Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri dan lingkungan merupakan
bagian dari kebutuhan dasar manusia.Ini berarti bahwa setiap manusia
membutuhkan kenyamanan pada diri dan lingkungan. Dalam memberikan
suasana atau memenuhi kebutuhan tersebut bukan berarti perawat harus
membersihkan lingkungan,tetapi bagaimana perawat tersebut menciptakan
lingkungan yang aman bagi pasien. Jika pasien mempunyai lingkungan
nyaman,tenang maka perawat tersebut merasakan kedamaian sehingga stress
yang terdapat pada dirinya akan hilang dan memotivasi pasien untuk bekerja
sama dalam program perawatan.
Prosedur pemenuhan kebutuhan diri dan lingkungan dalam pelayanan
keperawatan dapat meliputi menyiapkan tempat tidur terbuka dan
tertutup,merawat kulit pada daerah yang tertekan,merawat kuku,hygiene vulva
dan memandikan pasien.

1.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
1) Mengetahui bagaimana cara pemenuhan kebutuhan hygiene
pada pasien.
2) Mengetahui dan lebih mengenal kebutuhan personal
hygiene
2) Tujuan Khusus
1) Memenuhi tugas makalah tentang kebutuhan hygiene
Sebagai bahan tinjauan tugas untuk demonstrasi kebutuhan
hygiene.

1.3 Manfaat Penulisan


1) Menambah pengetahuan tentang kebutuhan hygiene.
2) Menambah semangat untuk menjadi perawat yang profesional.
3) Menambah referensi tentang kebutuhan hygiene.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Hygiene


2.1.1 Citra tubuh

2
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingya hygiene
pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang
tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra
tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien
rapi sekali maka perawat mempertimbangkan rincian kerapian ketika
merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum
membuat keputusan tentang bagaimana memberikan perawatan hygienis.
Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit
fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan
hygiene.

2.1.2 Praktik sosial

Kelompok-kelompok sosial wadah seorang klien berhubungan


dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak,
anak-anak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka.
Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas
dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang
mempengaruhi perawatan kebersihan.

2.1.3 Status sosio-ekonomi

Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat


praktik kebersihan yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah
klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant,
sampo, pasta gigi dan kosmetik. Perawat juga harus menentukan jika
penggunaan produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial
yang dipraktikkan oleh kelompok sosial klien.

2.1.4 Pengetahuan

Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi


kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian,
pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi
untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang

3
penyakit atau kondisi mendorong klien untuk meningkatkan hygiene.
Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam
mengurangi resiko kesehatan dapat memotivasi seseorang untuk
memenuhi perawatan yang diperlukan.

2.1.5 Variable kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi


perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti
praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di Asia kebersihan
dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara Eropa,
bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam
seminggu.

2.1.6 Pilihan Pribadi

Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan


untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Klien memilih
produk yang berbeda (misal : Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi)
menurut pilihan pribadi.

2.1.7 Kondisi fisik

Orang yang menderita penyakit tertentu (misal : Kanker tahap lanjut)


atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau
ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.

2.2 Tipe Perawatan Hygiene

2.2.1 Perawatan Dini Hari (Early morning care)

Diberikan pada klien setelah mereka bangun pada pagi hari.


Perawatan ini yaitu memberikan urinal atau pispot kepada pasien yang

4
menjalani tirah baring, mencuci wajah dan tangan, dan memberikan
perawatan mulut pada pasien. (Kozier, 2009)

2.2.2 Perawatan Pagi Hari (Morning care)


Seringkali dilakukan setelah pasien sarapan, meskipun dapat
dilakukan sebelum sarapan. Perawatan ini biasanya mencakup pemberian
urinal atau pispot (kepada klien yang tidak dapat ambulasi), mandi,
perawatan perineum, masase punggung, dan perawatan mulut, kuku dan
rambut. Membenahi tempat tidur klien merupakan bagian dari perawatan
pagi hari. (Kozier, 2009)

2.2.3 Perawatan Sore Hari (Afternoon care)


Seringkali meliputi pemberian pispot atau urinal, mencuci tangan
dan wajah, membantu perawatan mulut agar pasien merasa segar. (Kozier,
2009)
2.2.4 Perawatan Saat Waktu Tidur (Hour of sleep care)
Diberikan kepada klien sebelum mereka tidur pada malam hari.
Perawatan biasanya mencakup menyediakan kebutuhan untuk eliminasi,
mencuci wajah dan tangan, memberikan perawatan mulut, dan
memberikan masase punggung. (Kozier, 2009)
2.2.5 Perawatan Sesuai Kebutuhan
Diberikan bila diminta oleh klien. Sebagai contoh, klien yang
diaforesis (Keringat berlebihan) mungkin perlu mandi serta sering
mengganti pakaian dan seprai. (Kozier, 2009)
2.3 Perawatan Kulit

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari


berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan
sensasi. Sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan
fungsinya. Ketika pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit
pribadi, maka perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga
bagaimana melaksanakan personal hygiene.

5
Seorang pasien yang tidak mampu bergerak bebas karena penyakit
akan berisiko mengalami terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang
tergantung dan terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya
matrasi gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi
sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat menyebabkan
dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan
bakteri dan menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat
menyebabkan maserasi kulit.
Tujuan perawatan kulit pada pasien yaitu :
1) Pasien akan memiliki kulit yang utuh dan bebas bau badan
2) Pasien dapat mempertahankan rentang gerak
3) Merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisipasi dan
memahami metode perawatan kulit.

No Tindakan Rasional
A Persiapan Pasien
1. Sebelum melaksanakan
prosedur, informasikan pada
klien bahwa perawat akan
membantu klien untuk
melakukan perawatan kulit.

2. Jelaskan pada klien setiap


prosedur dan berikan
penjelasan bantuan yang
dibutuhkan oleh perawat.
B. Persiapan Alat
1. Baskom cuci
2. Sabun
3. Air hangat
4. Agen pembersih (NaCl
0,9%)
5. Balutan

6
6. Pelindung kulit
7. Plester
8. Sarung tangan
C. Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien. Meningkatkan partisipasi klien
dalam perawatan.
2. Cuci tangan dan gunakan Mencegah transmisi
sarung tangan. mikroorganisme.
3. Tutup pintu ruangan atau Memberikan privasi kepada klien.
tarik tirai di sekitar pasien.
4. Atur posisi dengan miring Agar lebih mudah mengkaji luka
kiri atau kanan. dan pasien merasa nyaman.
5. Kaji luka atau kulit tertekan Untuk mengetahui seberapa parah
dengan memperhatikan luka pada pasien agar
warna, kelembapan, penanganannya tepat dan efisien.
penampilan sekitar kulit,
ukur diameter kulit, dan ukur
kedalaman.
6. Cuci kulit sekitas luka Agar luka menjadi bersih dan tidak
dengan air hangat secara terjadi infeksi.
menyeluruh.
7. Dengan perlahan, keringkan Agar luka tidak lembap dan
kulit secara menyeluruh memicu perkembangan
dengan masase. mikroorganisme.
8. Bersihkan luka secara Agar tidak timbul infeksi yang
menyeluruh dengan agens lebih parah.
pembersih (NaCl 0,9%),
gunakan semprit irigasi luka
pada luka yang dalam.
9. Setelah selesai berikan obat Untuk mempercepat proses
atau agens topikal. penyembuhan.

7
10. Bereskan peralatan dan cuci Mencegah transmisi
tangan setelah prosedur mikroorganisme.
dilakukan.

2.4 Perawatan Kaki dan Kuku

Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk


mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak
sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan.
Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal hygiene
karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab
itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan kaki
dan kuku sering kali dilakukan selama klien mandi, tetapi mungking diberikan
kapan saja untuk mengakomodasi pilihan atau jadwal klien (Kozier, 2009)
Tujuan perawatan kaki dan kuku yaitu :
1) Pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut
2) Pasien merasa nyaman dan bersih
3) Pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan
kuku dengan benar.

No Tindakan Rasional

A. Persiapan Pasien

1. Sebelum melaksanakan
prosedur, informasikan pada
klien bahwa perawat akan
membantu klien untuk
melakukan perawatan
kebersihan kaki dan kuku.

2. Jelaskan pada klien setiap


prosedur dan berikan

8
penjelasan bantuan yang
dibutuhkan oleh perawat.

3. Setelah prosedur, ingatkan


kepada klien untuk mengulang
langkah-langkah yang telah
dikerjakan.
B. Persiapan Alat

1. Baskom berisi air hangat


2. Bantal
3. Bantal disposabel anti lembap
4. Sabun
5. Waslap
6. Perlengkapan pembersih dan
pemotong kuku kaki
7. Losion atau bedak kaki
8. Alat pemotong kuku
9. Bengkok
10. Orange stick
11. Handuk
C. Prosedur Kerja

1. Jelaskan prosedur pada klien danMeningkatkan partisipasi klien pada


pastikan klien tidak punya alergiperawatan, agar respon alergi dapat dicegah.
terhadap peralatan yang kita
gunakan terutama handuk, waslap,
dan sabun.
2. Tata rapi peralatan di meja dekat Pengkondisian dan penghematan waktu serta
tempat tidur. meningkatkan efisiensi.
3. Cuci tangan dan kenakan sarungMencegah transmisi organisme.
tangan.
4. Tarik tirai sekitar tempat tidur atauMengurangi ansietas dan mempertahankan
tutup pintu ruangan. privasi klien.

9
5. Bantu klien duduk di kursi sampingKursi membuat kemudahan klien merendam
tempat tidur. Letakkan baskomkaki dalam baskom.
diatas bantalan anti lembap di kakiAgar baskom tidak mudah bergeser dan air
tempat tidur untuk klien yangyang terpercik tidak membasahi lantai.
terbaring di tempat tidur atau untuk
klien yang mamou ambulasi,
letakkan baskom di lantai di depan
kursi.
6. Isi baskom cuci dengan air hangatAir hangat dapat melunakkan kuku,
bersuhu 430-440C. mengurangi inflamasi kulit, melancarkan
sirkulasi.
7. Instruksikan klien untukMemungkinkan klien untuk mempertahankan
menempatkan jari-jari kakinya keposisi.
dalam baskom dan cuci kaki
tersebut, beri perhatian khusus
pada sela jari.
8. Biarkan jari kaki dan tangan klienPelunakan kutikula meningkatkan
terendam air hangat selama 10-20kemudahan pengangkatan sel mati.
menit. Hangatkan ulang air dalam
10 menit.
9. Bersihkan perlahan di bawah kukuTongkat orange dapat digunakan untuk
jari dengan menggunakan orange menghilangkan debris yang dapat menjadi
stick. tempat organisme.
10. Singkirkan baskom dan keringkanPengeringan menghambat pertumbuhan
jari secara menyeluruh. jamur dan mencegah maserasi jaringan.
11. Dengan gunting kuku, gunting jariPengguntingan kuku harus lurus melintang
kuku tangan lurus melintang ratamencegah keluarnya pinggiran kuku dan
pada bagian atas jari. pembentukan ujung kuku yang tajam dapat
mengakibatkan iritasi sisi lateral kuku.
12. Bentuk kuku dengan pengikirPengikiran kuku mencegah pemotongan kuku
kuku. terlalu dekat dengan pangkal kuku.
13. Dorong perlahan punggungMengurangi insiden inflamasi kutikula.
kutikula dengan orange stick. Hati-

10
hati agar tidak mencederai kutikula
tersebut.
14. .Bersihkan perlahan kuku jari kakiMengangkat debris dan kelebihan
klien dengan tongkat orange. kelembapan, mengurangi kesempatan infeksi.
15. Angkat kaki dari baskom danPengeringan menghambat pertumbuhan
keringkan secara menyeluruh. jamur.
16. Bersihkan dan gunting sedikit kukuMembentuk sudut kuku kaki dapat merusak
jari kaki lurus melintang. Janganjaringan.
mengikir sudut kuku kaki.
17. Beri lotion pada kaki klien danLotion meminyaki kulit kering dan
bantu ia kembali ke posisi yangmembantu mempertahankan kelembapan.
nyaman ke tempat tidur.
18. Pastikan bel pemanggil dalamMemberi keamanan bagi klien.
jangkauan klien dan tinggikan
siderail.
19. Bersihkan dan kembalikanMengontrol transmisi mikroorganisme.
peralatan dan bahan. Singkirkan
linen yang basah. Lepaskan sarung
tangan dan cuci tangan.

2.5 Hygiene Mulut


Hygiene oral yang baik meliputi stimulasi harian pada gusi, menyikat
gigi secara mekanis dan membersihkan gigi dengan menggunakan benang,
membilas mulut, serta melakukan pemeriksaan ke dokter gigi secara teratur.
Perawat sering kali berada pada posisi untuk membantu individu
mempertahankan hygiene oral dengan membantu atau mengajarkan mereka
untuk membersihkan gigi dan rongga mulut, menginspeksi apakah klien
(terutama anak-anak) telah melakukan hygiene oral, atau memberikan
perawatan mulut secara langsung pada klien yang sedang sakit atau tidak
mampu melakukan perawatan mulut. Perawat dapat juga mengidentifikasi
masalah yang memerlukan intervensi dari dokter gigi atau ahli bedah mulut
serta mengatur tindakan rujukan. (Kozier, 2009)
Tujuan perawatan hygiene mulut pasien yaitu :

11
1) Pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik
2) Untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui
mulut (misalnya tifus dan hepatitis)
3) Mencegah penyakit mulut dan gigi
4) Meningkatkan daya tahan tubuh
5) Mencapai rasa nyaman
6) Memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri
perawatan hygiene mulut dengan benar.
Untuk pasien yang sadar tetapi tidak dapat melakukan sendiri.
No Tindakan Rasional
A. Persiapan pasien
1. Menjelaskan maksud dan
tujuan tindakan.
2. Menjelaskan prosedur
tindakan.
3. Menanyakan persetujuan dan
kesiapan klien
B. Persiapan alat
1. Handuk
2. Sarung tangan disposabel
3. Piala ginjal (bengkok)
4. Sikat gigi
5. Spatel lidah yang telah
dibungkus dengan kain kasa
6. Gelas kumur berisi air hangat
atau NaCl, Obat kumur,
Chlorhexidine 1%
7. Pasta gigi
8. Benang gigi, minimal dua
helai sepanjang 20 cm
9. Pegangan benang gigi
(pilihan)
C. Prosedur Kerja

12
1. Jelaskan kepada klien dan Meningkatkan partisipasi klien pada
keluarga tentang apa yang perawatan.
akan anda lakukan dan kenapa
tindakan tersebut diperlukan.
2. Cuci tangan dan observasi Tindakan mengenakan sarung tangan
prosedur pengendalian infeksi disposabel saat memberikan
yang sesuai (mis., sarung perawatan mulut dapat mencegah
tangan disposabel) perawat terkena infeksi. Sarung
tangan juga mengurangi transmisi
perpindahan mikroorganisme.
3. Tarik tirai sekitar tempat tidur Memberikan privasi kepada klien.
atau tutup pintu ruangan.
4. Siapkan klien. Agar cairan tidak mengalir ke
Bantu klien ke posisi duduk di tenggorokan klien.
atas tempat tidur, jika kondisi
kesehatan memungkinkan.
Jika tidak memugkinkan,
bantu klien ke posisi miring
dengan kepala dimiringkan.
5. Letakkan handuk di bawah Mencegah linen tempat tidur menjadi
wajah klien dan mangkok kotor.
piala ginjal di bawah dagu.
6. Secara hati-hati retraksi gigi Mencegah klien menggigit jari dan
bagian atas dan bawah klien menyediakan kemudahan ke rongga
dengan spatel lidah yang mulut.
berbantalan dengan
memasukkan spatel dengan
cepat tetapi lembut diantara
geraham belakang.Masukkan
saat klien rileks.

7. Sikat gigi klien. Teknik sirkular menghilangkan plak


a. Pegang sikat gigi dan dan membersihkan bagian bawah
hadapkan bulu sikat pada

13
gigi dengan membentuk batas gingival.
sudut sebesar 45 derajat.
Menyikat lidah akan menghilangkan
Sikat akan membersihkan
materi dan lapisan kotoran yang
bagian bawah sulkus dari
terakumulasi.
dua atau tiga gigi seri secara
bersamaan. Menyikat secara lembut dan hati-hati
b. Gerakkan bulu sikat ke membantu mencegah refleks gag atau
depan dan kebelakang muntah.
dengan menggunakan
gerakan vibras atau
mengguncang dari sulkus ke
mahkota gigi.
c. Ulangi sampai semua
permukaan luar dan dalam
gigi serta sulkus gigi
dibersihkan.
d. Bersihkan permukaan atas
gigi yang digunakan untuk
mengunyah dengan
meggerakkan sikat gigi ke
depan dan kebelakang pada
permukaan gigi tersebut,
lakukan dalam gerakan
pendek.
e. Apabila lidah kotor , sikat
lidah dengan menggunakan
sikat gigi secara lembut.

14
8. Berikan klien cangkir berisi Membilas mulut secara saksama akan
air atau obat kumur untuk melepaskan partikel makanan dan
membilas mulut secara mengeluarkan partikel-partikel yang
saksama. Kemudian minta telah terlepas.
klien membuang air tersebut
dan sisa pasta gigi di mulut ke
dalam baskom. Alternatif lain
adalah pembilas mulut dari
saline normal dapat menjadi
cairan pembersih dan
pelembap yang efektif
9. Bersihkan gigi menggunakan Untuk membersihkan plak pada sela-
benang gigi. sela gigi.

a. Lilitkan salah satu ujung


benang di sekeliling jari
tengah pada setiap tangan.
b. Untuk membersihkan gigi
bagian atas, gunakan ibu jari
dan jari telunjuk Anda guna
meregangkan benang.
Gerakkan benang ke atas
dan ke bawah diantara gigi
dari atas mahkota gigi ke
gusi dan di sepanjang garis
gusi sejauh mungkin. Buat
bentuk “C” dengan benang
mengelilingi tepi gigi yang
sedang diberihkan. Mulai
dari bagian belakang sisi
kanan dan teruskan ke
belakang sisi kiri gigi, atau

15
kerjakan dari bagian tengah
gigi ke belakang rahang
pada sisi gigi sebelahnya.
c. Untuk menyikat gigi bagian
bawah gunakan jari telunjuk
Anda untuk meregangkan
benang.
d. Berikan air hangat atau obat
kumur pada klien untuk
membilas mulut dan berikan
piala ginjal untuk
membuang air bilasan
tersebut.
e. Bantu klien mengelap
mulutnya.
10. Jelaskan bahwa prosedur telah Menyediakan stimulasi yang
selesai bermakna pada klien yang tidak sadar
atau kurang responsive.

11. Lepaskan dan buang sarung Mencegah transmisi mikroorganisme.


tangan.
12. Atur kembali posisi klien Mempertahankan kenyamanan dan
yang nyaman, naikkan keamanan klien.
penghalang tempat tidur, dan
kembalikan tempat tidur pada
posisi semula.
13. Bersihkan peralatan dan Pembuangan peralatan kotor yang
kembalikan pada tempatnya. tepat dapat mencegah transmisi
bakteri.
Letakkan linen kotor ke dalam
tempat yang sesuai.
14. Cuci tangan. Mengurangi transmisi organisme.

15. Catat prosedur,termasuk Mencatat respon klien terhadap terapi


observasi yang berhubungan keperawatan.
(mis., perdarahan gusi,

16
mukosa kering, ulserasi, atau
krusta pada lidah) dan
laporkan setiap temuan yang
tidak umum pada perawat
penanggung jawab atau
dokter.

Memberikan perawatan mulut khusus


No. Tindakan Rasional
A. Persiapan pasien

1. Menjelaskan maksud dan


tujuan tindakan.
2. Menjelaskan prosedur
tindakan.
B. Persiapan alat
1. Handuk
2. Piala ginjal (bengkok)
3. Sarung tangan disposabel
4. Balok-gigitan untuk menahan
mulut agar tetap terbuka
5. Sikat gigi
6. Cangkir berisi air hangat
7. Pasta gigi
8. Obat kumur
9. Spuit dengan bulb berujung
karet
10. Kateter penghisap dengan
perlengkapan penghisap
11. Swab busa dan larutan
pembersih untuk
membersihkan membran
mukosa

17
12. Jeli minyak (Vaseline)
C. Prosedur Kerja
1. Jelaskan kepada klien dan
keluarga tentang apa yang
akan anda lakukan dan kenapa
tindakan tersebut diperlukan.
2. Cuci tangan dan observasi Tindakan mengenakan sarung tangan
prosedur pengendalian infeksi disposabel saat memberikan
yang sesuai (mis., sarung perawatan mulut dapat mencegah
tangan disposabel) perawat terkena infeksi. Sarung
tangan juga mengurangi transmisi
perpindahan mikroorganisme.
3. Tarik tirai sekitar tempat tidur Memberikan privasi kepada klien.
atau tutup pintu ruangan.
4. Persiapkan klien
Atur posisi klien yang tidak Pada posisi ini, saliva secara otomatis
sadar pada posisi miring, keluar karena gaya gravitasi, bukan
dengan kepala tempat tidur teraspirasi ke dalam paru-paru.
direndahkan.
Posisi ini merupakan salah Cairan akan segera keluar melalui
satu pilihan untuk perawatan mulut atau mengumpul di sisi mulut,
mulut pada klien yang tidak sehingga cairan ini dapat diisap.
sadar. Apabila kepala klien
tidak dapat direndahkan,
miringkan kepala ke satu sisi.
5. Letakkan handuk di bawah Mencegah linen tempat tidur menjadi
wajah klien dan mangkok kotor.
piala ginjal di bawah dagu.
6. Pasang sarung tangan Mencegah transmisi mikroorganisme
7. Bersihkan gigi dan bilas mulut Teknik sirkular menghilangkan plak
a. Pegang sikat gigi dan dan membersihkan bagian bawah
hadapkan bulu sikat pada batas gingival.
gigi dengan membentuk
Menyikat lidah akan menghilangkan
sudut sebesar 45 derajat.

18
Sikat akan membersihkan materi dan lapisan kotoran yang
bagian bawah sulkus dari terakumulasi.
dua atau tiga gigi seri secara
Menyikat secara lembut dan hati-hati
bersamaan.
membantu mencegah refleks gag atau
b. Gerakkan bulu sikat ke
muntah.
depan dan kebelakang
dengan menggunakan
gerakan vibras atau
mengguncang dari sulkus ke
mahkota gigi.
c. Ulangi sampai semua
permukaan luar dan dalam
gigi serta sulkus gigi
dibersihkan.
d. Bersihkan permukaan atas
gigi yang digunakan untuk
mengunyah dengan
meggerakkan sikat gigi ke
depan dan kebelakang pada
permukaan gigi tersebut,
lakukan dalam gerakan
pendek.
e. Apabila lidah kotor , sikat
lidah dengan menggunakan
sikat gigi secara lembut.
f. Bilas mulut klien dengan
menarik sekitar 10 ml air
atau cairan obat kumur ke
dalam spuit dan semprotkan
cairan tersebut secara
perlahan kesetiap sisi mulut.

19
g. Perhatikan dengan cermat Cairan yang tetap berada di dalam
untuk memastikan bahwa mulut mungkin dapat teraspirasi ke
semua larutan pembilas dalam paru-paru.
telah keluar dari mulut dan
masuk ke dalam piala
ginjal. Jika tidak keluar
semua, isap cairan dari
dalam mulut.
8. Inspeksi dan bersihkan
jaringan mulut.
a. Apabila jaringan mulut Agar membran mukosa tidak kering.
tampak kering atau tidak
bersih, bersihkan jaringan
tersebur dengan swab busa.
b. Ambil sebuah swab busa Penggunaan alat pembersih yang
yang telah dibasahi dengan berbeda untuk setiap area mulut dapat
larutan pembersih, mencegah perpindahan
bersihkan membran mikroorganisme dari satu area ke area
mukosa pada satu pipi. lainnya.
Apabila tidak ada swab
busa, gunakan spatel yang
telah dibungkus dengan
kain kasa dan basahi kain
kasa tersebut. Buang swab
busa yang telah digunakan
dan bersihkan area
selanjutnya dengan swab
busa atau spatel yang
bersih.
c. Bersihkan semua jaringan
mulut secara berurutan,

20
dengan menggunakan alat
pembersih yang berbeda.
d. Observasi jaringan dari
deka untuk melihat adanya
inflamasi dan kekeringan.
e. Bilas mulut klien seperti
pada langkah 7.
f. Lepaskan dan buang sarung Mencegah terjadinya transmisi
tangan. mikroorganisme.
9. Pastikan kenyamanan klien
a. Angkat piala ginjal dan
keringkan daerah
disekeliling mulut klien
menggunakan handuk.
b. Lumasi bibir klien dengan Pelumasan mencegah bibir pecah-
jeli minyak. pecah dan infeksi karenanya.
10. Bereskan peralatan dan cuci Untuk mencegah transmisi
tangan. mikroorganisme.

2.6 Perawatan Rambut


Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari
cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau
ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut
sehari-hari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienis
perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status
kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik,
penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat-obatan dapat mempengaruhi
karakteristik rambut.
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai
proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri
dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak
dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien immobilisasi

21
rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo
merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus
diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan.
Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk
memelihara perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada pasien yang
memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau keluarga
pasien dalam melakukan hygiene rambut.
Tujuan perawatan rambut yaitu :
1) Pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan
sehat karena hilangnya mikroorganisme dari kulit kepala
2) Pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri
3) Pasien dapat berpartisipasi dalam melakukan praktik perawatan
rambut.

No Tindakan Rasional

A. Persiapan Pasien

1. Beritahukan pada klien kita akan


membantu klien untuk keramas.
2. Mereview kembali riwayat alergi
klien dan konfirmasikan penggunaan
shampo khusus atau treatment
tertentu yang dibutuhkan.
B. Persiapan Alat

22
1. Meja
2. Handuk (2-3 buah)
3. Baskom atau ember
4. Shampo
5. Hairdryer
6. Nampan khusus untuk keramas
7. Wadah air ; 2 buah yang berukuran
besar (1-2 galon) dan 1buah yang
berukuran kecil (2-3 gelas)
8. Sisir bersih dengan gigi tumpul dan
sikat rambut (lembut tapi dengan
bulu yang kuat)
9. Lap dan kapas
10. Alas plastik
11. Sarung tangan
12. Thermometer dan kondisioner
C. Prosedur Kerja

1. Jelaskan prosedur pada klien danMeningkatkan partisipasi klien pada


pastikan klien tidak punya alergiperawatan, agar respon alergi dapat
terhadap peralatan yang kita gunakandicegah.
terutama handuk, waslap, dan
shampo.

2. Mengatur tinggi tempat tidur atauMenghindari tekanan punggung


posisi duduk

3. Cuci tangan dan pakai sarung tangan Mengurang transmisi organisme

4. Pindahkan bantal di bawah klien atauPengaturan posisi untuk kenyamanan


bantu klien duduk klien

5. Letakkan alas linen dan dilapisiPenahan rambut rontok dan kotoran serta
handuk dibawah bahu dan kepala

23
klien menyokong leher

6. Handuk yang kedua dilipat danMelindungi pakaian klien, penahan


diletakkan di leher klien, lipat ujungrambut rontok dan kotoran serta
rambut sampai garis tengah untukmenyokong leher klien
menutupi bahu klien

7. Sisir rambut klien, observasi warna,Menghilangkan rambut kusut, sel kulit


tekstur, periksa adanya kutu danmati, dan ketombe, menstimulasi
infeksi sirkulasi kulit kepala dan
mengidentifikasi adanya
ketidaknormalan sejak dini

. 8. Sisir rambut dengan jari sambilMengkaji derajat kekusutan, status kulit


memijat kepala kepala, dan meningkatkan sirkulasi
darah ke kulit kepala

9. Miringkan kepala klien. BelahUntuk menghindari ketidaknyamanan


rambut klien jadi dua dan sisir
dengan arah mulai dari ujung rambut
ke atas

10. Bagi lagi rambut klien menjadiMemudahkan penanganan


bagian yang lebih kecil dan sisir lagi
secara berurutan dengan cara yang
sama.

11. Miringkan kepala klien kearah yang


berlawanan dan lakukan juga hal
yang sama seperti no. 8 dan 9

12. Sisir keseluruhan rambut Menstimulasi sirkulasi darah,


menghilangkan ketomba dan

24
merilekskan klien

13. Isi wadah dengan air hangat (40,50-Air hangat membantu sirkulasi darah ke
430C), periksa suhu air dengankulit kepala, menghilangkan rasa takut
termometer. dan perlukaan kulit

14. Letakkan nampan untuk keramas diPosisi untuk pengaliran air, memberikan
bawah leher klien. Leher klien beradakenyamanan klien, dan mengurangi
di tepi nampan yang berbentuk U,tekanan leher klien
atur handuk yang melindungi leher
sebagai bantalan

15. Posisikan ember dalam posisiMemudahkan pembuangan air dan


dibawah ujung nampan sedekatmengurangi percikan air ke ember
mungkin. Tepat dibawah tempat tidur
samping kanan dan kiri.

. 16. Letakkan lap di dahi klien dan kapasMencegah shampo atau air mengiritasi
selama keramas. mata dan mencegah air masuk ke telinga

17. Isi tempat air yang lebih kecil. UkurPenggunaan wadah yang lebih kecil
suhunya. Basahi rambut dengan hati-memudahkan prosedur dan menghindari
hati. Perhatikan agar air dalampercikan. Temperatur air dapat berubah
nampan tidak terlalu penuh. ketika air didiamkan. Membasahi rambut
membantu efek dari shampo.

18. Letakkan sedikit shampo ditelapakBusa shampo mempercepat hilangnya


tangan, pijat ke rambut hinggakotoran, ketombe, dan minyak yang
berbusa pijat kulit kepala denganberlebih di rambut dan kulit kepala
halus.

25
19. Bilas rambut. Menghilangkan shampo dan ketombe

20. Ulangi penggunaan shampo dan pijatMembersihkan rambut dan kulit kepala
rambut dengan lembut tapi agak lebihdengan seksama, memungkinkan
kuat untuk waktu yang agakobservasi adanya ketidaknormalan
lama. Periksa rambut dan kulit kepalarambut dan kulit kepala
jika terjadi lesi, infeksi, dsb.
Observasi klien untuk mengetahui
tanda relaksasi dan kenyamanan.

21. Bilas kembali. Menghilangkan shampo dan ketombe

22. Gunakan kondisioner atau bilasMembuat rambut lebih indah


kembali sesuai petunjuk produk yang
digunakan.

23. Angkat kepala klien ketika kitaMembersihkan area untuk kelengkapan


memindahkan nampan. prosedur menghindari cedera

. 24. Tutupi kepala klien dengan jalanMenyerap air dari rambut dan kulit
menggulung handuk dari bahu kekepala sekaligus menstilmulasi sirkulasi.
atas. Menghindari perasaan tidak nyaman

25. Pindahkan alas plastik dan handukMenghindari jatuhnya ketombe ke


dari tempat tidur dengan jalantempat tidur atau lantai
melipatnya ke dalam dengan hati-
hati.

26.
26. Turunkan kembali tempat tidur. Memberi kenyamanan bagi klien

27. Keringkan tangan dan lepaskanMenjaga keamanan di langkah


sarung tangan. selanjutnya

28. Nyalakan hairdryer, set pada suhuMenghindari cidera pada klien karena
hangat dan periksa temperature

26
dengan lengan tangan kita. terpajan suhu tinggi

29. Keringkan rambut, lakukan pada satuMempercepat pengeringan dan


sisi terlebih dahulu sambil menyisirmenghindari rambut menjadi kusut
rambut.

30. Menyisir rambut seluruhnya. Menghindari kusut dan menstimulasi


kulit kepala

31. Tata rambut sesuai keinginan klien. Memenuhi kesukaan personal klien

32. Pastikan agar klien merasa nyaman.Memberikan kenyamanan dan keamanan


Atur tempat tidur sesuai denganbagi klien untuk beristirahat
petunjuk medis, keamanan dan
kebutuhan untuk berkomunikasi.

33. Buang air, pindahkan, bersihkan, danMembersihkan lingkungan


kembalikan alat yang digunakan.

34. Cuci tangan setelah prosedurMencegah transmisi organisme


dilakukan.

2.7 Perawatan Mata, Telinga, dan Hidung

Tujuan dari Perawatan Mata, Telinga dan Hidung antara lain :


1) Mata, telinga, dan hidung klien dapat berfungsi dengan benar.
2) Mata, telinga, dan hidung klien tampak bersih.
3) Gangguan pada mata, telinga dan hidung menunjukkan proses
kesembuhan.
4) Klien dapat menunjukkan cara perawatan mata, telinga dan hidung
yang benar.
2.7.1 Mata

27
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata
karena mata secara terus – menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak
mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata.
Saat sakit, mata memproduksi air mata lebih dari normal sehingga tampak
berkaca-kaca.

No Tindakan Rasional

A. Persiapan Pasien

1. Jelaskan prosedur pada klien


2. Klien berbaring atau duduk
B. Persiapan Alat

1. Kapas
2. Normal saline
C. Prosedur Kerja

1. Cuci tangan dan gunakabMencegah penyebaran


sarung tangan. mikroorganisme

2. Gunakan air atau normalJangan gunakan sabun karena sabun


saline dan kapas ataudapat mengiritasi mata dan membuat
waslap/kompres untukpedih.
membersihkan mata

3. Posisikan klien tidak miringAgar saat membersih agar cairan dan


ke salah satu sisi mata. kotoran-kotoran tidak melalui hidung
dan mengkontaminasi mata.

4. Basahi kapas dengan larutanMeminimalisir masukan-masukan


yang telah dipilih dankotoran-kotoran ke area yang dialiri
usapkan sekali sambilductus lacrimal.
menggerakkan kapas dari
canthus bagian dalam ke
canthus bagian luar. Buang
kapas yang telah

28
dipakai. Teruskan teknik iniUntuk mencegah kembalinya kuman
gunakan 1 kapas untuk 1 kalike mata tersebut.
sampai mata menjadi bersih.

6. Minta klien untuk gantiUntuk mempermudah perawat dalam


posisi dan bersihkan matamembersihkan mata tersebut.
yang satunya dengan teknik
yang sama.

7. Bereskan peralatan dan cuciAgar rapi dan mencegah transmisi


tangan. organisme

a. Perawatan mata bagi klien yang tidak sadar


Pasien yang reflek kedipnya berkurang atau tidak ada dan pasien
yang kelopak matanya terus terbuka ini memerlukan perawatan yang
sering (minimal tiap 4 jam). Jika mata tersebut tidak terjaga
kelembapannya maka akan terjadi Corneal Ulceration yang disebabkan
oleh keringnya mata. Menurut teori keperawatan harus menggunakan
saline atau air mata buatan, untuk melumasi mata dan melindungi mata
agar tetap bisa tertutup.
b. Perawatan kacamata
Perawat seharusnya melakukan tindakan pencegahan untuk
melindungi agar kacamata tidak rusak. Pasien yang memerlukan kacamata
harus didukung/didorong untuk memakai kacamatanya untuk menghindari
peradangan. Kacamata harus dibersihkan di atas handuk sehingga jika
kacamata itu terjatuh maka tidak pecah atau rusak atau retak. Kacamata
dibersihkan dengan air hangat dan sabun. Kacamata harus dibilas setelah
dibersihkan dengan air dan sabun. Kacamata harus dikeringkan dengan
kain yang bersih dan lembut, seperti saputangan dan lap dari katun.
Kacamata tidak boleh dibersihkan dengan tissu kertas yang kering.
c. Perawatan mata tiruan

29
Hampir semua pasien yang memakai mata tiruan lebih suka
merawatnya sendiri dan mereka harus didukung untuk melakukan itu jika
memungkinkan. Peralatan yang diperlukan meliputi: baskom kecil, sabun,
dan air untuk mencuci dan membilas prosthesis. Normal saline atau air
ledeng dapat digunakan untuk membilas. Rongga mata dibilas dengan
normal saline sebelum mengganti mata tiruan tersebut. Sebagian besar
orang mempunyai cara sendiri untuk membersihkan rongga mata dan
sekitarnya. Pasien harus berbaring di bawah sehingga mata tiruan itu tidak
terjatuh ke lantai.
d. Persiapan perawatan lensa kontak
Lensa kontak adalah suatu cakram kecil yang dipasang langsung
pada bola mata. Lensa kontak akan melekat pada tempatnya oleh adanya
tegangan permukaan dari air mata, lensa yang keras (hardlens) dibuat dari
bahan yang tidak menyerap air dan nonpliable. Lensa lembut (softlens)
dibuat dari bahan plastik yang menyerap air, pliabel dan lembut. Lensa
dapat menjadi rapuh bila terjadi kekeringan dan akan menjadi normal jika
terkena cairan baik saline maupun air mata.
Orang yang memakai lensa kontak harus melindungi atau menjaga
lensa dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan mata infeksi atau
radang, dan menggunakannya dengan cara yang benar agar tidak melukai
atau menggores permukaan mata dan lensa. Lensa seharusnya dilepas
sebelum mandi shower, berenang, atau berjemur di bawah sinar matahari
atau jika terjadi iritasi saat terkena asap rokok. Pemakaian softlens dapat
dipakai selama 14 hari sampai 30 hari, jika ada gejala robek, nyeri, dan
warna merah harus segera dilepas. Lensa jangan sampai terkena kosmetik,
sabun, dan hairspray karena dapat menyebabkan iritasi mata. Jika terjadi
iritasi mata harus segera dilaporkan ke dokter.
2.7.2 Telinga
Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun,
pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya perlu dibersihlkan
baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat dan

30
keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman
pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal telinga luar, maka
akan mengganggu konduksi suara.

No Tindakan Rasional

A.
Persiapan Pasien

1. Jelaskan prosedur pada klien.

B.
Persiapan Alat

1. Handuk kecil yang lembut


2. Baskom berisi air hangat
C.
Prosedur Kerja

1. Jelaskan prosedur pada klien. Agar dalam pelaksanaannya klien


bisa lebih kooperatif.
2. Cuci tangan. Mencuci tangan tangan untuk
menghilangkan mikroorganisme.
3. Menutup pintu atau tarik tirai diMenjaga privasi klien.
sekitar tempat tidur.
4. Siapkan dan atur peralatan padaMemudahkan pelaksanaan tindakan.
tempat yang sangat mudah
dijangkau.
5. Bantu klien pada posisi duduk
atau memposisikan kepala klien
pada posisi yang nyaman.
6. Hadapkan telinga klien ke arahMemudahkan perawat untuk
perawat. melakukan prosedur.
7. Gosok telinga klien denganDengan handuk basah agar kotoran
handuk yang sudah dibasahi. dapat terangkat dengan mudah.
Arah penggosokan : Dari dalam keluar agar kotoran tidak
Pada bagian belakang telingaada yang tertinggal di dalam lekukan
gosok dari bawah ke atas. telinga.

31
Pada bagian dalam gosok bagian
lekukan dari dalam ke luar.
8. Keringkan dengan handukAgar tidak lembab dan tidak mudah
kering. kotor kembali.
9. Lakukan hal yang sama pada
telinga yang satunya.
10. Lakukan pemeriksaan seksamaAgar lebih jelas mengamati benda
pada kanal telinga. Denganasing atau srumen yang ada pada
menarik daun telinga ke arahkanal.
lateral atas.
Jika ada kotoran di saluran itu,
dibuang dengan irigasi yang
lembut pada telinga itu. Arus air
harus diarahkan ke arah sisi
saluran untuk mencegah lukaKarena dapat menyebabkan luka atau
pada gendang telinga. trauma pada kanal telinga dan ruptur
Jangan gunakan jepit rambut,pada membran timpani.
jepitan kertas (klip), kuku jari
tangan untuk mengeluarkan
kotoran dari telinga.
11. Bereskan peralatan, cuci tangan. Untuk merapikan dan mencegah
penyebaran mikroorganisme.

2.7.3 Hidung
Hidung berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature
dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya partikel
asing ke dalam sistem pernapasan.

No Tindakan Rasional

A. Persiapan Pasien

1. Jelaskan prosedur pada


pasien

32
2. Kaji kembali ada tdaknya
lesi dalam hidung
B. Persiapan Alat
1. Kapas atau tisu
2. Cotton bud (bila perlu)
3. Minyak biji kapas
4. Handuk kecil yang sudah
dibasahi
C. Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur padaAgar dalam pelaksanaannya klien
klien. bisa lebih kooperatif.
2. Cuci tangan. Mencuci tangan untuk
menghilangkan mikroorganisme.
3. Menutup pintu atau tarikMenjaga privasi klien.
tirai di sekitar tempat tidur.
4. Siapkan dan atur peralatanMemudahkan pelaksanaan tindakan.
pada tempat yang mudah
dijangkau.
5. Bantu klien pada posisiAgar kotoran dalam hidung tidak
duduk atau memposisikanmasuk kembali ke hidung pada saat
kepala klien pada posisimeniupkan kotoran itu.
yang nyaman.
6. Letakkan tissu di bawahTissu untuk menampung kotoran.
hidung tetapi janganPenutup lubang hidung menghalangi
sampai menutupi lubangpernapasan.
hidung.
7. Instruksikan klien untukUntuk mengeluarkan kotoran.
meniupkan udara dariPenutupan satu lubang hidung dapat
dalam hidung denganberbahaya karena dapat menekan
lembut. sisa kotoran justru masuk ke dalam
Kedua lubang hidung harushidung
terbuka saat melakukan
peniupan ini.
8. Ganti tissu yang baru jikaMencegah penyebaran
sudah terlalu kotor. Buangmikroorganisme.

33
tissu yang kotor pada
tempatnya.
9. Lakukan lagi sampai dirasa
bersih.
10. Gunakan tissu baru untukMenghilangkan rasa tidak nyaman
membersihkan sisa kotoranpada klien yang disebabkan oleh
yang tertinggal di ujungkotoran yang masih ada di dalam
lubang hidung danhidung.
sekitarnya.
Gunakan cotton bud jika
ada kotoran yang tertinggal
di bagian dalam.
11. Jika bagian luar hidungMinyak biji kapas atau mineral
(external nares) ituuntuk membantu dengan lembut atau
mengeras, gunakan minyakmelumaskan untuk memindahkan
biji kapas atau mineralkulit keras itu.
untuk mengusapnya.
12. Jika klien menggunakanPlester lembab karena mukosa nasal
selang makan atau suksion,mempermudah terjadinya mserasi
maka perawat haruskulit dan mukosa.
mengganti plester yang
mengikat selang minimalMungkin ada sekresi yang
sekali sehari. mengumpul.
Perawat harus selalu
membereskan daerah
sekitar selang dengan teliti.
13. Bersihkan daerah sekitarUntuk membersihkan sisa kotoran
hidung dan bibir denganagar tidak lengket.
menggunakan handuk kecil
yang telah dibasahi.
14. Kembalikan posisi klienAgar klien nyaman kembali.
seperti semula.
15. Bereskan peralatan. CuciMencegah penyebaran mikro

34
tangan. organisme.

2.8 Memandikan Pasien

Mandi menghilangkan akumulasi minyak,keringat, sel-sel kulit mati


dan beberapa bakteri. Perawat dapat menyadari kuantitas minyak dan sel-sel
kulit mati yang di hasilkan saat mengokservasi kulit klien setelah pelepasan
gips yang telah di pasang selama 6 minggu.Kulit menjadi bersisik
mengelupas,dan kering di bawah gips. Pengolesan minyak beberapa hari
biasanya di perlukan untuk menghlangkan debris. Akan tetapi mandi yang
berlebihan dapat mengganggu efek pelumas sebum yang di harapkan sehingga
menyebabkan kekeringan kulit. Hal ini merupakan pertimbangan penting pada
lansia, yang menghasilkan sebum terbatas (sekresi lemak dari kelenjar
sebasea). (Kozier, 2009)
Selain membersihkan kulit, mandi juga merangsang sirkulasi. Mandi
air hangat atau panas mendilatasi arterior supervisial, membawa lebih banyak
darah dan nutrisi ke kulit. Menggosok dengan gerakan halus dan panjang dari
bagian distal ke proksimal ekstremitas (dari titik terjauh tubuh ke titik
terdekat) sangat efektif dalam memfasilitasi aliran darah vena. (Kozier, 2009)
Aktivitas memandikan klien memberikan kesempatan yang baik bagi
perawat untuk mengkaji klien yang sakit. Perawat dapat mengobservasi
kondisi kulit klien dan kondisi fisik klien. Ketika membantu klien mandi,
perawat juga dapat mengkaji kebutuhan psikososial klien. (Kozier, 2009)
2.8.1 Kategori Mandi
Terdapat dua kategori mandi untuk klien : kebersihan dan terapeutik.
a. Mandi kebersihan dilakukan untuk tujuan hygienis meliputi tipe-tipe
berikut ini : (Kozier, 2009)
1) Mandi di tempat tidur dengan bantuan total (Complete bed bath).
Perawat memandikan seluruh tubuh klien dependen di tempat tidur.
2) Mandi di tempat tidur dengan bantuan parsial (Self-help bed bath).
Klien tirah baring dapat mandi sendiri tetapi perawat membantu untuk
mengelap punggung dan mungkin kaki klien.

35
3) Mandi parsial (Partial bath). Hanya bagian tubuh klien yang mungkin
menimbulkan ketidaknyamanan atau bau jika tidak dibersihkan :
wajah, tangan, aksila, area perineum, dan punggung. Lengan, dada,
abdomen, tungkai, dan kaki dapat diabaikan. Perawat memberikan
perawatan ini untuk klien dependen dan membantu klien tirah baring
dengan mengelap punggung mereka.
4) Mandi handuk (Towel bath) adalah mandi di tempat tidur, dengan
menggunakan larutan cepat kering yang mengandung desinfektan,
agens pembersih, agens pelembut yang dicampur dengan air. Larutan
siap pakai komersial ini digunakan pada suhu 43,3-48,00C.
5) Mandi kantong (Bag bath) adalah adaptasi dari towel bath. Peralatan
yang diperlukan adalah kantong plastik, 10-12 waslap, dan campuran
pembersih yang tidak perlu dibilas dengan air. Larutan dan waslap
dihangatkan sekitar 1 menit di microwave. Setiap area tubuh
dibersihkan dengan waslap yang berbeda dan kemudian dikeringkan
dengan handuk, pelembap dalam larutan tetap melekat pada kulit.
6) Mandi berendam (Tub bath). Mandi berndam lebih dipilih daripada
mandi ditempat tidur karena mandi berendam lebih mudah untuk
mandi dan membilas di bak mandi. Jumlah bantuan yang diberikan
perawat bergantung pada kemampuan klien.
7) Pancuran (Shower). Banyak klien ambulasi dapat menggunakan
fasilitas pancuran dan hanya memerlukan bantuan minimal dari
perawat. Roda pada kursi pancuran memungkinkan klien dipindahkan
dari kamar mereka ke pancuran. Kursi pancuran juga mempunyai
commode untuk mempermudah dalam membersihkan area perineum
klien selama proses mandi.
b. Mandi terapeutik diberikan untuk mendapatkan efek fisik, seperti
menyejukkan kulit yang teriritasi atau mengobati suatu area. Obat-obatan
dapat dicampur dalam air. Mandi terapeutik umumnya dilakukan dalam
sebuah bak mandi berisi sepertiga atau setengah air. Klien tetap berada di
bak mandi dalam waktu yang telah ditetapkan, seringkali selama 20-30

36
menit. Apabila punggung, dada, dan lengan diterapi, area-area ini perlu
direndam di dalam larutan. Suhu air mandi biasanya terdapat di program
dokter ; 37,7-460C untuk suhu air mandi orang dewasa dan 40,50C untuk
bayi.
2.8.2 Memandikan Klien Dewasa
No. Tindakan Rasional
A. Persiapan Pasien
1. Jelaskan prosedur pada klien
B. Persiapan Alat
1. Baskom atau bak cuci berisi
air hangat (antara 43-460C)
2. Sabun dan tempat sabun
3. Linen : selimut mandi, dua
handuk mandi, waslap, gaun
atau piyama bersih, atau
pakaian sesuai kebutuhan,
linen tempat tidur dan
handuk tambahan, jika perlu
4. Sarung tangan
5. Peralatan hygiene personal
(misal : deodorant, bedak,
losion)
6. Perlengkapan mencukur
untuk klien pria
7. Meja untuk meletakkan
perlengkapan mandi
8. Keranjang pakaian kotor.
C. Prosedur Kerja
1. Jelaskan kepada klien apa Meningkatkan partisipasi klien
yang akan anda lakukan, dan keluarga dalam perawatan.
mengapa hal tersebut
dilakukan, dan bagaimana
klien dapat bekerja sama.

37
Diskusikan dengan klien
tentang rencana
memandikan dan jelaskan
semua prosedur yang tidak
familier kepada klien.
2. Cuci tangan dan observasi Untuk mencegah transmisi
prosedur pengendalian mikroorganisme.
infeksi yang benar.
3. Berikan privasi pada klien Hygiene merupakan hal yang
dengan menarik gorden bersifat personal.
disekeliling pasien dan tutup
pintu masuk ke ruangan
klien.
4. Siapkan tempat tidur dan
atur posisi klien dengan
tepat.
- Atur posisi tempat tidur Tindakan ini untuk mencegah
pada ketinggian yang perawat melakukan jangkauan
nyaman untuk bekerja. dan peregangan yang tidak
Turunkan pagar tempat tidur semestinya dan meningkatkan
pada sisi di dekat anda. mekanika tubuh yang baik.
Pertahankan pagar yang lain
tetap naik.
- Letakkan selimut mandi Selimut mandi memberikan
diatas seprai teratas. kenyamanan, kehangatan, dan
Lepaskan seprai teratas privasi.
dibawah selimut mandi yang
dimulai dari bahu hingga
kaki klien. Minta klien
memegang dan menahan
bagian atas selimut ketika
menarik seprai ke kaki

38
tempat tidur.
- Lepaskan gaun klien
sementara klien tetap
tertutup selimut mandi.
Letakkan gaun di dalam
keranjang linen.
5. Buat sarung tangan mandi Sarung tangan mandi menahan air
dengan waslap. Ada 2 panas dengan lebih baik daripada
metode yang bisa dipakai waslap yang dipegang bebas dan
yaitu : mencegah ujung waslap
1) Metode Segitiga : (1) menggores kulit.
Letakkan tangan anda
diatas waslap (telapak
tangan menghadap ke
atas) ; (2) Lipat sudut atas
waslap ke atas tangan
anda ; (3) Lipat bagian
atas waslap ke bawah ;
dan (4) Selipkan ke bawah
sisi lipatan pada telapak
tangan anda untuk
memfiksasi sarung tangan.
2) Metode Empat Persegi
Panjang : (1) Letakkan
tangan anda diatas waslap
(telapak tangan memhadap
ke atas) dan lipat satu sisi
ke atas tangan anda ; (2)
Lipat sisi kedua ke atas
tangan anda ; (3) Lipat
bagian atas waslap ke

39
bawah ; dan (4) Selipkan
ke bawah sisi lipatan pada
telapak tangan anda untuk
memfiksasi sarung tangan.
6. Basuh wajah.
- Letakkan handuk dibawah Penggunaan ujung waslap yang
kepala klien, cuci mata klien berbeda akan mencegah
hanya dengan air dan penyebaran mikroorganisme dari
keringkan dengan baik satu mata ke mata lainnya.
(gunakan ujung waslap yang
berbeda untuk setiap mata).
- Tanyakan apakah klien ingin Sabun memiliki efek mengerikan,
membasuh wajahnya sabun. dan wajah, yang terpajan udara
- Kemudian basuh, bilas, dan lebih banyak daripada bagian
keringkan wajah, telinga, tubuh lainnya, cenderung lebih
dan leher klien. kering.
- Angkat handuk dari bawah
kepala klien.
5. Cuci tangan dan lengan
klien.
- Letakkan sebuah handuk Handuk melindungi tempat tidur
secara memanjang di bawah agar tidak menjadi basah.
lengan yang jauh dari
perawat. Ambil lengan yang
jauh dari perawat terlebih
dahulu
- Basuh, bilas dan keringkan Gerakkan yang tegas dari area
lengan dengan meninggikan distal ke proksimal meningkatkan
lengan klien dan menyangga sirkulasi dengan cara
pergelangan serta siku klien. meningkatkan aliran balik vena.
Lakukan dengan gerakan
tegas, memanjang dari

40
pergelangan tangan ke bahu,
termasuk area aksila.
- Berikan deodoran atau
bedak jika diinginkan.
- Ulangi pada lengan dan
tangan di dekat perawat.
Lakukan dengan hati-hati
jika legan menggunakan
infus intravena.
6. Basuh dada dan abdomen
- Letakkan handuk mandi di Pertahankan klien agar tetap
atas dada klien secara hangat sambil mencegah pajanan
memanjang. Lipat selimut dada yang tidak perlu.
mandi kebawah area pubis
klien.
- Angkat handuk mandi dari
dada, dan basuh dada dan
abdomen dengan tangan
anda yang telah dipasang
sarung tangan waslap.
Berikan perhatian khusus
pada kulit dibawah payudara
dan setiap area lipatan kulit.
Bilas dan keringkan dengan
baik.
- Ganti selimut mandi nila
area tubuh telah
dikeringkan.
7. Basuh kaki dan tungkai
- Pajankan tungkai yang Menutup perineum meningkatkan
terjauh dari anda dengan privasi dan mempertahankan
melipat selimut mandi ke martabat klien.

41
arah tungkai yang lain, hati-
hati dan jaga perineum agar
tetap tertutup.
- Angkat tungkai dan letakkan Membasuh dari area distal ke
handuk mandi di bawah proksimal meningkatkan sirkulasi
tungkai dengan arah dengan menstimulasi aliran darah
memanjang. Basuh, bilas, vena.
dan keringkan tungkai
dengan gerakan panjang,
halus, dan tegas dari mata
kaki ke lutut menuju paha.
- Selimuti kembali tungkai
dan ulangi tindakan di atas
pada tungkai yang lain.
- Basuh kaki dengan
meletakkannya dalam
baskom air kemudian
keringkan.
8. Basuh punggung dan
kemudian perineum
- Bantu klien ke posisi prone Ini memberikan kehangatan dan
atau posisi miring mencegah pemanjanan yang tidak
membelakangi anda. semestinya.
Letakkan handuk mandi
secara memanjang di
sepanjang punggung dan
bokong sambil menjaga agar
bagian tubuh klien sebanyak
mungkin tertutup dengan
selimut mandi.
- Basuh dan keringkan

42
punggung klien dari bahu
hingga bokong, dan paha
bagian atas, beri perhatian
pada lipatan gluteus.
- Lakukan masase punggung
sekarang atau setelah
memandikan.
- Bantu klien ke posisi supine
dan tentukan apakah klien
dapat membasuh area
perineum secara mandiri.
Apabila klien tidak dapat
melakukannya, maka
selimuti klien dan basuh
area perineum.
9. Bantu klien menggunakan
peralatan rias seperti bedak,
losion, atau deodoran.
- Gunakan sedikit bedak. Untuk menghindari iritasi saluran
Usahakan agar bedak tidak pernapasan akibat menghirup
berterbangan ke udara. bedak. Bedak yang berebihan
dapat membuat lengket dan
berkerak, yang memicu terjadinya
iritasi.
10. Setelah selesai, kembalikan Agar klien merasa nyaman
pasien ke posisi semula. kembali.
11. Bereskan peralatan dan cuci Untuk mencegah transmisi
tangan. mikroorganisme.

2.8.3 Pertimbangan Sesuai Usia


1. Infant

43
Mandi spons disarankan untuk bayi baru lahir karena mandi di bak
setiap hari tidak dianggap perlu. Setelah mandi, bayi harus segera di
keringkan dan di bendung. Orang tua perlu dijelaskan bahwa
kemampuan bayi untuk mengatur suhu tubuh belum sepenuhnya
berkembang dan tubuh mereka cepat sekali kehilangan panas. (Kozier,
2009)
2. Anak
Dorong partisipasi anak yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya.Awasi anak dari dekat di dalam bak mandi. Jangan
menunggalkan mereka sendiri tanpa pengawasan. Untuk remaja, bantu
remaja sesuai kebutuhan untuk memilih deodoran dan antiperspiran.
Sekresi dari kelenjar keringat yang baru aktif bereaksi dengan bakteri
yang terdapat pada kulit, menyebabkan bau yang tajam. (Kozier, 2009)
3. Lansia

Untuk meminimalkan kekeringan kulit pada lansia, hindari


penggunaan sabun yang berlebihan. Waktu yang ideal untuk
melembabkan kulit adalah segera setelah mandi. Hindari penggunaan
bedak karena bedak menyebabkan hilangnya kelembapan dan
merupakan inhalan (zat yang dapat dihirup) yang berbahaya. (Kozier,
2009)

2.9 Mempertahankan Kenyamanan Lingkungan Ruangan Klien


Orang yang umumnya terbaring di tempat tidur sewaktu sakit, sering
kali dalam waktu yang lama,oleh sehingga tempat tidur menjadi suatu elemen
penting dalam kehidupan klien. Suatu tempat yang bersih, aman dan nyaman
dapat meningkatkan kemampuan klien beristirahat dan tidur serta memiliki
perasaan sejahtera. Furnitur dasar di fasilitas pelayanan kesehatan meliputi
tempat tidur, meja di samping tempat tidur,overbed table, satu kursi atau lebih,
dan sebuah tempat penyimpanan pakaian.Sebagian besar unit tempat tidur
juga memiliki lampu panggil, lampu tetap, stop kontak listrik, dan peralatan
higienis di meja samping tempat tidur.

44
1.9.1 Tempat tidur di Rumah Sakit

Kerangka tempat tidur di rumah sakit di bagi menjadi tiga bagian. Hal
ini memungkinkan kepala dan kaki tempat tidur dielevasikan secara
terpisah. Sebagian besar tempat tidur memiliki motor lisrik untuk
mengoperasikan engsel yang dapat bergerak. Motor tersebut diaktivasi
dengan menekan sebuah tombol atau menggerakkan pengungkit yang
kecil, yang terletak disisi tempat tidur atau pada sebuah panel kecil yang
terpisah dari tempat tidur tetapi di hubungkan dengan kabel ke tempat
tidur, yang dapat segera digunakan oleh klien. (Kozier, 2009)

Tempat tidur di rumah sakit biasanya memiliki tinggi 66 cm dan lebar


0,9 m, lebih sempit daripada tempat tidur biasa, sehingga perawat dapat
menjangkau klien dari salah satu sisi tempat tidur tanpa melakukan
peregangan yang tidak perlu. Panjangnya biasanya 1,9 m. Beberapa tempat
tidur memiliki panjang yanag dapat ditambah untuk mengakomodasi klien
yang sangat tinggi. Fasilitas perawatan jangka panjang untuk klien yang
mampu melakukan ambulasi biasanya memiliki tempat tidur yang rendah
untuk memfasilitasi klien untuk naik dan turun dari tempat tidur. Sebagian
besar tempat tidur memiliki posisi”tinggi” dan”rendah” yang dapat di atur
baik secara mekanik ataupun secara elektrik dengan menggunakan sebuah
tombol atau pengungkit. Posisi tinggi memungkinkan perawat untuk
menjangkau klien tanpa melakukan peregangan atau pembungkukan yang
tidak perlu. Posisi yang rendah memudahkan klien untuk melangkah dari
tempat tidur ke lantai. (Kozier, 2009)

1) Kasur
Kasur biasanya dilapisi dengan bahan tahan air agar tidak mudah kotor
dan dapat dengan mudah dibersihkan. Sebagian besar kasur memiliki
pegangan di bagian sisinya yang di sebut pengangkat, sehingga
memungkinkan kasur dipindahkan. Banyak kasur khusus juga digunakan
di rumah sakit untuk mengurangi tekanan pada daerah penonjolan tulang.

45
Kasur ini terutama berguna bagi klien yang terbaring di tempat tidur dalam
jangka waktu lama. (Kozier, 2009)
2) Pagar Tempat Tidur
Pagar tempat tidur, atau sisi pengamanan, digunakan baik pada tempat
tidur brankar di rumah sakit. Pagar tempat tidur terdiri dari berbagai
bentuk dan ukuran serta biasanya terbuat dari logam. Peralatan untuk
menaikkan dan menurunkannya berbeda. Jika kondisi klien mengharuskan
penggunaan pagar tempat tidur, penting bagi perawat jangan
meninggalkan sisi tempat tidur jika pagar tidur sedang diturunkan. Posisi
turun dan rendah digunakan jika pagar tempat tidur tidak dibutuhkan.
Pada beberapa model, dasar tempat tidur harus dinaikkan sebelum
pagar tempat tidur dapat diletakkan dalam posisi rendah, jika tidak pagar
tempat tidur dapat mengenai lantai. Posisi pagar tempat tidur yang tinggi
atau naik digunakan jika klien berada di tempat tidur dan memerlukan
perlindungan agar tidak terjatuh. Beberapa institusi memiliki formulir
penolakkan yang harus ditandatangani oleh klien bila menolak
penggunaan pagar tempat tidur.
3) Papan Kaki
Papan kaki digunakan untuk menyangga kaki klien yang di mobilisasi
dengan sudut 90o terhadap tungkai guna mencegah kontraktur plantar
fleksi.
4) Bed Cradle
Bed cradel, kadang kala disebut kerangka anderson, adalah alat yang
dirancang untuk menjaga seprai paling atas tidak menyentuh kaki, tungkai,
dan bahkan abdomen klien. Seprai diletakkan di atas Bed Cradle dan
difiksasi. Terdapat beberapa jenis Bed Cradle. Salah satu Bed Cradle yang
paling umum adalah batang besi yang melengkung yang dipasang tepat
diatas tempat tidur, bagian dari Cradle Pas terpasang di bawah kasur dan
siku-siku besi yang kecil menekan setiap sisi kasur untuk menjaga Cradle
tepat pada tempatnya. Kerangka dari beberapa Cradle meluas sampai lebih
dari setengah lebar tempat tidur, di atas satu tungkai.

46
1.9.2 Merapikan tempat tidur

Perawat perlu memiliki kemampuan untuk mempersiapkan tempat


tidur rumah sakit dengan cara berbeda untuk tujuan tertentu. Pada sebagian
besar kondisi tempat tidur dirapikan setelah klien mendapatkan perawatan
tertentu. Akan tetapi, setiap saat perawat peru merapikan tempat tidur yang
ditempati atau mempersiapkan tempat tidur untuk kliem yang sedang menjalani
pembedahan.

No. Tindakan Rasional


A. Persiapan Pasien
1. Pasien dituntun turun ke
kursi untuk mendapatkan
posisi yang nyaman.
2. Jelaskan pada klien setiap
prosedur dan berikan
penjelasan bantuan yang
dibutuhkan oleh perawat.
B. Persiapan Alat
1. Bantal kepala
2. Kantong plastik Dua
seprai rata atau sebuah
seprai berkaret dan sebuah
seprai rata
3. Kain alas perlak
4. Sebuah selimut
5. Sebuah selimut hias
6. Perlak
7. Sarung bantal untuk
cucian atau keranjang
linen kotor portabel, jika
ada.
C. Prosedur Kerja
1. Jelaskan kepada klien Untuk meningkatkan

47
tentang apa yang akan partisipasi klien dalam
anda lakukan. perawatan.
2. Cuci tangan. Untuk mencegah transmisi
mikroorganisme.
3. Berikan privasi klien. Hygiene merupakan hal yang
bersifat personal.
4. Letakkan linen bersih Hal ini mencegah kontaminasi
pada kursi klien atau pada silang atau perpindahan
overbed table, jangan mikroorganisme dari satu klien
diletakkan di tempat tidur ke klien yang lainnya melalui
klien lain. linen yang kotor.
5. Kaji dan bantu klien Untuk memastikan keamanan
meninggalkan tempat tidur klien.
dan bantu klien duduk di
kursi yang nyaman.
6. Lepas linen dari tempat
tidur
- Longgarkan semua linen Bergerak ke sekeliling tempat
tempat tidur secara tidur mencegah peregangan
sistematik, dimulai dari dan penjangkauan berlebihan
bagian kepala tempat tidur serta kmungkinan timbulnya
pada sisi terjauh dan ketegangan otot.
bergerak ke sekeliling
tempat tidur sampai
berakhir di bagian kepala
tempat tidur pada sisi
terdekat.
- Lepaskan sarung bantal,
jika kotor, dan letakkan
bantal di kursi yang
berada dekat kaki tempat
tidur.
- Lipat linen yang akan Melipat linen menghemat

48
digunakan kembali, waktu dan energi ketika akan
seperti selimut hias dan memasangnya kembali.
seprai teratas tempat tidur,
menjadi empat bagian.
Pertama-tama, lipat seprai
menjadi setengah bagian
dengan menarik ke bawah
tepi bagian atas sehingga
bertemu tepi bagian
bawah, dan kemudian dari
lipatan tersebut pegang
bagian tengah tepi paling
bawah dan tepi paling
atas, lalu angkat pegangan
tersebut.
- Lepaskan perlak dan
letakkan di keranjang jika
telah kotor.
- Gulung semua linen kotor
sehingga terbungkus oleh
seprai terbawah, pegang Tindakan ini esensial unuk
gulungan tersebut dalam mencegah penyebaran
jarak yang jauh dari mikroorganisme ke perawat
seragam anda, dan dan orang lain.
letakkan langsung ke
dalam keranjang linen
kotor.
- Pasang kasur secara kuat,
gunakan pengangkat jika
ada, dan tarik kasur ke
atas ke bagian kepala

49
tempat tidur.
7. Pasang seprai terbawah, Merapikan sprei sisi per sisi
perlak, dan alas perlak akan menghemat energi
- Pasang seprai terbawah perawat dan membuat sudut
yang terlipat dengan segitiga memantapkan posisi
bagian tengah lipatan di sprei di kasur.
bagian tengah tempat
tidur. Pastikan bahwa
keliman seprai berada di
bagian bawah sehingga
seprai bagian atas
memiliki dasar yang halus.
Bentangkan seprai di atas
kasur dan sisakan sedikit
bagian seprai di bagian
kepala tempat tidur agar
dapat diselipkan ke bawah
kasur.
- Bentuk sudut pada pojok
atas seprai di sisi dekat
anda dan selipkan seprai
ke bawah kasur, dimulai
dari kepala hingga kaki
tempat tidur.
- Apabila menggunakan
perlak, letakkan di atas Perlak untuk keperluan
seprai terbawah sehingga BAB/BAK klien.
bagian tengah lipatan
terletak di garis tengah
tempat tidur, tepi atas serta
tepi bawah perlak terletak

50
di bagian tengah puggung
klien hingga area paha
tengah atau lutut. Lipat
seperti kipas setengah
bagian teratas perlak
secara vertikal di tengah
tempat tidur atau tepi
tempat tidur terjauh dan
selipkan perlak pada tepi
yang terdekat ke bawah
tempat tidur.
- Bentangkan kain alas
perlak di atas perlak
dengan cara yang sama.
8. Pindah ke sisi lain dan
fiksasi seprai terbawah
- Selipkan seprai terbawah
ke bawah kepala kasur,
tarik seprai dengan kuat,
dan buat bentuk sudut
pasa pojok seprai.
- Tarik sisa seprai dengan
kuat sehingga tidak ada Kerutan dapat menyebabkan
kerutan. ketidaknyamanan untuk klien.
9. Pasang seprai teratas, Penggunaan selimut membuat
selimut dan selimut hias pasien merasa hangat.
- Letakkan seprai teratas
yang terlipat, dengan
bagian kelimat diatas, di
atas tempat tidur sehingga
lipatan bagian tengah
berada di tengah tempat

51
tidur dan tepi atas seprai
sama dengan tepi atas
kasur.
- Buka lipatan seprai diatas
tempat tidur.
- Lakukan prosedur yang
sama untuk selimut dan
selimut hias, tetapi
letakkan tepi teratasnya
sekitar 15cm dari kepala
tempat tidur untuk
memungkinkan manset
seprai dilipat keatasnya.
- Selipkan seprai, selimut,
dan selimut hias ke bawah
kasur di kaki tempat tidur,
dan buat sudut pada pojok
seprai dengan
menggunakan ketiga
lapisan tersebut.
- Lipat bagian atas seprai
teratas ke arah bawah
melebihi selimut hias,
membentuk sebuah
manset.
- Pindah ke sisi tempat tidur
yang lain dan fiksasi
seprai dengan cara yang
sama.
10. Pasang sarung bantal
bersih pada bantal sesuai

52
kebutuhan
- Pegang bagian tengan dari Agar lebih mudah
ujung sarung bantal mengambilnya dan mencegah
tertutup dengan sebuah penyebaran mikroorganisme.
tangan.
- Tarik ke atas sisi sarung
bantal sehingga menutupi
tangan yang memegang
sarung bantal. Kemudian
oleh tangan yang
terbungkus sarung bantal,
pegang bagian tengah sisi
bantal yang pendek.
- Dengan tangan yang
kosong, tarik sarung
bantal ke bawah sehingga
membungkus bantal.
- Sesuaikan sarung bantal
sehingga bantal terpasang
pas di ujung sarung bantal.
- Letakkan bantal dengan
benar di kepala tempat
tidur.
Agar terlihat rapi.
11. Berikan kenyamanan dan Untuk memastikan keamanan
keamanan kepada klien. pasien.
12. Cuci tangan setelah Untuk mencegah transmisi
prosedur dilakukan. mikroorganisme.

53
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perawat bekerja dengan bermacam-macam klien yang perlu bantuan
perawatan kebersihan diri atau klien yang perlu belajar teknik hygiene. Hygiene
berasal dari bahasa Yunani yang berarti sehat. Hygiene perseorangan adalah
tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikisnya. Setiap orang berbeda-beda dalam memelihara kesehatannya,
antara lain dipengaruhi oleh faktor sosiokultural. Penyakit umumnya berhubungan
dengan kebiasaan kebersihan.
Hygiene perseorangan perlu dipertahankan untuk kenyamanan, keamanan
dan kesejahteraan. Orang yang sehat dapat mengurus diri dan memelihara
kesehatannya.Sakit membuat seseorang memerlukan bantuan perawat untuk
melakukan praktik hygiene yang rutin. Perawatan diri menjadi kompleks karena
kondisi fisik dan keadaan emosi klien.

54
Daftar Pustaka

Alimul.A.aziz,Hidayat,Musrifatul.2008.Keterampilan Dasar Praktik


Klinik.ed 2.Jakarta : Salemba Medika

Asmadi.2011.Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar


Klien.Jakarta : Salemba Medika

Bedoyere, Camilia De La,Katie Dicker.2010. Personal Hygiene and Sexual


Health.London : Evans Brothers

Brooker Chris.2008.Ensiklopedia Keperawatan.Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Dingwall, Lindsay.2010.Personal Hygiene Care.Malaysia : Wiley-


Blackwell

Lawson, Louise, Ian Peate.2009.Essential Nursing Care : A Workbook For


Clinical Practice.United Kingdom : John Wiley’s & Sons

Pyle, Walter Lytle.2011. A Manual of Personal Hygiene: Proper Living


Upon A Physiologic Basis.London : Bibliobazaar

Rooyen, R. M. Van,Portia Janine Jordan.2009. Foundations of Nursing


Practice: Fundamentals of Holistic Care.New York : Mosby Elsevier

Synder, Shirlee, Barbara Kozier, Glenora Erb.2009. Buku Ajar Praktik


Keperawatan Klinis Kozier & Erb, Ed.5.Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Williams, Jesse Feiring.2010.Personal Hygiene Applied. London :


Bibliobazaar

55

Anda mungkin juga menyukai