PENDAHULUAN
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi
akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian), dan
biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Femur merupakan tulang
terkeras dan terpanjang pada tubuh, oleh karena itu butuh kekuatan benturan yang
besar untuk menyebabkan fraktur pada femur. Insiden fraktur femur sebesar 1-2
kejadian pada per 10.000 jiwa penduduk setiap tahunnya. Kebanyakan
penderitaberusia produktif antara 25 – 65 tahun, laki-laki lebih banyak menderita
terutama pada usia 30tahun. Penyebab fraktur sangat bervariasi, baikakibat
kecelakaan ketika mengendarai mobil, sepeda motor, dan kecelakaan ketika
rekreasi.2,3
1
BAB II
ANALISIS KASUS
2.1.Identifikasi
Nama : Tn. Edianto Bin Kurnaini
JenisKelamin : Laki-laki
TanggalLahir : 1 Januari 1989
Pekerjaan : Buruh
Alamat : desa Tanjung Emas, Indralaya, Palembang, Sumatera
Selatan
Agama : Islam
Status : Sudah Menikah
MRS : 28 Juli 2019
No. RM : 57.79.89
Pembiayaan : BPJS
RiwayatPerjalananPenyakit
± 8 jam SMRS pasien mengeluh nyeri pada paha kiri. Nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk dan terus-menerus. Namun nyeri agak berkurang bila
pasien tidak menggerakkan kaki kiri. ± 9 jam SMRS pasien memanjat pohon
mangga dengan tinggi pohon ± 12 m. Ranting dari pohon mangga yang
menjadi pijakan pasien sehingga pasien terjatuh ke tanah dengan posisi badan
sebelah kiri sampai terlebih dahulu. Pasien tidak mengalami penurunan
kesadaran. Kemudian pasien ingin berdiri namun kaki kiri sulit untuk
digerakkan, terasa nyeri, dan terlihat tulang di daerah paha kiri muncul.
Keluarga pasien membawa pasien ke dukun. Di tempat dukun,
kakipasien di tarik-tarik sehingga tulang paha kiri masuk lagi ke dalam paha.
Dkun tersebut mengoleskan minyak kunyit dan mnutup dengan kapas pada
2
bekas luka di paha kiri. Sesampainya pasien di rumah, pasien mengeluh nyeri
yang sangat pada paha kiri sehingga pasien dibawa oleh keluarga pasien ke
RSUD Palembang BARI.
2.3.PemeriksaanFisik
KU : Tampak lemas
Kesadaran : Compos mentis
Skala nyeri : 4
3
Association (Hubungan) : Mual (-), muntah (-), sesak napas (-)
Timing (Saat terjadinya) : Nyeri saat kaki kiri bergerak
Exacerbating and relieving factor: nyeri dirasakan berkurang saat diberi
analgetik
Severity (Tingkat keparahan) : Nyeri semakin lama semakin hebat
Primary survey:
Airway : bisa berbicara jika di panggil namanya dengan suara keras
Breathing : pernafasan 20x/menit, suara napas kiri dan kanan vesikuler,
ronki tidak ada, wheezing tidak ada
Circulation : Frekuensi denyut nadi 96x/menit. Tekanan darah 120/70
mmHg. Sumber perdarahan tidak tampak.
Disability : Pasien terlihat sadar, membuka mata dengan spontan, dapat
melakukan gerakan pada ekstremitas sesuai perintah namun
gerakan terbatas pada tungkai kiri, pupil isokor, refleks cahaya
(+)
Exposure Ada krepitasi di daerah femur sinistra lateral, Suhu 36,80 C
Secondary survey:
Kepala:
a. Mata : conjungtiva tidak pucat, sklera ikterik (-/-), refleks cahaya
(+/+), pupil isokor kanan kiri
b. Hidung : napas cuping hidung tidak ada
c. Telinga : tidak ada kelainan
d. Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)
Leher: vena jugularais datar (tidak distansi), trakea di tengah, pembesaran KGB (-
/-), massa (-)
Thoraks :
a. Inspeksi : gerak nafas simetris, retraksi tidak ada, frekuensi nafas 20
x/menit
b. Palpasi : iktus kordis teraba pasa ICS 5 midclavicula sinstra, stem
4
frermitus kanan kiri sama
c. Perkusi : batas jantung normal, sonor pada kanan dan kiri
d. Auskultasi : suara jantung jelas dan reguler, suara paru vesikuler, ronki
tidak ada, wheezing tidak ada
Abdomen:
a. Inspeksi : datar, venektasi (-)
b. Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), hepar, lien tidak teraba
c. Perkusi : timpani
d. Auskultasi : bising usus dalam batas normal
Ekstremitas superior: akral hangat, deformitas (-), perdarahan (-)
Ekstremitas inferior:
Regio femur sinistra
a. Inspeksi: deformitas (+), soft tissue swelling (+), jejas (+), tulang keluar
dari jaringan lunak (-), sikatrik (-), warna kulit kemerahan, benjolan (-),
laserasi (+), perdarahan aktif (-)
b. Palpasi: nyeri tekan (+), teraba panas, fluktuasi (-), krepitasi (-), pulsasi
arteri (+), capillary refill test < 2”
c. ROM: aktif terbatas di darah sendi lutut dan panggul
2.4.PemeriksaanPenunjang
PemeriksaanDarahRutin
Hb : 13,2,0 g/dl (N : 14-16 g/dl)
Leukosit : 10.800 mm³ (N : 5000-10000/mm³)
Trombosit : 262.000 mm³ (N :150.000-400.000/mm³)
Hematokrit : 39% (N : 40 - 48%)
Waktu perdarahan : 3” (N : 1 – 6 detik)
Waktu pembekuan : 9” (N : 10 – 15 detik)
Hitung jenis :
- Basofil :0% (N: 0-1 %)
- Eosinofil :1% (N: 1-3%)
- Batang : 3% (N: 2-6%)
- Segmen : 75% (N: 50-70%)
5
- Limfosit : 20 % (N: 20-40%)
- Monosit :5% (N: 2-6%)
2.5.Diagnosis Banding
Fraktur tertutup femur sinistra
Fraktur terbuka femur sinistra
2.6.Diagnosis Kerja
Fraktur tertutup femur sinistra
2.7.Penatalaksanaan
Non medikamentosa
Tirah baring
Observasi tanda vital
Pemasangan bidai pada tungkai kiri
Medikamentosa
IVFD RL gtt XX/menit
Inj.ketorolac 3x 30 mg IV
Inj. Vicilin 3 x 1 gr IV
Lapor dokter Sp.Ortopedi -> ORIF
2.8.Komplikasi
Syok
Kompartemen sindrom
2.9.Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ad sanasionam : dubia ad bonam
6
DAFTAR PUSTAKA