut :
Pemberitahuan / a. Pihak Pertama
Korespondensi Nama : Titi Komsiah Alamat: Jl. Sri Rejeki No 91 B RT 001 RW 001 Kel.
Jabatan: Pengelola Limbah Sukosari Kec. Kartoharjo Kab. Madiun Jawa Timur
63114

Telp : 0351 463173 / 085100705075


email : rsiaalhasanah18@yahoo.com

b. PihakKedua
Nama : Benny Alamat : Rungkut Megah Raya Blok J-8 Rungkut,
Jabatan: Customer Relation Officer Surabaya

Telp : (031) 878 3408 / (031) 8722981


email : benny.hermawan@arahenvironmental.com

Disetujui oleh,

Pihak Pertama Pihak Kedua


RSIA AL HASANAH MADIUN PT ARAH ENVIRONMENTAL INDONESIA

Nama : ISTINI Nama : NANIK TRI WINARSIH


Jabatan : KETUA YAYASAN Jabatan : GENERAL MANAGER

FM.AEI.03.B.V3
LAMPIRAN 1- SYARAT DAN KETENTUAN
PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS NO. 0143/PKS-3/MUO/AEI-SBY/VI/19

A. ISTILAH 7. “Dokumen Limbah B3/Manifest” adalah bukti mengenai


Dalam Perjanjian ini, kecuali konteksnya menentukan lain, kata-kata pengangkutan Limbah B3 Medis dalam bentuk tertulis maupun
dan pengertian-pengertian berikut ini memiliki arti sebagai berikut: elektronik yang ditandatangani Para Pihak.
1. “Jasa” adalah semua pelayanan yang meliputi Pengangkutan,
Penimbangan, Pencatatan, B. BIAYA JASA DAN PAJAK
Pengolahan/Pemusnahan/Pemanfaatan, dan Administrasi 1. Pihak Kedua dapat melakukan penyesuaian Biaya Jasa dengan
Dokumen Limbah B3 yang diberikan oleh Pihak Kedua kepada pemberitahuan tertulis paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum
Pihak Pertama selama masa berlaku Perjanjian. berlakunya biaya tersebut sehubungan dengan terjadinya
2. “Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun” yang perubahan-perubahan biaya yang terjadi sebagai akibat dari
kenaikan biaya pengolahan limbah B3, tekanan inflasi, perubahan
selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau
kebijakan upah minimum regional, dan bahan bakar minyak.
kegiatan yang mengandung B3. 2. Pihak Kedua dapat menghentikan pelayanan sementara, apabila
3. “Limbah B3 Medis” adalah limbah B3 yang berasal dari kegiatan Pihak Pertama terlambat dalam pembayaran jasa melebihi 45
operasional sarana medis sebagaimana tercakup di bawah ini: (empat puluh lima) hari kalender sejak tanggal tagihan diterbitkan.
a.  Jaringan tubuh manusia dan hewan 3. Bila Pihak Pertama belum melakukan pembayaran Biaya Jasa
 Organ-organ tubuh, anggota gerak, bagian tubuh yang lain hingga melebihi 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal
 Plasenta, janin manusia, jaringan tubuh hewan, carcasses tagihan, maka Pihak Kedua berhak mengakhiri Perjanjian dan Pihak
 Darah (steril maupun yang terinfeksi), cairan tubuh, hasil Pertama wajib menyelesaikan biaya jasa yang tertunda.
ekskresi 4. Semua Biaya yang disebutkan dalam Perjanjian ini belum termasuk
 Isi/hasil dari mesin penyedot portabel (succion machine) Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
 Sisa/bekas plester/pembalut operasi, cotton wool, sarung 5. Para Pihak sepakat bahwa pajak yang timbul akibat dari
tangan, apusan/swabs, kertas peresap untuk pembersihan pelaksanaan Perjanjian akan ditanggung oleh masing-masing Pihak
darah atau cairan tubuh sesuai dengan peraturan berlaku.
 Material lain seperti duk steril yang bisa dipakai lagi untuk
kasus-kasus penyakit infeksi (misal: biopsi jaringan, darah, C. PROSEDUR TANGGAP DARURAT
urin, kotoran) 1. Bilamana terjadi sesuatu di fasilitas Pengolah Limbah B3 berupa
 Limbah sitotoksik malfungsi, kerusakan, perbaikan alat, dan segala hal yang
b.  Alat suntik bekas pakai, jarum, benda-benda tajam yang menyebabkan terhentinya proses pengolahan dan/atau
dapat menyebabkan luka atau tusukan, pecahan gelas, pemusnahan Limbah B3 Medis, maka Para Pihak setuju dan
botol obat suntik (vials) sepakat bahwa Limbah B3 Medis tersebut untuk jangka waktu
 Ampul obat suntik, guide wire (sisa diagnostik) tertentu dapat diolah di fasilitas Pengolah Limbah B3 berijin lainnya.
c.  Sisa pemeriksaan patologi dan pemeriksaan laboratorium 2. Apabila prosedur tanggap darurat sebagaimana ayat (1) di atas
darah tidak dapat dilaksanakan, maka Pihak Kedua berhak melakukan
 Transfusi darah, lab mikrobiologi, lab histologi /jaringan penghentian pelayanan sementara pengangkutan Limbah B3 Medis
 Sisa kegiatan ruang jenazah dengan pemberitahuan tertulis paling lambat 7(tujuh) hari setelah
d.  Jaringan, barang2 laboratorium yang mengandung kuman prosedur tanggap darurat sebagaimana ayat (1) tidak dapat
infeksius dilakukan.
 Obat kedaluwarsa/yang dimuntahkan/yang terkontaminasi
D. BERITA ACARA KETIADAAN LIMBAH B3 (“BAKL”)
 Sisa obat yang tidak dipakai lagi, limbah bahan kimia
e.  Alas tempat tidur bekas pakai Bilamana tidak terdapat timbulan Limbah B3 Medis yang karena hal
berikut: (1) fasilitas TPS Limbah B3 Pihak Pertama tutup atau pindah
 Kantong urine, incontinence pads, pembalut wanita,
lokasi atau belum beroperasi; (2) tidak ada petugas mewakili Pihak
kantong stoma
Pertama atau (3) Pihak Pertama tidak menghasilkan Limbah B3 Medis
f.  Limbah cair sisa kegiatan laboratorium dan rontgen
(nihil), maka suatu BAKL akan diterbitkan oleh Pihak Kedua dan
dinyatakan berlaku oleh Para Pihak dengan dengan atau tanpa tanda
4. “Pengolah Limbah B3” adalah satu atau lebih badan usaha yang tangan dari wakil Pihak Pertama. BAKL akan menjadi bukti bahwa
diizinkan mengoperasikan fasilitas pengolahan atau pemusnahan Pihak Kedua telah melakukan pelayanan yang sesuai dengan jadwal
Limbah B3 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang telah disepakati.
sebagai berikut:
a. PT Arah Environmental Indonesia sesuai SK MENLHK No. SK. E. PRINSIP DASAR PENGEMASAN LIMBAH B3 MEDIS
248/Menlhk/Setjen/PLB.3/5/2018. Lokasi kegiatannya berada di (P.56/MENLHK-SETJEN/2015)
Dusun Menjing RT. 002, RW. 005, Desa Kayuapak, Kecamatan 1. Limbah harus diletakkan dalam wadah atau kantong sesuai
Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah. kategori Limbah.
b. PT Wastec International sesuai SK MENLH No. 546/Menlhk- 2. Volume paling tinggi Limbah yang dimasukkan ke dalam wadah
Setjen/2015, beralamat kantor di Kompleks Majapahit Permai atau kantong Limbah adalah 3/4 (tiga per empat) Limbah dari
Blok C No. 109 Jakarta dan lokasi kegiatannya di Jalan Australia volume, sebelum ditutup secara aman dan dilakukan pengelolaan
II Kav. H 1/2, Kawasan Industrial Estate Cilegon, Banten. selanjutnya.
Perjanjian Kerjasama dengan Pihak Kedua No. 3. Penanganan (handling) Limbah harus dilakukan dengan hati-hati
073/WI/SPKLB3T/XI/2018 tertanggal 2 Oktober 2018. untuk menghindari tertusuk benda tajam, apabila Limbah benda
c. Pengolah limbah B3 lain yang telah memiliki izin dari Kementerian tajam tidak dibuang dalam wadah atau kantong Limbah sesuai
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang bekerja sama dengan kelompok Limbah.
Pihak Kedua saat perjanjian kerjasama ini telah berjalan. 4. Pemadatan atau penekanan Limbah dalam wadah atau kantong
Limbah dengan tangan atau kaki harus dihindari secara mutlak.
5. “Berita Acara Ketiadaan Limbah B3” adalah bukti tertulis 5. Penanganan Limbah secara manual harus dihindari. Apabila hal
mengenai ketidakadaan timbulan Limbah B3 Medis atau LIMBAH tersebut harus dilakukan, bagian atas kantong Limbah harus
NIHIL pada saat dilakukan pengangkutan oleh Pihak Kedua. tertutup dan penangannya sejauh mungkin dari tubuh.
6. “Prinsip dasar pengemasan limbah B3 medis” adalah tata cara 6. Penggunaan wadah atau kantong Limbah ganda harus dilakukan,
pengemasan limbah B3 medis sebagaimana diatur dalam peraturan apabila wadah atau kantong limbah bocor, robek atau tidak
tertutup sempurna.
menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor P.56/MENLHK-
SETJEN/2015.

FM.AEI.03.B.v1118
F. PERNYATAAN DAN JAMINAN 2. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah musyawarah
1. Pihak Pertama menjamin bahwa Limbah B3 Medis yang tidak tercapai kesepakatan damai, maka Para Pihak sepakat
diserahterimakan kepada Pihak Kedua sesuai dengan Peraturan untuk menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional
Pemerintah R.I No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Indonesia (BANI).
B3, Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dan Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No. L. LAIN-LAIN
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan 1. Apabila satu atau lebih dari ketentuan yang tercantum dalam
Lingkungan Rumah Sakit. Perjanjian dan/atau Syarat dan Ketentuan ini tidak berlaku, tidak
2. Pihak Pertama menjamin bahwa Limbah B3 Medis yang
sah, atau tidak dapat dilaksanakan, maka keberlakuan,
diserahterimakan ke Pihak Kedua tidak tersangkut permasalahan keabsahan, atau penerapan ketentuan lain dari Perjanjian
hukum dan/atau tuntutan dari pihak manapun. dan/atau Syarat dan Ketentuan ini tidak akan terpengaruh atau
3. Pihak Kedua adalah perusahan yang telah memiliki Rekomendasi
berkurang maknanya.
Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 2. Tanpa adanya meterai di dalam Perjanjian ini tidak mengurangi
S.1128/VPLB3/PPLB3/PLB.3/10/2018 tertanggal 31 Oktober dan/atau mempengaruhi keabsahan dari Perjanjian ini karena
2018, Rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup Republik syarat sah suatu Perjanjian berdasarkan Pasal 1320 Kitab
Indonesia Nomor S.551/VPLB3/PPLB3/PLB.3/6/2017 tertanggal Undang-Undang Hukum Perdata terpenuhi.
13 Juni 2017 dan Rekomendasi Kementerian Lingkungan Hidup 3. Perjanjian ini merupakan seluruh perjanjian dan kesepakatan
Republik Indonesia Nomor S.894/VPLB3/PPLB3/PLB.3/9/2017 Para Pihak dan menggantikan seluruh perjanjian secara verbal
tertanggal 19 September 2017 dan Ijin Pengangkutan Barang maupun tertulis, janji-janji atau kesepakatan-kesepakatan
Berbahaya dari Kementerian Perhubungan, untuk mengangkut lainnya sehubungan dengan hal-hal yang diatur dalam Perjanjian
Limbah B3 Medis. ini. Tidak ada Pihak yang dapat menyatakan suatu perjanjian
atau kesepakatan berlaku, yang tidak dinyatakan dalam
G. FORCE MAJEURE Perjanjian ini.
1. Yang dimaksud Force Majeure dalam Perjanjian ini adalah 4. Segala bentuk perubahan, penambahan dan pergantian yang
keadaan diluar kemampuan dari Para Pihak atau salah satu Pihak diajukan oleh salah satu Pihak secara tertulis paling lambat 30
yang mengakibatkan Para Pihak atau salah satu Pihak tidak (tiga puluh) hari kalender dan wajib disepakati oleh Para Pihak.
dapat menjalankan dan/atau melaksanakan kewajibannya
sebagaimana dalam Perjanjian ini antara lain sebagai berikut: M. KHUSUS
a. Keadaan yang terjadi karena bencana alam, seperti gempa Perjanjian ini bukan merupakan Bukti Ketaatan Pengelolaan Limbah
bumi, banjir besar, gunung meletus, kebakaran besar, dan B3 (compliance). Bukti ketaatan harus menggunakan Dokumen
tanah longsor. Limbah B3 (manifest) sesuai dengan jumlah Limbah B3 Medis yang
b. Perang, terorisme, pemberontakan, huru-hara, pemogokan, dihasilkan menurut hukum yang berlaku.
wabah penyakit, blockade, dan sabotase.
c. Tindakan, kebijakan, dan peraturan Pemerintah Republik
Indonesia.
2. Pihak yang tidak dapat menjalankan dan/atau melaksanakan Paraf

kewajibannya dikarenakan kondisi dan/atau keadaan Pihak Pertama Pihak Kedua


sebagaimana ayat (1) di atas, wajib memberitahukan secara
tertulis dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
sejak terjadinya hal tersebut.
3. Segala kerugian yang timbul sehubungan dengan force majeure
menjadi tanggung jawab masing-masing Pihak.

H. PEMBATALAN DAN/ATAU PENGAKHIRAN


1. Perjanjian tidak dapat dibatalkan dan diakhiri oleh salah satu
Pihak tanpa adanya pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya.
Pembatalan dan pengakhiran Perjanjian hanya akan efektif
berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari kalender sejak pemberitahuan
tertulis diterima.
2. Dalam melakukan pembatalan dan/atau pengakhiran Perjanjian
yang dilakukan oleh salah satu Pihak tidak menghilangkan
kewajiban pembayaran biaya jasa atas layanan
3. Para Pihak sepakat mengesampingkan ketentuan Pasal 1266
dari Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sepanjang mengenai
diperlukannya putusan pengadilan untuk pembatalan atau
pengakhiran Perjanjian.

I. KERAHASIAAN
Para Pihak wajib menjaga dan dilarang menyebarkan dokumentasi
seperti foto, gambar, tulisan, rekaman dan dokumen-dokumen
lainnya milik masing-masing tanpa persetujuan tertulis dari Pihal
lain,baik saat berjalan maupun setelah berakhirnya Perjanjian ini yang
dapat berakibat pada tuntutan hukum di kemudian hari.

J. HUKUM YANG BERLAKU


Perjanjian berlaku dan tunduk pada Hukum Negara Republik
Indonesia.

K. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Para Pihak sepakat bahwa segala bentuk permasalahan yang
timbul atas pelaksanaan Perjanjian ini akan diselesaikan dengan
cara musyawarah.

FM.AEI.03.B.v1118
PRINSIP DASAR PENGEMASAN LIMBAH B3 MEDIS (P.56/MENLHK-SETJEN/2015)

1. Limbah harus diletakkan dalam wadah atau kantong sesuai kategori Limbah.
2. Volume paling tinggi Limbah yang dimasukkan ke dalam wadah atau kantong Limbah adalah 3/4 (tiga per empat) Limbah
dari volume, sebelum ditutup secara aman dan dilakukan pengelolaan selanjutnya.
3. Penanganan (handling) Limbah harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari tertusuk benda tajam, apabila
Limbah benda tajam tidak dibuang dalam wadah atau kantong Limbah sesuai kelompok Limbah.
4. Pemadatan atau penekanan Limbah dalam wadah atau kantong Limbah dengan tangan atau kaki harus dihindari secara
mutlak.
5. Penanganan Limbah secara manual harus dihindari. Apabila hal tersebut harus dilakukan, bagian atas kantong Limbah
harus tertutup dan penangannya sejauh mungkin dari tubuh.
6. Penggunaan wadah atau kantong Limbah ganda harus dilakukan, apabila wadah atau kantong limbah bocor, robek atau
tidak tertutup sempurna.

Tata cara penanganan dan pengikatan Limbah medis dalam plastik kuning yang benar

1 Hanya Limbah infeksius 4 Gunakan kepang


yang boleh dimasukkan plastik untuk
ke dalam wadah ini – membentuk ikatan
Limbah terkena darah tunggal. Dilarang
atau cairan tubuh – mengikat dengan
Limbah benda tajam model “telinga kelinci”.
ditempatkan pada
wadah Limbah benda
tajam

2 Limbah harus 5 Letakkan penutup


ditempatkan dalam wadah dan tempat
wadah sesuai dengan pada tempat
jenis dan karakteristik penyimpanan
Limbah. Tarik plastik sementara (atau pada
secara perlahan lokasi pengumpulan
sehingga udara dalam internal).
kantong berkurang.
Jangan mendorong
kantong ke bawah atau
melobanginya untuk
mengeluarkan udara

3 Putar ujung atas plastik


untuk membentuk
kepang tunggal.

FM.AEI.03.B.v1118
CONTOH PENGEMASAN YANG BAIK UNTUK LIMBAH MEDIS DAN MEDIS TAJAM

 Limbah medis harus dikemas dalam plastik kuning dengan diikat tunggal, aman, rapi, dan tidak ada bocor.
 Safety box harus kering, tidak rembes/bocor dan dapat ditutup rapat, apabila kondisi safety box sudah tidak baik maka
harus dikemas ulang dengan plastik kuning.

CONTOH PENGEMASAN YANG TIDAK BAIK UNTUK LIMBAH MEDIS DAN MEDIS TAJAM

 Kondisi kemasan pliastik sudah sobek


 Limbah medis dikemas dalam plastik selain
warna kuning
 Limbah medis tajam tidak dikemas dalam
safety box

FM.AEI.03.B.v1118

Anda mungkin juga menyukai