Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
geotermal. Dalam mempelajari Gunung api ada beberapa aspek keilmuan
penting yang harus dipelajari secara terpadu yaitu: pembentukan magma,
akumulasi dan diferensiasi dalam dapur magma, erupsi, metoda analisa statistik,
proses fisika dan kimia, dan hidrovolkanisme.
Tujuan paling akhir dalam mempelajari Gunung api adalah mampu
mengetahui dan merencanakan penggunaan lahan di sekitar daerah Gunung api
dengan sebaik-baiknya serta kemungkinannya untuk eksplorasi geotermal.
Gunung api bisa merupakan rangkaian pegunungan, tetapi sangat berbeda
dengan gunung lainnya. Gunung api tidak dibentuk oleh perlipatan, erosi
ataupun pengangkatan, tetapi membentuk tubuhnya sendiri oleh adanya
pengumpulan bahan erupsinya, seperti lava, jatuhan dan aliran piroklastik.
Gunung api aktif dan dorman (mati) terletak di sepanjang jalur yang bersamaan
dengan daerah gempa bumi.
Kegiatan Gunung api merupakan suatu proses yang tidak random,
sehingga dapat diamati/dipantau dengan metode pengamatan geologi/geokimia
ataupun dengan menggunakan peralatan geofisika dan geodesi.
Metode penyelidikan lapangan daerah Gunung api, meliputi persiapan
kerja lapangan, studi literatur, peta topografi, citra satelit, foto udara, peta
kepemilikan lahan/peta tata guna lahan. Analisa vulkanostratigrafi sangat
penting sebagai dasar untuk membantu studi lainnya seperti petrologi, geokimia,
keadaan suhu, dan kerangka struktur geologi. Stratigrafi di daerah Gunung api
dapat dibuat atas dasar penelitian sebelumnya dari hasil analisa citra satelit, foto
udara, maupun peta topografi.
3
Gambar 2.2 Beberapa bangun tubuh gunung api aktif di Indonesia, antara lain kerucut
strato Gunung Merapi (kiri atas), kaldera dengan kerucut aktif Gunung Barujari di
dalamnya kaldera Rinjani (kanan atas), kawah tapal kuda Gunung Papandayan (kiri
bawah) dan danau kawah Gunung Kelud (kanan bawah).
4
Aliran lava
Lahar
Tsunami
Gas beracun
Erupsi gunung api hampir dapat dipastikan tidak dapat dicegah/dihentikan
karena berkaitan suatu proses geodinamika yang antara lain mengakibatkan
naiknya magma ke atas permukaan bumi. Sampai saat ini belum ada metoda
maupun alat yang bisa meramalkan kapan/jam berapa gunung api akan meletus.
Kita hanya melakukan pemantauan terhadap peningkatan kegiatan gunung api
yang selanjutnya digunakan untuk meramalkan terjadinya letusan gunung api.
Gambar 1.1. memperlihatkan hubungan yang dekat sekali antara
geodinamika/tektonik lempeng dan tektonik plume yang dapat menerangkan
proses pembentukan gunung api.
5
Gambar 2.2 Geodinamika Bumi dan Kegiatan Vulkanisme
6
Sulawesi Utara sampai dengan bagian utara Kepulauan Sangihe.
Kelompok Halmahera, tersebar di beberapa pulau di Halmahera bagian
barat dan utara.
Di Indonesia umumnya Gunung api bertipe strato dengan komposisi batuan
intermedier, terdapat kawah atau kubah lava dengan ketinggian antara 2000-3000
m di atas permukaan laut. Daerah di sekitar puncak sejauh 5-15 km adalah daerah
utama yang terkena pengaruh bencana yang mematikan. Daerah di sekitar gunung
api, biasanya merupakan daerah yang sangat subur, sehingga banyak penduduk
yang bermukim di sekitarnya.
Tabel 2.1. dan Tabel 2.2. memperlihatkan informasi mengenai penyebaran
Gunung api di Indonesia yang diklasifikasikan berdasarkan sejarah erupsinya.
Tipe Daerah Penduduk Penyebaran Gunung api aktif di Indonesia (Tipe A,B dan C)
Gunung api bahaya yg
A B C (km2) terancam Sumatra Jawa Bali & Maluku Sulawesi
(jiwa) NTT
76 29 24 17,000 4,000,000 30 35 30 16 18
SUMATRA
Tipe A Tipe B Tipe C
7
Tipe A Tipe B Tipe C
8
NUSA TENGGARA BARAT
1. Rinjani
2. Sangeangapi
3. Tambora
BALI
1. Agung
2. Batur
SULAWESI - SANGIHE
MALUKU
9
7. Legatala (P.Serua)
8. Banda Api
9. Dukono
10. Malupang Walirang
11. Gamkonora
12. Gamalama
13. Kie Besi(Makian)
10
Gambar 2.4 Penyebaran Gunung Api di Pulau Jawa
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gunung api dalam istilah asing disebut “volcano”. Didefinisikan sebagai
suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulusai material yang dikeluarkan saat meletus.
Tipe-tipe guunung api berdasarkan sejarah erupsinya yaitu tipe A, tipe B
dan tipe C. Tipe A melakukan kegiatan erupsi magmatik sesudah tahun 1600, tipe
B tidak menunjukkan kegiatan erupsi magmatik sejak 1600 dan tipe C yang tidak
diketahui sejarah kegiatannya tapi memperlihatkan ciri-ciri kegiatan masa lampau
dengan lapangan fumarole. Di Indonesia terdapat sekitar 76 gunung tipe A, 29
gunung tipe B dan 24 gunung tipe C.
3.2 Saran
Vulkanologi sangat penting peranan ilmu pengetahuannya, mengingat kita
berada pada jalur cincin api yang di mana gunung api sangat banyak melintang
sepanjang Negara kita, dikarenakan zona subduksi yang melintasi Negara kita.
Maka dari itu penelitian lebih lanjut tentang Vulkanologi juga sangat diperlukan
serta pengaplikasiannya seperti pertanian dan pemanfaatan energi panas bumi.
12
DAFTAR PUSTAKA
13