Kebutuhan Hygiene
Kebutuhan Hygiene
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
1) Mengetahui bagaimana cara pemenuhan kebutuhan hygiene
pada pasien.
2) Mengetahui dan lebih mengenal kebutuhan personal
hygiene
2) Tujuan Khusus
1) Memenuhi tugas makalah tentang kebutuhan hygiene
Sebagai bahan tinjauan tugas untuk demonstrasi kebutuhan
hygiene.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingya hygiene
pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang
tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra
tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien
rapi sekali maka perawat mempertimbangkan rincian kerapian ketika
merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum
membuat keputusan tentang bagaimana memberikan perawatan hygienis.
Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit
fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan
hygiene.
2.1.4 Pengetahuan
3
penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene.
Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam
mengurangi resiko kesehatan dapat memotivasi seseorang untuk
memenuhi perawatan yang diperlukan.
4
menjalani tirah baring, mencuci wajah dan tangan, dan memberikan
perawatan mulut pada pasien. (Kozier, 2009)
5
Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit
akan berisiko mengalami terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang
tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya
matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi
sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan
dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan
bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat
menyebabkan maserasi kulit.
Tujuan perawatan kulit pada pasien yaitu :
1) Pasien akan memiliki kulit yang utuh dan bebas bau badan
2) Pasien dapat mempertahankan rentang gerak
3) Merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisipasi dan
memahami metode perawatan kulit.
No Tindakan Rasional
A Persiapan Pasien
1. Sebelum melaksanakan
prosedur, informasikan pada
klien bahwa perawat akan
membantu klien untuk
melakukan perawatan kulit.
6
6. Pelindung kulit
7. Plester
8. Sarung tangan
C. Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien. Meningkatkan partisipasi klien
dalam perawatan.
2. Cuci tangan dan gunakan Mencegah transmisi
sarung tangan. mikroorganisme.
3. Tutup pintu ruangan atau Memberikan privasi kepada klien.
tarik tirai di sekitar pasien.
4. Atur posisi dengan miring Agar lebih mudah mengkaji luka
kiri atau kanan. dan pasien merasa nyaman.
5. Kaji luka atau kulit tertekan Untuk mengetahui seberapa parah
dengan memperhatikan luka pada pasien agar
warna, kelembapan, penanganannya tepat dan efisien.
penampilan sekitar kulit,
ukur diameter kulit, dan ukur
kedalaman.
6. Cuci kulit sekitas luka Agar luka menjadi bersih dan tidak
dengan air hangat secara terjadi infeksi.
menyeluruh.
7. Dengan perlahan, keringkan Agar luka tidak lembap dan
kulit secara menyeluruh memicu perkembangan
dengan masase. mikroorganisme.
8. Bersihkan luka secara Agar tidak timbul infeksi yang
menyeluruh dengan agens lebih parah.
pembersih (NaCl 0,9%),
gunakan semprit irigasi luka
pada luka yang dalam.
9. Setelah selesai berikan obat Untuk mempercepat proses
atau agens topikal. penyembuhan.
7
10. Bereskan peralatan dan cuci Mencegah transmisi
tangan setelah prosedur mikroorganisme.
dilakukan.
No Tindakan Rasional
A. Persiapan Pasien
1. Sebelum melaksanakan
prosedur, informasikan pada
klien bahwa perawat akan
membantu klien untuk
melakukan perawatan
kebersihan kaki dan kuku.
8
penjelasan bantuan yang
dibutuhkan oleh perawat.
9
5. Bantu klien duduk di kursi sampingKursi membuat kemudahan klien merendam
tempat tidur. Letakkan baskomkaki dalam baskom.
diatas bantalan anti lembap di kakiAgar baskom tidak mudah bergeser dan air
tempat tidur untuk klien yangyang terpercik tidak membasahi lantai.
terbaring di tempat tidur atau untuk
klien yang mamou ambulasi,
letakkan baskom di lantai di depan
kursi.
6. Isi baskom cuci dengan air hangatAir hangat dapat melunakkan kuku,
bersuhu 430-440C. mengurangi inflamasi kulit, melancarkan
sirkulasi.
7. Instruksikan klien untukMemungkinkan klien untuk mempertahankan
menempatkan jari-jari kakinya keposisi.
dalam baskom dan cuci kaki
tersebut, beri perhatian khusus
pada sela jari.
8. Biarkan jari kaki dan tangan klienPelunakan kutikula meningkatkan
terendam air hangat selama 10-20kemudahan pengangkatan sel mati.
menit. Hangatkan ulang air dalam
10 menit.
9. Bersihkan perlahan di bawah kukuTongkat orange dapat digunakan untuk
jari dengan menggunakan orange menghilangkan debris yang dapat menjadi
stick. tempat organisme.
10. Singkirkan baskom dan keringkanPengeringan menghambat pertumbuhan
jari secara menyeluruh. jamur dan mencegah maserasi jaringan.
11. Dengan gunting kuku, gunting jariPengguntingan kuku harus lurus melintang
kuku tangan lurus melintang ratamencegah keluarnya pinggiran kuku dan
pada bagian atas jari. pembentukan ujung kuku yang tajam dapat
mengakibatkan iritasi sisi lateral kuku.
12. Bentuk kuku dengan pengikirPengikiran kuku mencegah pemotongan kuku
kuku. terlalu dekat dengan pangkal kuku.
13. Dorong perlahan punggungMengurangi insiden inflamasi kutikula.
kutikula dengan orange stick. Hati-
10
hati agar tidak mencederai kutikula
tersebut.
14. .Bersihkan perlahan kuku jari kakiMengangkat debris dan kelebihan
klien dengan tongkat orange. kelembapan, mengurangi kesempatan infeksi.
15. Angkat kaki dari baskom danPengeringan menghambat pertumbuhan
keringkan secara menyeluruh. jamur.
16. Bersihkan dan gunting sedikit kukuMembentuk sudut kuku kaki dapat merusak
jari kaki lurus melintang. Janganjaringan.
mengikir sudut kuku kaki.
17. Beri lotion pada kaki klien danLotion meminyaki kulit kering dan
bantu ia kembali ke posisi yangmembantu mempertahankan kelembapan.
nyaman ke tempat tidur.
18. Pastikan bel pemanggil dalamMemberi keamanan bagi klien.
jangkauan klien dan tinggikan
siderail.
19. Bersihkan dan kembalikanMengontrol transmisi mikroorganisme.
peralatan dan bahan. Singkirkan
linen yang basah. Lepaskan sarung
tangan dan cuci tangan.
11
1) Pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik
2) Untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui
mulut (misalnya tifus dan hepatitis)
3) Mencegah penyakit mulut dan gigi
4) Meningkatkan daya tahan tubuh
5) Mencapai rasa nyaman
6) Memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri
perawatan hygiene mulut dengan benar.
Untuk pasien yang sadar tetapi tidak dapat melakukan sendiri.
No Tindakan Rasional
A. Persiapan pasien
1. Menjelaskan maksud dan
tujuan tindakan.
2. Menjelaskan prosedur
tindakan.
3. Menanyakan persetujuan dan
kesiapan klien
B. Persiapan alat
1. Handuk
2. Sarung tangan disposabel
3. Piala ginjal (bengkok)
4. Sikat gigi
5. Spatel lidah yang telah
dibungkus dengan kain kasa
6. Gelas kumur berisi air hangat
atau NaCl, Obat kumur,
Chlorhexidine 1%
7. Pasta gigi
8. Benang gigi, minimal dua
helai sepanjang 20 cm
9. Pegangan benang gigi
(pilihan)
C. Prosedur Kerja
12
1. Jelaskan kepada klien dan Meningkatkan partisipasi klien pada
keluarga tentang apa yang perawatan.
akan anda lakukan dan kenapa
tindakan tersebut diperlukan.
2. Cuci tangan dan observasi Tindakan mengenakan sarung tangan
prosedur pengendalian infeksi disposabel saat memberikan
yang sesuai (mis., sarung perawatan mulut dapat mencegah
tangan disposabel) perawat terkena infeksi. Sarung
tangan juga mengurangi transmisi
perpindahan mikroorganisme.
3. Tarik tirai sekitar tempat tidur Memberikan privasi kepada klien.
atau tutup pintu ruangan.
4. Siapkan klien. Agar cairan tidak mengalir ke
Bantu klien ke posisi duduk di tenggorokan klien.
atas tempat tidur, jika kondisi
kesehatan memungkinkan.
Jika tidak memugkinkan,
bantu klien ke posisi miring
dengan kepala dimiringkan.
5. Letakkan handuk di bawah Mencegah linen tempat tidur menjadi
wajah klien dan mangkok kotor.
piala ginjal di bawah dagu.
6. Secara hati-hati retraksi gigi Mencegah klien menggigit jari dan
bagian atas dan bawah klien menyediakan kemudahan ke rongga
dengan spatel lidah yang mulut.
berbantalan dengan
memasukkan spatel dengan
cepat tetapi lembut diantara
geraham belakang.Masukkan
saat klien rileks.
13
gigi dengan membentuk batas gingival.
sudut sebesar 45 derajat.
Menyikat lidah akan menghilangkan
Sikat akan membersihkan
materi dan lapisan kotoran yang
bagian bawah sulkus dari
terakumulasi.
dua atau tiga gigi seri secara
bersamaan. Menyikat secara lembut dan hati-hati
b. Gerakkan bulu sikat ke membantu mencegah refleks gag atau
depan dan kebelakang muntah.
dengan menggunakan
gerakan vibras atau
mengguncang dari sulkus ke
mahkota gigi.
c. Ulangi sampai semua
permukaan luar dan dalam
gigi serta sulkus gigi
dibersihkan.
d. Bersihkan permukaan atas
gigi yang digunakan untuk
mengunyah dengan
meggerakkan sikat gigi ke
depan dan kebelakang pada
permukaan gigi tersebut,
lakukan dalam gerakan
pendek.
e. Apabila lidah kotor , sikat
lidah dengan menggunakan
sikat gigi secara lembut.
14
8. Berikan klien cangkir berisi Membilas mulut secara saksama akan
air atau obat kumur untuk melepaskan partikel makanan dan
membilas mulut secara mengeluarkan partikel-partikel yang
saksama. Kemudian minta telah terlepas.
klien membuang air tersebut
dan sisa pasta gigi di mulut ke
dalam baskom. Alternatif lain
adalah pembilas mulut dari
saline normal dapat menjadi
cairan pembersih dan
pelembap yang efektif
9. Bersihkan gigi menggunakan Untuk membersihkan plak pada sela-
benang gigi. sela gigi.
15
kerjakan dari bagian tengah
gigi ke belakang rahang
pada sisi gigi sebelahnya.
c. Untuk menyikat gigi bagian
bawah gunakan jari telunjuk
Anda untuk meregangkan
benang.
d. Berikan air hangat atau obat
kumur pada klien untuk
membilas mulut dan berikan
piala ginjal untuk
membuang air bilasan
tersebut.
e. Bantu klien mengelap
mulutnya.
10. Jelaskan bahwa prosedur telah Menyediakan stimulasi yang
selesai bermakna pada klien yang tidak sadar
atau kurang responsive.
16
mukosa kering, ulserasi, atau
krusta pada lidah) dan
laporkan setiap temuan yang
tidak umum pada perawat
penanggung jawab atau
dokter.
17
12. Jeli minyak (Vaseline)
C. Prosedur Kerja
1. Jelaskan kepada klien dan
keluarga tentang apa yang
akan anda lakukan dan kenapa
tindakan tersebut diperlukan.
2. Cuci tangan dan observasi Tindakan mengenakan sarung tangan
prosedur pengendalian infeksi disposabel saat memberikan
yang sesuai (mis., sarung perawatan mulut dapat mencegah
tangan disposabel) perawat terkena infeksi. Sarung
tangan juga mengurangi transmisi
perpindahan mikroorganisme.
3. Tarik tirai sekitar tempat tidur Memberikan privasi kepada klien.
atau tutup pintu ruangan.
4. Persiapkan klien
Atur posisi klien yang tidak Pada posisi ini, saliva secara otomatis
sadar pada posisi miring, keluar karena gaya gravitasi, bukan
dengan kepala tempat tidur teraspirasi ke dalam paru-paru.
direndahkan.
Posisi ini merupakan salah Cairan akan segera keluar melalui
satu pilihan untuk perawatan mulut atau mengumpul di sisi mulut,
mulut pada klien yang tidak sehingga cairan ini dapat diisap.
sadar. Apabila kepala klien
tidak dapat direndahkan,
miringkan kepala ke satu sisi.
5. Letakkan handuk di bawah Mencegah linen tempat tidur menjadi
wajah klien dan mangkok kotor.
piala ginjal di bawah dagu.
6. Pasang sarung tangan Mencegah transmisi mikroorganisme
7. Bersihkan gigi dan bilas mulut Teknik sirkular menghilangkan plak
a. Pegang sikat gigi dan dan membersihkan bagian bawah
hadapkan bulu sikat pada batas gingival.
gigi dengan membentuk
Menyikat lidah akan menghilangkan
sudut sebesar 45 derajat.
18
Sikat akan membersihkan materi dan lapisan kotoran yang
bagian bawah sulkus dari terakumulasi.
dua atau tiga gigi seri secara
Menyikat secara lembut dan hati-hati
bersamaan.
membantu mencegah refleks gag atau
b. Gerakkan bulu sikat ke
muntah.
depan dan kebelakang
dengan menggunakan
gerakan vibras atau
mengguncang dari sulkus ke
mahkota gigi.
c. Ulangi sampai semua
permukaan luar dan dalam
gigi serta sulkus gigi
dibersihkan.
d. Bersihkan permukaan atas
gigi yang digunakan untuk
mengunyah dengan
meggerakkan sikat gigi ke
depan dan kebelakang pada
permukaan gigi tersebut,
lakukan dalam gerakan
pendek.
e. Apabila lidah kotor , sikat
lidah dengan menggunakan
sikat gigi secara lembut.
f. Bilas mulut klien dengan
menarik sekitar 10 ml air
atau cairan obat kumur ke
dalam spuit dan semprotkan
cairan tersebut secara
perlahan kesetiap sisi mulut.
19
g. Perhatikan dengan cermat Cairan yang tetap berada di dalam
untuk memastikan bahwa mulut mungkin dapat teraspirasi ke
semua larutan pembilas dalam paru-paru.
telah keluar dari mulut dan
masuk ke dalam piala
ginjal. Jika tidak keluar
semua, isap cairan dari
dalam mulut.
8. Inspeksi dan bersihkan
jaringan mulut.
a. Apabila jaringan mulut Agar membran mukosa tidak kering.
tampak kering atau tidak
bersih, bersihkan jaringan
tersebur dengan swab busa.
b. Ambil sebuah swab busa Penggunaan alat pembersih yang
yang telah dibasahi dengan berbeda untuk setiap area mulut dapat
larutan pembersih, mencegah perpindahan
bersihkan membran mikroorganisme dari satu area ke area
mukosa pada satu pipi. lainnya.
Apabila tidak ada swab
busa, gunakan spatel yang
telah dibungkus dengan
kain kasa dan basahi kain
kasa tersebut. Buang swab
busa yang telah digunakan
dan bersihkan area
selanjutnya dengan swab
busa atau spatel yang
bersih.
c. Bersihkan semua jaringan
mulut secara berurutan,
20
dengan menggunakan alat
pembersih yang berbeda.
d. Observasi jaringan dari
deka untuk melihat adanya
inflamasi dan kekeringan.
e. Bilas mulut klien seperti
pada langkah 7.
f. Lepaskan dan buang sarung Mencegah terjadinya transmisi
tangan. mikroorganisme.
9. Pastikan kenyamanan klien
a. Angkat piala ginjal dan
keringkan daerah
disekeliling mulut klien
menggunakan handuk.
b. Lumasi bibir klien dengan Pelumasan mencegah bibir pecah-
jeli minyak. pecah dan infeksi karenanya.
10. Bereskan peralatan dan cuci Untuk mencegah transmisi
tangan. mikroorganisme.
21
rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo
merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus
diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan.
Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk
memelihara perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien yang
memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga
pasien dalam melakukan hygiene rambut.
Tujuan perawatan rambut yaitu :
1) Pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan
sehat karena hilangnya mikroorganisme dari kulit kepala
2) Pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
3) Pasien dapat berpartisipasi dalam melakukan praktik perawatan
rambut.
No Tindakan Rasional
A. Persiapan Pasien
22
1. Meja
2. Handuk (2-3 buah)
3. Baskom atau ember
4. Shampo
5. Hairdryer
6. Nampan khusus untuk keramas
7. Wadah air ; 2 buah yang berukuran
besar (1-2 galon) dan 1buah yang
berukuran kecil (2-3 gelas)
8. Sisir bersih dengan gigi tumpul dan
sikat rambut (lembut tapi dengan
bulu yang kuat)
9. Lap dan kapas
10. Alas plastik
11. Sarung tangan
12. Thermometer dan kondisioner
C. Prosedur Kerja
5. Letakkan alas linen dan dilapisiPenahan rambut rontok dan kotoran serta
handuk dibawah bahu dan kepala
23
klien menyokong leher
24
merilekskan klien
13. Isi wadah dengan air hangat (40,50-Air hangat membantu sirkulasi darah ke
430C), periksa suhu air dengankulit kepala, menghilangkan rasa takut
termometer. dan perlukaan kulit
14. Letakkan nampan untuk keramas diPosisi untuk pengaliran air, memberikan
bawah leher klien. Leher klien beradakenyamanan klien, dan mengurangi
di tepi nampan yang berbentuk U,tekanan leher klien
atur handuk yang melindungi leher
sebagai bantalan
. 16. Letakkan lap di dahi klien dan kapasMencegah shampo atau air mengiritasi
selama keramas. mata dan mencegah air masuk ke telinga
17. Isi tempat air yang lebih kecil. UkurPenggunaan wadah yang lebih kecil
suhunya. Basahi rambut dengan hati-memudahkan prosedur dan menghindari
hati. Perhatikan agar air dalampercikan. Temperatur air dapat berubah
nampan tidak terlalu penuh. ketika air didiamkan. Membasahi rambut
membantu efek dari shampo.
25
19. Bilas rambut. Menghilangkan shampo dan ketombe
20. Ulangi penggunaan shampo dan pijatMembersihkan rambut dan kulit kepala
rambut dengan lembut tapi agak lebihdengan seksama, memungkinkan
kuat untuk waktu yang agakobservasi adanya ketidaknormalan
lama. Periksa rambut dan kulit kepalarambut dan kulit kepala
jika terjadi lesi, infeksi, dsb.
Observasi klien untuk mengetahui
tanda relaksasi dan kenyamanan.
. 24. Tutupi kepala klien dengan jalanMenyerap air dari rambut dan kulit
menggulung handuk dari bahu kekepala sekaligus menstilmulasi sirkulasi.
atas. Menghindari perasaan tidak nyaman
26.
26. Turunkan kembali tempat tidur. Memberi kenyamanan bagi klien
28. Nyalakan hairdryer, set pada suhuMenghindari cidera pada klien karena
hangat dan periksa temperature
26
dengan lengan tangan kita. terpajan suhu tinggi
31. Tata rambut sesuai keinginan klien. Memenuhi kesukaan personal klien
27
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata
karena mata secara terus – menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak
mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata.
Saat sakit, mata memproduksi air mata lebih dari normal sehingga tampak
berkaca-kaca.
No Tindakan Rasional
A. Persiapan Pasien
1. Kapas
2. Normal saline
C. Prosedur Kerja
28
dipakai. Teruskan teknik iniUntuk mencegah kembalinya kuman
gunakan 1 kapas untuk 1 kalike mata tersebut.
sampai mata menjadi bersih.
29
Hampir semua pasien yang memakai mata tiruan lebih suka
merawatnya sendiri dan mereka harus didukung untuk melakukan itu jika
memungkinkan. Peralatan yang diperlukan meliputi: baskom kecil, sabun,
dan air untuk mencuci dan membilas prosthesis. Normal saline atau air
ledeng dapat digunakan untuk membilas. Rongga mata dibilas dengan
normal saline sebelum mengganti mata tiruan tersebut. Sebagian besar
orang mempunyai cara sendiri untuk membersihkan rongga mata dan
sekitarnya. Pasien harus berbaring di bawah sehingga mata tiruan itu tidak
terjatuh ke lantai.
d. Persiapan perawatan lensa kontak
Lensa kontak adalah suatu cakram kecil yang dipasang langsung
pada bola mata. Lensa kontak akan melekat pada tempatnya oleh adanya
tegangan permukaan dari air mata, lensa yang keras (hardlens) dibuat dari
bahan yang tidak menyerap air dan nonpliable. Lensa lembut (softlens)
dibuat dari bahan plastik yang menyerap air, pliabel dan lembut. Lensa
dapat menjadi rapuh bila terjadi kekeringan dan akan menjadi normal jika
terkena cairan baik saline maupun air mata.
Orang yang memakai lensa kontak harus melindungi atau menjaga
lensa dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan mata infeksi atau
radang, dan menggunakannya dengan cara yang benar agar tidak melukai
atau menggores permukaan mata dan lensa. Lensa seharusnya dilepas
sebelum mandi shower, berenang, atau berjemur di bawah sinar matahari
atau jika terjadi iritasi saat terkena asap rokok. Pemakaian softlens dapat
dipakai selama 14 hari sampai 30 hari, jika ada gejala robek, nyeri, dan
warna merah harus segera dilepas. Lensa jangan sampai terkena kosmetik,
sabun, dan hairspray karena dapat menyebabkan iritasi mata. Jika terjadi
iritasi mata harus segera dilaporkan ke dokter.
2.7.2 Telinga
Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun,
pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perlu dibersihlkan
baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan
30
keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman
pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka
akan mengganggu konduksi suara.
No Tindakan Rasional
A.
Persiapan Pasien
B.
Persiapan Alat
31
Pada bagian dalam gosok bagian
lekukan dari dalam ke luar.
8. Keringkan dengan handukAgar tidak lembab dan tidak mudah
kering. kotor kembali.
9. Lakukan hal yang sama pada
telinga yang satunya.
10. Lakukan pemeriksaan seksamaAgar lebih jelas mengamati benda
pada kanal telinga. Denganasing atau srumen yang ada pada
menarik daun telinga ke arahkanal.
lateral atas.
Jika ada kotoran di saluran itu,
dibuang dengan irigasi yang
lembut pada telinga itu. Arus air
harus diarahkan ke arah sisi
saluran untuk mencegah lukaKarena dapat menyebabkan luka atau
pada gendang telinga. trauma pada kanal telinga dan ruptur
Jangan gunakan jepit rambut,pada membran timpani.
jepitan kertas (klip), kuku jari
tangan untuk mengeluarkan
kotoran dari telinga.
11. Bereskan peralatan, cuci tangan. Untuk merapikan dan mencegah
penyebaran mikroorganisme.
2.7.3 Hidung
Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature
dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel
asing ke dalam sistem pernapasan.
No Tindakan Rasional
A. Persiapan Pasien
32
2. Kaji kembali ada tdaknya
lesi dalam hidung
B. Persiapan Alat
1. Kapas atau tisu
2. Cotton bud (bila perlu)
3. Minyak biji kapas
4. Handuk kecil yang sudah
dibasahi
C. Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur padaAgar dalam pelaksanaannya klien
klien. bisa lebih kooperatif.
2. Cuci tangan. Mencuci tangan untuk
menghilangkan mikroorganisme.
3. Menutup pintu atau tarikMenjaga privasi klien.
tirai di sekitar tempat tidur.
4. Siapkan dan atur peralatanMemudahkan pelaksanaan tindakan.
pada tempat yang mudah
dijangkau.
5. Bantu klien pada posisiAgar kotoran dalam hidung tidak
duduk atau memposisikanmasuk kembali ke hidung pada saat
kepala klien pada posisimeniupkan kotoran itu.
yang nyaman.
6. Letakkan tissu di bawahTissu untuk menampung kotoran.
hidung tetapi janganPenutup lubang hidung menghalangi
sampai menutupi lubangpernapasan.
hidung.
7. Instruksikan klien untukUntuk mengeluarkan kotoran.
meniupkan udara dariPenutupan satu lubang hidung dapat
dalam hidung denganberbahaya karena dapat menekan
lembut. sisa kotoran justru masuk ke dalam
Kedua lubang hidung harushidung
terbuka saat melakukan
peniupan ini.
8. Ganti tissu yang baru jikaMencegah penyebaran
sudah terlalu kotor. Buangmikroorganisme.
33
tissu yang kotor pada
tempatnya.
9. Lakukan lagi sampai dirasa
bersih.
10. Gunakan tissu baru untukMenghilangkan rasa tidak nyaman
membersihkan sisa kotoranpada klien yang disebabkan oleh
yang tertinggal di ujungkotoran yang masih ada di dalam
lubang hidung danhidung.
sekitarnya.
Gunakan cotton bud jika
ada kotoran yang tertinggal
di bagian dalam.
11. Jika bagian luar hidungMinyak biji kapas atau mineral
(external nares) ituuntuk membantu dengan lembut atau
mengeras, gunakan minyakmelumaskan untuk memindahkan
biji kapas atau mineralkulit keras itu.
untuk mengusapnya.
12. Jika klien menggunakanPlester lembab karena mukosa nasal
selang makan atau suksion,mempermudah terjadinya mserasi
maka perawat haruskulit dan mukosa.
mengganti plester yang
mengikat selang minimalMungkin ada sekresi yang
sekali sehari. mengumpul.
Perawat harus selalu
membereskan daerah
sekitar selang dengan teliti.
13. Bersihkan daerah sekitarUntuk membersihkan sisa kotoran
hidung dan bibir denganagar tidak lengket.
menggunakan handuk kecil
yang telah dibasahi.
14. Kembalikan posisi klienAgar klien nyaman kembali.
seperti semula.
15. Bereskan peralatan. CuciMencegah penyebaran mikro
34
tangan. organisme.
35
3) Mandi parsial (Partial bath). Hanya bagian tubuh klien yang mungkin
menimbulkan ketidaknyamanan atau bau jika tidak dibersihkan :
wajah, tangan, aksila, area perineum, dan punggung. Lengan, dada,
abdomen, tungkai, dan kaki dapat diabaikan. Perawat memberikan
perawatan ini untuk klien dependen dan membantu klien tirah baring
dengan mengelap punggung mereka.
4) Mandi handuk (Towel bath) adalah mandi di tempat tidur, dengan
menggunakan larutan cepat kering yang mengandung desinfektan,
agens pembersih, agens pelembut yang dicampur dengan air. Larutan
siap pakai komersial ini digunakan pada suhu 43,3-48,00C.
5) Mandi kantong (Bag bath) adalah adaptasi dari towel bath. Peralatan
yang diperlukan adalah kantong plastik, 10-12 waslap, dan campuran
pembersih yang tidak perlu dibilas dengan air. Larutan dan waslap
dihangatkan sekitar 1 menit di microwave. Setiap area tubuh
dibersihkan dengan waslap yang berbeda dan kemudian dikeringkan
dengan handuk, pelembap dalam larutan tetap melekat pada kulit.
6) Mandi berendam (Tub bath). Mandi berndam lebih dipilih daripada
mandi ditempat tidur karena mandi berendam lebih mudah untuk
mandi dan membilas di bak mandi. Jumlah bantuan yang diberikan
perawat bergantung pada kemampuan klien.
7) Pancuran (Shower). Banyak klien ambulasi dapat menggunakan
fasilitas pancuran dan hanya memerlukan bantuan minimal dari
perawat. Roda pada kursi pancuran memungkinkan klien dipindahkan
dari kamar mereka ke pancuran. Kursi pancuran juga mempunyai
commode untuk mempermudah dalam membersihkan area perineum
klien selama proses mandi.
b. Mandi terapeutik diberikan untuk mendapatkan efek fisik, seperti
menyejukkan kulit yang teriritasi atau mengobati suatu area. Obat-obatan
dapat dicampur dalam air. Mandi terapeutik umumnya dilakukan dalam
sebuah bak mandi berisi sepertiga atau setengah air. Klien tetap berada di
bak mandi dalam waktu yang telah ditetapkan, seringkali selama 20-30
36
menit. Apabila punggung, dada, dan lengan diterapi, area-area ini perlu
direndam di dalam larutan. Suhu air mandi biasanya terdapat di program
dokter ; 37,7-460C untuk suhu air mandi orang dewasa dan 40,50C untuk
bayi.
2.8.2 Memandikan Klien Dewasa
No. Tindakan Rasional
A. Persiapan Pasien
1. Jelaskan prosedur pada klien
B. Persiapan Alat
1. Baskom atau bak cuci berisi
air hangat (antara 43-460C)
2. Sabun dan tempat sabun
3. Linen : selimut mandi, dua
handuk mandi, waslap, gaun
atau piyama bersih, atau
pakaian sesuai kebutuhan,
linen tempat tidur dan
handuk tambahan, jika perlu
4. Sarung tangan
5. Peralatan hygiene personal
(misal : deodorant, bedak,
losion)
6. Perlengkapan mencukur
untuk klien pria
7. Meja untuk meletakkan
perlengkapan mandi
8. Keranjang pakaian kotor.
C. Prosedur Kerja
1. Jelaskan kepada klien apa Meningkatkan partisipasi klien
yang akan anda lakukan, dan keluarga dalam perawatan.
mengapa hal tersebut
dilakukan, dan bagaimana
klien dapat bekerja sama.
37
Diskusikan dengan klien
tentang rencana
memandikan dan jelaskan
semua prosedur yang tidak
familier kepada klien.
2. Cuci tangan dan observasi Untuk mencegah transmisi
prosedur pengendalian mikroorganisme.
infeksi yang benar.
3. Berikan privasi pada klien Hygiene merupakan hal yang
dengan menarik gorden bersifat personal.
disekeliling pasien dan tutup
pintu masuk ke ruangan
klien.
4. Siapkan tempat tidur dan
atur posisi klien dengan
tepat.
- Atur posisi tempat tidur Tindakan ini untuk mencegah
pada ketinggian yang perawat melakukan jangkauan
nyaman untuk bekerja. dan peregangan yang tidak
Turunkan pagar tempat tidur semestinya dan meningkatkan
pada sisi di dekat anda. mekanika tubuh yang baik.
Pertahankan pagar yang lain
tetap naik.
- Letakkan selimut mandi Selimut mandi memberikan
diatas seprai teratas. kenyamanan, kehangatan, dan
Lepaskan seprai teratas privasi.
dibawah selimut mandi yang
dimulai dari bahu hingga
kaki klien. Minta klien
memegang dan menahan
bagian atas selimut ketika
menarik seprai ke kaki
38
tempat tidur.
- Lepaskan gaun klien
sementara klien tetap
tertutup selimut mandi.
Letakkan gaun di dalam
keranjang linen.
5. Buat sarung tangan mandi Sarung tangan mandi menahan air
dengan waslap. Ada 2 panas dengan lebih baik daripada
metode yang bisa dipakai waslap yang dipegang bebas dan
yaitu : mencegah ujung waslap
1) Metode Segitiga : (1) menggores kulit.
Letakkan tangan anda
diatas waslap (telapak
tangan menghadap ke
atas) ; (2) Lipat sudut atas
waslap ke atas tangan
anda ; (3) Lipat bagian
atas waslap ke bawah ;
dan (4) Selipkan ke bawah
sisi lipatan pada telapak
tangan anda untuk
memfiksasi sarung tangan.
2) Metode Empat Persegi
Panjang : (1) Letakkan
tangan anda diatas waslap
(telapak tangan memhadap
ke atas) dan lipat satu sisi
ke atas tangan anda ; (2)
Lipat sisi kedua ke atas
tangan anda ; (3) Lipat
bagian atas waslap ke
39
bawah ; dan (4) Selipkan
ke bawah sisi lipatan pada
telapak tangan anda untuk
memfiksasi sarung tangan.
6. Basuh wajah.
- Letakkan handuk dibawah Penggunaan ujung waslap yang
kepala klien, cuci mata klien berbeda akan mencegah
hanya dengan air dan penyebaran mikroorganisme dari
keringkan dengan baik satu mata ke mata lainnya.
(gunakan ujung waslap yang
berbeda untuk setiap mata).
- Tanyakan apakah klien ingin Sabun memiliki efek mengerikan,
membasuh wajahnya sabun. dan wajah, yang terpajan udara
- Kemudian basuh, bilas, dan lebih banyak daripada bagian
keringkan wajah, telinga, tubuh lainnya, cenderung lebih
dan leher klien. kering.
- Angkat handuk dari bawah
kepala klien.
5. Cuci tangan dan lengan
klien.
- Letakkan sebuah handuk Handuk melindungi tempat tidur
secara memanjang di bawah agar tidak menjadi basah.
lengan yang jauh dari
perawat. Ambil lengan yang
jauh dari perawat terlebih
dahulu
- Basuh, bilas dan keringkan Gerakkan yang tegas dari area
lengan dengan meninggikan distal ke proksimal meningkatkan
lengan klien dan menyangga sirkulasi dengan cara
pergelangan serta siku klien. meningkatkan aliran balik vena.
Lakukan dengan gerakan
tegas, memanjang dari
40
pergelangan tangan ke bahu,
termasuk area aksila.
- Berikan deodoran atau
bedak jika diinginkan.
- Ulangi pada lengan dan
tangan di dekat perawat.
Lakukan dengan hati-hati
jika legan menggunakan
infus intravena.
6. Basuh dada dan abdomen
- Letakkan handuk mandi di Pertahankan klien agar tetap
atas dada klien secara hangat sambil mencegah pajanan
memanjang. Lipat selimut dada yang tidak perlu.
mandi kebawah area pubis
klien.
- Angkat handuk mandi dari
dada, dan basuh dada dan
abdomen dengan tangan
anda yang telah dipasang
sarung tangan waslap.
Berikan perhatian khusus
pada kulit dibawah payudara
dan setiap area lipatan kulit.
Bilas dan keringkan dengan
baik.
- Ganti selimut mandi nila
area tubuh telah
dikeringkan.
7. Basuh kaki dan tungkai
- Pajankan tungkai yang Menutup perineum meningkatkan
terjauh dari anda dengan privasi dan mempertahankan
melipat selimut mandi ke martabat klien.
41
arah tungkai yang lain, hati-
hati dan jaga perineum agar
tetap tertutup.
- Angkat tungkai dan letakkan Membasuh dari area distal ke
handuk mandi di bawah proksimal meningkatkan sirkulasi
tungkai dengan arah dengan menstimulasi aliran darah
memanjang. Basuh, bilas, vena.
dan keringkan tungkai
dengan gerakan panjang,
halus, dan tegas dari mata
kaki ke lutut menuju paha.
- Selimuti kembali tungkai
dan ulangi tindakan di atas
pada tungkai yang lain.
- Basuh kaki dengan
meletakkannya dalam
baskom air kemudian
keringkan.
8. Basuh punggung dan
kemudian perineum
- Bantu klien ke posisi prone Ini memberikan kehangatan dan
atau posisi miring mencegah pemanjanan yang tidak
membelakangi anda. semestinya.
Letakkan handuk mandi
secara memanjang di
sepanjang punggung dan
bokong sambil menjaga agar
bagian tubuh klien sebanyak
mungkin tertutup dengan
selimut mandi.
- Basuh dan keringkan
42
punggung klien dari bahu
hingga bokong, dan paha
bagian atas, beri perhatian
pada lipatan gluteus.
- Lakukan masase punggung
sekarang atau setelah
memandikan.
- Bantu klien ke posisi supine
dan tentukan apakah klien
dapat membasuh area
perineum secara mandiri.
Apabila klien tidak dapat
melakukannya, maka
selimuti klien dan basuh
area perineum.
9. Bantu klien menggunakan
peralatan rias seperti bedak,
losion, atau deodoran.
- Gunakan sedikit bedak. Untuk menghindari iritasi saluran
Usahakan agar bedak tidak pernapasan akibat menghirup
berterbangan ke udara. bedak. Bedak yang berebihan
dapat membuat lengket dan
berkerak, yang memicu terjadinya
iritasi.
10. Setelah selesai, kembalikan Agar klien merasa nyaman
pasien ke posisi semula. kembali.
11. Bereskan peralatan dan cuci Untuk mencegah transmisi
tangan. mikroorganisme.
43
Mandi spons disarankan untuk bayi baru lahir karena mandi di bak
setiap hari tidak dianggap perlu. Setelah mandi, bayi harus segera di
keringkan dan di bendung. Orang tua perlu dijelaskan bahwa
kemampuan bayi untuk mengatur suhu tubuh belum sepenuhnya
berkembang dan tubuh mereka cepat sekali kehilangan panas. (Kozier,
2009)
2. Anak
Dorong partisipasi anak yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya.Awasi anak dari dekat di dalam bak mandi. Jangan
menunggalkan mereka sendiri tanpa pengawasan. Untuk remaja, bantu
remaja sesuai kebutuhan untuk memilih deodoran dan antiperspiran.
Sekresi dari kelenjar keringat yang baru aktif bereaksi dengan bakteri
yang terdapat pada kulit, menyebabkan bau yang tajam. (Kozier, 2009)
3. Lansia
44
1.9.1 Tempat tidur di Rumah Sakit
Kerangka tempat tidur di rumah sakit di bagi menjadi tiga bagian. Hal
ini memungkinkan kepala dan kaki tempat tidur dielevasikan secara
terpisah. Sebagian besar tempat tidur memiliki motor lisrik untuk
mengoperasikan engsel yang dapat bergerak. Motor tersebut diaktivasi
dengan menekan sebuah tombol atau menggerakkan pengungkit yang
kecil, yang terletak disisi tempat tidur atau pada sebuah panel kecil yang
terpisah dari tempat tidur tetapi di hubungkan dengan kabel ke tempat
tidur, yang dapat segera digunakan oleh klien. (Kozier, 2009)
1) Kasur
Kasur biasanya dilapisi dengan bahan tahan air agar tidak mudah kotor
dan dapat dengan mudah dibersihkan. Sebagian besar kasur memiliki
pegangan di bagian sisinya yang di sebut pengangkat, sehingga
memungkinkan kasur dipindahkan. Banyak kasur khusus juga digunakan
di rumah sakit untuk mengurangi tekanan pada daerah penonjolan tulang.
45
Kasur ini terutama berguna bagi klien yang terbaring di tempat tidur dalam
jangka waktu lama. (Kozier, 2009)
2) Pagar Tempat Tidur
Pagar tempat tidur, atau sisi pengamanan, digunakan baik pada tempat
tidur brankar di rumah sakit. Pagar tempat tidur terdiri dari berbagai
bentuk dan ukuran serta biasanya terbuat dari logam. Peralatan untuk
menaikkan dan menurunkannya berbeda. Jika kondisi klien mengharuskan
penggunaan pagar tempat tidur, penting bagi perawat jangan
meninggalkan sisi tempat tidur jika pagar tidur sedang diturunkan. Posisi
turun dan rendah digunakan jika pagar tempat tidur tidak dibutuhkan.
Pada beberapa model, dasar tempat tidur harus dinaikkan sebelum
pagar tempat tidur dapat diletakkan dalam posisi rendah, jika tidak pagar
tempat tidur dapat mengenai lantai. Posisi pagar tempat tidur yang tinggi
atau naik digunakan jika klien berada di tempat tidur dan memerlukan
perlindungan agar tidak terjatuh. Beberapa institusi memiliki formulir
penolakkan yang harus ditandatangani oleh klien bila menolak
penggunaan pagar tempat tidur.
3) Papan Kaki
Papan kaki digunakan untuk menyangga kaki klien yang di mobilisasi
dengan sudut 90o terhadap tungkai guna mencegah kontraktur plantar
fleksi.
4) Bed Cradle
Bed cradel, kadang kala disebut kerangka anderson, adalah alat yang
dirancang untuk menjaga seprai paling atas tidak menyentuh kaki, tungkai,
dan bahkan abdomen klien. Seprai diletakkan di atas Bed Cradle dan
difiksasi. Terdapat beberapa jenis Bed Cradle. Salah satu Bed Cradle yang
paling umum adalah batang besi yang melengkung yang dipasang tepat
diatas tempat tidur, bagian dari Cradle Pas terpasang di bawah kasur dan
siku-siku besi yang kecil menekan setiap sisi kasur untuk menjaga Cradle
tepat pada tempatnya. Kerangka dari beberapa Cradle meluas sampai lebih
dari setengah lebar tempat tidur, di atas satu tungkai.
46
1.9.2 Merapikan tempat tidur
47
tentang apa yang akan partisipasi klien dalam
anda lakukan. perawatan.
2. Cuci tangan. Untuk mencegah transmisi
mikroorganisme.
3. Berikan privasi klien. Hygiene merupakan hal yang
bersifat personal.
4. Letakkan linen bersih Hal ini mencegah kontaminasi
pada kursi klien atau pada silang atau perpindahan
overbed table, jangan mikroorganisme dari satu klien
diletakkan di tempat tidur ke klien yang lainnya melalui
klien lain. linen yang kotor.
5. Kaji dan bantu klien Untuk memastikan keamanan
meninggalkan tempat tidur klien.
dan bantu klien duduk di
kursi yang nyaman.
6. Lepas linen dari tempat
tidur
- Longgarkan semua linen Bergerak ke sekeliling tempat
tempat tidur secara tidur mencegah peregangan
sistematik, dimulai dari dan penjangkauan berlebihan
bagian kepala tempat tidur serta kmungkinan timbulnya
pada sisi terjauh dan ketegangan otot.
bergerak ke sekeliling
tempat tidur sampai
berakhir di bagian kepala
tempat tidur pada sisi
terdekat.
- Lepaskan sarung bantal,
jika kotor, dan letakkan
bantal di kursi yang
berada dekat kaki tempat
tidur.
- Lipat linen yang akan Melipat linen menghemat
48
digunakan kembali, waktu dan energi ketika akan
seperti selimut hias dan memasangnya kembali.
seprai teratas tempat tidur,
menjadi empat bagian.
Pertama-tama, lipat seprai
menjadi setengah bagian
dengan menarik ke bawah
tepi bagian atas sehingga
bertemu tepi bagian
bawah, dan kemudian dari
lipatan tersebut pegang
bagian tengah tepi paling
bawah dan tepi paling
atas, lalu angkat pegangan
tersebut.
- Lepaskan perlak dan
letakkan di keranjang jika
telah kotor.
- Gulung semua linen kotor
sehingga terbungkus oleh
seprai terbawah, pegang Tindakan ini esensial unuk
gulungan tersebut dalam mencegah penyebaran
jarak yang jauh dari mikroorganisme ke perawat
seragam anda, dan dan orang lain.
letakkan langsung ke
dalam keranjang linen
kotor.
- Pasang kasur secara kuat,
gunakan pengangkat jika
ada, dan tarik kasur ke
atas ke bagian kepala
49
tempat tidur.
7. Pasang seprai terbawah, Merapikan sprei sisi per sisi
perlak, dan alas perlak akan menghemat energi
- Pasang seprai terbawah perawat dan membuat sudut
yang terlipat dengan segitiga memantapkan posisi
bagian tengah lipatan di sprei di kasur.
bagian tengah tempat
tidur. Pastikan bahwa
keliman seprai berada di
bagian bawah sehingga
seprai bagian atas
memiliki dasar yang halus.
Bentangkan seprai di atas
kasur dan sisakan sedikit
bagian seprai di bagian
kepala tempat tidur agar
dapat diselipkan ke bawah
kasur.
- Bentuk sudut pada pojok
atas seprai di sisi dekat
anda dan selipkan seprai
ke bawah kasur, dimulai
dari kepala hingga kaki
tempat tidur.
- Apabila menggunakan
perlak, letakkan di atas Perlak untuk keperluan
seprai terbawah sehingga BAB/BAK klien.
bagian tengah lipatan
terletak di garis tengah
tempat tidur, tepi atas serta
tepi bawah perlak terletak
50
di bagian tengah puggung
klien hingga area paha
tengah atau lutut. Lipat
seperti kipas setengah
bagian teratas perlak
secara vertikal di tengah
tempat tidur atau tepi
tempat tidur terjauh dan
selipkan perlak pada tepi
yang terdekat ke bawah
tempat tidur.
- Bentangkan kain alas
perlak di atas perlak
dengan cara yang sama.
8. Pindah ke sisi lain dan
fiksasi seprai terbawah
- Selipkan seprai terbawah
ke bawah kepala kasur,
tarik seprai dengan kuat,
dan buat bentuk sudut
pasa pojok seprai.
- Tarik sisa seprai dengan
kuat sehingga tidak ada Kerutan dapat menyebabkan
kerutan. ketidaknyamanan untuk klien.
9. Pasang seprai teratas, Penggunaan selimut membuat
selimut dan selimut hias pasien merasa hangat.
- Letakkan seprai teratas
yang terlipat, dengan
bagian kelimat diatas, di
atas tempat tidur sehingga
lipatan bagian tengah
berada di tengah tempat
51
tidur dan tepi atas seprai
sama dengan tepi atas
kasur.
- Buka lipatan seprai diatas
tempat tidur.
- Lakukan prosedur yang
sama untuk selimut dan
selimut hias, tetapi
letakkan tepi teratasnya
sekitar 15cm dari kepala
tempat tidur untuk
memungkinkan manset
seprai dilipat keatasnya.
- Selipkan seprai, selimut,
dan selimut hias ke bawah
kasur di kaki tempat tidur,
dan buat sudut pada pojok
seprai dengan
menggunakan ketiga
lapisan tersebut.
- Lipat bagian atas seprai
teratas ke arah bawah
melebihi selimut hias,
membentuk sebuah
manset.
- Pindah ke sisi tempat tidur
yang lain dan fiksasi
seprai dengan cara yang
sama.
10. Pasang sarung bantal
bersih pada bantal sesuai
52
kebutuhan
- Pegang bagian tengan dari Agar lebih mudah
ujung sarung bantal mengambilnya dan mencegah
tertutup dengan sebuah penyebaran mikroorganisme.
tangan.
- Tarik ke atas sisi sarung
bantal sehingga menutupi
tangan yang memegang
sarung bantal. Kemudian
oleh tangan yang
terbungkus sarung bantal,
pegang bagian tengah sisi
bantal yang pendek.
- Dengan tangan yang
kosong, tarik sarung
bantal ke bawah sehingga
membungkus bantal.
- Sesuaikan sarung bantal
sehingga bantal terpasang
pas di ujung sarung bantal.
- Letakkan bantal dengan
benar di kepala tempat
tidur.
Agar terlihat rapi.
11. Berikan kenyamanan dan Untuk memastikan keamanan
keamanan kepada klien. pasien.
12. Cuci tangan setelah Untuk mencegah transmisi
prosedur dilakukan. mikroorganisme.
53
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawat bekerja dengan bermacam-macam klien yang perlu bantuan
perawatan kebersihan diri atau klien yang perlu belajar teknik hygiene. Hygiene
berasal dari bahasa Yunani yang berarti sehat. Hygiene perseorangan adalah
tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikisnya. Setiap orang berbeda-beda dalam memelihara kesehatannya,
antara lain dipengaruhi oleh faktor sosiokultural. Penyakit umumnya berhubungan
dengan kebiasaan kebersihan.
Hygiene perseorangan perlu dipertahankan untuk kenyamanan, keamanan
dan kesejahteraan. Orang yang sehat dapat mengurus diri dan memelihara
kesehatannya.Sakit membuat seseorang memerlukan bantuan perawat untuk
melakukan praktik hygiene yang rutin. Perawatan diri menjadi kompleks karena
kondisi fisik dan keadaan emosi klien.
54
Daftar Pustaka
55